Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DENGAN METODE PQ4R DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS

II B SLTP LABORATORIUM IKIP NGERI SINGARAJA oleh Gst Ayu Mahayukti Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Tujuan penelitian tindakan ini adalah : (1) menurunkan/mereduksi miskonsepsi yang dialami siswa, (2) meningkatkan hasil belajar siswa, (3) meningkatkan aktivitas belajar siswa, (4) meningkatkan kualitas pengajaran guru meliputi : (a) rencana pembelajaran dan (b) implementasi pembelajaran, dan (5) mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Subjek penelitian ini adalah 1 orang guru dan 36 siswa kelas IIB SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Data penelitian dikumpulkan melalui pencatatan dokumen, observasi, angket, dan tes. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran generatif dengan metode P4QR dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika siswa kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Menurunkan miskonsepsi, meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kualitas pengajaran guru. Tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran adalah positip. Kata-kata kunci : model pembelajaran generatif, metode PQ4R, ABSRTACT The purposes of this research were : (1) to decrease students miscoception, (2) to increase students achievement, (3) to increase students activity, and (4) to increase teachers ability in teching ie : (a) planing and (b) its implementation, and (5) to know the teachers and sudents attitude towards the teaching learning instructions. The subjects of the research were one teacher and 36 students of kelas IIB SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. The data were collected through registered documentation, observation, questionnaire and test. The data collected were analyzed by descriptive, and qualitative methods. The results of the research showed that the generative learning model can increase

ISSN 0215-8250 the quality of mathematics teaching and learning of the students kelas IIB SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja . The misconception can be decreased. The students achievement and activity also increased in quality. The quality of teachers in teaching also can be increased. The teachers and sudents attitude towards the teaching learning instructions was positive. Key words : generative learning model, PQ4R method

1.P endahuluan Hasil observasi yang dilakukan tim peneliti pada siswa kelas IIB SLTP Lab. IKIP Singaraja terhadap pembelajaran matematika menunjukkan bahwa, kemampuan guru dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan praktik pembelajaran di sekolah sangat terbatas. Di samping itu persiapan guru dalam menghadapi situasi yang bervariasi kurang dan pelatihan guru di bidang pengajaran komparatif sangat jarang (Anggan Suhandana, 1998). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan masih rendah, pembelajaran yang dilaksanakan masih cenderung didominasi metode ceramah yang dibarengi metode tanya jawab dengan frekuensi relatif kecil. Guru tampaknya masih mempertahankan dan membangkitkan keberhasilannya dalam membelajarkan siswa di masa lampau, serta enggan menerima dan melaksanakan sesuatu yang baru secara konsisten, jika yang baru tersebut menuntut pikiran dan kegiatan yang lebih dibandingkan dengan cara yang telah dilakukannya (Sugiarta, dkk., 2001). Guru lebih banyak menanamkan konsepkonsep matematika melalui transfer informasi dan pemberian contoh-contoh yang cenderung dihafal siswa, sehingga tidak mendukung pembentukan konsepsi yang benar. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya miskonsepsi yang dapat menghambat pemahaman konsep selanjutnya. Pra konsepsi siswa yang pada umumnya bersifat miskonsepsi secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah (Van den Berg, 1991). Di samping itu, jika guru kurang memperhatikan pengetahuan awal (prior knowledge) siswa sebelum mengajarkan konsep-konsep baru maka bekas-bekas pengetahuan awal atau
__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003 Singaraja,

ISSN 0215-8250 miskonsepsinya akan dapat menimbulkan kesulitan belajar (Ratna Willis Dahar, 1998). Dalam proses pembelajaran matematika juga ditemukan bahwa guru cenderung berorientasi pada materi pada buku teks yang tercantum dalam kurikulum. Siswa tampaknya kurang bergairah atau kurang beraktivitas dalam belajar matematika, karena belajar matematika dirasakan tidak menarik, membosankan dan tidak bermanfaat dalam kehidupan nyata mereka. Di Samping itu rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal masih rendah dan belum memenuhi tuntutan kurikulum. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran di kelas IIB SLTP Lab. IKIP Singaraja masih belum sesuai dengan harapan. Kualitas pembelajaran yang dimaksud di sini adalah menyangkut tentang kualitas : (1) pengajaran guru yang meliputi : kemampuan merencanakan pembelajaran (seperti penyusunan RP, SP) dan kemampuan mengajar, (2) aktivitas belajar siswa, (3) pemahaman konsep siswa dan (4) hasil belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas, disepakati untuk mengembangkan model pembelajaran generatif dengan metode PQ4R, sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas tersebut. Beberapa penelitian tentang pembelajaran generatif yang telah dilakukan Tika, dkk. (1999), Sugiarta, dkk. (2000, 2001) menunjukkan bahwa model ini dapat menurunkan miskonsepsi. Metode PQ4R dikembangkan oleh Thomas dan Robhinson, dan sesuai dengan namanya metode PQ4R ini terdiri dari enam langkah yaitu Preview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review (Muhamad Nur, 1999). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (a) menurunkan/ mereduksi miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa, (b) meningkatkan hasil belajar matematika siswa, (c) meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, (d) meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan mengimplementasikan pembelajaran matematika, (e) mengetahui respon guru dan siswa terhadap model pembelajaran yang diimplementasikan di kelas.

__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003

Singaraja,

ISSN 0215-8250 2. Metode Penelitian Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas II B SLTP Lab IKIP Negeri Singaraja, tahun Ajaran 2001/2002. Subyek penelitian tercatat sebanyak 36 orang siswa dan 1 orang guru. Penelitian ini berkolaborasi dengan guru dan dilaksanakan dalam tiga siklus. Adapun langkah-langkah masing masing siklus adalah sebagai berikut. SIKLUS I 1) Perencanaan Tindakan, Langkah-langkah dalam perencanaan adalah : (1) tim peneliti dan guru mengkaji perencanaan penelitian yang meliputi : persamaan persepsi tentang pengertian dan rambu-rambu tindakan yang akan dilaksanakan termasuk materi pelajaran yang dipilih dan yang perlu dibicarakan lebih lanjut, serta pembagian tugas penelitian, (2) tim peneliti dan guru mendiskusikan dan mengkaji materi/ bahan ajar, satuan pelajaran (SP) yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran (RP) dan tujuan penelitian seperti bagaimana model pembelajaran generatif dikembangkan dengan metode PQ4R, (3) mengkaji format-format observasi dan evaluasi yang terdiri dari : Soal-soal tes miskonsepsi dan hasil belajar siswa, Alat Evaluasi Kemampuan Guru (APKG), Jurnal, catatan harian dan lembar observasi, Kuisioner/ angket, (4) mengkaji indikator lain untuk mengetahui efektivitas tindakan yang dilaksanakan seperti : pembentukan kelompok maupun tentang daya serap (DS), ketuntasan belajar (KB), serta daya capai kurikulum (DCK). 2) Pelaksanaan Tindakan Fase Eksplorasi Pendahuluan, langkah-langkahnya : (1) guru dan tim peneliti menggali konsep awal siswa dengan tes awal. Siswa melakukan identifikasi terhadap materi yang akan dibaca/ dipelajari, untuk mendapatkan suatu ide tentang pengorganisasian umum, topik-topik dan sub topik utama (preview). (2) siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang konsep-konsep yang dipelajari, terutama pertanyaan pada dirinya sendiri (question). Fase Pemusatan, langkah-langkahnya : (1) siswa membaca (read) materi pelajaran dan membuat catatan kecil, selanjutnya siswa mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat pada langkah sebelumnya, (2) siswa
__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003 Singaraja,

ISSN 0215-8250 dimotivasi oleh guru untuk melakukan refleksi internal (reflect), (3) guru menginterpretasi dan mengklarifikasi respon dan gagasan siswa, kemudian bersama siswa guru merangkum pelajaran, sedangkan tim peneliti mengobservasi kegiatan siswa dan guru. Fase Tantangan, langkah-langkahnya : (1) siswa diminta membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa, (2) siswa diberi latihan mengingat materi pelajaran dengan menyatakan konsep-konsep penting (rescite) serta menuangkan konsep-konsep itu dalam menjawab pertanyaan, (3) masing-masing kelompok diberi kesempatan mengkomunikasikan pendapatnya atau ide-ide yang dimiliki melalui presentasi. (4) guru bersama siswa membahas pemecahan masalah/ soal-soal yang belum dipahami dan tim peneliti melakukan observasi. (5) guru dapat meminta siswa untuk memperdalam pemecahan masalah dengan penyelidikan atau bertanya kepada ahli (expert). Fase Aplikasi, langkah-langkahnya : (1) siswa mengadakan reviu (review) materi yang dipelajari, (2) guru mengadakan reviu terhadap perubahan ide-ide siswa dengan melakukan umpan balik. 3) Observasi/ Evaluasi, (1) Peneliti mengadakan pengamatan dengan menggunakan alat observasi yang telah disusun untuk menilai kemampuan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, (2) pada akhir tindakan kepada siswa diberikan tes konsepsi dan tes hasil belajar. Di samping itu diberikan pula angket/ kuisioner kepada guru dan siswa untuk mengetahui tanggapannya mengenai pembelajaran yang dilaksanakan. 4) Refleksi (Tahap diagnostik ulang) Tim Peneliti dan guru melakukan refleksi berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama proses pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hasil tindakan pada siklus I, sejauh mana hasil yang dicapai, kelemahan serta kendala yang dialami. Permasalahan yang timbul didiskusikan dan dicari alternatif pemecahannya, selanjutnya dirumuskan dalam suatu pilihan tindakan terbaik yang dapat dilaksanakan pada siklus II. SIKLUS II Pada dasarnya prosedur atau langkah langkah pada siklus II sama dengan siklus I, yakni model pembelajaran yang dilakukan guru masih tetap model
__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003 Singaraja,

ISSN 0215-8250 pembelajaran generarif. Segala macam kendala yang dihadapi pada siklus I diupayakan pemecahan dan perbaikannya pada siklus II. Pelaksanaan observasi dan refleksi pada siklus II juga sama dengan siklus I. Hasil refleksi siklus ini digunakan untuk merencanakan tindakan siklus III. SIKLUS III Seperti halnya pada siklus II, prosedur atau langkah langkah pada siklus III identik dengan siklus II, yakni model pembelajaran yang dilakukan guru masih tetap model pembelajaran generatif. Segala macam kendala yang dihadapi pada siklus II diupayakan pemecahan dan perbaikannya pada siklus III. Data penelitian ini berupa data awal dan akhir setelah tindakan. Data awal adalah pengetahuan awal yang berupa profil miskonsepsi dikumpulkan dengan tes awal (pre-tes) dan interview klinis. Data mengenai mengenai hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes berbentuk essay. Data aktivitas siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, data kemampuan mengajar guru dikumpulkan dengan APKG yang dimodifikasi, dan data mengenai tanggapan guru dan siswa dikumpulkan dengan kuisioner atau angket. Kualifikasi pengetahuan awal yang berupa pengetahuan tentang konsep matematika siswa dinalisis dengan analisis konsepsi. Data hasil belajar dianalisis secara deskriftif dengan kriteria keberhasilan terjadi peningkatan hasil belajar jika rata-rata hasil belajar minimal 6,5 dan yang memperoleh nilai kurang 6,5 dibawah 15%. Data aktivitas siswa dianalisis secara deskriftif dengan kriteria keberhasilan aktivitasnya tergolong dalam kategori aktif dan terjadi interaksi multi arah. Data tentang kemampuan mengajar guru dianalisis secara deskriftif dengan kriteria kemampuan dalam perencanaan dan implementasi pembelajaran minimal dalam kategori baik. Analisis terhadap tanggapan siswa dilakukan dengan perhitungan persentase. Di samping itu dianalisis pula tentang efektivitas pembelajaran yang dilaksanakan pada tiap siklus dengan kriteria : daya serap (DS) 6,5, ketuntasan belajar (KB) 85%, dan daya capai kurikulum (DCK) = 100%. Kualitas pembelajaran dikatakan baik apabila pembelajaran yang dilaksanakan efektif dan semua kriteria yang menyangkut kemampuan pengajaran guru, hasil belajar, pemahaman konsep, dan aktivitas siswa dipenuhi. Dikatakan
__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003 Singaraja,

ISSN 0215-8250 cukup apabila terdapat salah satu indikator yang tidak dipenuhi, dikatakan kurang baik apabila lebih dari satu indikator tidak dipenuhi. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini berupa penurunan miskonsepsi, peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar, serta peningkatan kualitas pengajaran guru. Di samping itu juga disajikan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Berikut ini disajikan profil konsepsi awal siswa IIB SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja beserta perubahannya setelah tindakan diberikan, seperti pada Tabel 1dan Tabel 2. Tabel 1: Profil Konsepsi Awal Siswa Pra Tindakan Siklus ke-i Pra tindakan siklus I Pra tindakan siklus II Pra tindakan siklus III Jumlah Siswa (N) 36 36 36 Konsepsi siswa Konsepsi ilmiah Miskonsepsi (dalam %) (dalam %) 18,45% 81,55% 29,53% 23,61% 70,47% 76,39%

Tabel 2 : Profil Konsepsi Siswa Setelah Pembelajaran Siklus ke-i Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah Siswa (N) 36 36 36 Konsepsi siswa Konsepsi ilmiah Miskonsepsi (dalam %) (dalam %) 74,40% 25,60% 87,72% 88,89% 12,28% 11,11%

__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003

Singaraja,

ISSN 0215-8250 Dari tabel 1 dan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan miskonsepsi pada setiap siklusnya, terjadi penurunan dari 81,55% menjadi 25,60% pada siklus I, 70,47% menjadi 12,28% pada siklus II, dan 76,39% menjadi 11,11% pada siklus III. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa model pembelajaran ini dapat menurunkan atau mereduksi miskonsepsi siswa. Rata-rata skor hasil belajar siswa didapatkan 6,93 (Cukup) pada siklus I, 7,82 (Baik) pada siklus II dan 8,02 (Sangat Baik) pada siklus III. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Untuk lebih memperkuat hasil di atas maka perlu adanya peningkatan pada aspek lain yang masih erat kaitannya dengan hasil belajar, dalam hal ini adalah daya serap (DS) dan ketuntasan belajar (KB). DS dan KB pada setiap siklusnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Siklus I DS 69,3% KB 69,3% DS 78,2% Siklus II KB 80,56% Siklus III DS 80,2% KB 88,89%

Dari tabel 3 di atas, pembelajaran generatif dapat meningkatkan daya serap dan ketuntasan belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada masing-masing siklus menunjukkan dalam kategori cukup (13,36) pada siklus I, kategori Aktif (16,03) pada siklus II dan kategori Sangat Aktif (17,42) pada siklus III. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Analisis terhadap kualitas pengajaran guru yang dicapai pada setiap siklusnya menunjukkan bahwa pada siklus I dengan skor 3,0 (Baik), siklus II dengan skor 3,33 (Baik), dan siklus III dengan skor 3,50 (Baik). Ini berarti ada
__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003 Singaraja,

ISSN 0215-8250 peningkatan kualitas pengajaran guru yang dicapai baik mulai dari siklus I sampai siklus III. Dari wawancara langsung, guru menyambut sangat positip pelaksanaan pembelajaran generatif dengan metode P4QR, sedangkan tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran ini sangat positip (hampir 75%), sisanya positip (19,44%) dan cukup positip (5,56%). 3.2 Pembahasan Pembelajaran generatif dengan metode PQ4R di kelas IIB SLTP Lab. IKIP Negeri Singaraja ternyata dapat mereduksi miskonsepsi siswa serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Pada siklus I, kualitas pengajaran guru baik (3,0), aktivitas belajar cukup, hasil belajar cukup, ketuntasan belajar 69,44% dan daya serap 69,3%. Semua hasil ini perlu ditingkatkan lagi. Di sini pembelajaran tampak belum sempurna dalam penerapan metode PQ4R, terutama pada langkah question, recite, dan review. Pada siklus II, pembelajaran generatif dengan metode PQ4R dimantapkan kembali terutama pada tiga langkah yang masih lemah. Dengan perbaikan langkah question dan recite aktivitas siswa dalam bertanya maupun mengungkapkan ide-ide penting dalam diskusi meningkat. Hal ini berpengaruh pada peningkatan aktivitas belajar secara menyeluruh hingga mencapai kategori aktif dengan rata-rata skor 16,03. Hasil belajar meningkat menjadi baik (7,82), ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan hingga mencapai 80,56%, hanya saja belum memenuhi target. Kualitas pengajaran juga baik. Kelemahan pada siklus ini, terlihat masih ada beberapa anggota kelompok yang masih mengalami kesulitan belajar. Hal ini disebabkan beberapa siswa lupa konsep-konsep penting yang merupakan penunjang materi yang dibahas dan mereka tampaknya enggan bertanya pada anggota kelompoknya yang lebih mampu. Pada siklus III, guru dan tim peneliti memfokuskan perhatiannya pada kelompok yang anggotanya mengalami kesulitan belajar dan memberikan bantuan dan bimbingan. Hasil belajar meningkat hingga mencapai kategori baik (8,02), ketuntasan belajar mencapai 88,89%, aktivitas belajar tergolong aktif (17,42) dan kualitas pengajaran guru baik.

__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003

Singaraja,

ISSN 0215-8250 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran ini sangat positip. Ini menandakan bahwa pembelajaran generatif tidak hanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, akan tetapi juga dapat menciptakan kegairahan belajar bagi siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan dapat dikatakan baik karena efektivitas pembelajaran dan semua indikator keberhasilan dipenuhi, melampaui target yang telah ditetapkan. Di samping keberhasilan di atas ada kendala mengenai pelaksanaan pembelajaran model ini terutama berkaitan dengan waktu yang diperlukan yang relatif sedikit lebih lama, walaupun tidak melampaui waktu yang ditetapkan dalam kurikulum. 4. Penutup Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran generatif dengan metode PQ4R pada siswa kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja dapat : 1) mereduksi miskonsepsi dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja, 2) kemampuan guru dalam melaksanakan pengembangan pembelajaran ini adalah baik, 3) tingkat aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas adalah aktif, dan 4) tanggapan guru dan siswa terhadap model pembelajaran yang dilaksanakan adalah positip. Mengingat keberhasilan penelitian ini maka peneliti menganjurkan kepada para guru matematika di SLTP khususnya agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran generarif dengan metode PQ4R di masa-masa mendatang sebagai pembaharuan guna mencapai kualitas pembelajaran yang lebih optimal. Kepada mahasiswa yang mengikuti program PPL maupun yang sedang dalam penulisan skripsi dapat mengkaji model pembelajaran ini dan menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. DAFTAR PUSTAKA Anggan Suhandana. 1998. Rancangan Pengalaman Lapangan Calon Guru Sekolah Menengah dalam Konteks Kemitraan. Makalah Disajikan dalam Pembekalan Program ASD STKIP Singaraja tanggal 17-18 Juli 1998.

__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003

Singaraja,

ISSN 0215-8250 Herman Hudoyo. 1998. Mengajar Belajar Matematika.Jakarta : Depdikbud Ditjen Dikti. Nur, Muhamad, dkk. 1999. Teori Belajar. Surabaya : Unesa Ratna Willis Dahar. 1989. Konstruktivisme dalam Mengajar dan Belajar. Orasi Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada FPMIPA IKIP Bandung. Sugiarta, I Made, Sumadi, M, dan Sukajaya, N. 2000. Pengembangan Model Belajar Generatif Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Perkuliahan Analisis Real pada Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Singaraja. Laporan Penelitian DIKS : P3M STKIP Singaraja. Sugiarta, I Made, dkk. 2001. Perbaikan Miskonsepsi Siswa Melalui Intensifikasi Strategi Pengubahan Konseptual yang Bernuansa Kompetitif dalam Perkuliahan Analisis Pada Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Singaraja. Laporan Penelitian IBRD Loan : STKIP Singaraja. Tika, dkk. 1999. Penerapan Model Belajar Generatif dalam Perkuliahan Fisika Dasar Sebagai Upaya Perbaikan Kesalahan Konsepsi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Singaraja. Laporan Penelitian IBRD Loan. STKIP Singaraja. Van Den Berg, Ed. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga :

__________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri No. 2 TH. XXXVI April 2003

Singaraja,

Anda mungkin juga menyukai