Anda di halaman 1dari 11

Industrial Engineering Universitas Diponegoro

DESAIN DALAM KONTEKS PRAKTIS UTILITER, ESTETIKA DAN SIMBOLIK

Disiapkan oleh : Dr. Ahadiat Joedawinata Minggu, 27 November 2011

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011


Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


DESAIN DALAM KONTEKS PRAKTIS UTILITER, ESTETIKA DAN SIMBOLIK

I.

BERBAGAI PANDANGAN TENTANG DESAIN Bila mendengar kata Desain atau Design maka interpertasi orang akan berbedabeda, tergantung latar belakang keahlian, pendidikan dan kepentingannya masing-

masing. Hal tersebut adalah wajar, karena kata Desain atau Design pengertiannya luas, bisa dimulai dengan kegiatan merancang software, menyusun kerangka penelitian, merancang mesin dan peralatan lainnya, merancang konstruksi jembatan dan bangunan, merancang kota, busana, iklan, interior suatu ruang dan seterusnya. Rupanya setiap cabang profesi dan keahlian mempunyai hak untuk menggunakan istilah desain ini. Dalam makalah yang disiapkan untuk presentasi diforum ini akan dijelaskan konteks dan pengertian desain yang akan kita bahas. Kegiatan mendesain dipahami sebagai jenis perancangan dalam lingkup seni rupa, yang akan menghasilkan wujud benda dengan muatan-muatan manfaat (fungsi praktis utiliter fisikal, ekspresi estetik artistik, nilai-nilai tentang status simbol dan lain-lain) untuk manusia sebagai End User dalam memenuhi berbagai Need Will dan Fear-nya yang bersifat Biophysics Psycho Socio Culture Spiritual. Jadi dalam konteks pemahaman ini setiap jenis perancangan yang tidak melibatkan unsur kesenirupaan dalam proses pertimbangan, pemikiran dan pendekatannya, adalah diluar bahasan kita diforum ini. Dalam forum ini, titik berat pembahasan desain dibatasi lagi pada lingkup desain modern. Dimana jenis perancangan seperti yang dijelaskan sebelumnya, yang dalam proses pemikiran dan pendekatannya senantiasa menggunakan metode berfikir yang menggunakan metode analisis yang melibatkan aspek, relasi dan medan mekanisme kuantifikasi atau singkatnya metode rational. Peristiwa desain yang dibahas dalam sesi ini, dalam cakupan pengertiannya tak dapat dilepaskan dari fenomena-fenomena industrial ekonomi pasar segmen pasar teknologi material dan transportasi enerji manusia lingkungan hidup serta sosial budaya. Desain adalah produk kebudayaan hasil interaksi yang dinamis dari aspek sosial ekonomi teknologi keyakinan spiritual perilaku dan nilai-nilai tangible dan produksi -

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


intangible yang hidup dikomunitas budaya masyarakat dikawasan tertentu, pada periode waktu tertentu. Subyek objek wujud hasil desain pada dasarnya adalah merupakan hasil dari proses interaksi unsur-unsur tersebut di atas, sehingga secara akademis sebuah obyek produk sebagai objek hasil desain akan dapat menginformasikan atau memancarkan berbagai kisah, penjelasan dan tanda-tanda tentang bentuk budaya, sifatsifat lingkungan ekologi alam dari masyarakat komunitas tertentu yang menghasilkan dan menggunakannya dalam kurun waktu tertentu. Artinya secara ilmu iconography, produk-produk atau obyek-obyek desain tertentu, dapat menguak bentuk kebudayaan dan sifat-sifat lingkungan hidup dan habitat biota kawasannya pada masanya. Desain ditinjau dari segi latar belakang sosialnya (karena desain sebagai produk sosial), senantiasa akan terkait dengan fakta-fakta sosial budaya lainnya. Desain selalu merupakan jawaban terhadap sederet permasalahan sosial budaya serta lingkungan alam tempat manusia menyelenggarakan kehidupan bersamanya. Desain juga memiliki muatan yang bersifat educative yang mampu memberi pengaruh positif pada perilaku sosial dan membangkitkan wacana baru dalam dinamika sosial - budaya manusia.

II.

DESAIN UNTUK KEHIDUPAN MANUSIA. Manusia adalah makhluk dengan sifat-sifat dasar (Biophysics Psycho Socio Culture Spiritual), serta gagasan-gagasan abstrak - intangible tentang need will dan fear-nya dalam menyelenggarakan kehidupan bersamanya di bumi ini. Gagasan yang bersifat abstrak i-material tersebut, akan menjadi suatu wujud objek yang membenda dan tangible, bilamana ditautkan dengan fenomena-fenomena empirik dari material (yang bisa diadakan) teknik / skill / tools (yang dikuasai) serta enerji (yang dipergunakan), dengan dipandu oleh metoda kerja tertentu yang relevan. Pada dasarnya objek-objek tersebut senantiasa memiliki kandungan muatanmuatan fungsi praktis-utiliter, ekspresi-ekspresi estetika-artistik, indikasi-indikasi yang menginformasikan status-status sosial-ekonomis, intelektual dan lain-lain yang tertentu, yang kehadirannya satu sama lain akan saling pengaruh mempengaruhi, dengan tingkat

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


intensitas dan bobot yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis dan sifat dari masingmasing objek.

III.

DESAIN SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN Mengacu pada teori dari Abraham Maslow dan teori-teori lain tentang sistem kebutuhan manusia, bisa ditarik kesimpilan bahwa pada dasarnya manusia (sebagai makhluk Biophysics psycho socio culture spiritual) senantiasa mempunyai need will dan fear tertentu sesuai dengan cara pandang terhadap kehidupan (world view), situasi dan kepentingannya masing-masing. Ketiga hal tersebut diatas akan memandu dan memotivasi berbagai kegiatan manusia dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, sesuai dengan masa, lokasi geografis kawasan, kehidupan sosial budaya yang didukungnya, serta nilai-nilai spiritual kosmologis yang diyakininya.

IV.

EMOTIONAL DESIGN SEBAGAI KECENDERUNGAN DESAIN MASA KINI  Tentang Produk, Manusia dan Emosi. Selama beberapa dekade terakhir, jelas terlihat bahwa dunia telah beralih dari basis ekonomi yang digerakkan oleh industri dimana mesin-mesin merupakan pahlawan, menjadi suatu basis ekonomi yang digerakan oleh manusia yang menempatkan komsumen dan pengguna suatu fasilitas sebagai pusat perhatian kursi kekuasaan. Belum lama berselang, sebuah artikel dari New York Times menyebutkan bahwa, Selama lima puluh tahun belakangan ini basis ekonomi telah berpindah dari produksi ke komsumsi. Perpindahan terjadi dari area rasionalisme ke tataran keinginan : dari objektif menjadi subjektif ; ke area psikologi. (manusia memiliki need will / want fear ). Komputer, mobil peralatan rumah tangga, telah beralih dari peralatan yang konsep yang lebih berfokus pada

sangat terkait dengan teknologi ke arah konsumen

( consumser focused ), seperti pertunjukan gaya hidup. Pesawat terbang

bukan hanya alat transportasi saja saat ini, namun lebih banyak terkait dengan organisasi perjalanan yang dapat memperkaya hidup kita dalam banyak hal melalui program poin

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


bonus yang mereka kembangkan. Makanan tidak lagi sekedar kegiatan memasak atau rutinitas yang membosankan, tetapi lebih mengenai penawaran / gaya hidup dan

pengalaman panca indra. Kecepatan / dinamika telah menggantikan stabilitas ; aset tak berwujud menjadi sangat bernilai dibandingkan aset yang berwujud. Model permintaan dievaluasi kembali secara

ekonomi tradisional mengenai penawaran menyeluruh.

Dalam sebuah artikel Wall Street Journal yang berjudul So Long, Supply and Demand kesimpulan yang diperoleh adalah : Intinya adalah, kreativitas menjadi sangat penting dari pada modal sebagai pemicu utama pertumbuhan. Tetapi sesungguhnya apa yang membentuk konsep suatu produk yang hebat saat ini ? Dalam pasar dengan persaingan yang sangat tinggi dimana barang atau jasa saja tidak cukup untuk menarik suatu pasar yang baru atau bahkan mempertahankan klien atau pasar yang sudah ada, saya percaya bahwa aspek emosional dari produk atau fasilitas akan menjadi kunci perbedaan antara pilihan akhir konsumen, dengan harga yang akan mereka bayar. Yang dimaksud dengan kata emosional, ialah bagaimana suatu produk menggugah perasaan dan emosi konsumen atau pengguna suatu fasilitas; bagaimana suatu produk atau tatanan interior menjadi hidup bagi masyarakat dan membentuk hubungan yang mendalam yang bertahan lama. Kebutuhan dan keinginan emosional manusia benar-benar merupakan kunci untuk sukses, terutama pada saat ini lebih daripada sebelumnya. Selamat datang di dunia Emotional Design, suatu campuran yang dinamis dari aspek-aspek artistik, utiliter, imajinasi, pengalaman pancaindra, dan pendekatan visioner menuju perubahan. Emotional Design menyediakan alat serta metodologi untuk menghubungkan produk dari berbagai fasilitas dan ruang dengan emosional dengan cara yang mengagumkan. Emotional Design memfokuskan pada aspek yang paling mendesak dari karakter manusia; keinginan untuk memperoleh kepuasan praktis, material, dan mengalami pemenuhan emosional. Suatu produk atau tatanan ruang interior suatu fasilitas berada pada posisi yang unik untuk memperoleh aspek-aspek ini karena produk dan fasilitas ini dapat memanfaatkan dorongan-dorongan aspirasional yang mendasari motivasi manusia. pengguna melalui gejala-gejala secara

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


 Tentang lingkungan spasial, manusia dan emosi. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah lepas dari peristiwa-peristiwa spasial, karena didalamnya manusia beraktivitas dan berinteraksi dengan unsur-unsur lingkungan alam dan lingkungan peradabannya sendiri. Jika interaksi antar individu pada dasarnya merupakan persoalan komunikasi, maka interaksi antara individu dengan unsur-unsur visual maupun nonvisual dari suatu objek adalah merupakan masalah Bio physics psikologis - cultural yang berkaitan dengan kepribadian, situasi, kepentingan, latar belakang dan pandangan hidup (world view) seseorang. Setiap objek sebagai unsur dari lingkungan spasial yang mengelilingi seseorang yang berada dan beraktifitas di ruang tersebut berpotensi sebagai sender yang

memancarkan stimulus-stimulus (gejala-gejala) yang bisa ditangkap dan di persepsi oleh ke 5 indera (indera-indera / penglihatan, penciuman, perasa, peraba, pendengar dan kombinasi-kombinasinya) manusia sebagai reciever yang kemudian secara kognitif di interpertasi dengan melibatkan imajinasi, proses berpikir, bernalar dan proses pengambilan keputusan atas apa yang akan dilakukan sebagai respon manusia terhadap stimulus yang ia tangkap tersebut. Respon tersebut bisa bersifat sebagai gagas, pikiran dan citra tentang objek-objek serta ruang yang bersangkutan maupun tingkah laku atau berbagai kegiatan. Dengan latar belakang budaya serta pengalaman hidup yang berbeda-beda sebagai latar belakang kepribadiannya, seorang individu akan memproses hal-hal yang diserap sebagai stimulus oleh inderanya menjadi masukan yang akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap persepsi maupun tingkah laku sebagai keluarannya Stimulus-stimulus tersebut bisa datang dari elemen-elemen fisik, baik berupa obyek-obyek pembentuk ruang, maupun elemen-elemen lain yang kasat mata maupun tidak kasat mata, yang dirasakan oleh unsur panca indera lainnya seperti material batu, suara air, rasa raba permukaan, suhu, pergerakan udara (angin) dan lain-lain. Seiring dengan semakin meningkatnya keinginan kita akan produk-produk perlengkapan sehari-hari yang lebih mengarah pada hubungan yang bersifat personal, maka untuk merancang suatu produk konsumen dan ruang untuk suatu fasilitas yang

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


memberikan berbagai pengalaman indrawi penggunanya, emosi imajinasi dan visi menjadi aspek-aspek yang memerlukan perhatian yang lebih besar dalam proses mendesain dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Majalah Time edisi 21 Maret 2000, mencanangkan, issue tentang konsep Kelahiran Kembali Desain (The Rebirth of Design). Manusia memerlukan pengalaman yang berbeda-beda dalam hidupnya. Desainer-desainer kami tidak menciptakan sekedar mobil yang memenuhi persyaratan efektif, efisien serta kesehatan dan keselamatannya saja, namun kami juga sangat mengupayakan terciptanya pengalaman dan kenyamanan inderawi yang luar biasa bagi para pengguna mobil kami (J. Mays, perancang utama dari Volkswagen.) Konsep fungsi sebagai prioritas utama dalam desain, sudah ketinggalan zaman. Penciptaan desain-desain mulai dari radio, mobil, interior suatu bangunan sampai dengan sikat gigi dan berbagai produk kriya pada abad 21 dikagetkan oleh gaya yang mengejutkan dan menggugah emosi para pengamat dan konsumennya. Desain pada akhirnya akan menjadi milik abad ke 21, abad emosional. Dewasa ini liputan pada media berskala luas mengenai desain, meningkatkan status dan pengakuan terhadap para desainer seperti: Philippe Stark, sang enfant terrible dalam bidang furniture dan produk benda peralatan sehari-hari lainnya asal Perancis. J. Mays, perancang utama dari Volkswagen Jonathan Ive, si jenius dibalik desain-desain Apple. Tom Ford, desainer Renaissance yang memiliki beragam kejutan dibalik keberanian produk-produk Gucci dimata publik maupun dunia bisnis dengan cara yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Perusahaan-perusahaan kondang Eropa seperti seperti General Motor, merekrut desainer-desainer Anne Asensio, desainer yang telah membantu

mentransformasikan Renault menjadi salah satu merk top dalam industri mobil. Berbagai produk dan fasilitas ruang masa kini, hendaknya mampu memancarkan pengalaman-pengalaman yang hebat dan menyenangkan. Desainer masa kini hendaknya memiliki komitmen untuk menciptakan desain-desain yang ekspresif

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


dan memiliki hubungan-hubungan emosional dengan konsumen dan end user-nya. Ide-ide hebat yang dipancarkan oleh desainer melalui produk-produk yang diciptakannya hendaknya mempunyai potensi untuk menciptakan hubungan yang intens antara produsen dan konsumen sebagai end user-nya, desain dalam hal ini hendaknya berperan dalam menggugah emosi melalui pengalaman inderawi dari user-nya. Kalau suatu objek desain sebagai artefak budaya, pada umumnya memancarkan muatan-muatan : Fungsi praktis utiliter yang sarat dengan sifat-sifat efektif efisiennya Ekspresi-ekspresi estetik artistik yang ampuh Nilai-nilai simbolik yang mencerminkan status-status sosial ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat penggunanya maka titik berat orientasi desain masa kini cenderung berorientasi ke arah muatanmuatan yang bersifat rasa dan menggugah emosi, tanpa meninggalkan muatan-muatan yang bersifat fungsi praktis utiliternya beserta kaidah-kaidah efisien, efektif dan health safety-nya Selamat datang di panca indera abad 21!  Panca Indera, Wilayah Untuk Dieksplorasi Nuansa citra kenikmatan dari rasa yang tidak biasa, kenangan dari suara yang familier, sentuhan lembut dari bahan salut kursi yang halus, asosiasi dengan wangi yang menyegarkan merupakan stimulus yang membentuk kesan yang permanen pada memori emosional kita. Meskipun kita semua mempunyai pengalaman langsung tentang pengaruh kuat dari input sensoris, dan manfaatnya telah dibuktikan dengan jelas, pengaruh tersebut hanya mendapatkan perhatian yang sedikit dalam kaitannya dengan desain. Pengalaman dengan panca indera berlangsung dengan cepat, kuat dan mampu benar-benar mengubah hidup kita, namun pengalaman tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal pada langkah-langkah awal desain pada lingkup interior toko, pengembangan produk, desain kemasan dan sebagainya. Melihat perkembangan kompetisi antara perusahaan dan

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


berbagai produk saat ini, saya merasa bahwa tidak ada bisnis yang mampu mengabaikan ke lima indera manusia. Daya tarik panca indera yang di bangun secara hati-hati, dapat menciptakan preferensi dari konsumen dan user yang senantiasa ingin bisa membedakan sebuah produk atau fasilitas ruang di tengah-tengah lautan komoditas berkompetisi tersebut. Banyak sekali produk atau fasilitas ruang yang menampilkan stimulus-stimulus non verbal yang penting yang harus dilihat, didengar, dicicipi, dirasakan atau dibaui untuk dapat diapresiasi dengan tepat. Elemen panca indera dapat memberikan pengalaman yang kaya dan imajinatif bagi konsumen dan user sebagai suatu yang menginspirasikan apa yang digambarkan.  Fenomena-Fenomena Yang Menginspirasi 1. Fenomena kehilangan waktu Saat ini mulai terasa kecenderungan dimana kondisi paling penting dan paling mewah saat ini adalah waktu. Masyarakat dunia saat ini miskin akan waktu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurt Salmon Associates, perusahaan konsultan di New York, 60 % dari responden menjawab mereka hanya memiliki sedikit sekali waktu luang 44 % dari responden mengatakan bahwa berdasarkan pilihan-pilihan yang ada mereka lebih memilih untuk bisa memiliki lebih banyak waktu luang dari pada uang lebih. Jadi kita hidup pada masa dimana kecukupan materi semakin terpenuhi dan waktu yang semakin berkurang. Dari pada membeli barang-barang, orang lebih memilih menghabiskan uang menciptakan waktu yang berkualitas bagi mereka. Di era informasi ini kita terus-menerus dijejali dengan data dan tekanan untuk membuat keputusan dan pilihan penting hanya dalam hitungan detik. Jadi pada masa kini, masyarakat sangat memerlukan berbagai fasilitas yang mampu memberikan pengalaman ruang yang sangat mengesankan dan sangat menggugah emosi dan merangsang imajinasi yang kaya. Artinya masyarakat saat ini ingin sekali untuk bisa mendapatkan saat-saat untuk bersantai seperti juga untuk bersenangmereka untuk fasilitas yang saling

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


senang menikmati berbagai pengalaman yang menyenangkan pada waktu-waktu luang yang mereka bisa miliki. Pengalaman-pengalaman tersebut didapatkan dari peristiwa yang erat sekali dengan fenomena-fenomena emosional. Saat ini kita melihat kecenderungan melonjaknya produk-produk dan jasa-jasa yang berhubungan dengan segala sesuatu yang membantu orang untuk bisa bekerja lebih cepat dan singkat serta fasilitas beristirahat keluar dari kesibukkan mereka untuk sementara waktu. Fenomena ini juga menjadi sebab berkembangnya berbagai jenis bisnis perjalanan, fasilitas hiburan dan restoran serta fasilitas-fasilitas multi generasi lainnya sehingga keluarga yang jarang bisa menemukan waktu untuk berkumpul dapat saling berhubungan kembali. Mereka memerlukan waktu untuk bersenangsenang, pada saat menggunakan waktu untuk memberikan sentuhan pribadi ketika menciptakan lingkungan interior rumah atau fasilitas lain yang hangat dan akrab. Di sektor makanan kita melihat inovasi-inovasi yang didasarkan pada

penghematan waktu, Real food for a busy life fenomena tempat-tempat jajan, fenomena plastics bag ladies di Thailand dan sebagainya. 2. Fenomena pencaharian makna. Pada tahun 1989, saat Dalai lama berpidato di Central Park New York, ia berhasil mengumpulkan lima ribu rakyat Amerika sebagai audiensnya. Pada tahun 1999, Dalai lama kembali berpidato di Central Park, ia berhasil mengumpulkan hampir empat puluh ribu orang. Berdasarkan statistik terkini, tujuh dari sepuluh rakyat Amerika mengatakan bahwa mereka adalah orang yang religius, menganggap aspek spiritual sebagai hal yang paling penting dalam kehidupan mereka. Menurut World Travel Tourism Council, pelatihan dan meditasi (retreat) secara spiritual telah menjadi suatu alternatif hiburan yang umum, dan perjalanan ini menjadi salah satu segmen dalam industri perjalanan dan pariwisata di Amerika. Didalam dunia fashion, hal-hal mistis dari Timur sangat ramai dijadikan inspirasi para desainernya. Industri perawatan kulit, kesehatan dan kecantikan juga memahami tren ini, dan berhasil dengan sangat baik dalam menanamkan konsep

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Industrial Engineering Universitas Diponegoro


produk yang juga menyediakan manfaat kesehatan kedalam gagasan produk yang merefleksikan spiritualitas. 3. Fenomena nostalgia, pertemuan dari segala era.

 Retro-chic, cheesy, futuristic, sentimental, individualistic, kitsch. Fenomena nostalgia atau retro ada dimana-mana saat ini.  VW beetle, lampu bundar pada mobil terbaru Mercedes penampilan retro jaguar keluaran terbaru, gaya tahun lima puluhan pada Old Nav adalah merupakan sedikit contoh di mana tren nostalgia / retro telah muncul. Saat kita memasuki millenium baru, masyarakat menggali kejadian-kejadian berharga di masa lalu untuk dibawa ke abad mendatang sering kali mempersoalkan dan mencampurkan (simbol-simbol) budaya ini kedalam sensibilitas yang modern atau bahkan futuristik. Tren ini sebagian mengenai usaha mengatasi kecemasan, kebutuhan untuk menjadi tenang dan membumi sejalan dengan masuknya kita ke masa depan yang super cepat, tidak pasti dan cenderung mencemaskan. Banyak produk dan tatanan ruang interior yang bisa melakukan penyegaran kembali citra mereka saat ini dengan menggunakan unsur-unsur dari masa lalu. 4 5. Fenomena ruang yang mengecil. Fenomena enerji yang berkurang, dsb.  Emotional Design Emotional Design adalah relevansi antara budaya dengan hubungan emosional. Emotional Design adalah peristiwa antara orang dengan orang, bukan antara pabrik dengan orang. Dalam Emotional Design suatu produk perlu memiliki kualitas manusia dengan nilai-nilai emosionalnya, memerlukan kepribadian, yang mengekspresikan budaya produser melalui imajinasi yang dapat memikat orang. Apabila anda dapat membuat konsumen user menginginkan adanya anda pada desain anda, sebagai

desainer anda telah menciptakan suatu hubungan emosional yang menjanjikan. Desain suatu produk atau fasilitas ruang tanpa ekspresi, akan serupa dengan manusia yang tak memiliki hati, yang senantiasa dingin, tidak menarik dan membosankan, serta di jauhi oleh masyarakatnya. Oleh karena itu dalam olahan unsur-unsur desain, ciptakanlah ekspresi-ekspresi yang lebih emosional dalam desain anda.

Hotel Grasia Semarang, 27 November 2011

Anda mungkin juga menyukai