Anda di halaman 1dari 6

Hasil wawancara Waktu Pelaksanaan : Senin, 19 Desember 2011 Lokasi Pelaksanaan : Ds. Mertoyoso, Desa Ngawonggo, Kec.

Tajinan, Kab.Malang

Profil petani Nama petani Usia Pendidikan Terakhir Komoditas : Bapak Abdul Manan : 68 tahun : SD : Cabe

Luas lahan yang dikerjakan : 4/5 Ha (8000 m2 ) Kepemilikan lahan Sistem tanam Nama petani Usia Pendidikan terakhir Pekerjaan sampingan Jumlah anak Nama anak Umur Pendidikan : Sendiri : Monokultur : Ibu Lasni : 62 tahun : SD : penjual sayur di pasar :1 : : 14 tahun : SMP

Sistem pertanaman petani tersebut : No 1. Uraian Asal benih (produksi sendiri atau Keterangan beli, Membeli pertanian 20x20 cm Sistem bedengan 40 kg/ 8000 m2 di kios toko

bersertifikat) 2. 3. 4. 5. Jarak tanam Sistem tanam Jumlah benih/ha Jenis pupuk yang digunakan a. Pupuk Organik (kg/ha)

Kandang, Sapi 4 truk/8000 m2

b. Pupuk N (kg/ha)

Urea, Za 6 kg

c. Pupuk K (kg/ha)

KCl 6kg

d. Pupuk P

SP 6 kg

6.

Jenis Pestisida yang digunakan a. Callicron b. Fanstick c. Methamidophos d. Dursban 1 botol/penyemprotan 1 botol/penyemprotan 1 botol/penyemprotan 1 botol/penyemprotan + 100 hari Konvensional (tengkulak) 9 10 ton kemarau 7 8 hujan

7. 8. 9.

Umur panen Cara panen Hasil panen per ha

10. 12.

Harga jual Keuntungan petani (Rp)

Rp. 25.000/kg Penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 20.000.000 Rp. 7.000.000 (biaya produksi) = Rp. 13.000.000

13

Sistem pengairan

Irigasi teknis (sungai DAM)

Masalah masalah yang dihadapi di lapang : No 1. Uraian Harga dan ketersediaan pupuk Keterangan Ketersediaan pupuk ada, namun harga pupuk mengalami kenaikan 2 Kekurangan modal Ketersediaan modal tercukupi 3 Mahalnya tenaga kerja Ketersediaan tenaga kerja agak kesulitan, karena ketertarikan ke bidang

pertanian kurang 4 5 6 Tingginya serangan hama Tingginya serangan penyakit Ketersediaan Air Hama Cabuk dan bekicot Layu Terganggunya ketersediaan air ketika musim kemarau

pendahuluan Pendekatan partisipatif merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang lebih melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan). Labih lanjut, Sugiono menjelaskan kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand observation dan grand tour question atau yang disebut penjelajahan umum. Secara metodologis, bentuk-bentuk partisipasi dalam melakukan observasi meliputi (Sugiono, 2009): (1) Partisipasi pasif (passive participation): means the research is present at the scene of action but does not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak terliba dalam kegiatan tersebut. (2) Partisipasi moderat (moderate participation): means hat the researcher maintains a balance between being insider and being outsider. Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan daa ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan , tetapi tidak semuanya, (3) Partisipasi aktif (Active participation): means thet the resercher generally dose what others in he setting do. Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap, (4) Partisipasi lengkap (complete participaion): means the researcher is a natural participant. This is the highes level of involvement. Peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti. Susan Sainback (1988) menyatakan: In participant observation, the researcher in their what people do, listent to what they say, and participates in their activities . Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka Pendekatan partisipatif dalam pengelolaan konservasi sumber daya lahan

Pendekatan partisipatif dalam pengelolaan konservatif sumberdaya lahan saat ini mulai terelalisasikan dengan adanya berbagai macam bentuk kerjasama imbal jasa yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan masyarakat sekitar hulu dalam menjalin hubungan kerja sama pengelolaan konservasi. Peran pemerintah pun telah turut membantu proses kerjasama ini dan dapat pula bertindak sebagai mediator dan fasilitator dengan mengalokasikan dana melalui mekanisme yang ditetapkan sesuai Perundang undangan Pemda(UU. No. 32 Tahun 2004) dimana dibantu oleh pihak peneliti (dosen dan mahasiswa) maupun dari LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) yang bergerak di bidang lingkungan sebagai pemberi saran teknologi alternatif konservasi . Masyarakat khususnya petani bertindak sebgai pelaksana diharapkan mampu mengambil inisiatif sebagai pelaksana kegiatan konservasi dan juga dapat mengajukan

pula rencana yang sesuai dan tempat bagi daerah mereka karena dengan demikian akan muncul kesejahteraan (keuntungan bagi semua pihak terkait). Dewasa ini Young (1997) dalam Sabarnurdin (2002) menyatakan bahwa ada pendekatan baru konservasi tanah yang disebut land husbandry yang diwujudkan dalam usaha tani dengan pendekatan konservasi. Ciri dari pendekatan ini adalah: 1. Memfokuskan pada hilangnya tanah dan pengaruhnya terhadap hasil tanaman sehingga perhatian utamanya bukan lagi pada bangunan fisik tetapi kepada metode biologis untuk konservasi seperti halnya penanaman penutup lahan. 2. Memadukan tindakan konservasi tanah dan konservasi air sehingga masyarakat mendapat keuntungan langsung dari usaha tersebut. 3. Melarang bertani dilereng bukan penyelesaian masalah. Tindakan seperti ini tidak bisa diterima secara sosial dan politis. Yang harus dicari adalah metode bertani yang bisa mempertahankan kelestarian sumberdaya lahan dan alam. 4. Konservasi lahan akan berhasil bila ada partisipasi dari masyarakat terutama para petani. Motivasi masyarakat akan timbul bila mereka melihat keuntungan yang akan diperoleh. 5. Yang terpenting lagi adalah perlu adanya pemahaman bahwa kegiatan konservasi lahan adalah bagian integral dari usaha perbaikan sistem usaha tani. Metode Pengembangan Fungsi Pengelolaan Lahan 1. Tehnik Pengelolaan Lahan yang Produktif dan Konservatif Melalui Agroforestry Berubahnya Lanskap akibat adanya tekanan penduduk dan intensifikasi pemanfaatan sumberdaya lahan, mengarah pada pengakuan terhadap agroforestry sebagai alternatif sistem pengelolaan lahan dalam rangka pembangunan berkelanjutan baik didataran tinggi maupun di dataran rendah (Sabarnurdin, 2002). Berbeda dengan bidang pertanian maupun kehutanan murni, kontribusi agroforestry dalam bidang sosial ekonomi bisa lebih bervariasi karena komponen usahanya lebih beragam. Tambahan lagi selain membuka kemungkinan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi dan peningkatan taraf hidup mampu juga menimbulkan multiplier effect dan agroforestry juga memperbaiki serta meningkatkan kondisi lingkungan (Anonimus, 2000). Kelemahan para petani pada umumnya adalah pada sistem pemasaran hasil. Dengan menawarkan kombinasi hasil, produktivitas lebih lestari. Adanya komponen pohon yang bisa diatur pemungutan hasilnya hanya apabila diperlukan, karena apabila tidak diperlukan bisa dibiarkan hidup dengan tidak kawatir rusak dan bahkan nilainya akan bertambah. Kelestarian hasil lebih diperjelas dengan tambahan adanya produksi bidang peternakan, sedang konsumsi harian dapat ditopang oleh produk tanaman pertanian. Produk agroforestry bisa lebih ditingkatkan menjadi produk yang diorientasikan pada agribisnis dengan dukungan dari swasta atau pemerintah daerah misalkan menyediakan pabrik pengolahan hasil misal pabrik pengelolaan nanas atau komoditas lainnya dalam skala kecil menengah. Peluang bagi digunakannya sistem agroforestry dalam pengelolaan lahan juga disebabkan karena (Sabarnurdin, 2002) : 1. Agroforestry adalah metode biologis untuk konservasi dan pemeliharaan penutup tanah sekaligus memberikan kesempatan menghubungkan konservasi tanah dengan konservasi air.

2. Dengan agroforestry yang produktif dapat digunakan untuk memelihara dan meningkatkan produksi bersamaan dengan tindakan pencegahan erosi. 3. Kegiatan konservasi yang produktif memperbesar kemungkinan diterimanya konservasi oleh masyarakat sebagai kemauan mereka sendiri. Digunakannya tehnik diagnostik dan designing untuk merumuskan pola tanam secara partisipatif merupakan kelebihan dari tehnik agroforestry. Kesimpulan Mengevaluasi dari peranan partisipatif pengelolaan konservatif sumberdaya lahan saat ini dimana tidak menyalahkan pemerintah juga yang sering mencanangkan proyek-proyek pembangunan di bidang jasa lingkungan. Banyak kepentingan sendiri (politik) yang hanya mencari keuntungan semata dari pembiayaan proyek dengan menjalin kejasama dengan pihak kontraktor yang memang sengaja diatur untuk dimenangkan mendapat proyek tersebut agar pemerintah bisa leluasa bermain di dalamnya . Hal ini sebenarnya telah banyak diketahui oleh masyarakat karena munculnya berbagai macam ketidaksamaan antara apa yang direncanakan dengan fakta di lapangan termasuk munculnya berbagai kendala kerja dan hasil di lapangan. Masi banyak lagi hal yang perlu dievaluasi dari semuanya antara keterkaitan pihak masyarakat yang juga meiliki kepentingan masing -masing dengan pemerintah dan adanya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap peran pemerintah demi mewujudkan pembangunan ini. Oleh karena itu betapa pentingnya partisipasi dari seluruh masyarakat dapat dilihat : pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga, bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai