Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada tahun 2006 Badan Kesehatan Dunia (WHO=World Health Organization) menyatakan bahwa lebih dari 10 juta balita meninggal tiap tahun, diperkirakan 2,5 juta meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang kini ada maupun yang terbaru. Ini berarti sangat jelas bahwa imunisasi sangat penting untuk mengurangi seluruh kematian anak. Dalam era globalisasi dan komunikasi tanpa batas, yang berdampak pada peningkatan kerentanan dalam penyebaran penyakit, membuat peran imunisasi semakin vital (Azwar, dkk, 2006). Dampak yang dapat terjadi jika bayi-bayi tidak diberikan imunisasi hepatitis B berupa gejala-gejala yang ringan, atau tidak mempunyai gejala sama sekali. Tetapi, banyak dari bayi-bayi ini yang terus menyimpan virus tersebut di dalam aliran darah mereka selama bertahun-tahun dan bisa menularkannya kepada orang lain. Sebanyak 25% dari penyebar kuman hepatitis B bisa terkena kanker hati atau kerusakan pada hati di kemudian hari dalam hidup mereka. Selain itu pada bagian tubuh yang lain dapat terjadi komplikasi yaitu oedeme serebral, pendarahan saluran cerna, gangguan fungsi hati, cerosis hepatis, karsinoma hepatis, gangguan pernafasan, gagal ginjal, hipoglikemia, gelisah, hipotensi dan kematian (Mansjoer, dkk, 2000). Pada tahun 2005 sasaran balita yang diimunisasi hepatitis B di Indonesia sebanyak 4.866.842 balita dengan cakupan imunisasi hepatitis B HB1 (<7 hari)

berjumlah 2.000.355 (41,1%), HB2 (>7 hari) 2.430.370 (49,9%), HEP.B2 3.478.119 (71,5%) dan HEP.B3 sebanyak 3.314.254 (68,1%). Sementara sasaran balita yang diimunisasi hepatitis B di Propinsi Lampung sebanyak 171.587 balita dengan cakupan imunisasi hepatitis B HB1 (<7 hari) berjumlah 48.397 (28,2%), HB2 (>7 hari) 82.252 (47,9%), HEP.B2 123.907 (72,7%) dan HEP.B3 sebanyak 121.399 (70,8%) (Sjafii, dkk. 2007). Menurut Profil Kesehatan Provinsi Lampung 2006 bahwa sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 jumlah cakupan imunisasi hepatitis B di Propinsi Lampung berfluktuatif naik turun dan belum mencapai target >90% dari sasaran sebesar 17.615 (23,10%). Berdasarkan grafik trend cakupan imunisasi hepatitis yang ada, diketahui bahwa pada tahun 2005 baru 2 kabupaten/kota yang mencapai target yaitu Kabupaten Tanggamus (76,32%) dan Lampung Timur (77,41%), sedangkan Kabupaten/Kota lainnya rata-rata masih di bawah 70% (Dinkes Provinsi Lampung, 2006). Dari Laporan Bulanan Imunisasi Puskesmas Kalirejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Lampung Selatan tahun 2005-2007 diketahui bahwa pada tahun 2005 pencapaian hepatitis B1 (0-7 hari) berjumlah 42,3% (309 bayi) dari sasaran sebanyak 730 bayi, tahun 2006 pencapaian hepatitis B1 (0-7 hari) berjumlah 51,9% (392 bayi) dari sasaran sebanyak 755 bayi dan pada tahun 2007 pencapaian hepatitis B1 (0-7 hari) baru mencapai 56,9% (440 bayi) dari sasaran sebanyak 730 bayi. Berdasarkan hasil pre-survey yang peneliti lakukan pada minggu kedua dan ketiga bulan Desember 2007 di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo Kecamatan Negeri Katon

Kabupaten Lampung Selatan, diketahui bahwa pencapaian imunisasi HB1 (0-7 hari) berjumlah 44 bayi (56,9%), DPT-HB1 748 bayi (96,7%), DPT-HB2 738 bayi (95,4%) dan DPT-HB3 738 bayi (95,4%). Dari jumlah tersebut diketahui pula bahwa cakupan imunisasi HB1 (0-7 hari) di Wilayah Puskesmas Kalirejo tergolong rendah (56,9%) dari target keseluruhan sebanyak 773 bayi. Dari jumlah tersebut ditemukan bahwa cakupan imunisasi hepatitis B belum mencapai target yang diharapkan, ini berarti terjadi kesenjangan antara target dan cakupan imunisasi hepatitis B sebesar 42,2%. Pada saat yang hampir bersamaan peneliti menemukan beberapa masalah yang menjadi fenomena dalam penelitian ini, salah satunya yaitu dimana sebagian besar masyarakat yaitu belum diketahuinya karakteristik ibu yang memberikan imunisasi hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari serta jumlah bayi yang diberi imunisasi hepatitis B. Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mendeskripsikan data yang merupakan identifikasi masalah, yaitu sebagai berikut: 1.2.1 Ditemukan bahwa cakupan imunisasi hepatitis B belum mencapai target

yang diharapkan, ini berarti terjadi kesenjangan antara target dan cakupan imunisasi hepatitis B sebesar 42,2%. 1.2.2 Masih rendahnya cakupan imunisasi HB1 (0-7 hari) di Wilayah

Puskesmas Kalirejo yaitu 56,9% dari target keseluruhan sebanyak 773 bayi.

1.3 Masalah dan Permasalahan 1.3.1 Masalah

Belum diketahuinya karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ? 1.3.2 1. Permasalahan

Bagaimana karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan imunisasi

hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ berdasarkan pendidikan? 2. Bagaimana karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan imunisasi

hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ berdasarkan pekerjaan? 3. Bagaimana karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan imunisasi

hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ berdasarkan pengetahuan? 4. Bagaimana karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan imunisasi

hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ berdasarkan lokasi?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ. 1.4.2 1. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan

imunisasi hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ berdasarkan pendidikan. 2. Untuk mengetahui karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan

imunisasi hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ berdasarkan pekerjaan.

3.

Untuk mengetahui karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan

imunisasi hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ berdasarkan pengetahuan. 4. Untuk mengetahui karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan

imunisasi hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ berdasarkan lokasi. 1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1.5.1 Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti, sehingga dapat mengetahui tentang karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B. 1.5.2 Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan referensi berupa bacaan di perpustakaan yang bermanfaat khususnya mengenai karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B. 1.5.3 Lahan Penelitian upaya pendidikan kesehatan berupa penyuluhan tentang

Meningkatkan

pentingnya pemberian imunisasi hepatitis B kepada masyarakat khususnya ibuibu yang memiliki bayi 0-7 hari. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1 1.6.2 1.6.3 1.6.4 Jenis penelitian Subjek Penelitian Objek penelitian Lokasi penelitian : Deskriptif : ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-7 hari : Karakteristik ibu bayi usia 0-7 hari : Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ

1.6.5

Waktu Penelitian

: Juni Juli 2008

Anda mungkin juga menyukai