Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Seni merupakan bagian integral dari sejarah peradaban manusia yang tidak terlepas dari perkembangan peradaban manusia dan terkait erat dengan aspek-aspek utama dalam sejarah, agama, ekonomi, maupun politik. Didalamnya termasuk juga seni pertunjukan, yang bisa berupa teater, seni tari,seni musik. Semua bidang kegiatan manusia membutuhkan seni agar kehidupan melalui karya seni tersebut menjadi lebih baik dan sempurna. Melalui seni, manusia dapat mengekspresikan dirinya dan meningkatkan kreativitas dalam bekerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seni merupakan sesuatu yang sangat mempengaruhi perjalanan hidup manusia dari segala abad, berkembang terus seiring evolusi cara manusia untuk tetap hidup. Faktor tersebut mengiringi kesadaran diri, imajinasi, suara hati dan keinginan bebas setiap manusia untuk memutuskan sesuatu, sehingga melahirkan cara pandang akan sesuatu hal. Cara pandang tersebutlah yang akan menjadi akar setiap perasaan, pemikiran serta perilaku setiap manusia. Seni merupakan bagian dari kehidupan manusia yang perlu mendapat tempat seperti bidang kehidupan lainnya. Karena itu seni perlu dikembangkan dalam kehidupan mesyarakat, antara lain dengan

melakukan upaya-upaya yang dapat mendorong perkembangan kehidupan seni dalam semua cabang dan aspeknya, yang pada akhirnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dalam masyarakat. Dengan kemajuan tingkat ekonomi masyarakat secara tidak langsung diikuti dengan semakin meningkatnya tuntutan dan kebutuhan masyarakatnya. Keinginan masyarakat untuk menikmati keindahan karya seni, semakin berkembangnya hasrat untuk mengalami keindahan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi yang semakin meningkat. Nilai social dan

pola kehidupan masyarakat menuntut kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan seni. Timbulnya hasrat dan keinginan manusia untuk menyaksikan pertunjukan yang dipergelarkan oleh orang lain, serta keinginan para seniman untuk disaksikan dan mempergelarkan hasil karya mereka, telah dirasakan sebagai kebutuhan naluri dan spiritual bagi masyarakat yang beradab dan berbudaya. Dengan semakin terkikisnya apresiasi masyarakat khususnya kaula muda di bidang seni tradisional sudah semakin menghawatirkan, adapun kurangnya wadah pertunjukan seni tradisional yang dapat menarik minat mereka untuk menumbuhkan tradisi-tradisi tempo dulu agar dapat dipertahankan kurang menarik minat mereka untuk sekedar menonton. Kini di jaman informasi dan globalisasi, pertunjukan seni tradisional kian terpinggirkan. Sebagian generasi muda seperti enggan bila harus bermain alat musik tradisional, memainkan seni peran khas daerahnya, atau bahkan hanya untuk menontonnya. Selain jumlahnya relatif sedikit, mayoritas penontonnya-pun didominasi oleh golongan tua. Sementara berbeda dengan jika diadakan pertunjukan seni-seni luar yang jelas-jelas kurang memberikan kontribusi untuk mempertahankan budaya dan seni

kedaerahan setempat. Luwu Timur sebagai salah satu kota Kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki penduduk yang sangat beragam dan telah berfikiran maju, belum memiliki sarana kreativitas bagi penduduknya yang cukup memadai guna menyalurkan bakat seni beserta semua aktivitas yang berkaitan dengan masyarakat: seperti mencipta, mengapresiasi, menginterpretasi, mengkritik, meneliti, mengkonservasi dan meneliti hasil karya seni. Fasilitas yang memadai merupakan salah satu hal yang mendukung dalam perkembangan seni Selain itu, semakin minimnya kesadaran masyarakat akan Kesenian pada khususnya kesenian tradisional dan dalam hal ini adalah seni tari, juga merupakan faktor yang mendukung diwujudkannya gagasan Gedung Pertunjukkan Seni Tari di Luwu Timur ini. Dimana gedung pertunjukan

kesenian ini harus dapat tampil ditengah kebutuhan masyarakat dan kesenian dengan semua kelengkapannya sebagai gedung pertunjukan. Yaitu dari segi daya tampung yang memadai, sistem akustikal yang sesuai dengan standar sebuah gedung pertunjukan, bentuk dan program ruang yang tepat dan fasilitas lain yang dapat menunjang kegiatan dalam gedung tersebut. Sehingga, selain dapat menjadi sebuah wadah atau pusat bagi semua pertunjukan kesenian yang representatif yang akan diadakan di Luwu Timur juga dapat menarik dan mengundang para pelaksana pertunjukan untuk mengadakan pertunjukan di Kabupaten Luwu Timur. B. PENGERTIAN JUDUL 1. Gedung : wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. (Anonim, warta warga, UG) 2. Pertunjukkan : Merupakan sebuah peristiwa di mana sekelompok orang (para pemain atau artis) berperilaku dalam cara tertentu bagi sekelompok orang lain (penonton). (Anonim, Marlita Surya, USU) 3. Seni tari : ungkapan yang disalurkan / diekspresikan melalui gerakgerak organ tubuh yang ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending sebagai iringannya 4. Luwu Timur : Nama salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian Gedung Pertunjukkan Seni Tari di Luwu Timur yaitu sebuah tempat yang berfungsi sebagai gedung pertunjukan seni tari , didukung dengan fasilitas untuk mendukung kegiatan tersebut sehingga dapat dinikmati masyarakat dan memberkan kontribusi dalam sektor pariwisata di Luwu Timur.

C. UNGKAPAN MASALAH a. Non arsitektural Bagaimana potensi kebudayaan Luwu Timur serta kondisi pembinaan agar dapat dilestarikan dan dikembangkan sehingga menjadi modal kekayaan budaya bangsa, menjadikannya salah satu aset penting daerah yang mendapatkan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat dan pemerintah setempat. b. Arsitektural 1. Bagaimana merencanakan sebuah gedung pertunjukkan senu tari yang representatif dengan segala kelengkapan akustiknya sebagai wujud dari kebutuhan masyarakat luwu timur yang kaya akan kebudayaan. 2. Bagaimana menampilkan sebuah bentuk bangunan pusat kesenian dan kebudayaan yang menarik dengan fasilitas yang memadai setra dapat dijadikan sebagai salah satu tempat rekreasi yang bersifat komersil. 3. Dimana lokasi tapak yang tepat ditinjau dari potensi alam, kesenian dan kebudayaan masyarakat Luwu Timur dan kedudukan dalam jalur transportasi wisata sehingga juga dapat berperan sebagai pusat

pengembangan kawasan wisata Luwu Timur. D. TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN 1. Tujuan Pembahasan Untuk menyusun landasan perencanan dan perancangan Gedung Kesenian dan Kebudayaan di Luwu Timur. Yang dapat ditransformasikan dalam perencanaan fisik. 2. Sasaran a. Tersusunnya usulan langkah-langkah proses perencanaan dan perancangan berdasarkan aspek-aspek perencanaan dan

perancangan (Design Guidlines) sebagai acuan dan pedoman dalam Desin Grafis Arsitektur (DGA) untuk merancang sebuah Gedung Pertunjukan Seni di Luwu Timur.

b. Penentuan macam /jenis kegiatan yang diestimasikan dengan kegiatan rekreasi dengan menampilkan bentuk bangunan sebagai wadah pertunjukan kesenian dan kebudayaan yang menarik. c. Penentuan pendekatan jumlah pengunjung berdasarkan data-data yang ada serta perhitungan prediktif. d. Pengaturan organisasi ruang yang optimal dan sirkulasi pengunjung yang efektif e. Penentuan ungkapan penampilan bentuk dan ruang yang dapat mencerminkan fungsinya E. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN 1. Batasan Pembahasan Kabupaten Luwu Timur yang beribukota di Malili, secara administrasi dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana dan Kaleana dengan dua suku yang dominan yaitu Bugis dan Toraja serta ditambah dengan suku asli daerah setempat yakni, suku Luwu. Namun, materi seni yang akan diwadahi di Gedung Pertunjukkan Seni Tari di Luwu Timur ini diprioritaskan pada seni tari tradisional yang dominan diadakan di kabupaten Luwu Timur, yaitu seni tari dari suku Padoe, Luwu dan Wotu. Baik itu berupa pertunjukan langsung ataupun tidak langsung (melalui informasi dan sebagainya). 2. Lingkup Pembahasan a. Pembahasan dilakukan dengan tinjauan dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur dengan ditunjang disiplin ilmu yang berhubungan sesuai dengan sasaran yang diinginkan b. Penerapan konsep-konsep arsitektural pada perancangan fungsi dan bentuk bangunan untuk mendukung kelancaran aktifitas

D. Metode Pembahasan
1. Studi kepustakaan : menguraikan teori-teori arsitektural yang mendasari perancangan proyek tugas akhir

2. Kompilasi data primer (studi lapangan) dan data sekunder (studi literatur dan wawancara, studi kasus) 3. Analisa : menguraikan permasalahan yang timbul serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya 4. Sintesa : mengambil kesimpulan dari hasil analisa untuk dijadikan acuan dalam menyusun konsep dasar perancangan.

E. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut: BAB I Menguraikan hal-hal yang melatarbelakangi permasalahan, menjelaskan ungkapan masalah, lingkup, metode dan sistematika pembahasan. BAB II Mengemukakan tinjauan umum mengenai gedung kesenian pertunjukkan seni tari di Luwu Timur. BAB III Menyimpulkan hasil-hasil pembahasan sebagai landasan konsep

perencanaan fisik. BAB IV Tahapan transformasi dengan memindahkan masalah interdisiplin melalui pendekatan faktor-faktor yang mempengaruhi kearah konsep dasar perencanaan fisik.

Anda mungkin juga menyukai