Anda di halaman 1dari 19

Tugas Hukum Perjanjian Internasional

Kedudukan Sister City Surabaya Seattle


Sebagai Bentuk Perjanjian Internasional
Comment [h1]: Penggunaan huruf miring hanya untuk kata-kata asing saja

Oleh : Nama : Khalimatus Sadiyah NIM : 09120006

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2010

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya karena tidak ada sesuatupun yang lebih dari pada-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasul dan Nabi kita Muhammad SAW karena sebaik-baik petunjuk yakni dari padanya. Serta dengan ridho-Nyalah makalah mata kuliyah Hukum Perjanjian Internasional dengan tema Kedudukan Sister City Surabaya Seattle Sebagai Bentuk Perjanjian Internasional ini dapat terselesaikan. Makalah Kedudukan Sister City Surabaya Seattle Sebagai Bentuk Perjanjian Internasional ini di tulis sebagai Tugas mata kuliyah Hukum Perjanjian Internasional. Dengan isi yang diambil dari beberapa sumber pustaka mengenai berbagai masalah Hukum Perjanjian Internasional. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang hukum perjanjian internasional kita serta menambah sedikit nilai prestasi saya. Kritik dan saran dari dosen pengajar mata kuliah Hukum Perjanjian Internasionalakan isi maupun bahasanya serta tambahan isinya sangat saya harapkan demi kesempurnaan dan demi bertambahnya ilmu pengetahuan hukum saya. Hanya inilah yang dapat saya sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Hukum Perjanjian Internasionalsaya ucapkan terima kasih.
Comment [h3]: idem Comment [h4]: tugas mata kuliah Comment [h2]: Kata sambung huruf kecil,sebagai

Surabaya, 08 November 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................. 1 B. RUMUSAN MASALAH .................................................................. 2 C. TUJUAN PENULISAN .................................................................... 2 D. METODE PENULISAN .................................................................. 2 E. SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................ 3

BAB II

LANDASAN TEORI .............................................................................. 4

BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL Pengertian Hukum Perjanjian Internasionla ..................................... Subjek Subjek Hukum Perjanjian Internasional .......................... Objek Hukum Perjanjian Internasional ............................................ Prosedur Hukum Perjanjian Internasional ....................................... B. SISTET CITY SURABAYA SEATTLE Uraian Singkat Kerjasama Sister City Surabaya Seattle ............. Subjek Subjek Kerjasama Sister City Surabaya Seattle ........... Objek Kerjasama Sister City Surabaya Seattle ............................ Prosedur Kerjasama Sister City Surabaya Seattle ........................ BAB IV ANALISIS ...............................................................................................18 BAB V PENUTUP A. SIMPULAN .......................................................................................21 B. SARAN ..............................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................23
Comment [h6]: Tidak perlu dibuat perbab. Hanya terdiri dari : 1.Pendahuluan (isinya latar belakang dan rumusan masalah 2.Perjanjian internasional 3.Kerjasama Sister City Surabaya Seattle 4.Analisis 5.Kesimpulan 6.Daftar Pustaka Comment [h5]: Subyek

BAB I PENDAHULUAN
Comment [h7]: Tanpa bab

A. LATAR BELAKANG MASALAH Dampak globalisasi yang melanda dunia ini menjadikan kaburnya garis-garis batas hubungan internasional. Salah satunya adalah adanya revolusi teknologi komunikasi dan transportasi yang signifikan yang menyebabkan keterlibatan aktor - aktor non Negara dalam ranah internasional kian menguat. Dalam aktifitas dunia Internasional antara Negara dengan Negara lain tidak lagi mendominasi praktek hubungan internasional. Posisi yang semakin penting dalam Hubungan Internasional diduduki para aktor-aktor non Negara. Aktor-aktor yang dimaksud antara lain Multinational Corporations, Non Government Organizations, bahkan individu kini telah menguat peranannya dalam turut mewarnai aktifitas hubungan internasional.1 Pemerintah local dalam arena internasional kehadirannya kini semakin aktif. Pemerintah-pemerintah lokal dari tiap-tiap negara di seluruh dunia saling berhubungan satu sama lain. Mereka membentuk jaring-jaring kerjasama. Kotakota, provinsi, berbagai negara bagian maupun negara-negara kecil telah melakukan aktifitas internasional. Dengan disahkannya otonomi daerah dan pemindahan pengelolaan daerah kepada Pemerintah Daerah dan Kotamadya yang efektif pada 2001, Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan pada bidang desentralisasi. Namun, untuk mencapai suatu tata kepemerintahan yang baik kemampuan pemerintah daerah dirasa masih kurang. Sedangkan solusi yang diberikan oleh pemerintah pusat masih belum memberikan gambaran yang cukup terhadap apa yang dibutuhkan pemerintah daerah. Otonomi daerah yang telah berjalan diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan dan pembangunan daerah. Akan tetapi, pembangunan daerah tidak akan datang dan terjadi begitu saja. Pembangunan di daerah baru akan
1 http:///ANALISIS-KERJASAMA-SISTERCITY-PEMERINTAH-DAERAH-POTENSIMASALAH-DAN-SOLUSINYA-edimirantojelajahpena.htm. diakses pada 12/10/2011

Comment [h8]: Gunakan bahasa ilmiah : subyek hukum Comment [h9]: Awal kalimat tidak boleh kata penghubung Comment [h10]: Perhatikan penggunaan huruf besar dalam EYD

Comment [h11]: Kutipan kurang dari 5 baris masuk dalam paragraph lurus sesu ai margin kiri

Comment [h12]: Perbaiki kalimatnya yng lebih ilmiah, tidak seperti bahasa surat kabar. Comment [h13]: Ganti dengan Disahkannya

berjalan jika sejumlah prasyarat telah dipenuhi oleh penyelenggara pemerintahan daerah.2
Comment [h14]: Jika kutipan lima baris, 1 spasi

Kekreatifan pemerintah daerah merupakan satu hal yang menjadi salah satu prasyarat pembangunan di daerah. Pembangunan daerah berkaitan pula dengan inisiatif lokal, dan untuk berinisiatif diperlukan kreativitas dari para

penyelenggara pemerintahan. Salah satu peluang yang dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah adalah dengan melakukan kerjasama internasional guna mencari pemecahan-pemecahan inovatif yang dihadapi Daerah. Dari permasalahan tersebut diatas kemudian pemerintah memberikan kebebasan kepada setiap daerah untuk menjalin kerjasama dengan kota-kota lain di luar negeri yang dikenal dengan nama sister city atau state / province.
Comment [h15]: uraian

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan Perjanjian Internasional ? 2. Apa saja subjek subjek dari Perjanjian Internasional ? 3. Apa yang menjadi Objek dari Perjanjian Internasional ? 4. Bagaimana prosedur dari Perjanjian Internasional ? 5. Bagaimana tentang Sister City Surabaya Seattle ? 6. Apa saja subjek subjek dari Sister City Surabaya Seattle ? 7. Apa yang menjadi Objek dari Sister City Surabaya Seattle ? 8. Bagaimana prosedur dari Sister City Surabaya Seattle ? 9. Bagaimana keabsahan dari kerjasama Sister City Surabaya Seattle ?
Comment [h16]: rumusan masalah cukup 1 saja yaitu rumusan yang ke 9 saja.

C. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui yang dimaksud dengan perjanjian internasional. 2. Mengetahui siapa saja yang bias menjadi subjek dari Perjanjian Internasional dan Sister City Surabaya Seattle ? 3. Mengetahui apa yang menjadi objek Perjanjian Internasional dan Sister City Surabaya Seattle ?
2

Drs. H. Syaukani, dkk. 2002. Otonomi Daerah, Dalam Negara Kesatuan

4. Mengetahui bagaimana prosedur dari Perjanjian Internasional dan Sister City Surabaya Seattle ? 5. Mengetahui keabsahan dari kerjasama Sister City Surabaya Seattle dalam hokum Perjanjian Internasional ?

D. METODE PENULISAN Dalam penulisan makalah ini, dalam pendekatannya penulis menggunakan metode study pustaka. Yaitu dengan cara mempelajari buku-buku literatur maupun artikel-artikel dari internet yang berhubungan dengan penulisan makalah ini.
Comment [h17]: Lurus margin kiri

E. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam makalah ini terlebih dahulu akan dibahas apa itu perjanjian internasional dan Sister City Surabaya Seattle. Setelah itu akan dibahas para subjek perjanjian internasional dan Sister City Surabaya Seattle, Objek perjanjian internasional dan Sister City Surabaya Seattle, Prosedur

perjanjian internasional dan Sister City Surabaya Seattle serta sejarah bagaimana Sister city itu bisa dilakukan Surabaya serta keabsahan dari kerjasama Sister City Surabaya Seattle dalam hokum Perjanjian Internasional

Comment [h18]: hilangkan

BAB II LANDASAN TEORI


Comment [h20]: tanpa bab. Bagian ini letakkan di latar belakang sebelum rumusanmasalah

Berlakunya UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional merupakan landasan konstitusional bagi Pemerintah Pusat dan pelaku hubungan luar negeri lainnya dalam penyelenggaraan Hubungan Luar Negeri yang lebih terarah, terpadu dan berlandaskan kepastian hukum. Sister city adalah wujud kongkrit dari pelaksanaan hubungan luar negeri yang dilakukan oleh daerah.3 Untuk mengembangkan potensi di tiap-tiap daerah yang dimiliki Indonesia agar lebih maju, maka pemerintah memberikan kebebasan kepada setiap daerah untuk menjalin kerjasama dengan kota-kota lain di luar negeri. Kebijakan itu ditandai keluarnya Peraturan Menteri dalam Negeri (PERMENDAGRI) No. 1 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri dan diperbaharui dengan PERMENDAGRI No. 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Pihak Luar Negeri di Jajaran Departemen Dalam Negeri. Dalam melaksankan kerjasama antar Daerah Kota harus didasarkan prinsip-prinsip yang tercantum dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007, yaitu: Efisiensi, efektivitas, sinergi, saling menguntungkan, kesepakatan bersama, itikad baik, mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Iindonesia, persamaan kedudukan, transparansi, keadilan, dan kepastian hukum. Sedangkan dalam melaksanakan kerjasama khusus dengan pihak luar negeri, maka ditambahkan dan diatur dengan PERMENDAGRI No. 3 tahun 2008 (pasal 2), menjadi: persamaan kedudukan, memberikan manfaat dan saling menguntungkan, tidak mengganggu stabilitas politik dan keamanan
Comment [h22]: Inilah norma yang harus dikaji dalam analisis Comment [h21]: Sebutkan lembaran Negara nomor -tahun berapa dan TLNnya

perekonomian, menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

3 http:///pendidikan-dan-pelatihan-otonomi-daerah-dan-sister-city-kota-kembar-sebagaipeluang-daerah-untuk-meningkatkan-kerjasama-internasional.html, diacces pada 11 Oktober 2011

mempertahankan keberlanjutan lingkungan, mendukung pengutamaan gender, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.4

http:///pengelolaan-perkotaan-lewat-skema-sister-city.html, diacces pada 11 Oktober

2011

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

A. HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL Perjanjian Internasional adalah perjanjian, dalam bentuk dan nama tertentu, yang diatur alam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik. (Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 24 Tahun 2000). Treaty means an international agreement concluded between states in written form and governed by international law, wether embodied in a single instrument or in two or more related instrumens and whatever its particular designation. (Pasal 2 ayat 1 butir a konvensi Wina 1969). Perjanjian internasional adalah semua perjanjian yang dibuat oleh negara sebagai salah satu subjek hukum internasional, yang diatur oleh hukum internasional dan berisi ikatan-ikatan yang mempunyai akibat-akibat hukum. (Terjemahan Pasal 2 ayat 1 butir a konvensi Wina 1969).
Comment [h26]: Lurus margin kiri Comment [h24]: Bahasa asing gunakan huruf miring Comment [h25]: Tambahkan terjemahan bebasnya adalah Comment [h23]: Untuk menghubungkan dua kalimat tambahkan beberapa kata, misalnya: Perngertian perjanjian internasional secara universal adalah..

Subjek Subjek Hukum Internasional yang Memiliki Kemampuan untuk Mengadakan Perjanjian Internasional a. Negara Negara dapat mengadakan perjanjian mengenai apapun tanpa ada hak dari pihak lain untuk membatasi maupun melarangnya. Pembatasanpembatasan bagi Negara untuk mengadakan perjanjian internasional lebih bersifat politis dari pada yuridis.5 b. Negara Bagian Ada dua model dari Negara federal. Pertama, Negara federal yang pelaksanaan hubungan internasionalnya dilakukan oleh pemerintah Negara federal sedangkan Negara bagian hanya mengurus dan mengatur urusan dalam Negara. Kedua, Negara federal yang memberikan hak-hak dan
5 I Wayan Parthiana. HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL Bagian I. Mandar Maju. Bandung. 2002. halaman 19 - 20

Comment [h27]: Judul buku penulisannya awal kata huruf besar tebal miring : Hukum Perjanjian Internasional

kewenangan kepada Negara bagiannya untuk melaksanakan hubungan internasional dalam batasan-batasan tertentu.6 c. Tahta Suci atau Vatikan Tahta Suci dapat membuka hubungan diplomatik dengan Negara maupun dengan organisasi internasional, demikian pula dapat ikut serta sebagai pihak dalam suatu perjanjian internasional.7 d. Wilayah Perwalian Wilayah penuh.8 e. Organisasi Internasional Hak, kekuasaan dan kewenangan suatu organisais internasional dalam mengadakan hubungan internasional atau menjadi pihak dalam perjanjian internasional terbatas pada bidang atau ruang lingkup kegiatannya atau apa yang menjadi maksud dan tujuan dari organisasi internasional itu sendiri.9 f. Kelompok yang Sedang Berperang/Kaum Belligerensi Pada dasarnya pemberontakan merupakan masalah interen suatu Negara, namun karena meluasnya pemberontakan itu sehingga berubah menjadi perang saudara maka hal itu sudah menyangkut kepentingan Negara lain ataupun masyarakat internasional pada umumnya. Dalam hal inilah dimensi internasionalnya muncul. Sehingga Negara-negara lain tidak bisa tinggal diam menyaksikannya.10 g. Bangsa yang Sedang Memperjuangkan Haknya Sebelum memperoleh kemerdekaannya, bangsa-bangsa terjajah itu memperjuangkan hak-haknya misalnya hak untuk merdeka, mengatur masalahnya sendiri, hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Dalam usaha memperjuangkan hak-haknya itu Negara-negara ada yang sudah mengakui
6

perwalian

dapat

diberikan

hak-hak

dan

kewajiban

internasional dalam ruang lingkup terbatas meskipun belum merdeka

I Wayan Parthiana., op cit., halaman 20 - 21 I Wayan Parthiana., op cit., halaman 21 8 I Wayan Parthiana., op cit., halaman 21 - 22 9 I Wayan Parthiana., op cit., halaman 22 - 24 10 I Wayan Parthiana., op cit., halaman 24 25

10

kepribadian internasionalnya secara mandiri. Terutama Negara-negara yang simpati terhadap perjuangannya. Mereka bersedia mengadakan perjanjian dalam kedudukan sama derajat memperjuangkan hak-haknya tersebut.
11

dengan bangsa

yang
Comment [h28]: Footnote 6 11 hanya satu saja dengan ibid., h.. - , bukan op.cit. Penulisan masuk 4 ketuk 1 spasi

Objek Hukum Perjanjian Internasional Setiap perjanjian pasti memiliki objek perjanjian. Tidak ada satupun perjanjian yang tidak memiliki objek yang pasti. Demikian pula dengan perjanjian internasional. Objek dari perjanjian Internasional adalah objek atau suatu hal yang diatur dalam perjanjian itu. Objek dari perjanjian internasional secara langsung menjadi nama dari perjanjian itu. Misalnya saja konvensi tentang garis batas wilayah yang berarti objek dari perjanjian tersebut adalah garis batas wilayah dari para pihak.
Comment [h29]: Langsung kaitkan dengan topic saudara

Prosedur Perjanjian Internasional Pembuatan perjanjian internasional dilakukan melalui tahap penjajakan perundingan, perumusan naskah, penerimaan, dan penandatanganan. (Pasal 6 Ayat (1) Undang-Undang No. 24 Tahun 2000).

Sejak mulai tahap penjajakan, kemudian perundingan untuk merumuskan naskah perjanjian, penerimaan dan akhirnya penandatanganan seluruhnya tunduk pada hokum internasional maupun hokum perjanjian internasional.

B. SISTER CITY SURABAYA SEATTLE Hubungan kerjasama sister city adalah hubungan kerjasama kota bersaudara yang dilaksanakan antara Pemerintah Kota, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota Administratif dengan Pemerintah Kota setingkat di luar negeri.12
Comment [h30]: Baris kedua lurus margin kiri

11 12

I Wayan Parthiana., op cit., halaman 25 - 26 Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 1 tahun 1992

11

Sister city sering juga di sebut Twining City atau dalam bahasa Indonesia kota kembar, dimana kerjasama antar kota bersifat luas, yang disepakati secara resmi dan bersifat jangka panjang.13 Kerjasama sister city antara Surabaya dan Seattle (Amerika serikat) dimulai sejak tahun 1992 oleh Walikota Surabaya (waktu itu) dr.H.Poernomo Kasidi.
14 Comment [h31]: Dalam karya ilmiah, g elar tidak boleh ditulis Comment [h32]: Satu paragraph minimal 2 kalimat

Kegiatan - kegiatan yang telah dilakukan terutama pada bidang pendidikan, manajemen perkotaan, dan pengembangan dunia usaha. Dalam bidang pendidikan, Seattle telah melakukan tiga kali kunjungan delegasi yaitu tahun 1996, 1997, dan 2000 dengan agenda kunjungan ke Museum Mpu Tantular, Museum Tugu Pahlawan, Menyaksikan Kesenian Daerah dan Nasional, Nonton Film, berolahraga dan diskusi antar pelajar. Sedangkan Surabaya pernah satu kali melakukan kunjungan yaitu pada tahun 1995. Ada yang menarik dalam kunjungan ini, rombongan dari Surabaya membawa beberapa jenis binatang dari KBS (Kebun Binatang Surabaya). Di sini terjadi tukar menukar satwa dengan kebun binatang setempat. Rombongan dari Surabaya ini juga diajak melihat dari dekat ke Evergreen School, suatu sekolah yang mengutamakan murid-murid yang mempunyai kemampuan lebih di banding murid di sekolah bisaa yang selanjutnya memunculkan sekolah evergreen ala Surabaya yang didirikan oleh Sunarto Sumoprawiro yang ditujukan untuk anak yang berkemampuan lebih tapi dari berasal dari kalangan yang kurang mampu. Kerjasama selama 19 Tahun ini tidak selalu berjalan dengan lancar tetapi juga mengalami beberapa hambatan. Misalnya saja pemberdayaan masyarakat dan aktor non pemerintah lain yang kurang maksimal, kelemahan di bidang regulasi dan kerangka kerja institusi, kurangnya koordinasi dan sosialisasi antar lembaga dan dengan pihak-pihak terkait, dan lain-lain.15

Comment [h33]: Kalimatnya agar dibuat lebih formal, bukan seperti bahasa koran

13 http:///Pengelolaan-Perkotaan-Lewat-Skema-Sister-Citybulletinelectronik.htm. diakses pada 12/10/2011 14 http:/// My-World-n-I-Kebijakan-Sister-city-Surabaya-Seattle.htm. diakses pada 12/10/2011 15 detikSurabaya, 20 Juni 2010

12

Subjek Subjek Kerjasama Sister City Surabaya - Seattle Subjek dari hubungan kerjasama sister city Surabaya Seattle adalah pemerintah daerah Surabaya Indonesia dengan Pemerintah Daerah seattle Amerika.

Objek Kerjasama Sister City Surabaya - Seattle Objek dari perjanjian kerjasama sister city Surabaya Seattle adalah dalam bidang pendidikan, manajemen perkotaan, dan pengembangan dunia usaha atau suatu hal yang diatur dalam perjanjian itu.

Prosedur Kerjasama Sister City Surabaya - Seattle Pada tanggal 1 Desember 1996 hingga 10 Januari 1997, delegasi dari Seattle datang ke Surabaya. Delegasi Seattle Water Department (SWD) ini khusus mengadakan kunjungan dan mengikat kerjasama dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Surabaya.16

Delegasi yang dipimpin ahli air bersih Bruce itu didampingi staf lainnya Melinda Jones, Silvia Cavador dan Diana Gale. Kerjasama antara PDAM Surabaya dengan SWD Seattle, ditekankan sistem manajemen dan pemberian saran dan masukan kepada jajaran PDAM Surabaya tentang BOT (Built Operate and Transfer) berkaitan dengan proyek penjernihan air Karangpilang III dan Umbulan. Pada bidang manajemen perkotaan, Pemkot Surabaya juga melakukan kunjungan delegasi pada tahun 2001. Saat itu juga Surabaya mengirim delegasi ke Kota Seattle untuk mengikuti acara Asia Pasific Cities Summit.

16

http:///

My-World-n-I-Kebijakan-Sister-city-Surabaya-Seattle.htm.

diakses pada

12/10/2011

13

BAB IV ANALISIS

Ditinjau dari segi ruang lingkup berlakunya, kerjasama khusus yang dilakukan dengan pihak luar negeri atau dikenal dengan sister city merupakan perjanjian internasional regional atau kawasan yang ruang lingkup berlakunya terbatas pada suatu kawasan tertentu saja. Prinsip kerjasama khusus yang dilakukan dengan pihak luar negeri, diatur dengan Peraturan Dalam Negeri No. 3 Tahun 2008, tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Pihak Luar Negeri (pasal 2), diantara prinsip tersebut tertuang dalam: persamaan kedudukan, memberikan manfaat dan saling menguntungkan, tidak mengganggu stabilitas politik dan keamanan perekonomian, menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempertahankan keberlanjutan lingkungan, mendukung pengutamaan gender, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kerjasama khusus yang dilakukan dengan pihak luar negeri dapat dilakukan dalam bidang perencanaan, penataan ruang dan wilayah, tata kota, pelayanan publik, air bersih, pendidikan, kesehatan, pengelolaan lingkungan dan limbah, penataan birokrasi dan manajemen pemerintahan, perhubungan dan transportasi, tenaga kerja, pengelolaan sumber daya alam dan sebagainya. Kesamaan dan keterkaitan potensi sangat diperlukan dalam bekerjasama, sehingga antara satu pihak dengan pihak lainnya dapat saling membuka peluang pasar, prospek investasi serta kesempatan kerja. Kerjasama Sister City yang dilakukan Surabaya dan Seattle Amerika adalah sah. Pemerintah memberikan kebebasan kepada setiap daerah untuk menjalin kerjasama dengan kota-kota lain di luar negeri. Sebagai dasarnya adalah Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Peraturan Menteri dalam Negeri (PERMENDAGRI) No. 1 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri dan diperbaharui dengan PERMENDAGRI No. 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama

14

Pemerintah Daerah Dengan Pihak Luar Negeri di Jajaran Departemen Dalam Negeri.

Comment [h34]: Analisis belum benar Baca buku pengantar ilmu hokum peter Mahmud marzuki tentang hokum public dan privat. Penekana analisis pada subyek hokum dan obyek hokum Subyek hokum.pemda dalam topic ini sebagai subyek hokum public atau privat?.... Uji dengan UU perj interns, uu hub internas dan permendagri di atas Obyek .apakah bertentangan / tidak dengan aturan yang saudara sebut semua di makalahini

15

BAB V PENUTUP

A. SIMPULAN Secara prinsip, Sister city adalah hubungan persahabatan dan kerjasama antara rakyat dengan rakyat jadi rakyatlah yang menentukan bahwa mereka ingin menjalin persahabatan dan kerjasama dengan rakyat dari kota, daerah dan negara mana. Pemerintah kedua belah pihak hanyalah sebagai penghubung untuk mempertemukan kehendak rakyatnya. Sehingga pilihan tersebut merupakan kehendak rakyat yang diaspirasikan melalui representasi mereka, mengingat secara prinsip pula, bahwa yang lebih banyak akan menjalin hubungan kerjasama secara nyata adalah rakyat. Sedangkan kerjasama yang hanya didominasi oleh Pemerintah tanpa menyertakan partisipasi dan keterlibatan aktif masyarakat luas serta stakeholder lainnya, patut kita kritisi bersama. Apalagi bila kerangka acuan kerjasama dimaksud tidak jelas, dan cenderung dipaksakan. Maka sudah dapat diduga bahwa kerjasama dimaksud, akan berujung pada kegagalan dan kesia - siaan.
Comment [h35]: Belum menjawab masalah : Keabsahan perjanjian itu Atau kedudukan kerjasama dalam perjanjian internasional

B. SARAN 1. Setiap Pemerintah Daerah harus meninjau kembali kebijakan daerah terkait kerjasama internasional, khususnya sister city dengan daerah Negara lain. Setiap regulasi ini diharapkan adanya sinergisitas

antarinstitusi. 2. Setiap Pemerintah Daerah seharusnya membentuk suatu lembaga pemerintah daerah yang secara tugas pokok dan fungsinya menangani kerjasama-kerjasama internasional, mulai dari proses inisiatif,

perencanaan, penjajagan, penandatangan, pelaksanaan hingga pengawasan dari setiap perjanjian internasional yang telah dibuat Pemerintah Daerah. Dalam menjalankan fungsi dalam lembaga tersebut maka dibutuhkan SDM yang kompeten di bidang kerjasama internasional. Pemerintah Daerah harus menggandeng Perguruan Tinggi serta lembaga-lembaga

16

pendidikan untuk bekerjasama menyelesaikan permasalahan ini dengan cara mencetak SDM yang kompeten dan siap ditempatkan di Pemerintah Daerah. 3. Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri harus menyosialisasikan regulasi terkait sister city di daerah melalui pendampingan dan pengawasan dari Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah. 4. Meningkatkan peran serta dari masyarakat dalam mendukung kebijakan Pemerintah Daerah terkait kerjasama sister city. Karena tujuan dari semua hal yang dilakukan Pemerintah Daerah sebenarnya kembali lagi untuk kesejahteraan masyarakat.

17

DAFTAR PUSTAKA

DetikSurabaya, 20 Juni 2010

Drs. H. Syaukani, dkk. 2002. Otonomi Daerah, Dalam Negara Kesatuan

http:/// My-World-n-I-Kebijakan-Sister-city-Surabaya-Seattle.htm. diakses pada 12/10/2011 13.02

http:///ANALISIS-KERJASAMA-SISTER-CITY-PEMERINTAH-DAERAHPOTENSI-MASALAH-DAN-SOLUSINYA-edimirantojelajahpena.htm. diakses pada 12/10/2011 12.06

http:///pendidikan-dan-pelatihan-otonomi-daerah-dan-sister-city-kota-kembarsebagai-peluang-daerah-untuk-meningkatkan-kerjasama-internasional.html, diacces pada 11 Oktober 2011, 11.00

http:///Pengelolaan-Perkotaan-Lewat-Skema-Sister-Citydiakses pada 12/10/2011 12.36

bulletinelectronik.htm.

http:///pengelolaan-perkotaan-lewat-skema-sister-city.html, Oktober 2011, 11.20

diacces

pada

11

Konvensi Wina Tahun 1969

Parthiana, I Wayan. 2002. Hukum Perjanjian Internasional bagian 1. Bandung: Mandar Maju.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri.

18

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Pihak Luar Negeri di Jajaran Departemen Dalam Negeri

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007

Undang Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri

Undang Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional.

Comment [h36]: Munculkan norma inti dari aturan ini dalam analisis

19

Anda mungkin juga menyukai