Anda di halaman 1dari 3

E F E S U S

3 : 20 - 21

(Beberapa Kutipan Lepas: Informasi, Ulasan dan Renungan)

Gereja Muda
Barangkali harus dikatakan bahwa kekhususan situasi orang Efesus justru terletak dalam fakta bahwa orang Kristen yang bertobat dari kalangan kafir mengubah situasi jemaat Efesus. Dari Kis 19:1-20 diperoleh kesan bahwa juga jemaat Efesus --- pada zaman Paulus sendiri --- mulai sebagai jemaat Kristen-Yahudi. Sama seperti di lain tempat (mis. di Korintus) lama kelamaan juga pertobatan dari kalangan kafir (= asli) mulai masuk. Efesus memang kota kafir. Tetapi lain dari Korintus, Efesus punya kebudayaan dan tradisi sendiri. Dewi Artemis (Latin: Diana) sangat dihormati di kota itu (lih. Kis 19:21-40). [] Maka orang Kristen [asal] kafir mulai mencari jalan mereka sendiri. Bagi mereka tidak jelas mengapa harus mengikuti tradisi angkatan pertama dari kalangan Yahudi (yang pada umumnya tidak terlalu dihargai di Efesus). Tradisi kristiani menjadi soal. Permasalahan jemaat Efesus adalah soal inkulturasi: IMAN KRISTIANI DALAM BENTUK KEBUDAYAAN ASIA. Permasalahan jemaat Efesus tidak timbul dari suatu clash antara angkatan lama dan angkatan baru, tetapi dari perbedaan kebudayaan antara kedua angkatan itu [kutipan dari Tom Jacob, Dari Jemaat Lokal ke Gereja Universal dalam Tom Jacob (ed.), Gereja Menurut Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 76f.]. Informasi: Di Efesus banyak orang Yahudi, yg menikmati kedudukan khas pada zaman kerajaan Romawi mula-mula Mungkin Akwila dan Priskila melayankan agama Kristen di Efesus pada thn 52 M, waktu Paulus berkunjung sebentar di sana pada perjalanan penginjilan kedua (Kis 18:18-21) dan meninggalkan mereka di sana. Pada perjalanan penginjilan ketiga tujuannya adalah Efesus, dan ia tinggal di sana lebih dari 2 thn (Kis 19:8,10), tanpa diragukan, ia tertarik oleh keutamaan Efesus yg strategis sebagai pusat perdagangan, politik dan agama. Menjelang akhir kunjungan Paulus di sana, perkembangan agama Kristen yg menolak sinkretisme, terus-menerus menghadapi perlawanan dari pihak agama yang mapan [kutipan dari Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Ji;id 1, terj. (Jakarta: YKBK/OMF, 1992), hlm. 268].

Garis Besar Isi


3:14-21 Doa kedua, agar mereka mendapat pengetahuan tentang kasih Kristus dan kepenuhan-Nya yg diam di dalam mereka; diakhiri dengan nyanyian pujian [kutipan dari Ibid., hlm. 269].

2
Kasih tanpa batas dari kristus

Seperti sudah di singgung di muka, Paulus berdoa agar orang-orang Kristen di Efesus dimam -pukan untuk menghayati arti dan makna yang luas,dalam, panjang dan tinggi dari kasih Kristus. Tersirat Paulus seakan-akan mengajak para pembaca suratnya untuk mengamati alam semesta --- langit yang tak terbatas di atas, kaki langit yang tak berujung di sekeling kita dan kedalaman bumi dan lautan di bawah kita, dan berkata, Sedemikian itulah kasih Kristus. Bagi Paulus, wawasannya tadi telah memadai untuk menggambarkan kasih tak terbatas dari Kristus itu. Tetapi ada beberapa orang telah mengembangkan gagasan tadi untuk lebih menjelaskan apa yang Paulus maksudkan. Salah seorang penafsir di masa lampau, misalnya, menyatakan Salib sebagai simbol dari kasih Kristus itu. Untuk potongan kayu yang membujur, maka bagian ujung atasnya menunjuk ke ketinggian, lalu ujung bawahnya menunjuk ke kedalaman; untuk potongan kayu yang melintang, maka kedua ujungnya menunjuk kepada horison yang tak berujung. Kalau masih perlu ditambahkan lagi, maka dapat dikatakan bahwa luas dan lebarnya kasih Kristus itu sedemikian rupa, sehingga merangkul setiap orang dari berbagai jenis di sepanjang segala abad dan di setiap sudut dunia..Mengenai panjangnya adalah sedemikian rupa, sehingga melewati salib sekali pun Kristus telah lakukan. Mengenai kedalamannya adalah sedemikian rupa, sehingga melewati kematian sekali pun Kristus telah lakukan. Mengenai ketinggian adalah sedemikian rupa, sehingga di surga sana pun Kristus tetap berdoa syafaat bagi kita (Ibr 7:25). Pendek kata, tak seorang pun yang berada di luar jangkauan kasih Kristus; juga tak ada sudut apa pun di dunia ini yang tak ter-terobos-i dengan sinar kasihNya itu. Sesudah menggambarkan kasih Kristus sedemian rupa itu, Paulus kembali ke gagasan dasar dan isyu pokok suratnya ini: Di manakah kasih Kristus ini dapat dialami? Kita mengalaminya dalam persekutuan orang-orang yang telah diselamatkan dan dikuduskan oleh Tuhan. Itulah Gereja! Tidak disangkali bahwa banyak Gereja yang bercacat. Para warganya pun sangat jauh dari apa yang seharusnya mereka lakukan. Tetapi dalam persekutuan Gereja, kita menemukan kasih Allah itu. Perikop bacaan kita diakhiri dengan doksologi [Saduran bebas dari William Barclay, The Daily Study Bible: the Letters to the Galatians and Ephesians (Edinburgh: the Saint Andrew, 1981), p. 132f.]. Informasi: Dalam surat Efesus, Paulus sekali lagi mengingatkan posisi sentral Kristus dalam rencana Allah dan dalam kehidupan orang percaya. Ia mulai dengan mengingatkan para pembacanya tentang hak-hak istimewa yang mereka miliki di dalam Kristus. Walaupun orangorang kepada siapa ia menulis [adalah] dahulunya hidup di dalam hawa nafsu daging (Ef 2:3), Allah telah menempatkan mereka pada suatu kedudukan yang baru. [] Beberapa orang yang membaca surat Paulus ini telah diberitahu sebelumnya oleh Paulus sendiri. Sebab memang hal itu merupakan pelayanannya yang khusus: untuk membe -ritakan kepada orang-orang bukan-Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu (Ef 3:8); dan untuk memperlihatkan bagaimana kekayaan itu dapat diterima dan dinikmati dalam kehidupan yang nyata. Beberapa pembacanya mungkin dipengaruhi oleh ajar -an palsu seperti yang dianut bidat Kolose. Mereka akan menemukan kepuasan sejati yang mereka idamkan hanya bila mereka bersedia dipenuhi di dalam segala kepenuhan

Allah (Ef 3:19), yang diketemukan hanya di dalam Kristus [kutipan dari John Drane, Memahami Perjanjian Baru, terj. (Jakarta: BPK-GM, 2008), hlm. 386].

3
Lebih dari doa kita Musim panas yang panjang tanpa hujan menyebabkan tanah kering berdebu. Di bawah langit tak berawan, tanaman di ladang layu kekurangan air. Tampaknya tidak ada panen yang baik. Lalu tiba-tiba awan berarak menutupi matahari, makin menebal dan menggelap. Mulamula, titik-titik air hujan membawa harum segar cuaca musim panas. Tak lama berselang ge- rimis datang, dan gerimis jadi hujan lebat, yang berlangsung beberapa jam, membasahi dan mengairi tanah; memberi kehidupan bagi tanaman. Saat kami berdiri di dekat ladang mengamati seluruh hamparan ladang, seorang petani menengadah ke langit dan berdoa, Terima kasih, Tuhan. Aku meminta gerimis menyegar- kan, dan Engkau menurunkan hujan lebat yang membasahi tanah. Dalam satu saat tertentu, doa kita mungkin terkabul. Namun, jika kita merenungkan hi- dup dari sudut pandang jangka panjang, kita menyadari telah menerima lebih dari yang kita minta. Allah yang kita percayai, dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan (Ef 3:20) --- Horward Coop (Kentucky, USA) [kutipan
dari Edisi Khusus Setahun, Saat Teduh, terj. (Jakarta: BPK-GM, t.t.), 5 Oktober].

- - - NR - - -

Anda mungkin juga menyukai