Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Budidaya lobster yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bentuk kemitraan usaha yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya berada dipihak produksi dengan pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak yang menguasai pengolahan dan pemasaran. Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha perikanan rakyat, dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta nasional atau asing. Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lain pengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar. Di lain pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usaha yang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan pasar. Kelemahan dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya. Karena dalam perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan yang bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara pengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan atau produk kelautan. Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan karena diusahakan di laut, dan yang dapat dikembangkan dengan menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya lobster. Lobster ialah jenis hewan omnivora atau pemakan segala. Di alam, lobster makan apa saja yang ada didasar kolam, danau atau sungai. Makanannya meliputi , akar dedaunan,daging, ikan, keong mas, bekicot dan cacing. Dalam pengembangan ini lobster pakan alami tauge, wortel, kangkung, bayam, buncis, kol, semua jenis sayuran; dan umbi-umbian seperti singkong, ubi merah, ubi putih juga bisa diberikan sebagai pakan. Pakan jenis ini selain mengandung protein diatas 40%, juga mengandung nutisi yang lengkap. Dalam usaha meningkatkan produksi, perlu adanya budidaya lobster secara intensif dan profesional baik mulai budidaya lobster ditempat pembenihan, kolam pembesaran dan sampai siap dipasarkan. Dimana ketiga hal ini merupakan mata rantai yang saling berhubungan, namun bisa berdiri sendiri apabila diusahakan. Disamping itu aspek permodalan juga sangatlah penting dalam menunjang usaha perikanan ini. Banyak masyarakat yanng enggan melakukan usaha ini karena keterbatasan modal. Sangat disayangkan potensi yang ada ditinggalkan dan tidak dimanfaatkan hanya karena

persoalan modal. Ketiadaan modal merupakan persoalan yang mendasar dalam masyarakat selama ini.

b. Maksud dan Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam usaha ini adalah : 1. Meningkatkan sektor usaha Lobster di wilayah setempat sekaligus agar masyarakat mengetahui pengolahan ikan air tawar berdasarkan permintaan pasar. 2. Menyerap tenaga kerja yang berpendidikan rendah dalam usaha ini. 3. Memenuhi permintaan pasar akan kebutuhan ikan bakar yang siap komsumsi 4. Meninkatkan keuntungan rumah tangga.

c. Deskripsi Perusahaan CV. LOBSTER DEVELOP INDONESIA merupakan bentuk badan usaha yang bergerak di pengembangbiakan lobster air tawar dan pengelolaannya akan lebih profesional dan profitable di bidangnya, serta tanggap dalam melihat prospek pasar. Indonesia memiliki potensi besar sebagai wilayah pengembangan lobster air tawar karena memiliki dua musim. Sayangnya hal ini tidak di barengi dngan sumber daya manusia yang ( SDM ) yang andal dalam mengembangkan budidaya lobster air tawar. Dengan kondisi ini menyebabkan lobster air tawar masih sulit diperoleh di pasaran dan harganya masih kurang terjangkau masyarakat luas. Booming lobster air tawar belum terlalu lama, sehingga peluang memanfatkan moment ini masih terbuka lebar, berkat harganya yang istimewa membuat lobster air tawar tepat dijadikan pilihan bagi siapa saja yang berminat terjun kedunia bisnis perundangan. Selain sebagai produk konsumsi, lobster air tawar juga cocok dipajang diakuarium sebagai lobster hias. Secara teknis, budidaya lobster air tawar sangat gampang, tidak seperti udang windu atau udang galah yang relatip lebih rumit dan sulit.

BAB II ANALISA INDUSTRI


a. Bidang Usaha Beberapa usaha yang akan kami kembangkan meliputi : Usaha jasa pengelolaan pengembangbiakan Lobster Air Tawar domestik Usaha Produksi dan Pemasaran b. Luas Pasar keseluruhan Target pasar yang akan dicapai ialah pasar lokal. Memenuhi kebutuhan pasar yang sangat terjangkau. Mempermudah proses transaksi dipasar.

c. Pengembangan Produk-Produk Baru Dalam Industri Melihat dari segi pengelolaan dan pengembangan membudidayakan Lobster Air Tawar lebih mudah ketimbang jenis udang yang lainnya, misalnya saja udang galah. Tempat pemeliharaanya pun tidak perlu luas, cukup menggunakan akuarium, kolam atau olam bak yang terbuat dari semen. Hal ini berbeda dengan udang galah yang pemeliharaannya membutuhkan teknik yang lebih rumit dan penggunaan lahan yang tidak sempit.

d. Kecenderungan Pasar Melihat secara geografis Indonesia memiliki 2 iklim tropis yang mendukung untuk melakukan pengembangan lobster air tawar sepanjang tahun tanpa henti. Dengan demikian, potensi lobster air tawar yang umumnya bertelur 4-5 kali dalam setahun dan bias dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini berbeda dengan di Queensland yang merupakan asal lobster jenis red claw sedangkan di wilayah timur Australia sebelah timur justru terpaksa harus puas dengan 2 kali pengembangan dalam setahun.

e. Pangsa pasar yang dikuasai pesaing Sudah terlebih dahulu Sudah dikenal Tidak sulit mendapatkan konsumen

f. Kekuatan dan kelemahan pesaing Kekuatan

Semakin besar skala usahanya , perputaran modalnya tentu juga semakin besar. Misalnya, pembenihan skala kecil hanya melibatkan belasan indukan, sedangkan pada skala besar bias puluhan hingga ratusan indukan yang dikawinkan, modal yang diperlukan tentu juga semakin besar. Jumlah indukan yang harus dipelihara harus mengikuti luas kolam. Kelemahan Tidak dapat di pasarkan ke pasar local secara langsung karena kebanyakan hanya di online dapat di pasarkan dan berbeda dengan CV. LOBSTER DEVELOP INDONESIA yang mana hasil dari pengembangan dapat ditemukan di pasar tradisional.

g. Peluang pasar yang masih tersedia Selama lobster air tawar masih menjadi produk konsumsi, pasti ada pasar yang menampungnya, meskipun pembudidayaan lobster air tawar, ikan mas, lele, gurami sudah banyak dan permintaan lobster banyak.

BAB III RENCANA PEMASARAN

a.Segmentasi dan Target Pasar Harga lobster konsumsi untuk pasar lokal masih sangat tinggi. Hal ini sangat wajar karena jumlah penawaran lebih sedikit daripada permintaan. Beberapa tahun kedepan, bukan tidak mungkin harga lobster air tawar bisa lebih terjangkau. Dengan demikian lobster air tawar akan mdah dijumpai di supermarket, kafe, restoran seafood, bahkan tidak heran jika warung tenda dipinggir jalan juga bakal menyajikannya.

b. Strategi baruan pemasaran: 1). Strategi Produk Lobster air tawar 2). Strategi Harga Ditingkat konsumen akhir seperti pembeli eceran, rumah tangga dan restoran, lobster untuk konsumsi dihargai Rp.150.000-Rp.200.000 per kilogram. Untuk loster hias ukuran 2 inchi dihargai Rp.18.000 per ekor. 3). Strategi Distribusi Selama lobster masih dijadikan bahan untuk konsumsi, permintaan berulang akan selalu ada . tidak perlu ekspor, kebutuhan local saja sudah sangat besar. Lobster air tawar yang sudah dipanen jika akan dijual kekonsumen diluar kota harus dikemas dengan baik. Tujuannya, agar kualitas lobster bisa dipertahankan dengan baik serta melihat dan menggunkan standar internasional menyebutkan wadah pengangkutan ikan atau udang hidup melalui pesawat adalah Styrofoam berukuran 1 x 0.5 x 0.4 meter dengan bobot minimum 6 kilogram, tidak bocor dan tertutup rapi. Pengemasan yang dilakukan ada 2 cara yaitu, pengemasan kering dan pengemasan basah. 4). Strategi Promosi Untuk langkah awal penjualan ada bentuk promosi penjualan yaitu berupa harga jual yang ekononis dan adanya kerja sama kemitraan penjualan. proyeksi penjualan 3 sampai dengan 5 tahun mendatang (dalam unit dan rupiah).

c.Proyeksi Penjualan 3 Tahun dan 5 tahun kedepan Proyeksi keuangan 3 tahun dan 5 tahun = 3 x Rp.51.000.000.000 = Rp.153.000.000.000-Rp.3.769.800.000 = Rp. 149.230.200.000

= 5 x Rp.51.000.000.000 = Rp.255.000.000.000-Rp.6.283.000.000 = Rp. 248.717.000.000

BAB IV RENCANA PRODUKSI


a. Proses Produksi Pembenihan merupakan usaha untuk mendapatkan benih atau anakan. Keberhasilan pembenihan ditandai dengan diperolehnya lobster dalam jumlah banyak, berkualitas baik dan tingkat kematiaanya rendah. Pembenihan dapat dilakukan baik dalam skala kecil maupun besar, tergantung pada jumlah indukan yang dikawinkan dan luas lahan yang digunakan. Ada beberapa yang harus di perhatikan dalam pengembangan pembenihan: Membedakan Jantan dan Betina Sebelum melakukan pembenihan terlebih dahulu dapat membedakan mana yang jantan dan yang betina. 1. Memilih Indukan Setelah dapat membedakan lobster yang jang jantan dan betina, langkah selanjutnya adalah mengawinkannya. Maka akan dipilih idukan yang berukuran diatas 4 inchi (10 cm) atau berumur diatas 5-6 bulankarena lobster seperti ini akan memiliki jumlah anakan sangat banyak. 2.Mengawinkan Lobster Setelah mengetahui maka indukan jantan dan betina lobster dijadikan satu kolam atau akuarium. 3.Pemindahan Induk, Pengeraman dan Penetasan Telur 4.Memelihara Benih Seteah menetas, anakan lobster tidak cocok diberikan makanan dari jenis sayuran dn umbiumbian. Maka lebih baik diberi makan cacing sutra atau cacing beku karena kandungan proteinnya tinggi, sehingga dpat memacuh pertumbuhan dengan baik. 5.Kematian Benih lobster jarang terserang penyakit 6.Panen Benih Setelah berukuran 2 inchi (5cm) atau berumur 2 bulan anakan bisa dipanen dan dijual.

b.Persyaratan Teknologi yang Dibutuhkan Pergantian Air Menciptakan Oksigen Tinggi Untuk mendapatkan hasil yang sangat baik adalah memperhatikan pergantian air menciptakan oksigen tinggi. Dengan metoda seperti ini oksigen dapat terlarut dan masuk terus menerus dan jumlahnya sangat maksimal. Lobster air tawar membutuhkan air yang memilikih temperatur 24-31 derajat. Dan derajat keasaman Ph 6-8, jika diluar itu air perlu dimodifikasi dengan teknik tertentu.

c. Wadah Pemeliharaan 1. Akuarium 2. Kolam semen 3. Bak fiber 4. Kolam tanah

BAB V RENCANA KEUANGAN


a. Anggaran dana modal tetap Anggaran dana modal tetap Rp.200.000.000

b. Anggaran dana modal kerja awal Induk 100 set @ Rp.750.000 Rp.75.000.000 Aerator Rp.10.000.000 Pipa dan selang untuk aerator Rp.5.000.000 Pipa paralon ukuran 2 inchi 800 buah dengan panjang 20 cm Rp.10.000.000 Pembuatan bak ( 240,7 meter )1200 buah @Rp.500.000 Rp.600.000.000 Perlengkapan lain Rp.30.000.000 TOTAL Rp.730.000.000

c. Anggaran keseluruhan dana yang diperlukan Bunga bank 18% dari total biaya Rp.131.4 00.0 00 Pakan selama 1 tahun Rp.200.000.000 Listrik selama 1 tahun Rp.80.000.000 Gaji karyawan Rp.115.2000.000 TOTAL Rp.526.600.000 d. Total Biaya Biaya investasi dan operasional Rp.1. 256.600.000 Struktur pembiayaan yang direncanakan - Modal sendiri 10 % - Kredit : Jangka Panjang : 18%

e. Proyeksi keuangan dalam jangka waktu 3 sampai dengan 5 tahun kedepan : -Proyeksi perkiraan mutasi kas (annual net cash flow) Proyeksi keuangan 3 tahun dan 5 tahun = 3 x Rp.51.000.000.000 = Rp.153.000.000.000-Rp.3.769.800.000 = Rp. 149.230.200.000

= 5 x Rp.51.000.000.000 = Rp.255.000.000.000-Rp.6.283.000.000 = Rp. 248.717.000.000 -Proyeksi Rugi Laba (R/L) Pendapatan = jumlah induk betina x benih yang diperoleh per induk betina x musim panen x daya hidup x harga jual benih = 500 x 200 x 4 x 85 x Rp.1.500 = Rp.51.000.000.000

f. Keuntungan Keuntungan = pendapatan-total biaya= Rp.51.000.000.000-1.125.200.000 = 49.874.800.000 Keuntungan per bulan = Rp.4.156.233.333 1). Evaluasi Keuangan: Analisis rasio: R/C = Pendapatan : Total Biaya = Rp.51.000.000.000 : Rp.1.125.200.000 = Rp. 4.532.527.551 Artinya, setiap Rp 1 yang di keluarkan, pembenih akan mendapatkan penerimaan Rp. 4.532.527.551 2) Analisis BEP (Break Event Point) BEP = Total Biaya : Harga jual benih Lobster = Rp.1.125.200.000 : Rp.1.500 = 750133.3333 Artinya, titik impas usaha diperoleh ketika produksi benih lobster yang dihasilkan dalam 1 tahun minimum sebanyak 750133.3333 ekor

BAB VI KESIMPULAN
Demikian rancangan proposal yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihak-pihak yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis. Pendirian usaha ini merupakan suatu peluang bisnis yang baik bagi saya dan masyarakat. Apalagi jika kita perhatikan pada saat sekarang ini krisis global yang sedang melanda dalam kehidupan perekonomian kita. Pembukaan usaha Budidaya tambak Ikan Gurami pada saat ini mempunyai peluang yang sangat bagus karena masyarakat sekarang ini lebih senang mengkomsumsi iakn segar dari lokal yang harganya lebih terjangkau, ini diakibatkan karena ketidakstabilan ekonomi yang terjadi yang mengakibatkan kebutuhan biaya dalam kehidupan semakin tinggi.

Anda mungkin juga menyukai