Anda di halaman 1dari 14

BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik Tanaman Ganyong 1. Taksonomi Ganyong (Canna edulis Ker.) Tanaman Ganyong yang banyak tumbuh didaerah tropis ini, termasuk dalam: Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Zingiberales : Cannaceae : Canna : Canna edulis Ker.

2. Persebaran Tanaman Ganyong Ganyong merupakan tanaman asli yang berasal dari Amerika tropis tepatnya berasal dari Amerika Selatan. Fungsinya sebagai sumber pati komersial, tanaman ini juga telah dibudidayakan tidak hanya di Amerika, tapi juga di beberapa daerah tropis termasuk Asia Tenggara (Pusat Keanekaragaman Hayatii Tumbuhan Indonesia. 2011). Tanaman ini dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Jambi, Lampung dan Jawa Barat. Sedangkan di Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Maluku, tanaman ini belum dibudidayakan dan masih merupakan tumbuhan liar di pekarangan dan di pinggir-pinggir hutan. Pada umumnya para petani yang telah membudidayakan tanaman ganyong tersebut melakukan penyiangan tetapi belum melaksanakan pemberantasan hama/penyakit (Nuryadin, 2008 dalam Silfiana, Santi. 2010). Ganyong merupakan tanaman yang efisien dalam penggunaan medium fotosintesis dan toleran terhadap penaungan. Tanaman ini dapat tumbuh liar di tepi semak belukar, atau dapat juga ditanam pada tanah yang lembab. Pertumbuhan normal terjadi pada suhu di atas 9C meskipun tanaman ini juga toleran terhadap penurunan suhu sampai 0C. Cahaya menyebabkan daun layu dan memadatkan pati pada rimpang (Imai dkk., 1994 dalam Silfiana, Santi. 2010).

3. Habitat, Kultivar, dan Morfologi Tanaman Ganyong a. Habitat Ganyong Ganyong dapat tumbuh baik di berbagai iklim, dengan penyebaran curah hujan tahunan 1000-1200 mm, akan menghasilkan pertumbuhan yang memuaskan. Jenis tersebut cenderung tumbuh pada daerah yang kering, tetapi bertoleransi pada tempat-tempat basah (bukan tempat yang tergenang air), juga sangat toleransi terhadap naungan. Pertumbuhan normal terjadi pada suhu di atas 10C, tetapi juga dapat hidup pada suhu tinggi (30-32C) dan bertoleransi pada kondisi sedikit beku. Ganyong tumbuh mulai dari pantai sampai pada ketinggian 1000-2900 m dpl. dan tumbuh dengan subur pada banyak tipe tanah, termasuk daerah-daerah marginal (misalnya tanah latosol asam); tetapi lebih menyukai tanah liat berpasir dalam, kaya akan humus serta bertoleransi pada kisaran pH 4.5-8.0 (Flach dan Rumawas, 1996 dalam tanaman herbal. 2007). b. Kultivar Ganyong Di Indonesia dikenal dua macam ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepah yang berwarna merah atau ungu. Sedang yang warna batang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecoklatan adalah ganyong putih. Ganyong merah memiliki batang lebih besar, agak tahan terkena sinar matahari dan tahan kekeringan. Biji yang dihasilkan biasanya sulit berkecambah, hasil umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah. (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2010). Ganyong putih lebih kecil dan pendek, kurang tahan kena sinar tetapi tahan kekeringan. Menghasilkan 5410 biji yang bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman. Hasil rimpang basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi, umum diambil patinya (Direktorat Budidaya Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2009). Daerah yang telah membudidayakan ganyong secara intensif adalah daerah pegunungan Andes (Amerika Selatan). Di daerah ini dikenal dua kultivar ganyong yaitu verdes dan morados. Verdes mempunyai rimpang berwarna putih dengan daun hijau terang, sedangkan rimpang morados tertutup sisik yang berwarna ungu (Direktorat Budidaya Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2009). Tanaman ini dibudidayakan secara teratur di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur Pembudidayaan tidak teratur meliputi daerah D.I. Yogyakarta, Jambi, Lampung dan Jawa Barat. Sedangkan di Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tengah dan Maluku, tanaman ini belum dibudidayakan dan masih me rupakan tumbuhan liar dipekarangan dan dipinggir-pinggir hutan. Pada umumnya para petani yang telah membudidayakan tanaman ganyong tersebut melakukan penyiangan, pembumbunan tetapi belum melaksanakan pemberantasan hama/penyakit. Usaha pemupukan hanya di Jawa Barat, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta dan Sulawesi Tengah. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang dicampur dengan sampah. Rincian tingkat pemeliharaan tanaman ganyong dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1. Tingkat Pemeliharaan Tanaman Ganyong (%) Budidaya Budidaya Propinsi Tumbuhan Liar Tidak Teratur Teratur 1. Jawa Barat 10 90 2. Jawa Tengah 100 0 3. Jawa Timur 83 17 4. D.I Yogya 0 100 0 100 di 5. Sumatera pekarangan, 0 0 Barat pinggir hutan 100 di pekarangan 6. Jambi 0 100 dipnggir hutan 100 dipekaranga 7. Riau 0 0 n pinggir2 sungai 8. Lampung 10 90 0 Banyak terdapat di pinggiran jl. 9. Kalsel 0 0 Raya 100 liar di lading belum dikenal 10. Sultra 2,5 0 100 pinggir kebun dekat 11. Sulsel 0 0 rumah 80 di hutan & 12. Sulteng 0 20 ladang 13. Maluku 100 0 Sumber: Dirjen Departemen Pertanian, 2008 dalam Noeryaman 2010

c. Morfologi Ganyong Ganyong merupakan terna berimpang, tegak. Rimpang bercabang horizontal, dengan buku-buku yang berdaging, tertutup dengan sisik daun, dan serabut akar yang tebal. Batang berdaging, muncul dari rimpang, seringkali berwarna ungu. Daun tersusun secara spiral dengan pelepah besar terbuka, kadang-kadang bertangkai daun pendek, helaian daun bulat telur sempit sampai jorong sempit. Perbungaan di ujung ranting, tandan, biasanya sederhana tetapi kadang-kadang bercabang, muncul tunggal atau berpasangan, tidak teratur, bunga biseksual. Kelopak membundar telur, mahkota berbentuk pita, berwarna merah pucat sampai kuning, bibir bunga melonjong-membundar telur sempit, berbintik kuning dengan merah. Buah kapsul, membulat telur, merekah, bagian luar dengan duri-duri lunak. Biji banyak, bulat, halus dan keras, kehitaman sampai merah tua (Pusat Keanekaragaman Hayatii Tumbuhan Indonesia, 2011). Gambar 2.1 Morfologi Ganyong Gambar 2.1.1. Habitus Gambar 2.1.2. Buah

Gambar 2.1.3. Rimpang

1. Rimpang Rimpang bercabang horizontal, panjangnya dapat mencapai 60 cm, dengan buku-buku yang berdaging menyerupai umbi, tertutup dengan sisik daun, dan serabut akar yang tebal (Pusat Keanekaragaman Hayatii Tumbuhan Indonesia, 2011). 2. Daun Tanaman ganyong berdaun lebar dengan bentuk elips memanjang dan bagian pangkal dan ujung runcing. Panjang daun 40 - 70 cm, sedangkan lebarnya 20 - 40 cm. Warna daun beragam dari hijau muda sampai hijau tua. Kadang-kadang bergaris ungu atau keseluruhannya ungu. Demikian juga dengan pelepahnya ada yang berwarna ungu dan hijau (Tanaman, Herbal. 2007). 3. Bunga Perbungaan di ujung ranting, tandan, biasanya sederhana tetapi kadang-kadang bercabang, muncul tunggal atau berpasangan, tidak teratur, bunga biseksual. Kelopak bulat telur, mahkota berbentuk pita, berwarna merah pucat sampai kuning, bibir bunga lonjong - bulat telur sempit, berbintik kuning dengan merah (Pusat Keanekaragaman Hayatii Tumbuhan Indonesia, 2011). 4. Buah dan Biji Buah kotak kerapkali tidak tumbuh sempurna, bulat memanjang lebar, panjang kurang lebih 3 cm, tertutup papila. Biji 5 atau kurang per ruangnya (Steenis, 2008 dalam Silfiana, Santi. 2010). B. Sejarah Munculnya Tanaman Ganyong Di Indonesia Ganyong (Canna Edulis Ker) adalah sejenis tumbuhan penghasil umbi yang kurang populer dibandingkan ubi jalar atau ubi kayu. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, tepatnya di daerah Peru, Bolivia, dan Equador. Ganyong banyak dikenal dengan berbagai macam nama daerah. Ada yang menyebut sebagai buah tasbih, ubi pikul, ganyal, ganyol, ataupun sinetra. Awal munculnya tanaman Ganyong di Indonesia yaitu Ganyong dibawa oleh bangsa Portugis dan disebarkan ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia, setelah Columbus menemukan benua Amerika tahun 1492. (Forum Kerja Sama Agribisnis, 2011). Sementara ini, sekurangnya ada dua provinsi sebagai sentral ganyong yakni Jawa Tengah (Klaten, Wonosobo, dan Purworejo) dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, dan Karawang). (Matoa, 2008). Tanaman Ganyong (Canna edulis) atau sering juga disebut ganyol (arrowroot) tersebut selama ini dikenal sebagai tanaman liar yang tumbuh dimana saja dan nyaris tidak ada manfaatnya. Tetapi selama lima tahun terakhir tanaman tak berguna tersebut di Ciamis mulai dibudidayakan layaknya tanaman yang banyak manfaat. Umbinya diolah jadi tepung, yang manfaatnya sama dengan tepung terigu (Tribun Jabar. 2010). 7

C. Nutrisi yang terkandung dalam Tanaman Ganyong Umbi ganyong kita konsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi. Kandungan karbohidrat ganyong memang tinggi, setara dengan umbi-umbi yang lain, namun lebih rendah daripada singkong, tetapi karbohidrat umbi dan tepung ganyong lebih tinggi bila dibandingkan dengan kentang, begitu juga dengan kandungan mineral kalsium, phosphor dan besi. Tabel 2.2. Kandungan Gizi dalam 100 g Umbi Ganyong

Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI 1981 dalam Rahayu, Siti. 2009

Dengan demikian ganyong sangat tepat bila dijadikan tepung ganyong lalu digunakan sebagai bahan subsitusi tepung terigu untuk pembuatan makanan khusus bayi. Untuk lebih jelasnya kandungan gizi tepung ganyong dan umbi-umbi yang lain serta tepunya dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut: Tabel 2.3. Kandungan Gizi Ganyong dan Umbi-Umbi yang lain
Nama Bahan Makanan Air (g) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (Mg) Kalori (Mg) Fospor (Mg) Besi (Mg) Ubi Jalar 75 1,0 0,1 22,6 21 70 20,0 Singkong 63 1,2 0,3 34,7 33 40 0,7 Kentang 78 2,0 0,1 19,1 11 56 0,7 Tepung Ganyong 14 0,7 0,2 88,2 8 22 1,5 Tepung Singkong 9 1,1 0,5 85,2 84 125 1,0 Tepung Kentang 13 0,3 0,1 85,2 21 30 0,5

Nama Bahan Makanan Vitamin A Vitamin B Vitamin C

Ubi Jalar 0 0,1 10

Singkong 0 0,06 30

Kentang 0 0,06 30

Tepung Ganyong 0 0,09 0

Tepung Singkong 0 0,4 0

Tepung Kentang 0 0,04 0

Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI 1981 dalam Rahayu, Siti. 2009 Tepung ganyong sangat mudah dicerna dan baik diberikan pada bayi atau orang sakit. Tepung ganyong juga mengandung karbohidrat 85%, air sebesar 14% dan kandungan protein serta lemaknya sangat rendah. Tepung ganyong juga mengandung sedikit mineral seperti kalsium, fosfor, besi dan vitamin B. Komposisi nutrisi tepung ganyong yang lebih lengkap dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2.4. Komposisi Kimia Tepung Umbi Ganyong (tiap 100 g bahan) Air (g) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin A (UI) Vitamin B (mg) Vitamin C (mg) : 14 : 0,7 : 0,2 : 85,2 :8 : 22 : 1,5 :0 : 0,4 :0

Sumber: Susanto dan Saneto, 1994 dalam Rizki, Nia. 2010 Selain itu, kandungan gizi pada ganyong yang digunakan sebagai bahan pokok Mi Canones tidak kalah dengan zat gizi bahan pangan pokok lainnya. Aerastini (1989) mengatakan bahwa tepung ganyong mempunyai diameter molekul yang sangat halus dan sangat cocok untuk orang yang membutuhkan makanan cepat diserap oleh tubuh seperti orang /sakit dan manula. (Aerastini. 1989 dalam Suhandono, septian.2010). Selain itu ganyong sangat mudah dibudidayakan sehingga implementasi Mi Canones dapat belangsung secara kontinu. .

Kandungan gizi Mi Canones dapat dilihat di tabel berikut: Tabel 2.5. Kandungan Gizi Mi Canones per takaran saji

Sumber: Analisis Gizi Laboratorium Gizi Masyarakat IPB (2009) dalam Suhando, Septian. et al. 2010

D. Manfaat dari Tanaman Ganyong Tanaman Ganyong (Canna edulis KERR) adalah tanaman ubiubian yang dapat dimakan dan kebanyakan digunakan sebagai makanan cadangan. Nama lainnya adalah Canna. Queensland arrow root, indian shot (Inggris). Ganyong (Jawa, Sunda), buah tasbeh (Jawa), ubi pikul (Sumatera), daun tasbeh, ganyong, pisang sebiak (Malaysia). Sampai saat ini, tanaman ganyong belum diusahakan secara serius dan intensif, tetapi memberikan harapan untuk menunjang program diversifikasi pangan dan gizi, memanfaatkan lahan kosong dan meningkatkan ketahanan pangan. Ganyong menghasilkan ubi yang dapat dimakan mentah atau masak, baik setelah direbus atau diolah menjadi panganan. Tepung ganyong dapat dibuat dengan cara membuat pati yang berasal dari umbinya. Caranya yaitu bersihkan kulit ganyong dengan cara mencuci 10

bersih atau mengupasnya, kemudian parut dan peras airnya dengan menggunakan saringan, air saringan diendapkan sampai endapan dan airnya terpisah, setelah itu endapannya baru dijemur di bawah sinar matahari sampai kering, bila ingin baik hasilnya lakukan penggilingan dan siap untuk digunakan. Pati ganyong ini dapat digunakan dalam pembuatan berbagai jenis makanan, soun, lem, dll. Kegunaan lainnya adalah : a. Tanaman muda dimakan sebagai sayuran hijau. b. Daunnya digunakan pembungkus atau alas makan. c. Daun dan umbinya bisa digunakan sebagai pakan ternak (sapi). d. Tanaman dan bunganya dapat dijadikan sebagai tanaman hias. e. Bijinya yang hitam dan berkulit keras digunakan sebagai kalung atau tasbeh. f. Sebagai tanaman obat. Di beberapa Negara, Tanaman Ganyong dimanfaatkan sebagai berikut: Tabel 2.6 Manfaat Tanaman Ganyong dari berbagai Negara Negara Vietnam Kamboja Hongkong China Filiphina Manfaat Pati ganyong dijadikan bahan baku pengganti kacang hijau dalam mie bening (soun) berkualitas tinggi. Bubur umbi ganyong yang didihkan digunakan sebagai obat penyakit kulit. Umbi yang telah hancur didihkan digunakan untuk mengobati hepatitis akut. Umbi digunakan untuk mengobati trauma Umbi yang telah dihancurkan, direndam dan dilembutkan dalam air digunakan untuk menghilangkan mimisan. Sejak tahun 1830an, di Karibia umbi ganyong telah ditepungkan dan hasilnya diekspor ke Eropa Budidaya ganyong telah dilakukan secara modern dalam skala luas. Hasil umbinya ditepungkan di pabrik dan juga diekspor ke Eropa dengan sebutan "queensland arrowroot"

Amerika Tengah

Queensland & Australia

Sumber: 1) Forum Kerja Sama Agribisnis, 2011 2) Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, 2010

11

Manfaat Umbi Ganyong sebagai Tanaman Obat sebagai berikut: Tabel 2.7 Manfaat Umbi Ganyong sebagai Tanaman Obat Bagian yang digunakan Manfaat 1) Demam 2) Tekanan darah tinggi (hipertensi) 3) disentri kronis 4) wasir (hemoroid) 5) keputihan (lekore), dan 6) radang hati akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut) 7) luka berdarah, radang kulit bernanah, jerawat, memar, dan sakit kepala. 8) Panas dalam Darah haid banyak (metrorrhagia), batuk darah. Radang saluran kencing Sumber: Anonim. 2011

Rimpang

Bunga Umbi Ganyong

CARA PEMAKAIAN: 1. Untuk Pemakain Luar cuci rimpang segar, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan ke tempat yang sakit, seperti luka berdarah, radang kulit bernanah, jerawat, memar, dan sakit kepala. 2. Hepatitis ikterik akut Cuci rimpang ganyong (60 120 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa separuhnya, dinginkan dan saring, lalu minum sehari dua kali. Sekali minum tiga perempat gelas. Minum secara teratur selama 20 hari, maksimal selama 47 hari. Dosis maksimal sehari 250 g. Khasiatnya nampak setelah satu minggu. Bagian putih bola mata dan kulit yang menguning akan cepat memudar jika minum rebusan obat ini. 3. Darah haid banyak, batuk darah Rebus bunga ganyong kering (10 15 g) dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan 2 3 kali sehari. 4. Keputihan Sediakan rimpang ganyong kering, ketan, dan daging ayam masingmasing 30 g. Bersihkan rimpang tasbih dan daging ayam, lalu iris tipistipis. Masukkan semua bahan ke dalam mangkuk email, tambahkan air sampai semua bahan terendam dan permukaan air kira-kira 2 cm di atasnya, lalu tim. Setelah masak, semua bahan bisa dimakan sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

12

5. Wasir (hemoroid) Cuci rimpang ganyong segar (60 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas. 6. Panas Dalam Umbi ganyong 30 g; Rimpang temu lawak 30 g; Air 700 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum hangat-hangat 2 kali sehari. 7. Radang saluran kencing Umbi ganyong 40 g; Daun kumis kucing 30 g; Akar alang-alang 20 g; Air 600 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum hangat-hangat pagi dan sore.

Manfaat Umbi Ganyong bagi Bayi: Kandungan fosfor dan kalsium yang cukup banyak dibandingkan kandungan fosfor dan kalsium di jenis pangan yang lain misal kentang, ubi jalar, jagung, padi dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan pada balita terutama pada tulang dan gigi. Umbi Ganyong juga dapat diolah menjadi makanan, sebagai berikut: 1. Agar-agar Ganyong 2. Minyong Mie Ganyong 3. Black Forest Tepung Ganyong 4. Bagelan Ganyong 5. Kue Kering 6. Roti Ganyong 7. Es Krim Ganyong 8. Kue Bolu Ganyong, dll. E. Proses Pembuatan Biskuit Ganyong (Makanan Bayi) Pembuatan Biskuit Ganyong sangat mudah, bahan utama yang digunakan mengandung fosfor dan kalsium yang sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi. Terlebih dahulu kami memaparkan cara pembuatan tepung ganyong yang merupakan bahan subtitusi tepung terigu pada pembuatan biskuit ganyong (makanan bayi). Selain itu, untuk lebih memudahkan membuat biskut ganyong, sudah banyak dijual tepung ganyong yang sudah diolah dan dalam bentuk kemasan. Harganya terjangkau, meskipun hanya daerah-daerah tertentu saja yang menjual tepung ganyong.

13

1. Proses pembuatan tepung Ganyong Bahan Umbi ganyong yang sudah tua 5 kg Alat 1) Pisau 2) Parutan 3) Tampah (nyiru) 4) Panci 5) Kain saring atau kain blacu 6) Alat penumbuk (lumpang dan alu) 7) Ayakan Cara Membuat Ganyong dikupas hingga bersih

Cuci dan bersihkan ganyong

Iris tipis-tipis seperti membuat keripik

Irisan dilakukan menurut arah serat umbi atau melintang

Irisan ganyong direndam dengan Sodium Bisulfit 0,05 selama 24 jam

Jemur di bawah sinar matahari selama 10 hari sampai irisan ganyong mudah dipatahkan Tumbuk, lalu tampi tepung yang dihasilkan Tumbuk lagi sampai halus sisa yang masih ada, kemudian ayak kembali

TEPUNG GANYONG

14

Catatan: Serat-serat dan ampas yang dihasilkan waktu menampi atau engayak tepung ganyong dapat dipakai sebagai campuran makanan ternak ayam, sapi, babi, atau itik. (Sumber: Business Ideas, 2009)

2. Proses pembuatan Biskuit Ganyong (Makanan Bayi) Bahan: 1) 2) 3) 4) 2 sendok tepung Ganyong 2 kotak kecil butter/ butter yang cair 2 sendok keju parut (hanya untuk memberi rasa pada biskuit) air es secukupnya

Cara-cara sekedarnya: Sediakan Tepung Ganyong

Campur tepung Ganyong dengan butter

Aduk sampai rata, lalu campur dengan Keju parut

tambahkan air es sedikit demi sedikit sampai adonan tidak lengket dan mudah dibentuk bola

bentuk bola dan pipihkan, atau cetak sesukanya

panggang kurang lebih 25 menit atau hingga kecoklatan angkat, biarkan dingin dan mengeras, lalu masukkan toples, tutup rapat Catatan : Biskuit ini bisa dimakan sewaktu-waktu. Bahkan cukup lezat untuk dilarutkan dengan ASI atau susu formula lainnya.

15

Selain itu, cara untuk menyajikan biskuit Ganyong menjadi bubur bayi caranya mudah. Bahan-bahan yang digunakan tidak rumit. Berikut bahan dan cara membuatnya: Bahan: 1) 2) 3) 4) 2 keping biskuit Ganyong 2 sdm susu formula 50 ml air hangat 1 buah pisang ambon (bila ingin dicampurkan atau sebagai pelengkap)

Cara membuat: 1) Rendam biscuit Ganyong kedalam susu formula yang sudah dicampur dengan air hangat. 2) Pisang diblender halus/tumbuk hingga halus. 3) Campurkan pisang yang sudah halus kedalam rendaman biskuit yang sudah halus. 4) Sajikan segera.

16

Anda mungkin juga menyukai