Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Dimas Pradita M.
3608 - 071
Raditya Dwi Indrawan
3609 004
Aliana Hadian R.
3609 012
Sisca Henlita
3609 013
Hesti Martadwiprani
3609 041
Ainun Dita Febriyanti
3609 019
M Emil W.P.
3609 021
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nyalah Tugas Pembiayaan Pembangunan Strategi Pembiayaan Pembangunan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pembiayaan Pembangunan. Di dalam laporan ini, kami memaparkan mengenai strategi pembiayaan pembangunan kawasan ekowisata Jurang uping serta menganalisis sumber pembiayaan apa yang paling cocok untuk membiayai pembangunan kawasan ekowisata Jurang Kuping. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini: 1. Bapak Putu Gde Ariastita, ST, MT, Ibu Dian Rahmawati, ST, MT, serta Ibu Ketut Dewi Martha Erly H, ST, MT sebagai dosen mata kuliah Pembiayaan Pembangunan 2. Bapak Putu Gde Ariastita, ST, MT sebagai dosen pembimbing kelompok mata kuliah Pembiayaan Pembangunan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini 3. Rekan-rekan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2009 4. Pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii DAFTAR ISI........................................................................................................... iii DAFTAR DIAGRAM................................................................................................ v DAFTAR TABEL...................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2 1.4 Metode Penulisan ............................................................................................... 2 1.5 Ruang Lingkup ................................................................................................... 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................. 4 2.1 Sumber Pembiayaan ........................................................................................... 4 2.1.1 Pembiayaan Konvensional .......................................................................... 4 2.1.1.1 Struktur Anggaran Dana Pusat ........................................................ 4 2.1.1.2 Struktur Anggaran Dana Daerah ..................................................... 5 2.1.2 Pembiayaan Non-Konvensional ................................................................... 6 BAB III PEMBAHASAN...................................................................................... 7 3.1 Gambaran Umum ............................................................................................... 7 3.1.1 Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping ............. 7 3.1.2 Komponen biaya ....................................................................................... 7 3.1.3 Analisa Kriteria Investasi ............................................................................12 3.1.4 Sumber Pembiayaan ..................................................................................15 3.1.5 Strategi Pembiayaan ..................................................................................15 3.1.6 Simpulan Isu Pembiayaan (critical review ) ..................................................16 3.2 Instrumen Pembiayaan Pembangunan Dan Pengelolaan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping ...................................................................................................17 3.2.1 Kajian Struktur Anggaran Pembiayaan Pe mbangunan dan Pengelolaan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping..............................................................17 3.2.2 Sumber Pembiayaan ..................................................................................17 3.2.2.1 Konvensional.................................................................................17
iii
Strategi Pembiayaan Pembangunan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping 3.2.2.2 Non-konvensional ..........................................................................18 BAB IV SKEMA PENANGANAN KASUS............................................................... 25 4.1 Analisis Finansial Sederhana ................................................................................25 4.2 Strategi Peng-Implementasian Sumber Pembiayaan Terpilih ..................................26 4.2.1 Strategi Implementasi Non Konvensional melalui Prinsip BOT ........................26 4.2.2 Strategi Implementasi Non Konvensional-Konvensional melalui Prinsip Join Venture ............................................................................................27 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 29 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................29 5.1 Rekomendasi .....................................................................................................29 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................30
iv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Analisa Kriteria Investasi ..................................................................... 12 Diagram 3.2 Struktur Anggaran Sumber Pembiayaan Pembangunan dan Pengelolaan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping .................................... 17
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rencana Anggaran Biaya Kawasan Ekowisata Jurang Kuping...................... 8
Tabel 3.2 Biaya Manfaat Kawasan Ekowisata Jurang Kuping ..................................... 10 Tabel 3.3 Biaya Pengeluaran Kawasan Ekowisata Jurang Kuping ............................... 11 Tabel 3.4 Analisa Biaya NPV Kawasan Ekowisata Jurang Kuping ................................ 14 Tabel 3.5 Strategi Pembiayaan Pembangunan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping ...... 16
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Bagan Sumber Pembiayaan BOT .......................................................... 27 Gambar 4.1 Bagan Sumber Pembiayaan Join Venture .............................................. 28
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ekowisata merupakan suatu model pengembangan wisata alam yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara ualami dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan usaha konservasi serta peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Pada dasarnya ekowisata merupakan perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Secara ekonomi pengembangan ekowisata harus dapat memberi keuntungan bagi penyelenggaranya bagi setiap wilayah yang memiliki dan mengembangkan ekowisata. Dalam pengelolaan yang terpadu, ekowisata berpotensi untuk menggerakkan ekonomi wilayah dan mensejahterakan rakyat di sekitar kawasan yang dikembangkan sebagai pariwisata alam, dengan mekanisme pembiayaan dana untuk kegiatan konservasi sumberdaya alam dan secara ekonomis akan memberdayakan masyarakat lokal. Keterlibatan masyarakat dan seluruh stakeholder dalam menjamin keamanan dan keberadayaan sumberdaya alam sangat membantu dalam memajukan potensi alam yang dimiliki pada setiap wilayah. Kawasan konservasi Kota Surabaya diarahkan di wilayah timur dan wilayah barat. Pengembangan kawasan konservasi di wilayah barat diarahkan di Kecamatan Benowo yaitu berupa konservasi tambak. Kawasan ini pembatas perkembangan kawasan industri dan pergudangan dengan daerah terbangun lainnya. Kawasan Wisata Jurang Kuping di Kelurahan Benowo, UD Babat Jerawat, merupakan salah satu kawasan yang berada dengan akses jalan yang besar menuju Gresik. Bedasarkan arahan UD. Pakal, Kawasan Jurang Kuping termasuk kawasan yang akan dikembangkan menjadi kawasan ekowisata yang berskala lokal. Kawasan ini memiliki potensi untuk dikembangkan, utamanya adalah adanya daerah resapan air dan juga pariwisata. Selama dua puluh lima tahun terakhir, kawasan yang telah menjadi aset pemerintah Kota Surabaya tersebut mengalami penurunan fungsinya sebagai kawasan wisata. Kawasan tersebut justru dimanfaatkan menjadi tempat semi prostitusi. Hal itu dikarenakan kurangnya aspek-aspek pendukung kegiatan wisata itu sendiri. Akses menuju tempat itu juga tergolong sulit dan tidak berskala seperti kawasan wisata lainnya. Namun kawasan Jurang Kuping sampai saat ini
Pembiayaan. Pembiayaan meliputi: a. Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang Negara, serta penyertaan modal negara. b. Pembiayaan Luar Negeri, meliputi: 1) Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek. 2) Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium.
2.1.1.2 Struktur Anggaran Dana Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Ada pun APBD terdiri atas: 1. Anggaran pendapatan, terdiri atas :
belanja,
yang
digunakan
untuk
keperluan
penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah. 3. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. 2.1.2 Pembiayaan Non-Konvensional Sumber pembiayaan non-konvesional merupakan sumber-sumber pembiayaan yang diperoleh dari kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Strategi Pembiayaan Non-Konvensional : 1. Kemitraan pemerintah swasta 2. Kewajiban Paksa 3. Peningkatan invenstasi swasta murni 4. Peningkatan pembiayaan dari masyarakat
No
Uraian Kegiatan
Satuan
Volume
Jumlah Harga
Jumlah keseluruhan
BIAYA PERSIAPAN
10,000,000,000 10,000,000,000
II, 2a
PEKERJAAN PERSIAPAN/PEMATANG AN TANAH 01, Pengurugan/Pematangan Tanah 02,Rivetment/Tembok Penahan Tanah 03, Pembangunan Fasilitas Jalan 10,200,000,000 7,000,000,000 M 400 1,250,000 500,000,000 m3 30,000 90,000 2,700,000,000
II, 2b
FASILITAS UTAMA m2 m2 m2 m2 m2 m2 m
2
01, Wisata Air (Sepeda Air dan Kano) 02, Arena Wisata Keluarga 03, Jogging Track 04, Camping Ground 05, Area Pemancingan 06, Pondok Penginapan 07, Kantor Pengelola 08, Gerbang/Gate 09, Musholla 10, Masjid
300
2,500,000
750,000,000
m2 buah m2
souvenir)
09, Toiet 10, Parkir buah m2 5 50 2,500,000 1,000,000 12,500,000 50,000,000 3,672,500,000 III BIAYA OPERASIONAL 500,000,000 500,000,000 TOTAL 24,372,500,000
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031
1,420,000,000 1,523,000,000 1,640,950,000 1,776,042,500 1,930,793,875 2,458,092,457 2,661,253,775 2,894,084,036 3,160,953,056 3,466,878,071 4,959,142,218 5,480,044,838 6,077,785,980 6,763,761,735 7,551,064,639 8,804,736,843 9,842,061,128 11,032,895,433 12,400,057,397 13,969,766,419
109,813,364,400
10
Tahun
Gaji Pegawai
Pengeluaran Perawatan Sosialisasi Fasilitas (Promosi) 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000
Jumlah
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031
50,000,000 20,000,000 50,000,000 20,000,000 50,000,000 20,000,000 50,000,000 20,000,000 50,000,000 20,000,000 55,000,000 21,000,000 55,000,000 21,000,000 55,000,000 21,000,000 55,000,000 21,000,000 55,000,000 21,000,000 60,000,000 21,050,000 60,000,000 21,050,000 60,000,000 21,050,000 60,000,000 21,050,000 60,000,000 21,050,000 65,000,000 22,102,500 65,000,000 22,102,500 65,000,000 22,102,500 65,000,000 22,102,500 65,000,000 22,102,500 Total
77,500,000 77,500,000 77,500,000 77,500,000 77,500,000 86,000,000 86,000,000 86,000,000 86,000,000 86,000,000 93,550,000 93,550,000 93,550,000 93,550,000 93,550,000 102,102,500 102,102,500 102,102,500 102,102,500 102,102,500 1,795,762,500
11
Modified Internal Rate of Return (MIRR) Analisa Kriteria Investasi Metode Analisa Average Return on Investment Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
Sumber : Aini. 2009
Keterangan : Bt = benefit sosial bruto pada th t Ct = biaya sosial bruto pada th n = umur ekonomis proyek i = social opportunity cost of capital
Interpretasi hasil : NPV > 0 (positif) maka proyek layak/ go untuk dilaksanakan NPV < 0 (negative) maka proyek tidak layak/ go untuk dilaksanakan
13
14
15
Objek Pembangunan
Pembiayaan
oriented) sebagai ganti atas pembangunan yang telah dilakukan, dalam jangka
waktu tertentu. Adanya pelibatan pihak swasta terhadap pembangunan kawasan ekowisata Jurang Kuping, menyebabkan adanya penyesuaian dalam penentuan biaya pelayanan, karena swasta memiliki prisnsip profit oriented yang berbeda dengan pemerintah yang memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat.
16
Pemerintah Daerah/Kot a
Sumber : Hasil Analisa. 2011
PAD
Bedasarkan arahan UD. Pakal, Kawasan Jurang Kuping termasuk kawasan yang akan dikembangkan menjadi kawasan ekowisata yang berskala lokal. Sumber pembiayaan yang digunakan dalam pengembangan kawasan ini masih diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya. Dalam pelaksanaanya, tidak menutup kemungkinan bahwa sumber pembiayaaan ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan biaya pembangunan tersebut, maka dari itu perlu adanya sumber pembiayaan lainya baik itu sumber pembiayaan konvensional maupun non-konvensional. 3.2.2 Sumber Pembiayaan 3.2.2.1 Konvensional Sumber pembiayaan konvensional merupakan sumber-sumber penerimaan yang diperoleh oleh pemerintah (pembiayaan publik). Secara umum sumber-sumber penerimaan pemerintah dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Sumber penerimaan yang berasal dari bukan pajak, misalnya penerimaan pemerintah yang berasal dari pinjaman daerah, retribusi daerah, dana perimbangan, DAK (Dana Alokasi Khusus), DAU (Dana Alokasi Umum), hibah dll.
17
18
1.
infrastruktur berdasarkan standar-standar performance yang disusun oleh pemerintah. Masa periode yang diberikan memiliki waktu yang cukup panjang untuk perusahaan swasta untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan guna membangun konstruksi beserta keuntungan yang akan didapat yaitu sekitar 10 sampai 20 tahun. Setelah masa kontrak yang telah ditentukan habis, fasilitas yang telah dibangun akan dikembalikan kepada pemerintah untuk kemudian dikelola secara mandiri oleh pemerintah. Peran pemerintah dalam prinsip kerjasama ini adalah sebagai regulator dan sebagai pengguna. Prinsip kerjasama BOT merupakan cara yang baik untuk pembangunan infrastruktur baru dengan keterbatasan dana pemerintah. Dalam struktur pembiayaan BOT, pihak swasta berperan untuk menyediakan modal untuk membangun fasilitas baru. Pemerintah akan menyetujui untuk mengeluarkan tingkat produksi yang minimum untuk memastikan bahwa operator swasta dapat menutupi biayanya selama pengoperasian, hal ini
19
masyarakat
(Algarni,
dalam
Dodiikhsan.Wordpress.com).
Hal yang krusial dalam pelaksanaannya, para pemilik dana atau pemberi pinjaman akan mencermati/ mengontrol dengan ketat arus anggaran (cashflow) dan aset-aset proyek yang dimiliki sebagai bentuk jaminan pengembalian atas pinjaman mereka. Berbeda dengan sistem pembiayaan konvensional, pemilik dana tidak melihat seluruh aset dijaminkan untuk membayar hutang, tetapi hanya yang berkaitan dengan proyek yang didanainya saja. Pihak swasta akan menolak mekanisme BOT apabila pemerintah tidak memberikan jaminan bahwa investasi swasta akan kembali. Dalam pembangunan dan pengelolaan kawasan Ekowisata Jurang Kuping, kontrak ini dapat dilakukan dengan pihak swasta sebagai pihak yang membangun fasilitas-fasilitas utama ekowisata seperti wisata air, jogging track, dan lain-lain. Selain itu pihak swasta juga dapat menjadi pihak yang membangun fasilitas-fasilitas pendukung ekowisata seperti pembangunan ruko, sentra PKL dan lain-lain. Disisi lain pemerintah di sini berperan sebagai pengelola dana, baik dana yang dikeluarkan untuk pembangunan maupun dana yang didapat dari hasil pembangunan. Pengembalian modal pihak swasta bisa didapat dari uang sewa gedung, ruko, maupun dari tiket masuk ekowisata.
20
3.
Prinsip Kontrak Pelayanan, Operasi dan Perawatan (Operation, Maintance and Service Contract)
Dalam kerjasama ini pemerintah memberikan wewenang kepada swasta atau masyarakat dalam kegiatan operasional, perawatan dan kontrak pelayanan pada infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah. Pihak swasta harus membuat suatu pelayanan dengan harga yang telah disetujui dan harus sesuai dengan standar performance yang telah ditentukan oleh pemerintah. Salah satu contoh dari kerjasama ini dalam pembangunan ekowisata seperti pengelolaan area bumi perkemahan oleh masyarakat setempat. Dalam kerjasama ini, pemerintah menyediakan lahan yang digunakan sebagai bumi perkemahan lalu memberikan wewenang kepada masyarakat untuk kemudian dikelola dan dirawat. Keuntungan yang
21
4.
22
23
pembagian hasil setiap stakeholder dapat diperoleh dari pajak (pemerintah), hasil pengelolaan ekowisata (pihak swasta) dan upah (masyarakat).
24
stakeholder
dalam
memberikan
25
26
Adapun untuk lebih jelasnya, sumber pembiayaan BOT ini dapat dilihata pada bagan berikut.
Gambar 4.1 Bagan Sumber Pembiayaan BOT
Menanggung seluruh biaya pengembangan ekowisata jurang kuping sebesar
SWASTA
Rp. 24.372.500.000,00
B.O.T
(Build Operate Transfer)
TERINTEGRASI Menentukan standar performa sebagai acuan pengembangan berupa RDTR Kawasan Ekowisata Jurang Kuping
PEMERINTAH
4.2.2
Pada strategi ini, kedudukan antar stakeholder seimbang. Di mana masing-masing stakeholder memiliki proporsi tanggung jawab yang sama. Pemerintah berperan sebagai regulator baik dalam memberikan strandar performa maupun kemudahan pembangunan ekowisata. Sementara swasta bertanggungjawab terhadap pembiayaan pembangunan fasilitas wisata serta infrastruktur jalan (aksesibilitas), dan masyarakat yang berperan sebagai penyedia SDM. Dalam kerjasama ini, pembagian hasil setiap stakeholder dapat diperoleh dari pajak (pemerintah), hasil pengelolaan ekowisata (pihak swasta) dan upah (masyarakat). Karena dalam join venture ini keunggulan tiap-tiap stakeholder yang diutamakan, maka untuk biaya persiapan sebesar Rp 10.000.000.000,00 tanggungan biayanya dibagi rata untuk masingmasing stakeholder (Swasta, Pemerintah, dan Masyarakat). Selain itu, Pemerintah bertanggung jawab atas pendanaan pekerjaan persiapan/pematangan tanah yang meliputi pengurugan dan rivetmen
27
Strategi Pembiayaan Pembangunan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping sebesar Rp. 3.200.000.000,00. Hal ini jika dilihat dari Anggaran Pengeluaran Belanja Daerah (APBD) Surabaya untuk sektor Pariwisata pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 20.200.000.000,00 , maka nilai investasi ini memakan sekitar 15% dari yang dianggarkan. Oleh karena itu, investasi dari pemerintah ini masih memungkinkan untuk dilakukan. Sementara itu, pihak swasta berperan dalam pengadaan infrastruktur jalan sebesar Rp 7.000.000.000,00 juga pendanaan fasilitas utama untuk kawasan wisata Jurang Kuping, yaitu sebesar Rp 3.672.500.000,00. Investasi pihak swasta yang mencapai lebih dari 50% total investasi ini dimaksudkan untuk mempercepat perkembangan kawasan ekowisata Jurang Kuping tersebut. Masyarakat sendiri berperan dalam menanggung biaya operasional dan juga perawatan, yaitu sebesar Rp 500.000.000,00. Modal investasi masyarakat ini didapatkan dari hasil home industry pengolahan buah siwalan yang dilakukan oleh masyarakat jurang Kuping. Hal ini selain memberdayakan produk lokal, juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan serta langsung dalam pengembangan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping. Untuk lebh jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut :
Gambar 4.2 Bagan Sumber Pembiayaan Join Venture
TERINTEGRASI Pengadaan infrastruktur jalan & pendanaan fasilitas utama, sebesar Rp 10.672.500,00
SWASTA
Joint Venture
PEMERINTAH
MASYARAKAT
28
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Kawasan Jurang Kuping merupakan kawasan yang direncanakan untuk dijadikan kawasan ekowisata. Dalam pengembangan kawasan waduk Jurang Kuping menjadi kawasan wisata, dibutuhkan biaya pembangunan yang berasal dari dana non-konvensional. Dana investasi yang dibutuhkan adalah Rp 24.372.500.000,00. pengeluaran, yang Kemudian, dilakukan nilai alokasi biaya biaya pemasukan sebesar dan Rp didapatkan pemasukan
31.773.927.404,00. Sementara total biaya pengeluarannya didapat sebesar Rp 25.098.156.723,00. Dari penghitungan NPV, didapatkan nilai sebesar Rp 6.675.770.681,00. Dibutuhkan 3,65 periode guna mengembalikan nilai investasi. Dimana nilai 1 periode adalah 20 tahun, maka nilai BEP yang ditemukan adalah 3,65 x 20 tahun = 73 tahun. Dengan nilai BEP seperti ini maka akan terlalu lama jika mempertimbangkan umur proyek. Oleh karena itu, perlu ditambahkan kegiatan atau fasilitas yang bisa menarik investor dalam berinvestasi. Sehingga BEP tidak terlalu lama diperoleh. Strategi pembiayaan yang relevan dalam kasus ini adalah gabungan antara konvensional dan non konvensional. Yaitu, non konvensional dengan prinsip BOT, sementara gabungan konvensional dan non konvensional melalui prinsip Join Venture. 5.2 Rekomendasi 1. Perlu adanya penambahan manfaat dari kawasan wisata waduk Jurang Kuping yang dapat menarik minat pengunjung untuk datang lebih banyak. Misalnya dengan melakukan penambahan fasilitas rekreasi dan pengembangan program wisata. Dengan semakin beragamnya kegiatan wisata yang dapat dilakukan pengunjung pada kawasan tersebut, maka peluang untuk terjadinya penambahan pengunjung akan semakin besar. Hal ini akan meningkatkan pendapatan dari penjualan tiket masuk, dengan begitu dapat mempersingkat waktu pengembalian dana investasi.
29
Strategi Pembiayaan Pembangunan Kawasan Ekowisata Jurang Kuping 2. Agar memacu perolehan sumber dana yang lebih tinggi diperlukan brand
image kawasan yang lebih baik. Peningkatan brand image ini perlu didahului
dengan peningkatan penyediaan fasilitas dan utilitas di sekitar kawasan wisata waduk itu sendiri. Misalnya dengan cara meningkatkan kelas jalan yang menuju ke kawasan wisata waduk Jurang Kuping. Peningkatan kelas jalan ini nantinya akan menarik aktivitas di kawasan sekitar Jurang Kuping yang diharapkan mampu menarik investasi dari luar.
30
DAFTAR PUSTAKA
________, BOT . Diunduh dari http://www.binus.web.id/index.php?topic=489.02009 pada tanggal 2 Januari 2011 pukul 15.36 ________,
Joint Venture Cara Untuk Mengembangkan Usaha.
Diunduh
dari
http://kayadaribisnisinternet.com/ pada tanggal 2 Januari 2011 pukul 16.05 Ariastita, Putu Gde. 2011. Bahan Ajar Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan,
31