Anda di halaman 1dari 8

Perumahan Rakyat

Perumnas V Targetkan Bangun 1.921 Rumah


Sonya Helen Sinombor | Marcus Suprihadi | Kamis, 12 Januari 2012 | 02:22 WIB

KOMPAS/SONYA HELEN SINOMBOR General Manager Perum Perumnas Regional V, Gede Ary

SEMARANG, KOMPAS.com- Setelah membangun 2.296 unit rumah bagi kalangan masyarakat tingkat menengah tahun 2011 tahun ini Perum Perumnas Regional V yang meliputi Provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, menargetkan pembangunan 1.921 unit rumah dengan nilai pendapatan Rp 144,38 miliar. Demikian ditegaskan General Manager Perum Perumnas Regional V Gede Ary di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (11/1/2012), seusai peresmian kerjasama Perumnas Regional V dengan pengembang swasta dari PT Hamparan Cipta Griya. Perumnas dan Hamparan akan membangun 237 unit rumah di wilayah Mranggen, Kabupaten Demak, Jateng. "Pada tahun 2011 lalu kami menargetkan penjualan 1.998 unit rumah dengan pendapatan sekitar Rp 143 miliar, realisasi pendapatannya memang hanya sekitar Rp 101 miliar, tapi jumlah unit rumah yang dibangun lebih banyak, yakni 2.296 unit. Jadi kontribusi rumah untuk rakyat kecil lebih banyak," ungkap Gede Ary yang didampingi Deputi General Manager Perum Perumnas V Rohmad Budiyanto. Selain bekerjasama dengan kalangan swasta, Perum Perumnas V juga meningkatkan program kerja usaha (KSU) dengan pemerintah kabupaten/kota, terutama di wilayah Kalimantan, dalam rangka pengadaan lahan. Ia berharap, kerjasama tersebut bisa membantu, sehingga rumah yang dibangun Perumnas harganya bisa terjangkau masyakarat kecil.

Pimpinan PT Hamparan Cipta Griya, Nur Widhi Wijatmiko, menyebutkan, selama dua tahun terakhir pihaknya bekerjasama dengan Perumnas Regional V untuk membangun rumah di daerah Mranggen, Kabupaten Demak. Dalam kerjasama tersebut, pada tahun 2011 pihaknya tela h membangun 242 unit rumah seharga Rp 60 juta hingga Rp 70 juta. "Pada tahun 2012 rencananya kami akan membangun 237 unit di lahan sekitar tiga hektar," paparnya.

Sumber : http://regional.kompas.com/read/2012/01/12/02224174/Perumnas.V.Targetkan.Bangun.1.9 21.Rumah

BANK BUMN

BTN Tetapkan Bunga Kredit KPR


Kamis, 12 Januari 2012

JAKARTA (Suara Karya): PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melakukan terobosan dengan penetapan suku bunga kreditnya single digit untuk jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Suku bunga kredit tersebut ditetapkan sebesar 9,00 persen untuk kredit di atas Rp 350 juta. Sementara untuk kredit di bawah Rp 350 juta suku bunga ditetapkan 9,75 persen. "Suku bunga kredit tersebut berlaku untuk akad kredit tanggal 11 Januari 2012," kata Direktur Utama Bank BTN Iqbal Latanro, kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (10/1). Menurut Iqbal, kebijakan ini merupakan yang pertama dilakukan diawal tahun 2012 menyusul kebijakan serupa yang sudah dilakukan pada akhir November 2011. Kebijakan itu, kata Iqbal, merupakan komitmen perseroan untuk terus melakukan terobosan melalui program promosi dalam menetapkan suku bunga kreditnya sesuai dengan kemampuan bank dan kondisi pasar. "Untuk merespon pasar dan sebagai moment yang baik di awal tahun 2012 Bank BTN menetapkan tingkat suku bunga kredit barunya single digit," ujar Iqbal. Dikatakan Iqbal, sebagai pemimpin pasar perumahan di Indonesia, Bank BTN tidak mau ketinggalan dengan bank umum lainnya. Terobosan yang dilakukan Bank BTN sesuai dengan semangat regulator akan perbankan untuk segera menurunkan tingkat bunga kreditnya. Dengan membaiknya fundamental ekonomi Indonesia yang ditandai dengan turunnya BI rate yang menjadi dasar dalam perhitungan suku bunga kredit, maka peseroan telah siap dengan hitungan untuk menetapkan suku bunga kreditnya. "Kami ingin kebijakan ini menjadi stimulus bagi bertumbuhnya industri perumahan di Indonesia dan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik," kata Iqbal. Seperti diketahui bisnis pembiayaan perumahan merupakan bisnis padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja karena terkait dengan 114 industri ikutannya. Hal ini sekaligus dapat menjadi stimulus ekonomi dengan hidupnya kembali antara supply dan demand terkait dengan masalah perumahan. "Mudah-mudahan penurunan suku bunga kredit ini mendapat respon yang posisitf dari dunia usaha yang terkait perumahan dengan bertumbuh dan berkembangnya industri pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah," ujar Iqbal. (Novi)

sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=295034

11 Januari 2012 | 21:07 wib

Kebutuhan Rumah Subsidi di Semarang Masih Tinggi


SEMARANG, suaramerdeka.com - Kebutuhan perumahan dengan harga terjangkau terbilang tinggi. Setidaknya, sekitar 320 unit rumah bersubsidi telah habis terjual pada tahun 2011. PT Hamparan Cipta Griya (HCG) selaku pengembang perumahan Kauman Regency misalnya, pada tahap pertama telah membangun 242 unit rumah bersubsidi di atas lahan seluas 3 hektar di kawasan Mranggen, Demak. Tipe yang ditawarkan untuk rumah bersubsidi yakni tipe 27 dan tipe 36 dengan harga mulai Rp 60-70 juta. "Kami sudah membangun sekitar 320 unit dan semuanya habis terjual. Animo masyarakat untuk memiliki rumah masih sangat tinggi," ujar Direktur PT Hamparan Cipta Griya selaku pengembang perumahan Kauman Regency, Nur Widhi Wijatmiko pada kegiatan kerjasama dengan Perumnas di restoran Gama Candi Resto Semarang, Rabu (11/1). Menurutnya, selama ini target pembangunan rumah bersubsidi hanya tercapai sebesar 68%. Sementara angka kekurangan (backlog) rumah bersubsidi masih cukup tinggi sebesar 169.000 unit. Kekurangan rumah di Indonesia hingga tahun 2010 sudah mencapai 13,6 juta unit, dengan laju kekurangan rumah 700.000 unit per tahun. Adapun perumahan dan kawasan permukiman kumuh mencapai 70.000 hektar. Untuk memenuhi kebutuhan rumah subsidi pada tahun 2012 ini, PT HCG menggandeng Perum Perumnas Kantor Regional V dengan membangun rumah subsidi di atas lahan seluas 3 hektar milik Perumnas. Pada perjanjian kedua ini, lanjut Nur Widhi, Perum Perumnas dan PT HCG akan membangun rumah subsidi sebanyak 237 unit. General Manager Perum Perumnas Regional V Gede Ary menuturkan, dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah masyarakat Jateng yang diperkirakan mencapai 1 juta unit, Perum Perumnas Regional V menggandeng pengembang swasta, yakni PT HCG fokus pada pembangunan perumahan bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. "Sekarang masih banyak lahan Perumnas yang belum dikembangkan dan sudah banyak skim kerja sama sejenis ini. Karena itu, kerja sama dengan para mitra harus terus diperluas sehingga bisa memenuhi target pembangunan sejuta unit perumahan," terangnya. Sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/01/11/106553/Kebutuhan-RumahSubsidi-di-Semarang-Masih-Tinggi

REI Khawatir Penjualan Rumah Tahun Ini Turun

Sejumlah pengembang perumahan di Jabar merasa khawatir permintaan rumah akan menurun pada 2012. - Istimewa

Oleh: Dadi Haryadi Jabar - Rabu, 11 Januari 2012 | 14:40 WIB

INILAH.COM, Bandung - Sejumlah pengembang perumahan di Jabar merasa khawatir permintaan rumah akan menurun pada 2012. Pasalnya, Undangundang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, memerintahkan developer membangun rumah minimal tipe 36. Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jabar Yana Mulyana meminta pemerintah meninjau ulang UU nomor 1 tahun 2011 tersebut, khususnya pasal 22 ayat 3 yang berbunyi bangunan perumahan diwajibkan minimal ukuran 36 meter persegi. "Kami meminta ditinjau ulang Undang-Undang tersebut karena (rumah tipe 36) tidak akan terjangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah," ujarnya kepada INILAH.COM, Rabu (11/1/2012). Menurutnya, hingga saat ini belum ada peraturan menteri sebagai turunan dari UU tersebut. Hal tersebut membuat pihaknya kebingungan melakukan penerapan di lapangan. "Sampai saat ini kami belum menerapankannya karena belum ada aturan turunannya," katanya.

Seperti diketahui, UU nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan pasal 22 ayat 3 merujuk pada standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Organisasi dunia itu memiliki standar rumah layak dengan luas 40 meter persegi atau 10 meter persegi per orang.[jul]
Sumber : http://www.inilahjabar.com/read/detail/1817573/rei-khawatir-penjualan-rumahtahun-ini-turun

BTN Turunkan Suku Bunga Kredit


Wednesday, 11 January 2012 12:18 JAKARTA-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melakukan terobosan dalam penetapan suku bunga kreditnya. Kebijakan menurunkan suku bunga menjadi 9 persen merupakan yang kali pertama dilakukan di awal 2012 menyusul kebijakan serupa yang sudah dilakukan pada akhir November 2011. Kebijakan suku bunga kredit ini berlaku untuk akad kredit yang dilakukan sejak 11 Januari 2012, kata Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di Jakarta Selasa (10/1). Dia mengatakan, ini merupakan komitmen perseroan untuk terus melakukan terobosan melalui program promosi dalam menetapkan suku bunga kreditnya sesuai dengan kemampuan bank dan kondisi pasar. Untuk merespons pasar dan sebagai momen yang baik di awal 2012 BTN menetapkan tingkat suku bunga kredit barunya single digit, 9 persen, tegas Iqbal. Menurutnya, BTN mulai memberlakukan suku bunga kredit single digit untuk jenis KPR (kredit pemilikan rumah) dan KPA (kredit pemilikan apartemen). Suku bunga kredit tersebut ditetapkan sebesar 9 persen untuk kredit diatas Rp 350 juta. Sementara untuk kredit di bawah Rp 350 juta suku bunga ditetapkan 9,75 persen. Suku bunga kredit tersebut berlaku untuk akad kredit 11 Januari 2012. Sebagai pemimpin pasar perumahan di Indonesia, kata Iqbal, BTN tidak mau ketinggalan dengan bank umum lainnya. Terobosan yang dilakukan BTN sesuai dengan semangat regulator akan perbankan untuk segera menurunkan tingkat bunga kreditnya. Dengan membaiknya fundamental ekonomi Indonesia yang ditandai dengan turunnya BI rate yang menjadi dasar dalam perhitungan suku bunga kredit, maka perusahaan pelat merah itu telah siap dengan hitungan untuk menetapkan suku bunga kreditnya. Kami ingin kebijakan ini menjadi stimulus bagi bertumbuhnya industri perumahan di Indonesia dan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik, kata Iqbal. Seperti diketahui, bisnis pembiayaan perumahan merupakan bisnis padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja karena terkait dengan 114 industri ikutannya. Hal ini sekaligus dapat menjadi stimulus ekonomi dengan hidupnya kembali antara supply dan demand terkait dengan masalah perumahan. Mudah-mudahan penurunan suku bunga kredit ini mendapat respons yang positif dari dunia usaha yang terkait perumahan dengan bertumbuh dan berkembangnya industri pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah, tambah Iqbal. (vit)
Sumber : http://www.indopos.co.id/index.php/index-berita-bisnis-dan-investasi/61-businessnews/20074-btn-turunkan-suku-bunga-kredit.html

Anda mungkin juga menyukai