Anda di halaman 1dari 5

Fadlan Muzakki ( 093112350750096 ) Tugas II Mata Kuliah Hukum Internasional

KAWASAN BEBAS PERDAGANGAN ASEAN (ASEAN FREE TRADE AREA- AFTA) Persekutuan Negara negara Asia Tenggara ( ASEAN) yang di bentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di bangkok merupakan organisasi antar pemerintahan ( Intergovermental Organization ) yang pada mula nya hanya beranggotakan lima negara yaitu Philiphina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Organisasi regional menurut Inis Claude merupakan suatu istilah internasional untuk organisasi internasional antar pemerintahdan non pemerintahan bagi suatu wilayah atau benua tertentu yang ditentukan melalui persetujuan multilateral. Organisasi jenis itu juga terdapat dikawasan pasifik selatan seperti south pasific forum ( SPF ), di Asia Selatan seperti South Asia Association of Regional Cooperation ( SAARC ), dikawasan Teluk seperti Gulf Coorperation Council ( GCC), Arab Maghreb Union ( AMU) yang keanggotaannya terbatas pada negara negara Arab di Afrika bagian utara dan lain-lainnya. Pembentukan organisasi internasional termasuk organisasi regional seperti ASEAN akan dipengaruhi oleh falsafah kehidupan bangsa- bangsa disuatu kawasan dimana organisasi itu akan didirikan. ASEAN untuk diakui statusnya sebagai organisasi Internasional atau organisasi regional diperlukan adanya tiga syarat yaitu pertama, harus ada persetujuan Internasional yang merupakan instrumen pokok ( Constituent Instrument ) dari organisasi tersebut, kedua, perlu ada badan badan yang berada dibawah naungan dari organisasi internasional atau regional tersebut har7uslah dibawah hukum internasional. A. Syarat Pertama. Dalam pembentukan ASEAN walaupun tidak dengan persetujuan internasional, para wakil dari lima negara pada waktu itu yang terdiri dari Filiphina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand telah mengadakan pertemuan dibangkok pada tanggal 8 agustus 1967 dan memutuskan untuk membentukapa yang disebut persekutuan Negara- Negara Asia Tenggara ( ASEAN) tanpa adanya perjanjian atau persetujuan yang akan diratifikasi oleh para anggotanya, melainkan hanya dengan suatu deklarasi yang ditanda-tangani oleh menteri luar negeri masingmasing. B. Sebagai Syarat kedua, ASEAN juga telah membentuk badan- badan seperti sidang merupakan badan tertinggi dari ASEAN yang diadakan secara bergiliran diibukota
Page1

tahunan Menteri Luar Negeri ( Annual Meeting Of Foreign Ministers) yang

Fadlan Muzakki ( 093112350750096 ) Tugas II Mata Kuliah Hukum Internasional

masing-masing negara anggota ASEAN setiap tahun. Perkembangan Keanggotaan ASEAN

dan bertugas untuk mengkoordianasi kegiatan

Dalam menentukan keanggotaannya ASEAN telah menggunakan asas kedekatan wilayah ( principle of geographic proximity ) yang hanya mencakup negara negara yang berada didalam kawasan Asia Tenggara yang meliputi sepuluh negara yaitu Brunei Darusalam, Filiphina, Indonesia, Kamboja, laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Dan Vietnam. Pernah pula ada permintaan dari negara- negara yang berada diluar kawasan Asia Tenggara seperti Sri Langka, dan Papua New Guinea untuk menjadi anggota ASEAN dan permintaan tersebut tidak memperoleh kesepakatan dari ASEAN. ASEAN pada waktu pembentukannya pertama kali di Bangkok anggotanya terdiri dari lima negara ( Filiphinaa, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand ). Walaupun ASEAn tidak mempunyai Instrumen Pokok yang mengatur sendiri tentang keanggotaannya di luar dari piagam ASEAn, tetapi didalam deklarasi Bangkok 1967 jelas disebutkan bahwa persekutuan tersebut terbuka keanggotaanya bagi negara- negara dikawasan Asia Tenggara dengan syarat- syarat Bahwa Negara tersebut termasuk Perjanjian Perjanjian Lainnya yang dibuat dalam kerangka ASEAN. Pada bulan April 1995, Dewan AFTA ( Council of ASEAN Free Trade Area) pada waktu itu menyambut kehendak baik Vietnam untuk melakukan aksesi terhadap Framework Agrement on Henhancing ASEAN Economic Coorporation dan persetujian mengenai Common Effective Prevential Tariff ( CEPT) Scheme for the ASEAN Free Trade Area ( AFTA ) Segera setelah Vietnam diterima sebagai anggota Baru ASEAN. DA.Produk CEPT diklasifikasikan kedalam 4 daftar, yaitu : Inclusion List (IL), yaitu daftar yang berisi produk-produk yang memenuhi kriteria sbb : 1) 2) 3) jadwal penurunan tarif Tidak ada pembatasan kwantitatif Hambatan non-tarifnya harus dihapuskan dalam waktu 5 tahun.

General Exception List (GEL), yaitu daftar produk yang dikecualikan dari skema CEPT oleh suatu negara karena dianggap penting untuk alasan perlindungan keamanan nasional, moral masyarakat, kehidupandan kesehatan dari manusia, binatang atau tumbuhan,
Page1

nilai barang-barang seni, bersejarah atau arkeologis. Ketentuan mengenai General Exceptions

Fadlan Muzakki ( 093112350750096 ) Tugas II Mata Kuliah Hukum Internasional

dalam perjanjian CEPT konsisten dengan Artikel X dari General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Contoh : senjata dan amunisi, narkotik, dsb. Temporary Exclusions List (TEL). Yaitu dartar yang berisi produk-produk yang dikecucalikan sementara untuk dimasukkan dalam skema CEPT. Produk-produk TEL barang manufaktur harus dimasukkan kedalam IL paling lambat 1 Januari 2002. Produk-produk dalam TEL tidak dapat menikmati konsensi tarif CEPT dari negara anggaota ASEAN lainnya. Produk dalam TEL tidak ada hubungannya sama sekali dengan produk-prodiuk yang tercakup dalam ketentuan General Exceptions. Sensitive List, yaitu daftar yang berisi produk-produk pertanian bukan olahan (Unprocessed Agricultural Products = UAP ). 1) Produk-produk pertanian bukan olahan adalah bahan baku pertanian dan produkproduk bukan olahan yang tercakup dalam pos tarif 1-24 dari Harmonized System Code (HS), dan bahan baku pertanian yang sejenis serta produk-produk bukan olahan yang tercakup dalam pos-pos tarif HS; 2) Produk-produk yang telah mengalami perubahan bentuk sedikit dibanding bentuk asalnya. Produk dalam SL harus dimasukkan kedalam CEPT dengan jangka waktu untuk masingmasing negara sbb: Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand tahun 2003; Vietnam tahun 2013; Laos dan Myanmar tahun 2015; Camodia tahun 2017. Contoh : beras, gula, produk daging, gandum, bawang putih, cengkeh. Dalam hubungan ini, sidang menteri menteri Ekonomi ASEAN di Phuket, Thailand telah memutuskan sebagai Berikut : A. Upon Her membership in ASEAN, B. Ensure ranparency in its trade regim C. Vietnam Starts her Implementation of the Agreement on CEPT for AFTA on 1 January 1996 on the basis of mutually agreed package of concrete steps. D. Submit a Schedule for the Implementation of the remaining products with a specific time frame by september 1995.
Page1

Fadlan Muzakki ( 093112350750096 ) Tugas II Mata Kuliah Hukum Internasional

Peraturan perdagangan Preferensi ( Preferential Trading Arrangements- PTA) Kerja sama dibidang perdagangan dan industri dalam rangka ASEAN telah dirintis sejak disetujuinya ASEAN Concord dalam KTT ASEAN di Bali diusahakan peningkatannya yaitu dengan memeberikan suku tarif khusus (PTR) dalam berbagai jenis barang produksi yang dalam tahun 1992 meliputi 15.000 jenis barang. Untuk memperkuat ketahanan ekonomi negara- negara ASEAN dan membangun ekonomi- ekonomi masing masing negara anggotanya, maka telah ditandatangani suatu persetujuan tentang pengaturan perdagangan Preferensi ASEAN (APTA) pada tanggal 24 Februari 1997 di Manila. Dengan Disetujuinya PTA maka negara- negara anggota ASEAN satu sama lain akan emnggadakan preferensi atas dasar saling menguntungkan, khususnya sektor pangan dan energi, bantuan pemasaran produksi proyek proyek industri ASEAN, perluasan perdagangan antara negara negara ASEAN dan peningkatan pemanfaatan bahan- bahan mentah yeng tersedia di negara- negara anggota. Dalam rangka persetujuan PTA ini kemudian ditetapkan berbagai mekanisme melalui instrumen tersendiri yang meliputi. Kontak Jangka Panjang ( long term quantity contract ) untuk barang barang produksi yang akan dilakukan secara selsktif atas dasar persetujuan anggotanya serta badan- badan yang di tunjuk untuk jangka waktu 3-5 tahun menurut jenis produksinya atau jumlahnya. Setiap tahun diadakan tinjauan, baik mengenai penentuan jangka waktu kontrak, jenis produksi, maupun jumlahnya.
Berkaitan dengan AFTA, pada pertemuan ke-21 AFTA Council tanggal 23 Agustus 2007, telah dicapai kemajuan yang cukup signifikan mengenai implementasi Work Programme on Elimination of Non-Tariff Barries (NTBs) serta dalam melakukan revisi mengenai CEPT AFTA Rules of Origin, yang diharapkan akan mengurangi biaya transaksi perdagangan serta memfasilitasi perdagangan di kawasan.

Berkaitan dengan perdagangan barang ini,

ASEAN juga

berhasil

menyelesaikan pembahasan substantif mengenai ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA), yang diharapkan akan ditandatangani pada bulan Desember perdagangan barang kedalam suatu comprehensive framework, menjamin sinergi 2008. ATIGA mengintegrasikan semua inisiatif ASEAN yang berkaitan dengan

Page1

Fadlan Muzakki ( 093112350750096 ) Tugas II Mata Kuliah Hukum Internasional

dan konsistensi di antara berbagai inisiatif. ATIGA akan meningkatkan transparansi, kepastian dan meningkatkan AFTA-rules-based system yang merupakan hal yang sangat penting bagi komunitas bisnis ASEAN.

ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) merupakan capaian penting yang mengkodifikasi dan penyempurnaan kesepakatan ASEAN di bidang perdagangan barang, yakni Agreement on Common Effective Preferential Tariff Scheme for the ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA,1992), Mutual Recognition Arrangement (MRA, 1998), e-ASEAN (2000), Sektor Prioritas Integrasi (2004), dan perjanjian ASEAN Single Window (ASW, 2005). Khusus untuk pengurangan / penghapusan tarif dan hambatan non-tarif internal ASEAN, ATIGA menegaskan kembali kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya, yakni penghapusan seluruh tarif atas produk dalam kategori Inclusion List (IL) pada 1 Januari 2010 bagi ASEAN-6, dan 2015-2018 bagi ASEAN-4 (Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam CLMV), serta penghapusan hambatan non tarif pada 1 Januari 2010 bagi ASEAN-5, 1 Januari 2012 bagi Philippines, dan 2015 bagi CLMV.

Page1

Anda mungkin juga menyukai