Anda di halaman 1dari 3

komunikasi efektif pada lansia

November 25, 2009 oleh jeanny ivones

komunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain karena lansia itu pada dasarnya adalah unik. lansia itu unik pada nilai, kepercayaan, persepsi, budaya dan pemahaman serta lingkungan sosial yang berbeda. perbedaan tersebut dapat menghasilkan komunikasi yang tidak efektif antara perawat dengan lansia. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain. 1. perubahan fisik lansia, seperti penurunan pendengaran 2. normal agging process 3. perubahan sosial 4. pengalaman hidup dan latar belakang budaya. perubahan fisik y penurunan pendengaran tuli konduksi : karena serumen, dan tulang yang tidak berfungsi tuli sensori : penurunan saraf pendengaran. Ini paling banyak terjadi paa lansiakarena adanya normal agging proses. adanya penurunan sensori atau prebikusis membuat lansia enggan untuk berkomunikasi dengan orang lain. solusinya adalah dengan menggunakan alat bantu dengar, bicara langsung dengan jelas dan pelan pada telinga yang mengalami gangguan pendengaran, gunanya u7ntuk merangsang stimulus. minimalkan pembicaraan via telepon. y penurunan penglihatan dapat mengganggu proses komunikasi karena gesture, ekspresi wajah, gerak bibir (kompensasi lansia dengan gangguan penglihatan)tidak dapat ditangkap secara maksimal. solusinya adalah dengan menggunakan gesture dan ekspresi wajah dengan maksimal. berhadapan langsung ketika berkomunikasi, pencahayaan yang cukup, hindari cahaya yang bersinar dan terlalu menyilaukan, serta minimalkan komunikasi tertulis. Normal Agging Process

adanya penirunan sensori dan penurunan memori adalah hal yang wajar bagi lansia. penurunan memori biasanya hanya dapat mengingat peristiwa yang lampau. pemrosesan informasi melambat. perubahan sosial timbul akibat adanya perubahan fisik dan normal agging process. solusinya adalah dengan diberi pemahaman dan diajak bersosialisasi. pengalaman dan budaya apa yang diyakini orang tua dengan orang yang masih muda misalnya sangat bertentangan. contoh lansia menganggap bahwa jam 8 malam itu sudah terlalu larut untuk menerima tamu. jenis-jenis komunikasi secara bahasa ada dua yaitu komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal. komunikasi non verbal 1. simbol, contohnya cara berpakaian menentukan identitas pribadi seseorang. 2. nada suara (tone voice), bisa menunjukkan emosi seseorang, mengindikasikan emosi pada lansia. Pada lansia saat kita berkomunikasi hendaknya menggunakan nada yang rendah. 3. body language, dapat digunakan untuk memvalidasi maksud atau tujuan komunikasi. Body language pasien harus diperhatikan karena body language yang tidak sesuai dapat menjadi barier komunikasi. Oleh karena itu perawat harus menempatkan diri untuk berkomunikasi dengan lansia. 4. Space or distance, and position. public space, area tidk ada hubungan dengan orang lain (>12 kaki). social space, komunikasi terjadi dalam tahap interpersonal (4-12 kaki). personal space, seberapa dekat orang dapat berkomunikasi dengan kita dan kita merasa nyaman (18 inci 4 kaki). intimate space, hanya orang tertentu yang boleh masuk. 5. gesture, digunakan untuk membantu menyampaikan maksud dari komunikasi. gesture sangat membantu pada orang yang tidak dapat mendengar. 6. ekspresi wajah, digunakan untuk komunikasi antarbudaya dan bangsa. karena ekspresi takut, marah, sedih, senang, dll bisa ditunjukkan lewat ekspresi wajah. 7. kontak mata, posisi sejajar menunjukkan respect terhadap lawan bicara 8. kecepatan komunikasi, jangn tergesa-gesa ketika berkomunikasi dengan lansia, karena menyebabkan kebingingan dan frustrasi. 9. waktu, terlalu menyampaikan di awal membuat lansia lupa. dan menyampaikan diakhir membuat stress atau frustrasi. komunikasi di malam

hari mengganggu waktu tidur lansia.membutuhkan yang lebih lama dan sabar untuk komunikasi dengan lansia. 10. sentuhan, metode untuk mengungkapkan perhatian dan caring. sentuhan terapeutik dapat menurunkan ansietasn depresi, dapat meningkatkan keberadaan dan rasa penghargaan bagi lansia. 11. silence, bentuk komunikasi yang ditunjukkan ketika lansia berduka, cemas, sakit. Komunikasi verbal secara formal digunakan untuk menunjukkan maksud dan tujuan tertentu. secara informal untuk bersosialisasi. komunikasi efektif harus diawali dengan bahasa verbal yang tepat, seperti memanggil nama. teknik komunikasi verbal 1. teknik informing. Bahasa singkat danjelas, mudah dimenerti, pada teknik ini perawat bersifat aktif dan pasien pasif. akan tetapi metode ini tidak efektif. 2. bertanya, Bertanya langsung: membantu untuk mendapat informasi spesifik. jika berlebihan dapat menyebabkan lansia defensif. (menggunakan pertanyaan tertutup ya/tidak). bertanya terbuka-tertutup : meliputi pertanyaan reflektif, klarifikasi, parafrase, ex : anda sedang sedih, mengapa? 3. berhadapan langsung (confronting). Ketika respon verbal dan non verbal pada lansia tidak sama, teknik ini dapat dialkukan. tidak dianjurkan pada klien lansia yang sedang gelisah atau bingung. 4. social communication. Tujuannya untuk lebih membina hubungan saling percaya dengan lansia. untuk memperoleh informasi lain diluar info kesehatan lansia. Tips Berkomunikasi dengan Lansia 1. menyediakan waktu ekstra 2. mengurangi kebisingan 3. duduk berhadapan 4. menjaga kontak mata 5. mendengar aktif 6. berbicara pelan, jelas dan keras 7. gunakan kata-kata atu kalimat yang sederhana dan pendek 8. menetapkan satu topik dalam satu waktu 9. awali percakapan dengan topik sederhana 10. bicarakan tentang topik yang familiar dan menarik bagi lansia. 11. beri kesempatan lansia untuk mengenang masa lalu. 12. menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.

Anda mungkin juga menyukai