Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, indonesia melaksanakan pembangunan dan pengembangan diberbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri. Dengan kemajuan dalam sektor industri diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam pembangunannya, sektor industri ini dikembangkan dalam beberapa tahap dan secara terpadu melalui peningkatan hubungan antara sektor industri dengan sektor lainnya. Industri petrokimia merupakan salah satu industri yang cukup penting dalam perindustrian dan perdagangan Indonesia. Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak bumi dan gas alam yang cukup tinggi, sehingga akan lebih baik jika Indonesia mengolah minyak bumi dan gas alam menjadi produk yang lebih bermanfaat misalnya menjadi hidrogen peroksida Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. H2O2 tidak berwarna dan memiliki bau yang khas agak keasaman. H2O2 larut dengan sangat baik dalam air. Hidrogen peroksida banyak digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent, pada industri pulp, kertas dan tekstil. Karena itu kebutuhan akan hidrogen peroksida meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan program pemerintah dalam pengembangan industri hilir di mana kebutuhannya baru dapat dipenuhi dari import dari negara-negara lain seperti Korea, Taiwn, Thailand dan Singapore Dengan didirikannya pabrik hidrogen peroksida diharapkan dapat membantu terpenuhinya kebutuhan hidrogen peroksida di dalam negeri serta dapat menambah peranan Indonesia dalam bidang industri kimia. Di samping itu dengan didirikannya pabrik hidrogen peroksida dapat membuka lapangan kerja baru dan diharapkan dapat memacu berdirinya pabrik-pabrik lain yang menggunakan produk hidrogen peroksida

1.2 Analisa Pasar 1.2.1 Kapasitas Rancangan Kapasitas produksi dari pabrik akan mempengaruhi perhitungan teknis maupun ekonomis dalam perancangan pabrik. Pada dasarnya, semakin besar

Bab I. Pendahuluan kapasitas produksi, maka kemungkinan keuntungan juga semakin besar. Namun terdapat faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas produksi. Faktor faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Proyeksi Kebutuhan Hidrogen Peroksida Menurut data yang dikeluarkan oleh Global Industry Analysts, Inc., (GIA), kebutuhan dunia akan hydrogen peroksida mengalami peningkatan tiap tahunnya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Perkembangan hidrogen peroksida di dunia Tahun Kebutuhan ( Juta T/Tahun) 1994 1.9 2006 2.2 2015 4.3 Sumber : Global Industry Analysts, Inc., (GIA) Di Indonesia sendiri saat ini terdapat beberapa pabrik penghasil hidrogen peroksida, di antaranya PT Peroksida Indonesia Pratama, PT Degussa Peroxide Indonesia dan PT Samator Inti Peroksida. Namun banyaknya perusahan tersebut masih belum mencukupi kebutuhan pasar didalam negeri yang tiap tahunnya mengalami peningkatan. Tabel 1.2. Perkembangan impor hidrogen peroksida di Indonesia Tahun Kebutuhan (Ton/Tahun) 2008 2426,29 2009 8123,51 2010 11438,5 Sumber : Badan Pusat Statistik Pada tahun-tahun mendatang kebutuhan hidrogen peroksida diramalkan masih terus meningkat. Taksiran proyeksi mendatang untuk tahun 2011 2015 dapat dicari dengan menggunakan beberapa metode, yaitu: Metode Grafik Dari Tabel 1.2 di buat grafik antara tahun dengan kebutuhan hidrogen peroksida seperti yang terlihat pada gambar 1.1 berikut : Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan

Gambar 1.1 Grafik konsumsi hidrogen peroksida di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh didapat persamaan garis lurus yang di didapatkan adalah sebagai berikut : Y = 4506 X - 9045441 dimana X adalah jumlah tahun yang dihitung dari tahun 2008 sampai tahun yang akan dihitung, sedangkan Y adalah kebutuhan hidrogen peroksida pada tahun tertentu dalam satuan Ton. Dari persamaan diatas maka perkiraan kebutuhan hidrogen peroksida bisa dihitung. Metode Least Square

Tabel 1.4. Data perhitungan proyeksi konsumsi hidrogen peroksida metode Least Square n 1 2 3 S= Tahun (x) 2008 2009 2010 6027 Ton (y) 2426 8124 11439 21988 x.y 4871994 16320128 22991401 44183523 x2 4032064 4036081 4040100 12108245

A=

y. x n xy x. x n x 2
(6027 x 6027) (3 x 12108245)

A = (21988,308 x 6027) (3 x 44183522,99)

A = 4506,108 B = y - Ax n B = (21988,308) (4506 x 6027) Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan 3 B = -9045441,5 Maka di dapat persaman sebagai berikut : Y = AX + B Y = 4506,108 X + (-9045441,5) Berdasarkan persaman diatas, diperoleh proyeksi kebutuhan akan hidrogen peroksida untuk 5 tahun mendatang seperti pada Tabel 1.4 beriikut Tabel 1.4 Proyeksi kebutuhan hidrogen peroksida tahu 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Kebutuhan (Ton/Tahun) 16125 20631 25137 29643 34149 maka perkiraan

Berdasarkan kebutuhan pasar dan 2 metode tersebut

kebutuhan hidrogen peroksida di Indonesia pada tahun 2015 adalah 35.000 Ton/Tahun Sehingga ditetapkan kapasitas pabrik yang akan didirakan yaitu sebesar 40.000 Ton/Tahun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sisanya untuk di ekspor. 2. Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku utama hidrogen peroksida adalah hidrogen yang diperoleh dari PT.Arum NGL, udara dari alam dan 2 ethyl anthraquinone diimpor dari china yaitu perusahaan Henan Hongye Chemical Company Ltd 1.3 Lokasi Pabrik Lokasi pabrik merupakan salah satu faktor penting dalam proses pendirian sebuah industri. Pabrik hidrogen peroksida ini direncanakan akan didirikan di daerah Kawasan Industri Medan, Jl. Pulau Batam No. 01 Medan

Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan

Gambar 1.2 Peta lokasi kawasan industri medan Lokasi Kawasan Industri Medan sangat strategis dihubungkan oleh jalan tol menuju pusat kota dan pelabuhan laut, Jarak menuju ke pelabuhan laut 15 km, Jarak menuju ke Balai kota 10 km, Jarak menuju ke pelabuhan udara 20 km, memiliki luas area 558,78 Ha dan sudah terpakai seluas 397,87 Ha. Faktor-faktor pendukung penentuan lokasi pabrik adalah : 1. Faktor utama Faktor ini mempengaruhi langsung tujuan utama pendirian pabrik yang meliputi produksi dan distribusi. Faktor utama ini meliputi : a. Penyediaan bahan baku Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan suatu pabrik sehingga bahan baku sangat diprioritaskan. Bahan baku hidrogen didapat dari PT. Arun NGL. Letak antara pabrik dan sumber bahan baku yang Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan dekat diharapkan penyediaan bahan baku dapat tercukupi, lancar dan berkesinambungan. b. Letak daerah pemasaran Lokasi pabrik berada pada kawasan industri dan dekat dengan daerah industri di Medan. Prioritas utama pemasaran produk ini adalah pabrik tekstil dan kertas yang banyak terdapat di Sumatera. Pabrik textile : 1. PT Bebasari Supreme Textile 2. PT Sumatera Textile Works 3. PT Mutiarapersada Inti 4. PT Romastex Murni 5. PT E Simandjuntak Pabrik Kertas antara lain: 1. PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry 2. P.T. Riau Andalan Pulp 3. PT Tanjung Enim Lestari (PT TEL) Lokasi yang dekat dengan tujuan pemasaran ini akan menekan biaya pengangkutan produk sehingga dapat diperoleh hasil penjualan yang semaksimal mungkin. c. Sarana transportasi Medan memiliki saran transportasi darat dan laut yang sangat memadai karena merupakan jalur utama transportasi di pulau Sumatera. Untuk pemasaran keluar negri sarana transportasi lautpun sangat memadai karena wilayahnya tidak jauh dari pelabuhan Belawan. d. Tenaga kerja Tenaga kerja yang produktif tersedia banyak berasal dari perguruan tinggi di Medan baik S1 maupun DIII dan teknisi serta lulusan SMK di sekitar daerah Sumatera. e. Utilitas Untuk kebutuhan saran penunjang seperti listrik dapat di penuhi dengan adanya jaringan PLN, sedangkan air dapat dipenuhi dari aliran sungai Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan Asahan. Kebutuhan bahan bakar dipenuhi dari Pertamina dan

distributornya. f. Kondisi tanah dan iklim Kondisi tanah yang relatif masih luas dan merupakan tanah datar dengan kondisi iklim yang relatif stabil sepanjang tahun sangat menguntungkan untuk pendirian pabrik ini. g. Perluasan area pabrik Medan merupakan daerah pengembangan industri yang relatif luas sehingga masih memungkinkan untuk memperluas areal pabrik yang diinginkan. h. Kebijakan pemerintah Pendirian pabrik perlu mempertimbangkan faktor kepentingan pemerintah yang ada didalamnya. Kebijaksanaan pengembangan industri berhubungan dengan pemerataan kesempatan kerja serta hasil-hasilnya.

2. Faktor penunjang Medan adalah daerah kawasan industri sehingga berbagai sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kebutuhan industri lebih mudah diperoleh. 1.4 Pemilihan Teknologi 1.4.1 Proses Kimia Basah Proses kimia basah pertama kali dikembangkan oleh L.J. Thenard (1818). Proses ini dilakukan dengan cara mereaksikan barium peroksida (BaO2) dengan asam. Reaksi yang terjadi : BaO2 BaCl2 BaO2 + + + 2HCl 2H2SO4 2H2SO 4 BaCl2 BaSO4 BaSO4 + + + H2O2 2HCl H2O2

Asam klorida dalam proses kimia basah berguna untuk melepaskan peroksida dan membentuk hidrogen peroksida (H2O2). Barium klorida (BaCl2) Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan yang terbentuk kemudian dipresipitasi (diendapkan) oleh asam sulfat (H2SO) dengan membentuk barium sulfat (BaSO4 ). Pembuatan H2O2 secara komersial yang menggunaka proses kimia basah dimulai pada tahun 1897 dan berkembang hanya sampai sekitar tahun 1990. Berhentinya pengggunaan proses ini disebabkan biaya produksi yang mahal, kadar H2O2 yang dihasilkan rendah dan kesetabilan produk yang kurang baik. 1.4.2 Proses Elektrokimia Proses ini didasarkan pada penemuan Barthelot (1897) yaitu bahwa asam peroksodisulfat (H2S2O8) hasil elektrolosis larutan asam sulfat (H2SO4) dapat dihidrolisis menjadi hidrogen peroksida (H2O2) dan air (H2O) dengan menggunakan asam peroksomonosulfat (H2SO5) Reaksi yang terjadi : Tahap elektrolisis : 2H2SO4 Tahap hidrolisis : H2S2O8 + H2O H2SO5 + H2O 2 H2O H2S2O8 + H2SO5 H2O2 H2O2 H2 + + + H2SO4 H2SO4 H2

Industri yang menggunakan proses ini dimulai pada akhir 1909 di Weisseentein. Proses elektrokimia dapat menghasilkan produk yang relatif murni dan stabil. Biaya produksi untuk proses elektrolkimia relatif mahal terutama pada tahap elektrolisis. 1.4.3. Proses Autooksidasi alkohol sekunder Oksidasi parsial dari alkohol primer atau sekunder dalam fase liquid atau uap menghasilkan hidrogen peroksida dan aldehid atau keton dengan yield yang tinggi. Reaksi berlangsung pada suhu 70 - 160oC dan tekanan 10 20 atm. Gas oksigen dari udara dilewatkan menembus alkohol sekunder pada bagian bawah kolom oksidator, biasanya alkohol sekunder yang sering digunakan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : (CH3) 2CHOH + O2 CH3COCH3 + H2O2 Suhu diatas 70oC diperlukan agar menghasilkan laju yang baik dan tekanan dari sistem dijaga setidak-tidaknya sama dengan tekanan uap dari fase Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan liquid pada suhu reaksi yang digunakan, sebab laju oksidasi alkohol sangat terpengaruh terhadap jumlah asam organik yang ada dalam bentuk liquida, sehingga akumulasi dari jumlah asam yang cukup dapat menyebabkan reaksi tidak terkontrol bila konsentrasi hidrogen peroksida tinggi. Hasil campuran yang berisi alkohol yang tidak terpakai, hasil keton dan hidrogen peroksida kemudian dipisahkan dengan falling film evaporator, dimana bahan organik dan air melalui bagian atas kolom dan hidrogen peroksida berada dibagian bawah kolom, pada kolom ditambahkan air yang cukup sehingga konsentrasi hidrogen peroksida dibawah 50% untuk menjaga terjadinya ledakan akibat pengaruh panas dan konsentrasi hidrogen peroksida yang mengandung bahan-bahan organik lainnya. Selanjutnya hidrogen peroksida dimurnikan dengan ekstraksi counter current dan dilanjutkan menuju ion exchanger untuk menghasilkan hidrogen peroksida murni dalam konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan. Keuntungan proses ini : - Kondisi proses kemurnian produk 90% - Biaya energi rendah Kerugian : - Masalah penanganan produk aseton yang dihasilkan - Tekanan yang dibutuhkan besar 10 20 atm. 1.4.4. Proses Autooksidasi Anthraquinon Riedl dan pfeiderer memulai proses secara komersial untuk pembuatan hidrogen peroksida dengan reduksi dan oksidasi siklis dari 2 etil anthraquinone. Hidrogenasi Didalam hidrogenator anthraquinon dilarutkan dalam sebuah pelarut atau campuran pelarut yang disebut larutan kerja, dengan adanya katalis dan gas hidrogen pada tekanan parsial yang tinggi dan suhu dibawah 100oC terjadi reaksi sebagai berikut: C16H12O2(L) + H2(g) C16H12 (OH)2 (L)

Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan Derajat hidrogenasi umumnya dibatasi sekitar 50% untuk meminimasi reaksi sekunder. Laju hidrogenasi dijaga konstan secara periodik atau mengubah katalis atau dengan mengontrol tekanan parsial hidrogen (laju tidak dipengaruhi pada tekanan vol.27,1987) Oksidasi Larutan kerja yang telah di pisahkan dari katalis dibawa menuju oksidizer diman anthraquinol dioksidasi dengan gas oksigen pada suhu 40-70oC, biasanya yang dipakai udara untuk membentuk anthraquinon beserta hidogen peroksida (5-6 gram/liter) secara serentak seperti yang ditunjukkan dibawah ini: C16H12 (OH) 2 (L) + O2 (g) Recovery Hidrogen Peroksida Hidrogen peroksida kemudian diekstraksi dari larutan anthraquinon sedangkan ekstrak larutan anthraquinon dikembalikan menuju hidrogenator yan berfungsi sebagai larutan kerja, Selanjutnya hidrogen perksida dimurnikan dan dikonsentrasikan menurut kebutuhan. Yield hidrogen persiklus proses sangat tinggi. Larutan Kerja ( Working solution) Bahan kimia dari suatu sistem termasuk dalam larutan organik yang membawa quinon/hidroquinon melalui reaksi hidrogenasi dan oksidasi, serta melalui seluruh langkah ekstraksi disebut larutan kerja. Larutan kerja harus stabil secara kimia melalui seluruh proses. Larutan kerja selalu terdapat diantara proses selama umur pabrik, hanya diganti sedikit dengan make up untuk pembilasan dan kehilangankehilangan. Quinon murni, hidroquinon murni dan bahanbahan yang berhubungan dalam proses berada dalam keadaan padat pada temperatur kamar, tetapi komposisi larutan kerja dipilih sehingga batasan kelarutan dari padatan dalam pelarut tidak melebihi atasan kelarutan. Larutan organik selalu homogen setiap waktu, dengan tanpa solid atau fasa liquid kedua dalam setiap titik pada proses komersial. (Mc. Ketta, vol.27, 1987) Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

hidrogen yang lebih dari 405 Kpa). (Mc.ketta, J,

C16H12O2 (L) + H2O2 (L)

Bab I. Pendahuluan Keuntungan proses ini adalah: - Kondisi proses kemurnian produk 90% - Konversi reaksi 90% - Biaya energi rendah - Limbah yang dihasilkan tidak berbahaya Kerugian : - Bahan baku yang digunakan jumlahnya banyak - Katalis yang digunakan harganya mahal
Gas Alam air

H2

AQ

udara

Produk H2O2

Gambar 1.2 Diagram alir pembuatan hidrogen peroksida dengan teknologi autooksidasi anthraquinon Dilihat dari macam-macam proses yang ada serta kuntungan dan kerugian antara lain proses kemurnian produk, konversi reaksi dan yield yang tinggi serta biaya energi rendah dan mudah dalam pengoperasiannya maka dalam Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan prarancangan pabrik hidrogen peroksida ini dipilih menggunakan proses autooksidasi anthraquinon dengan katalisator paladium. 1.4.5. Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk 1.4.5.1. Bahan Baku Utama 1. Hidrogen a. Sifat Fisis Rumus molekul Berat Molekul Bentuk( 1atm, 25 oC) Spesifk gravity (-252,7 oC) Titik Leleh (K) Titik didih (K) Tekanan Kritis (atm) Temperatur kritis (K) b. Sifat Kimia - Hidogen dapat mereduksi ikatan rangkap, misal asam asetat. H H dan sulfur. RSH (mercaptan) + H2 RSR (sulfida) + 2H2 C4H4S (thiopene) + 4H2 CO + 3 H2 2. Udara a. Sifat fisis Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
400 oC

: H2 : 2 gr/grmol : Gas : 0,0709 : 13,95 : 20,39 : 12,8 : 33,18

H - C C OH + 2H2

H-C C - OH + H2O H H

- Dengan bantuan katalis hidrosulfurisasi dapat memecah ikatan karbon

H2S + RH H2R + RH + RH H2S + C4H10 CH4 + H2O (Perry,6ed edition)

- Dapat bereaksi dengan CO membentuk metana pada suhu 400 oC

Bab I. Pendahuluan Tabel 1.4. Sifat fisis Udara Sifat gas - Berat molekul (g/mol) - Kenampakan 28,02 gas tidak berwarna - Spesifik gravity - Melting point - Titik didih ( C) - Titik kritis (K) - Tekanan kritis (bar) Volume (cm3/mol) Liquid (gr/cm3) ( Perry, 6 ed Edition) b. Sifat Kimia - O2 bereaksi dengan semua elemen kecuali He,Ne, dan Ar. - Jika direaksikan dengan bahan bakar / petroleum oil, natural gas/batu Bara akan dihasilkan panas , CO2, H2O serta residu dari udara. ( Perry, 6ed Edition) 3. Katalis Palladium - Rumus molekul - Berat molekul - Titik lebur (oC) - Titik lebur (oC) - Densitas (gr/cm3) 4. 2-Ethyl Anthraquinone - Rumus Molekul - Berat Molukul : C16H12O2 : 236 gr/grmol : 3,357 : Pd : 46 : 2200 : 1555 densitas kritis
o

N2 32 gas

O2

tidak berwarna tidak berbau 1,7 -214,8 -18,3 154,58 49,8 73,4 1149

tidak berbau 12,5 -209,89 -195,8 126,1 33,5 90,1 805

Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Bab I. Pendahuluan - Wujud - Kenampakan - Kemurnian - Impuritas (H2O2) - Titik Leleh - Titik Didih 1.4.5.2. Produk 1. Hidrogen Peroksida a. Sifat Fisis - Rumus Molekul - Berat Molekul - Melting point (oC) - Titik Didih (oC) - Densitas (25oC, gram/ml) - Viscositas (20 oC, Cp) - Surface Tension (20 oC, dyne/cm) : 80,4 - Panas pembentukan (J/g) - Kapasitas panas (25 oC, J/g.K) - Konstanta disosiasi (20 oC) b. Sifat kimia - H2O2 dapat mereduksi senyawa logam (II) peroksida M (OH) 2+ H2O2 H2O2 dan air disertai ledakan. H2O2+ NH2NH2.2H2O - H2O2 dapat mereduksi senyawa oksida AgO + H2O2 2 Ag + H2O + O2 Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
o

: granular : kuning : 98% (min) : 2% (maks) : 286 C : 377 oC

: H2O2 : 34 gr/grmol : -0,41 : 150 oC : 1,4425 : 1,245 : 367,52 : 2,628 : 1,78 x 10-12 : 4 x10-7

- Konduktivitas termal (25 oC, cm-1)

M O2+ 2 H2O H2O + O2

- Dapat terdekomposisi membentuk air dan O2 - H2O2 pekat dapat bereaksi dengan hidrasin hidrat membentuk nitogen N2 + 5 H2O

Bab I. Pendahuluan 2 MnO-4 + 5 H2O2 + 6 H+ 2Mn2+ + 8 H2O + 5 O2 (Kirk & Othmer, Vol.13, 2000)

Pra Rancangan Pabrik Hidrogen Peroksiad dengan Kapasitas 40.000 Ton/ tahun
Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Anda mungkin juga menyukai