Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010

BAB II PENGERJAAN MESIN BUBUT (LATHE MACHINE)

2.1        

Tujuan Praktikum Setiap mahasiswa dapat mengoperasikan mesin bubut Mahasiswa dapat memahami dan mengerti gambar kerja Mahasiswa dapat mengetahui dan menguasai pembubutan Mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk pahat dan fungsinya Mahasiswa dapat mengetahui ukuran-ukuran benda kerja Mahasiswa dapat mengetahui kerja efisien (apa yang dikerjakan terlebih dahulu) Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen mesin bubut serta fungsinya

2.2

Landasan Teori Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

11

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci. 2.2.1 Prinsip Kerja Mesin Bubut Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini, dihasilkan sayatan dan bentuk benda kerja yang umumnya simetris. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir. Pekerjaan pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut, antara lain : membubut luar membubut dalam membubut tirus membubut permukaan memotong membuat ulir

12

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010

2.2.2

Bagian-bagian Mesin Bubut Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.

13

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010

Gb. Bagian-bagian mesin bubut


a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. 2.3 Kepala tetap ( head stock ) Spindel (spindle ) Eretan ( carriage ) Kepala lepas ( tail stock ) Alas ( bed ) Ulir pembawa ( lead screw ) Poros penjualan ( feed rod ) Tempat pahat ( tool post ) Alas putar (swivel base ) Lemari roda gigi ( Gear box ) Cara Membubut

Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut :  Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas pada waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan  Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran

14

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


benda tidak oleng/ simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin.  Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur possisi tersebut dapat menggunakan ganjal dari plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model perahu ( american tool post ), kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu : 1) Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal. Persamaan kecepatan potong :
v! TDo N 1000

Do N

= diameter awal = kecepatan putar (rpm)

2) Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan bisa aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada facing) 3) Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang terlalu dalam akan menyebabkan pahat cepat rusak 4) Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan 5) Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan T! L fr = waktu potong (menit) = panjang pemesinan (mm) = feed rate (mm/menit)

T L fr

15

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


Cara membubut ada beberapa macam antara lain: 2.3.1 Cara Membubut Tirus Pada bagian-bagian mesin, selain poros denagn bentuk rata memanjang atau bertingkat, ada juga poros bebrbentuk tirus. Untuk membubut tirus dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, dengan menggeser kepala lepas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

 x = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle

Dimana :

D = Diameter terbesar d = Diameter terkecil L = Panjang benda kerja l = Panjang yang ditiruskan Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar ( swifel base ) dengan menentukan besarnya sudut.

16

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010

Dimana

tg x = Tangen x D d l = Diameter terbesar = Diameter terkecil = Jarak yang ditentukan

Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat daftar di bawah ini :

xo 1 2 3 4 5 6 7 8

Tg 0.017 0.038 0.052 0.070 0.087 0.105 0.122 0.140

xo 11 12 13 14 15 16 17 18

Tg 0.194 0.212 0.230 0.249 0.267 0.286 0.305 0.324

xo 21 22 23 24 25 26 27 28

Tg 0.383 0.404 0.424 0.445 0.466 0.487 0.509 0.531

xo 31 32 33 34 35 36 37 38

tg 0.600 0.624 0.649 0.674 0.700 0.726 0.753 0.781

xo 41 42 43 44 45 46 47 48

tg 0.869 0.900 0.932 0.965 1.000 1.035 1.071 1.110

17

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


9 10 0.158 0.176 19 20 0.344 0.364 29 30 0.554 0.577 39 40 0.809 0.839 49 50 1.180 1.191

2.3.2

Cara Membubut Ulir Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut :  Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu : + Ulir metrik dengan sudut 60o + Ulir whit worth ( WW ) dengan sudut 55 o Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai. Apabila pahatnya belum tersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan.  Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar sehingga membentuk sudut 90  o dengan garis sumbu spindel.

Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng. Yaitu pada saat akan memulai pembubutan , jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir, handle otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan berulang-ulang.

18

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010

2.3.3

Bentuk-bentuk Pahat Agar sesuai dengan penggunaannya, seperti kekerasan bahan, bentuk, dan jenis benda kerja, maka pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga masing-masing memiliki spesifikasi tersendiri, antara lain : - pahat kasar kiri - pahat kasar kanan - pahat halus - pahat permukaan kiri - pahat permukaan kanan - pahat potong / alur

19

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010

Agar menghasilkan kemampuan penatalan yang baik, maka pahat bubut memiliki sudut-sudut geometris. Sudut-sudut geometris tersebut terdiri dari :

20

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


o o - sudut potong sisi ( 45 60 ) - sudut jalan bebas ( 8o 15o ) o o - sudut baji ( 30 82 ) o o - sudut siduk ( 10 52 )

Bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih keras akan berlainan dengan bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih lunak. Di bawah ini adalah daftar sudut-sudut pahat bubut untuk beberapa logam : Sudut- sudut pisau bubut untuk beberapa logam Bahan Alumunium Perunggu Kuningan Baja sampai 60 kg / mm2 Baja 60 kg / mm2 ke atas Besi tuang Pahat ulir 10 V 8 o o o 30 W o - 50 o o 32 15 o o S 52 40 o o

15

40

12 o 15 o 8o 8o 6 8 o o

50 o 62 o 68 o 74 82 o o

25 o 28 o 20 o 14 o 10 o

2.3.4

Kecepatan Spindel Kecepatan spindel harus disesuaikan dengan kekerasan dari benda kerja yang akan dibubut. Yaitu, makin keras benda kerja atau makin besar diameternya, kecepatan spindle makin rendah. Dan makin lunak benda kerja atau makin kecil diameternya, kecepatan spindle makin tinggi.

21

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


Untuk menghitung kecepatan spindel dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

N
Dimana :

  

N = kecepatan spindle dalam rpm s = kecepatan potong

D = diameter benda kerja0

Daftar kecepatan potong untuk masing-masing bahan, dapat dilihat di bawah ini : Bahan Baja (mild steel) Baja tuang Baja paduan Kuningan perunggu Tembaga Alumunium Plastik Pengerjaan kasar 30 20 15 50 30 70 80 Menghaluskan 40 30 25 70 40 100 120

2.3.5

Jenis-jenis Mesin Bubut Ada beberapa jenis-jenis mesin bubut antara lain: 1. 2. 3. 4. Mesin Bubut Universal Mesin Bubut Khusus Mesin Bubut Konvensional Mesin Bubut dengan Komputer (CNC)

22

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


2.4 Alat-alat yang Digunakan          2.5 Mesin bubut Pahat bubut Mistar dan jangka sorong Kunci L Kunci pemegang pahat Coolant / oli Lap / majun Kikir Knurling

Tugas dan Pertanyaaan 2.5.1 Tugas Dalam tugas saat praktikum proses produksi, mahasiswa di tugaskan untuk membubut pegangan palu dengan menggunakan mesin bubut. Yang semula besi berukuran 19 cm di bubut menjadi ukuran 17 cm dan sesuai tugas yang digambarkan seperti dibawah ini.

Cara pengerjaan: 1. Memasang benda kerja (besi) pada chuck, dikencangkan dan diperiksa apakah tidak goyang saat mesin dijalankan.

23

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


2. Menyalakan mesin bubut, kemudian benda kerja berdiameter 19 mm dibubut sepanjang 100 mm dan sedalam 4 mm hingga mendapatkan ukuran 15 mm 3. Ulangi langkah 2 namun bubut benda kerja berdiameter 15 mm bubut sepanjang 20 mm dan sedalam 3 mm hingga medapat ukuran 12 mm. 4. Buka benda kerja kemudian pasang kembali namun kebalikan dari pekerjaan 1. Periksa apakah tidak goyang saat mesin dijalankan 5. Nyalakan mesin bubut, kemudian bendakerja yang berdiameter 19 mm dibubut sepanjang 100 mm dan bubut sedalam 2 mm hingga mendapatkan ukuran 17 mm. 6. Setelah mendapat ukuran 17 mm. Benda kerja bubut kembali dengan menghaluskan permukaan. 7. Buat ulir pada ujung benda kerja berdiameter 12mm.

2.5.2

Pertanyaan 1. Jelaskan bagaimana cara pemasangan cara benda kerja berbentuk kotak pada mesin bubut, agar benda itu center untuk dilakuakan pengeboran? Jawab: Cara pemasangan sama dengan pemasangan benda berbentuk silindris, hanya saja pencekam dengan chuck yang digunakan adalah four jaw chuck (cekam rahang 4). 2. Sebutkan sifat-sifat baja potong cepat (HSS)? Jawab: Sifat-sifat HSS (baja potong panjang) adalah : y y y Tahan aus yang cukup baik hingga suhu 650 C Ulet atau kekerasan relative tinggi Dan mengandung Fe=18%, Wolfram & Chrom 5.5% dengan tambahan Vanadium, Molibdenum, dan Kobalt

24

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


3. Sebuah poros terbuat dari besi (Wrought Iron) dengan =7000 kg/cm3, berdiameter awal 75 cm akan dibubut hingga diameternya menjadi 50 cm. Bila mesin bubut mempunyai kecepatan potong 60 cm/menit, panjang poros 2000 mm dan umpan 2 mm juga dalamnya pemotongan 0,2 mm/putaran. Tentukan: a. Berapa putaran memesin yang diijinkan b. Berapa berat geram yang terjadi Jawab: Diket : Do = 75 cm = 0.75 m D1 = 50 cm = 0.5 m V = 60 cm/menit = 0.6 m/menit Panjang poros = 2000 mm = 2 m Umpan = 2 mm = 0,002 m Dalam pemotongan = 0.2 mm/putaran Ditanya : a). N=? b). MRR =? Jawab:

a.

N!

600 V ! ! 0,255mm / rev TxD0 3,14 x750

b. berat geram yang terbentuk adalah: (volume benda sebelum di bubut volume benda setelah di bubut) x V = [(3,14 x 0,75m x 2m) (3,14 x 0,5m x 2m)] x 0,7 kg/m3 = (4,71 3,14) x 0,7 = 1,099 kg

25

Universitas Mercu Buana / FTI

Laporan Praktikum Proses Produksi 2010


2.6 Kesimpulan dan Saran Dalam pengerjaan pembubutan kita harus memperhatikan beberapa faktor yang sangat mempengaruhi proses pengerjaan yaitu : y Material dari benda kerja, hal ini agar supaya kita tidak salah dalam memilih jenis pahat yang akan digunakan, y Material dari pahat, hal ini agar kita dapat memperhitungkan waktu pengoprasian mesin (efisiensi kerja). y Memperhitungkan waktu pengerjaan, hal ini akan sangat berpengaruh pada kemungkinan biaya yang akan timbul dalam proses pembubutan tersebut. y Ketinggian mata pahat harus sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja karena bila tidak sejajar maka pahat akan cepat aus dan permukaan yang dipotong tidak akan rata. y Gerak potong pada mesin bubut adalah gerakan dari benda yang menyebabkan dirinya terpotong. Gerakan ini dilakukan oleh benda kerja berupa gerak putar. y Gerak makan adalah gerak yang bertujuan untuk memperluas bidang potong. Gerakan ini dilakukan oleh pahat berupa gerak menuju permukaan benda kerja. y Kedalaman benda kerja yang hendak dibubut diatur dengan pemutar untuk gerakan eretan dan diusahakan bila menginginkan kedalaman yang cukup dalam dilakukan secara bertahap. y Reduksi diameter dilakukan berulang-ulang, sedikit demi sedikit hingga mendapatkan diameter yang dinginkan. y Untuk membuat ulir digunakan mata pahat yang khusus. Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga mencapai kedalaman celah ulir yang diinginkan. Sebelum memulai proses ini, kita harus lebih dahulu menentukan lebar pitch yang diinginkan. y Paremeter- parameter dalam proses bubut yaitu kecepatan potong, gerak makan, kedalaman potong, waktu potong, dan panjang pemesinan. Parameter-parameter tersebut akan menentukan hasil akhir dari proses bubut.

26

Universitas Mercu Buana / FTI

Anda mungkin juga menyukai