I.
BERBAGAI PANDANGAN TENTANG DESAIN Bila mendengar kata Desain atau Design maka interpertasi orang akan berbedabeda, tergantung latar belakang keahlian, pendidikan dan kepentingannya masing-
masing. Hal tersebut adalah wajar, karena kata Desain atau Design pengertiannya luas, bisa dimulai dengan kegiatan merancang software, menyusun kerangka penelitian, merancang mesin dan peralatan lainnya, merancang konstruksi jembatan dan bangunan, merancang kota, busana, iklan, interior suatu ruang dan seterusnya. Rupanya setiap cabang profesi dan keahlian mempunyai hak untuk menggunakan istilah desain ini. Dalam makalah yang disiapkan untuk presentasi diforum ini akan dijelaskan konteks dan pengertian desain yang akan kita bahas. Kegiatan mendesain dipahami sebagai jenis perancangan dalam lingkup seni rupa, yang akan menghasilkan wujud benda dengan muatan-muatan manfaat (fungsi praktis utiliter fisikal, ekspresi estetik artistik, nilai-nilai tentang status simbol dan lain-lain) untuk manusia sebagai End User dalam memenuhi berbagai Need Will dan Fear-nya yang bersifat Biophysics Psycho Socio Culture Spiritual. Jadi dalam konteks pemahaman ini setiap jenis perancangan yang tidak melibatkan unsur kesenirupaan dalam proses pertimbangan, pemikiran dan pendekatannya, adalah diluar bahasan kita diforum ini. Dalam forum ini, titik berat pembahasan desain dibatasi lagi pada lingkup desain modern. Dimana jenis perancangan seperti yang dijelaskan sebelumnya, yang dalam proses pemikiran dan pendekatannya senantiasa menggunakan metode berfikir yang menggunakan metode analisis yang melibatkan aspek, relasi dan medan mekanisme kuantifikasi atau singkatnya metode rational. Peristiwa desain yang dibahas dalam sesi ini, dalam cakupan pengertiannya tak dapat dilepaskan dari fenomena-fenomena industrial ekonomi pasar segmen pasar teknologi material dan transportasi enerji manusia lingkungan hidup serta sosial budaya. Desain adalah produk kebudayaan hasil interaksi yang dinamis dari aspek sosial ekonomi teknologi keyakinan spiritual perilaku dan nilai-nilai tangible dan produksi -
II.
DESAIN UNTUK KEHIDUPAN MANUSIA. Manusia adalah makhluk dengan sifat-sifat dasar (Biophysics Psycho Socio Culture Spiritual), serta gagasan-gagasan abstrak - intangible tentang need will dan fear-nya dalam menyelenggarakan kehidupan bersamanya di bumi ini. Gagasan yang bersifat abstrak i-material tersebut, akan menjadi suatu wujud objek yang membenda dan tangible, bilamana ditautkan dengan fenomena-fenomena empirik dari material (yang bisa diadakan) teknik / skill / tools (yang dikuasai) serta enerji (yang dipergunakan), dengan dipandu oleh metoda kerja tertentu yang relevan. Pada dasarnya objek-objek tersebut senantiasa memiliki kandungan muatanmuatan fungsi praktis-utiliter, ekspresi-ekspresi estetika-artistik, indikasi-indikasi yang menginformasikan status-status sosial-ekonomis, intelektual dan lain-lain yang tertentu, yang kehadirannya satu sama lain akan saling pengaruh mempengaruhi, dengan tingkat
III.
DESAIN SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN Mengacu pada teori dari Abraham Maslow dan teori-teori lain tentang sistem kebutuhan manusia, bisa ditarik kesimpilan bahwa pada dasarnya manusia (sebagai makhluk Biophysics psycho socio culture spiritual) senantiasa mempunyai need will dan fear tertentu sesuai dengan cara pandang terhadap kehidupan (world view), situasi dan kepentingannya masing-masing. Ketiga hal tersebut diatas akan memandu dan memotivasi berbagai kegiatan manusia dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, sesuai dengan masa, lokasi geografis kawasan, kehidupan sosial budaya yang didukungnya, serta nilai-nilai spiritual kosmologis yang diyakininya.
IV.
EMOTIONAL DESIGN SEBAGAI KECENDERUNGAN DESAIN MASA KINI Tentang Produk, Manusia dan Emosi. Selama beberapa dekade terakhir, jelas terlihat bahwa dunia telah beralih dari basis ekonomi yang digerakkan oleh industri dimana mesin-mesin merupakan pahlawan, menjadi suatu basis ekonomi yang digerakan oleh manusia yang menempatkan komsumen dan pengguna suatu fasilitas sebagai pusat perhatian kursi kekuasaan. Belum lama berselang, sebuah artikel dari New York Times menyebutkan bahwa, Selama lima puluh tahun belakangan ini basis ekonomi telah berpindah dari produksi ke komsumsi. Perpindahan terjadi dari area rasionalisme ke tataran keinginan : dari objektif menjadi subjektif ; ke area psikologi. (manusia memiliki need will / want fear ). Komputer, mobil peralatan rumah tangga, telah beralih dari peralatan yang konsep yang lebih berfokus pada
bukan hanya alat transportasi saja saat ini, namun lebih banyak terkait dengan organisasi perjalanan yang dapat memperkaya hidup kita dalam banyak hal melalui program poin
pengalaman panca indra. Kecepatan / dinamika telah menggantikan stabilitas ; aset tak berwujud menjadi sangat bernilai dibandingkan aset yang berwujud. Model permintaan dievaluasi kembali secara
Dalam sebuah artikel Wall Street Journal yang berjudul So Long, Supply and Demand kesimpulan yang diperoleh adalah : Intinya adalah, kreativitas menjadi sangat penting dari pada modal sebagai pemicu utama pertumbuhan. Tetapi sesungguhnya apa yang membentuk konsep suatu produk yang hebat saat ini ? Dalam pasar dengan persaingan yang sangat tinggi dimana barang atau jasa saja tidak cukup untuk menarik suatu pasar yang baru atau bahkan mempertahankan klien atau pasar yang sudah ada, saya percaya bahwa aspek emosional dari produk atau fasilitas akan menjadi kunci perbedaan antara pilihan akhir konsumen, dengan harga yang akan mereka bayar. Yang dimaksud dengan kata emosional, ialah bagaimana suatu produk menggugah perasaan dan emosi konsumen atau pengguna suatu fasilitas; bagaimana suatu produk atau tatanan interior menjadi hidup bagi masyarakat dan membentuk hubungan yang mendalam yang bertahan lama. Kebutuhan dan keinginan emosional manusia benar-benar merupakan kunci untuk sukses, terutama pada saat ini lebih daripada sebelumnya. Selamat datang di dunia Emotional Design, suatu campuran yang dinamis dari aspek-aspek artistik, utiliter, imajinasi, pengalaman pancaindra, dan pendekatan visioner menuju perubahan. Emotional Design menyediakan alat serta metodologi untuk menghubungkan produk dari berbagai fasilitas dan ruang dengan emosional dengan cara yang mengagumkan. Emotional Design memfokuskan pada aspek yang paling mendesak dari karakter manusia; keinginan untuk memperoleh kepuasan praktis, material, dan mengalami pemenuhan emosional. Suatu produk atau tatanan ruang interior suatu fasilitas berada pada posisi yang unik untuk memperoleh aspek-aspek ini karena produk dan fasilitas ini dapat memanfaatkan dorongan-dorongan aspirasional yang mendasari motivasi manusia. pengguna melalui gejala-gejala secara
memancarkan stimulus-stimulus (gejala-gejala) yang bisa ditangkap dan di persepsi oleh ke 5 indera (indera-indera / penglihatan, penciuman, perasa, peraba, pendengar dan kombinasi-kombinasinya) manusia sebagai reciever yang kemudian secara kognitif di interpertasi dengan melibatkan imajinasi, proses berpikir, bernalar dan proses pengambilan keputusan atas apa yang akan dilakukan sebagai respon manusia terhadap stimulus yang ia tangkap tersebut. Respon tersebut bisa bersifat sebagai gagas, pikiran dan citra tentang objek-objek serta ruang yang bersangkutan maupun tingkah laku atau berbagai kegiatan. Dengan latar belakang budaya serta pengalaman hidup yang berbeda-beda sebagai latar belakang kepribadiannya, seorang individu akan memproses hal-hal yang diserap sebagai stimulus oleh inderanya menjadi masukan yang akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap persepsi maupun tingkah laku sebagai keluarannya Stimulus-stimulus tersebut bisa datang dari elemen-elemen fisik, baik berupa obyek-obyek pembentuk ruang, maupun elemen-elemen lain yang kasat mata maupun tidak kasat mata, yang dirasakan oleh unsur panca indera lainnya seperti material batu, suara air, rasa raba permukaan, suhu, pergerakan udara (angin) dan lain-lain. Seiring dengan semakin meningkatnya keinginan kita akan produk-produk perlengkapan sehari-hari yang lebih mengarah pada hubungan yang bersifat personal, maka untuk merancang suatu produk konsumen dan ruang untuk suatu fasilitas yang
mentransformasikan Renault menjadi salah satu merk top dalam industri mobil. Berbagai produk dan fasilitas ruang masa kini, hendaknya mampu memancarkan pengalaman-pengalaman yang hebat dan menyenangkan. Desainer masa kini hendaknya memiliki komitmen untuk menciptakan desain-desain yang ekspresif
penghematan waktu, Real food for a busy life fenomena tempat-tempat jajan, fenomena plastics bag ladies di Thailand dan sebagainya. 2. Fenomena pencaharian makna. Pada tahun 1989, saat Dalai lama berpidato di Central Park New York, ia berhasil mengumpulkan lima ribu rakyat Amerika sebagai audiensnya. Pada tahun 1999, Dalai lama kembali berpidato di Central Park, ia berhasil mengumpulkan hampir empat puluh ribu orang. Berdasarkan statistik terkini, tujuh dari sepuluh rakyat Amerika mengatakan bahwa mereka adalah orang yang religius, menganggap aspek spiritual sebagai hal yang paling penting dalam kehidupan mereka. Menurut World Travel Tourism Council, pelatihan dan meditasi (retreat) secara spiritual telah menjadi suatu alternatif hiburan yang umum, dan perjalanan ini menjadi salah satu segmen dalam industri perjalanan dan pariwisata di Amerika. Didalam dunia fashion, hal-hal mistis dari Timur sangat ramai dijadikan inspirasi para desainernya. Industri perawatan kulit, kesehatan dan kecantikan juga memahami tren ini, dan berhasil dengan sangat baik dalam menanamkan konsep
Retro-chic, cheesy, futuristic, sentimental, individualistic, kitsch. Fenomena nostalgia atau retro ada dimana-mana saat ini. VW beetle, lampu bundar pada mobil terbaru Mercedes penampilan retro jaguar keluaran terbaru, gaya tahun lima puluhan pada Old Nav adalah merupakan sedikit contoh di mana tren nostalgia / retro telah muncul. Saat kita memasuki millenium baru, masyarakat menggali kejadian-kejadian berharga di masa lalu untuk dibawa ke abad mendatang sering kali mempersoalkan dan mencampurkan (simbol-simbol) budaya ini kedalam sensibilitas yang modern atau bahkan futuristik. Tren ini sebagian mengenai usaha mengatasi kecemasan, kebutuhan untuk menjadi tenang dan membumi sejalan dengan masuknya kita ke masa depan yang super cepat, tidak pasti dan cenderung mencemaskan. Banyak produk dan tatanan ruang interior yang bisa melakukan penyegaran kembali citra mereka saat ini dengan menggunakan unsur-unsur dari masa lalu. 4 5. Fenomena ruang yang mengecil. Fenomena enerji yang berkurang, dsb. Emotional Design Emotional Design adalah relevansi antara budaya dengan hubungan emosional. Emotional Design adalah peristiwa antara orang dengan orang, bukan antara pabrik dengan orang. Dalam Emotional Design suatu produk perlu memiliki kualitas manusia dengan nilai-nilai emosionalnya, memerlukan kepribadian, yang mengekspresikan budaya produser melalui imajinasi yang dapat memikat orang. Apabila anda dapat membuat konsumen user menginginkan adanya anda pada desain anda, sebagai
desainer anda telah menciptakan suatu hubungan emosional yang menjanjikan. Desain suatu produk atau fasilitas ruang tanpa ekspresi, akan serupa dengan manusia yang tak memiliki hati, yang senantiasa dingin, tidak menarik dan membosankan, serta di jauhi oleh masyarakatnya. Oleh karena itu dalam olahan unsur-unsur desain, ciptakanlah ekspresi-ekspresi yang lebih emosional dalam desain anda.