Anda di halaman 1dari 8

JENIS KAWASAN BUDIDAYA

Kawasan hutan produksi tetap

KRITERIA TEKNIS

Memiliki skoring fisik wilayah dengan nilai < 125; tidak merupakan kawasan lindung; serta berada di luar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, dan hutan konversi lainnya Memiliki skoring fisik wilayah dengan nilai 125 - 175; tidak merupakan kawasan lindung; mempunyai satuanbentangan sekurang-kurangnya 0,25 Ha (pada ketelitian skala peta 1 : 10.000); serta bisa berfungsi sebagai kawasan penyangga memiliki skoring fisik wilayah dengan nilai > 175; tidak merupakan kawasan lindung; dicadangkan untuk digunakan bagi pengembangan kegiatan budi daya lainnya; serta berada di luar hutan suaka alam, hutan wisata dan produksi tetap, hutan produksi terbatas, dan hutan konversi lainnya Karakteristik peruntukan kawasan pertanian lahan basah:  Ketinggian < 1.000 m  Kelembaban 33 90 %  Curah Hujan : A,B,C (Sangat basah, basah, agak basah) Menurut Schmidt & Ferguson,1951  Drainase : agak baik s.d. agak terhambat  Tekstur tanah : halus, agak halus, sedang  Ked. Efekt. Lapisan tanah > 30 cm, bahan kasar < 15, ketebalan gambut < 200  Kelerengan < 8 %, Tingkat bahaya erosi rendah Karakteristik peruntukan kawasan pertanian lahan kering:  Ketinggian < 1.000 m  Kelembaban 29 32 %  Curah Hujan : 350 600 mm  Drainase : baik s.d. agak terhambat  Tekstur tanah : halus, agak halus, sedang  Ked. Efekt. Lapisan tanah > 30 cm, bahan kasar < 15, ketebalan gambut < 200  Kelerengan < 15 %, Tingkat bahaya erosi sedang Karakteristik peruntukan kawasan pertanian tanaman tahunan:  Ketinggian < 1.000 m  Kelembaban 42 75 %  Curah Hujan : 1200 1600 mm  Drainase : baik s.d. agak terhambat  Tekstur tanah : halus, agak halus, sedang  Ked. Efekt. Lapisan tanah > 60 cm, bahan kasar < 15, ketebalan gambut < 200  Kelerengan < 40 %, Tingkat bahaya erosi sedang Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan untuk kawasan peruntukan pertambangan golongan bahan galian C:  Bahan galian terletak di daerah dataran, perbukitan yang bergelombang atau landai {kemiringan lereng antara (0 - 17), curam (17 - 36) hingga sangat curam (> 36)}, pada alur sungai, dan cara pencapaian;  Lokasi tidak berada di kawasan hutan lindung;  Lokasi tidak terletak pada bagian hulu dari alur-alur sungai (yang umumnya bergradien

Kawasan hutan produksi terbatas

Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi Kawasan Pertanian Lahan Basah

Kawasan Pertanian Lahan Kering

Kawasan Pertanian Tanaman Tahunan

Kawasan Pertambangan

dasar sungai yang tinggi);

 Lokasi penggalian di dalam sungai harus seimbang dengan kecepatan sedimentasi;  Jenis dan besarnya cadangan/deposit bahan tambang secara ekonomis
menguntungkan untuk dieksplorasi;

 Lokasi penggalian tidak terletak di daerah rawan bencana alam seperti gerakan tanah,
jalur gempa, bahaya letusan gunung api, dsb Kawasan Permukiman Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan:  Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%);  Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 liter/org/hari - 100 liter/org/hari;  Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi);  Drainase baik sampai sedang;  Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/ waduk/ danau/ mata air/ saluran pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan;  Tidak berada pada kawasan lindung;  Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga;  Menghindari sawah irigasi teknis.  Penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan baru 40% - 60% dari luas lahan yang ada, dan untuk kawasan-kawasan tertentu disesuaikan dengan karakteristik serta daya dukung lingkungan Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan industri yang berorientasi bahan mentah:  Kelerengan : kemiringan lereng yang sesuai untuk kegiatan industri berkisar 0% 25%, pada kemiringan > 25% - 45% dapat dikembangkan kegiatan industri dengan perbaikan kontur, serta ketinggian tidak lebih dari 1000 meter dpl;  Hidrologi : bebas genangan, dekat dengan sumber air, drainase baik sampai sedang;  Klimatologi : lokasi berada pada kecenderungan minimum arah angin yang menuju permukiman penduduk;  Geologi : dapat menunjang konstruksi bangunan, tidak berada di daerah rawan bencana longsor;  Lahan : area cukup luas minimal 20 ha; karakteristik tanah bertekstur sedang sampai kasar, berada pada tanah marginal untuk pertanian.  Teknis lainnya: Harus memperhatikan kelestarian lingkungan, dilengkapi dengan unit pengolahan limbah, memperhatikan suplai air bersih, Jenis industri yang dikembangkan adalah industri yang ramah lingkungan dan memenuhi kriteria ambang limbah yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup, memenuhi syarat AMDAL sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan :  Memiliki struktur tanah yang stabil;  Memiliki kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan;  Merupakan lahan yang tidak terlalu subur dan bukan lahan pertanian yang produktif;  Memiliki aksesibilitas yang tinggi;  Tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada jalur jalan raya regional;  Tersedia prasarana fisik yaitu listrik dan air bersih;  Terdiri dari lingkungan/bangunan/gedung bersejarah dan cagar budaya;  Memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan budaya, serta keunikan tertentu;  Dilengkapi fasilitas pengolah limbah (padat dan cair).

Kawasan Industri

Kawasan Pariwisata (umum)

Kawasan Wisata Alam Pegunungan

 Luas lahan minimal 100 Ha  Mempunyai struktur tanah yang stabil  Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan     
dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan Iklim sejuk (di atas 700 dpl, atau suhu < 20oC) Mempunyai daya tarik flora & fauna, air terjun, sungai, dan air panas Jenis prasarana yang tersedia antara lain jalan, air bersih, listrik, dan telepon Mempunyai nilai pencapaian dan kemudahan hubungan yang tinggi dan mudah dicapai Tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada jalur regional

Kawasan Wisata Alam Bahari

 Mempunyai struktur tanah yang stabil  Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan
dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan

 Mempunyai daya tarik, flora & fauna aquatic, pasir putih, dan terumbu karang


Harus bebas bau tidak enak, debu, asap, serta air tercemar

 Jenis prasarana yang tersedia antara lain jalan, air bersih, listrik, dan telepon  Mempunyai nilai pencapaian dan kemudahan hubungan yang tinggi dan mudah
dicapai dengan kendaraan bermotor

 Memperhatikan risiko bahaya dan bencana




Perancangan sempadan pantai yang memperhatikan tinggi gelombang laut

Kawasan Wisata Buatan Taman Rekreasi

 Dibangun disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukannya  Status kepemilikan harus jelas dan tidak menimbulkan masalah dalam
penguasaannya

 Mempunyai struktur tanah yang stabil  Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan         
dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan Mempunyai daya tarik historis,kebudayaan, dan pendidikan Bebas bau tidak enak, debu, dan air tercemar Luas lahan min. 3 Ha Mempunyai struktur tanah yang stabil Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan Harus bebas bau yang tidak enak, debu, dan air yang tercemar Jenis prasarana yang tersedia antara lain :jalan, air bersih, listrik, dan telepon Mempunyai nilai Pencapaian dan kemudahan hubungan yang tinggi dan mudah dicapai dengan kendaraan bermotor roda empat

Kawasan Perdagangan dan Jasa

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan:  Tidak terletak pada kawasan lindung dan kawasan bencana alam;  Lokasinya strategis dan mudah dicapai dari seluruh penjuru kota;  Dilengkapi dengan sarana antara lain tempat parkir umum, bank/ATM, pos polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu, tempat ibadah, dan sarana penunjang kegiatan komersial serta kegiatan pengunjung;  Terdiri dari perdagangan lokal, regional, dan antar regional  Jenis-jenis bangunan yang diperbolehkan antara lain: 1. bangunan usaha perdagangan (ritel dan grosir): toko, warung, tempat perkulakan, pertokoan; 2. bangunan penginapan: hotel, guest house, motel, hostel, penginapan; 3. bangunan penyimpanan: gedung tempat parkir, show room, gudang; 4. bangunan tempat pertemuan: aula, tempat konferensi;

5. bangunan pariwisata (di ruang tertutup): bioskop, area bermain

Kawasan peternakan

Kawasan sesuai untuk penggembalaan:  Ketinggian < 1000 m  Kelerengan < 15%  Jenis tanah dan iklim yang sesuai untuk padang rumput alamiah (tidak diatur) Faktor berpengaruh:  Kelerengan < 18%  Persediaan air cukup (tidak diatur)

Kawasan perikanan

Sumber : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 41 /PRT/M/2007 TENTANG PEDOMAN KRITERIA TEKNIS KAWASAN BUDI DAYA :

ANALISIS KELAYAKAN LAHAN


Kecepatan pengembangan wilayah yang satu dengan yang lain berbeda-beda, tergantung dari kemampuan dan ketersediaan lahan yang ada. Kesesuaian lahan merupakan suatu kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, melalui ciri fisiknya yang meliputi jenis tanah dan batuan, ketinggian dan kemiringan lahan. Oleh karena itu, semakin banyak kesesuaian lahan yang dapat diusahakan di suatu wilayah maka tingkat kemampuan lahannya juga akan semakin tinggi.

Satuan morfologi dataran


Satuan morfologi dataran adalah bentuk bentang alam yang didominasi oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang, dengan kisaran kemiringan lereng 0% - 5%. Lebih rinci lagi satuan morfologi dataran ini dapat dibedakan atas dua subsatuan, yakni subsatuan morfologi dataran berkisar antara 0% - 2%; dan subsatuan morfologi medan bergelombang dengan kisaran kemiringan lereng lebih dari 2% hingga 5%.

Satuan morfologi perbukitan


Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang memperlihatkan relief baik halus maupun kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan lereng yang bervariasi. Secara lebih rinci satuan morfologi perbukitan dapat dibagi lagi atas tiga subsatuan, yakni: subsatuan morfologi perbukitan landai dengan kemiringan lereng antara 5% - 15% dan memperlihatkan relief halus; subsatuan morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan lereng berkisar antara 15% - 40% dan memperlihatkan relief sedang, dan subsatuan morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih dari 40% dan memperlihatkan relief kasar

Satuan morfologi tubuh gunung berapi


Satuan tubuh gunung berapi ini hampir sama dengan satuan morfologi perbukitan, dan umumnya merupakan subsatuan perbukitan sedang hingga terjal, namun membentuk kerucut tubuh gunung berapi. Satuan tubuh gunung berapi ini perlu dipisahkan dari satuan perbukitan, karena tubuh gunung berapi mempunyai karakterisitk

tersendiri dan berbeda dari perbukitan umumnya, seperti banyak dijumpai mata air, kandungan-kandungan gas beracun, dan sumber daya mineral lainnya yang khas gunung berapi. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 41 /PRT/M/2007 TENTANG PEDOMAN KRITERIA TEKNIS KAWASAN BUDI DAYA : KAWASAN LINDUNG wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan

KAWASAN BUDIDAYA wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan 1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan Kriteria Teknis : a) Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 83/KPTS/UM/8/ 1981, penetapan batas hutan produksi sebagai berikut: 1. Parameter yang diperhatikan dan diperhitungkan dalam penetapan hutan produksi adalah lereng (kemiringan) lapangan, jenis tanah, dan intensitas hujan; 2. Untuk keperluan penilaian fisik wilayah, setiap parameter tersebut dibedakan dalam 5 tingkatan (kelas) yang diuraikan dengan tingkat kepekaannya terhadap erosi. Makin tinggi nilai kelas parameter makin tinggi pula tingkat kepekaannya terhadap erosi; 3. Skoring fisik wilayah ditentukan oleh total nilai kelas ketiga parameter setelah masing-masing nilai kelas parameter dikalikan dengan bobot 20 untuk parameter lereng, bobot 15 untuk parameter jenis tanah, dan bobot 10 untuk parameter intensitas hujan (lihat tabel 1, 2 dan 3) Secara sistematis, nilai kelas ketiga parameter tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Kriteria Kelerengan Lahan No 1 2 3 4 5 Kelas Lereng I II III IV V Sudut Lereng (%) 0-8 8-15 15-25 25-45 45 Deskripsi Datar Landai Agak Curam Curam Sangat Curam Skor 20 40 60 80 100

Sumber: SK Menteri No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981, tentang Kesesuaian Lahan

Tabel 2 Kriteria Jenis Tanah


No Jenis Tanah Tingkat Kepekaan terhadap erosi Skor

1 2 3 4 5

Aluvial, Tanah, Glei, Planossol,Hidromorf Kelabu, Literite Air Tanah Latosol Brown forest soil, non calcic Andosol, laterictic grumosol, podsolik Regosol, litosol organosol, renzine

Tidak peka Kurang peka Agak peka Peka Sangat peka

15 30 45 60 75

Sumber: SK Menteri No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981, tentang Kesesuaian Lahan

Intensitas hujan =

curahhujan(mm / th) jumlahharihujansetahun

No 1 2 3 4 5

Tabel 3 Kriteria Intensitas Curah Hujan Intensitas Hujan (mm/hh) Deskripsi 8 - 13,6 Sangat rendah 13,6 - 20,7 Rendah 20,7 - 27,7 Sedang 27,7 - 34,8 Tinggi 34,8 Sangat tinggi

Skor 10 20 30 40 50

Sumber: Sk Menteri No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981, tentang Kesesuaian Lahan

kawasan peruntukan pertanian kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian yang meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan pertanian tanaman tahunan/perkebunan, perikanan, peternakan 3. kawasan peruntukan pertambangan kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pertambangan bagi wilayah yang sedang maupun yang akan segera dilakukan kegiatan pertambangan, meliputi golongan bahan galian A, B, dan C 4. kawasan peruntukan permukiman kawasan yang diperuntukan untuk tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri kehidupan dan penghidupan 5. kawasan peruntukan industri kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan 6. kawasan peruntukan pariwisata kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut 7. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa kawasan yang diperuntukan untuk kegiatan perdagangan dan jasa, termasuk pergudangan, yang diharapkan mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada satu kawasan perkotaan (point 2 s.d. 7 --- Lihat tabel kriteria teknis diatas)

2.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung :
1. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya a. Kawasan Hutan Lindung Kriteria : y Kawasan hutan dengan faktor faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan, yang melebihi nilai skor 175 dan/atau y Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40% atau lebih dan/atau y Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian diatas permukaan laut 2000 meter atau lebih b. Kawasan Bergambut Kriteria :

Tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat di bagian hulu sungai dan rawa c. Kawasan Resapan Air Kriteria : y Curah hujan yang tinggi struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar besaran y 2. Kawasan Perlindungan Setempat a. Sempadan Pantai Kriteria: y Daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat b. Sempadan Sungai Kriteria: y Sekurang kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman y Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter.

c. Kawasan Sekitar Danau/Waduk Kriteria : y Daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat d. Kawasan Sekitar Mata Air Kriteria: y Sekurang kurangnya dengan jari jari 200 meter di sekitar mata air 3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya a. Kawasan Suaka Alam y Cagar Alam 1. Kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragam jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistemnya; 2. Mewakili formasi biota tertentu dan/atau unit-unit penyusun; 3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia; 4. Mempunyai luas dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga yang cukup luas; 5. Mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah serta keberadaannya memerlukan upaya konservasi. y Suaka Margasatwa 1. Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya koservasinya; 2. Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi; 3. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu. 4. Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan. y Hutan Wisata 1. Kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan yang menarik dan indah baik secara alamiah maupun buatan manusia.

4.

2. Memenuhi kebutuhan manusia akan rekreasi dan olah raga serta terletak dekat pusat-pusat permukiman penduduk; 3. Mengandung satwa buru yang dapat dikembangbiakkan sehingga memungkinkan perburuan secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi, olah raga dan kelestarian satwa; 4. Mempunyai luas yang cukup dan lapangannya tidak membahayakan y Daerah Perlindungan Plasma Nutfah 1. Areal yang ditunjuk memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang belum terdapat di dalam kawasan konservasi yang telah ditetapkan; 2. Merupakan areal tempat pemindahan satwa yang merupakan tempat kehidupan baru bagi satwa tersebut; 3. Mempunyai luas cukup dan lapangannya tidak membahayakan. y Daerah Pengungsian Satwa 1. Areal yang ditunjuk merupakan wilayah kehidupan satwa yang sejak semula menghuni areal tersebut; 2. Mempunyai luas tertentu yang memungkinkan berlangsungnya proses hidup dan kehidupan serta berkembangbiaknya satwa tersebut. b. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya Kriteria kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya adalah kawasan berupa perairan laut, perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang dan atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistem. c. Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kriteria kawasan pantai berhutan bakau adalah minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat. d. Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam Kriteria taman nasional, taman hutan raya dan taman nasional dan wisata alam adalah kawasan berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam, memiliki arsitektur benteng alam yang baik dan memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata. e. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Kriteria kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan Rawan Bencana Alam Kriteria kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, dan tanah longsor.

Anda mungkin juga menyukai