Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN TENTANG

FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO TAHUN AKADEMIK 2011/2012

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL: Fisiologi Sistem Perkemihan

Disusun Oleh: KELOMPOK 7 ANGGOTA: 1. Anik Yuliani 2. Dwi Abdul Rohman 3. Kurnia Wijasari 4. Moh. Ahsanul Muthiin 5. Shella Aprilia

Disahkan di Mojokerto pada: Hari Tanggal :. :.

Mojokerto, 25 November 2011 Dosen Pembimbing

Nasrul Hadi, Skep.Ners.MKes

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu Fungsional Sistem Perkemihan yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat Fisiologi Sistem Perkemihan. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Mojokerto, 25 November 2011

Penulis

DAFTAR ISI
Judul ........................................................................................... ..................i Halaman Pengesahan....................................................................................... .ii Kata Pengantar .............................................................................................. iii Daftar Isi .....................................................................................................iv BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang ................................................................................. Rumusan masalah ......................................................................... Tujuan dan manfaat........................................................................ 1 1 1

BAB 2 : PEMBAHASAN 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 Pengertian Perkemihan ......................................................................... Ginjal ............................................................................................ Nefron ............................................................................................. Tahap-Tahap Pembentukan Urine ..................................................... . Proses Miksi..................................................................................... Urine (Air Kemih).......................................................................... ... Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urin ................................................................... Konsentrasi Urine dan Mekanisme Pengenceran............................................................ Pengisian dan Pengosongan Vesika Urinaria ................................................................ Refleks Berkemih .......................................................................................................... 2 2 3 5 6 6 7 8 9 10 11 12

BAB 3 : PENUTUP......................................................................... ........ DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. ..

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zatzat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Berangkat dari sistem perkemihan yang di dalamnya banyak menjelaskan tentang proses dan fungsional tentang sistem perkemihan. Mungkin mahasiswa membutuhkan referensi dari buku yang bersangkutan dan masukan dari berbagai sumber untuk menunjang proses pembuatan makalah dan pembelajaran pada mata kuliah ilmu dasar keperawatan. Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan makalah ini adalah : 1. Ingin lebih mengetahui tentang Fisiologi Sistem Perkemihan 2. Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang Fisiologi Sistem Perkemihan 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian sistem perkemihan? 2. Apa fungsional dari nefron, hormon, saraf dan peredaran darah didalam sistem perkemihan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat penulis membuat makalah tentang fungsional sistem perkemihan adalah : 1. Penulis dapat menjelaskan dan menguraikan fungsional sistem perkemihan 2. Penulis dapat menjelaskan tentang fungsional sistem perkemihan. 3. Penulis dapat menjelaskan tentang penjelasan yang sebenarnya. 4. Menambah wawasan atau pengetahuan yang luas khususnya bagi penulis sendiri dan umum bagi para pembaca yang budiman. 5. Penulis dapat belajar dan mengasah otak dari apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita baca untuk menimbulkan suatu gagasan atau ide dalam menciptakan / mengembangkan suatu bakat / kemampuan seseorang. Demikian, tujuan dan manfaat yang dapat disebutkan oleh penulis.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Perkemihan Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zatzat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem urinari terdiri dari : 1.
2. 3. 4.

Ginjal, yang mengeluarkan sakret urine Ureter, yang mengeluarkan ginjal ke kandung kemih (bleader) Kandung kemih, yang bekerja sebagai penampung Uretra, yang mengeluarkan urine dari kandung kemih.

2.2

Ginjal 2.2.1 Fungsi Ginjal 1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine yang encer dalam jumlah besar. Kekuranngan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi jumlahnya berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal. 2. Mengatur Keseimbangan osmotik dan keseimbangan ion.

Fungsi ini terjadi dalam plasma bila terdapat pemasukan dan pengeluaran yang abnormal dari ion-ion.Akibat pemasukan garam yang berlebihan atau penyakit pendarahan,diare,dan muntah-muntah,ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting mislnya:Na,K,Cl,Ca,dan fosfat. 3. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh.

Tergantung apa yang dimakan,campuran makanan(mixed diet)akan menghasilkan urine yang bersifat agak asam,Ph kurang dari 6.hal ini disebab kan oleh hasil akhir metabolisme protein.Aspabila banyak makan sayur-sayuran,Urine akan bersifat basa ,pH urine berfariasi antara 4,8-,8,2.Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan Ph darah . 4. Ekskresi sisa-sisa hasil metabolisme (ureum,asam urat,dan kreatinin).

Bahan-bahan yang diekskresi okeh ginjal oleh ginjal antara lain zat toksik,obatobatan,hasil metabolisme hemoglobin ,dan bahan kimia asing(pestisida). 6

5.

Fungsi hormonal dan metabolisme

Ginjal menyekresi Hormon renin yang mempunyai penting dalam mengatur tekanan darah (sistem renin-angiotensin-aldesteron) yaitu untuk memperoses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Disamping itu,ginjal juga membentuk hormon dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorpsi ion kalsium diusus.
6.

Pengaturan tekanan darah dan memproduksi enzim renin, angiotensin, dan

aldosteron yang berfungsi meningkatkan tekanan darah.

7.

Pengeluaran zat beracun.

Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, obat-obatan ,atau zat kimia asing lain dari tubuh. 2.2.2 Peredaran Darah Ginjal Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior. 2.2.3 Persyarafan Ginjal Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison. 2.3 Nefron Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Dapat dibedakan dua jenis nefron: 1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar

dari korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula. 2. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex. 7

Bagian-bagian nefron: a. Glomerolus Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.

b. Kapsula Bowman Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus. c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu: 1.Tubulus proksimal Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli. 2.Lengkung Henle Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal. Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin. 3.Tubulus distal Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu. d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus) Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.

2.4

Tahap Tahap Pembentukan Urine

a.

Proses filtrasi Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1.200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula Bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula Bowman disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula Bowman, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula Bowman serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanantekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

b.

Proses reabsorpsi Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis

c.

Augmentasi (Pengumpulan) Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

2.5

Proses Miksi (berkemih) Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.

2.6 Urine (Air Kemih) 1. Sifat sifat air kemih - Jumlah eksresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya - Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh - Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat obatan dan sebagainya - Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak. - Berat jenis 1.015 1.020. - Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam). 2. Komposisi air kemih - Air kemih terdiri dari kira kira 95 % air - Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin - Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat - Pigmen (bilirubin, urobilin) 10

- Toksin - Hormon 3. Mekanisme Pembentukan Urine Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat terbentuk 150 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

4. Mikturisi Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 23 ml urine. Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya. 5. Ciri ciri Urine Normal Rata rata dalam satu hari 1 2 liter, tapi berbeda beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata rata 6. 6. Volume urin Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri. Poliuri ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema. Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri. 2.7 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urin Jumlah urin primer yang terbentuk setiap hari kurang lebih 150 170 liter. Meski demikian hanya 1 1,5 liter urin yang dikeluarkan. Banyak sedikitnya jumlah urin yang dikeluarkan setiap hari di pengauhi tiga faktor, yaitu: 1) Air yang Dikonsumsi

11

Jika seseorang banyak minum air maka kosentrasi protein darah akan turun. Darah menjadi terlalu encer, sehingga sekresi ADH terhalang. Maka penyerapan air oleh dinding tubulus kurang efektif, sehingga, terbentuk urin yang banyak. 2) Hormon Anti Diuretik Hormon ini dihasilkan kelenjar hipofisis bagian posterior.

Sekresi ADH dikendalikan oleh konsentrasi air dalam darah.Hormon antidiuretik mempengaruhi proses penyerapan air oleh dinding tubulus. Bila sekresi ADH banyak, penyerapan air oleh dinding tubulus akan meningkat, sehingga urin yang terbentuk sedikit. Sebaliknya jika sekresi ADH kurang, maka penyerapan air oleh dinding tubulus menurun, sehingga dihasilkan banyak urin. 3) Suhu Ketika suhu panas atau banyak mengeluarkan keringat, konsentrasi air dalam darah turun mengakibatkan sekresi ADH meningkat sehingga urin yang di hasilkan sedikit. Sebaliknya jika suhu udara dingin konsentrasi air dalam darah naik sehingga menghalangi sekresi ADH maka produksi urin banyak. 2.8 Konsentrasi Urine dan Mekanisme Pengenceran
A. Volume Urine, volume urine yang dihasilkan setiap hari bervariasi dari 600 ml sampai

2.500 ml lebih. 1. Jika volume urine tinggi, zat buangan diekskresi dalam larutan encer, hipotonik (hipoosmotik) terhadap plasma. Berat jenis urine mendekati berat jenis air (sekitar 1.003). 2. Jika tubuh perlu menahan air, maka urine yang dihasilkan kental sehingga volume urin yang sedikit tetap mengandung jumlah zat buangan yang sama yang harus dikeluarkan. Konsentrasi zat terlarut lebih besar.urine hipertonik (hiperosmotik) terhadap plasma,dan berat jenis urine lebih tinggi (diatas 1,030). B. Pengaturan volume urine. Produksi urine kental yang sedikit atau urine encer yang lebih banyak diatur melalui mekanisme hormon dan mekanisme pengkomsentrasian urine ginjal. 2.8.1 Mekanisme hormonal a. Antidiuretik hormon (ADH) meningkatkan permebilitas tubulus kontortus dan distal tubulus pengumpul terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya reabsorpsi dan volume urine yang sedikit. (1) Sisi sintesis dan sekresi. ADH disentesin oleh badan sel saraf dalam nukleus supraoptik hipotalamus dan disimpan dalam serabut saraf hipositis posterior, ADH kemudian dilepas sesuai implus yang sampai serabut saraf. (2) Stimulus pada sekresi ADH (a) Osmotik 12

(i) Neuron hipotalamus adalah osmoreseptor dan sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion natrium. Serta zat terlarut lain dalam cairan intrasalular yang menyelubunginya. (ii) peningkatan osmolaritas plasma, seperti yang terjadi saat dehidrasi, menstimulasi osmoreseptor untuk mengirim impuls ke kelenjar hipofisis posterior agar melepas ADH. Air diabsorbsi kembali dari tubulus ginjal sehingga dihasilkan urine kental dengan volume sedikit. (iii) Penurunan osmoloritas plasma mengakibatkan berkurangnya ekskresi ADH, berkurangnya reabsorpsi air dari ginjal, dan produksi urine encer yang banyak. (b) Volume dan tekanan darah. Baroseptor dalam pembuluh darah (di vena, atrium kanan dan kiri, pembuluh pulmonar, sinus karotid dan lengkung aorta) memantau volume darah meningkatkan sekresi ADH; peningkatan volume dan tekanan darah menurunkan sekresi ADH. (c) Faktor lain. Nyeri, kecemasan, olahraga, analgesik narkotik, dan barbitut meningkatkan sekresi ADH. Alkohol menurunkan ADH.

b. Aldosteron adalah hormon steroid yang sekresi oleh sel-sel korteks kelenjar adrenal.

Hormon ini bekerja pada tubulus distal dan duktus pengumpul untuk meningkatkan absorpsi aktif ion natrium dan sekresi aktif ion kalium. Mekanisme renin-angiostensinaldosteron, yang meningkatkan retensi air dan garam.

2.8.2

Sistem arus bolak-balik dalam ansa Henle dan vasa rekta memungkinkan Reabsorpsi air

terjadinya reabsorpsi osmotik air dari tubulus dan duktus pengumpul ke dalam cairan interstisial medularis yang lebih kental di bawah pengaruh ADH. dibandingkan cairan tubuh normal. memungkinkan tubuh untuk menahan air sehingga urine yang diekskresi lebih kental

2.9

Pengisian dan Pengosongan Vesika Urinaria Dinding ureter mengandung otot polos yg tersusun dalam berkas spiral longitudinal dan sirkuler,lapisan otot yang tidak telihat.kontraksi peristaltic teratur dri 1-5 kali/menit dan mnggerakkan urine dari pelvis renalis ke vesika urinaria, disemprotkan setiap gelobang peistaltik.ureter berjalan miring melalui dinding vesika urinari untuk menjaga ureter tertutup, kecuali selama gelombang peristalktik dan mencegah urine tidak kembali ke ureter. Apabila vesika urinaria terisi penuh, permukaan superior membesar dan menonjol keatas masuk ke dalam rongga abdomen . Peritoneum menutupi bagian bawah dinding anterior kolom vesika urinaria yang terletak di bawah vesika urinaria dan permukaan atas prostat . Serabut otot polos prostat kolum vesika urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostat. 13

Kolum vesika urinaria yang dipertahankan pada tempatnya pada pria oleh ligamentum pubovsikalis yang merupakan penebalan fasia pelvis. Membran mukosa vesika urinaria dalam keadaan kosong berlipat-lipat. Lipatan ini menghilang apabila vesika urinaria terisi penuh. Daerah membran mukosa meliputi permukaan dalam basis vesika urinaria yang dinamakan trigonum. Vesika uriter menembus dinding vesika urinaria secara miring, membuat seperti katup untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal pada waktu vesika urinaria terisi. Kontraksi otot m. detrusor bertanggung jawab pada pengosongan vesika urinaria selama berkemih (mikturisi), berkas otot berjalan pada sisi uretra. Serabut ini dinamakan sfinger uretra interna. Sepanjang uretra terdapat sfinger uretra membranosa. Epitel vesika urinaria dibentuk dari lapisan superfisialis sel kuboid. Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kalik renalis meregangkan kaliks renalis dan meningkatkan aktivitasnya yang kemudian mencentuskan kontraksi peristaltik yang menyebar ke pelvis renalis kemudian turun sepanjang ureter. Dengan demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersarafi oleh saraf simpatis. Kontraksi peristaltic pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis. Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah trigonum kandung kemih sepanjang beberapa senti menter menembus dinding kandung kemih. Tonus normal dari otot detrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter dengan demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih sewaktu terjadi kompresi kandung kemih. Setiap gelombang peristaltic terjadi sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus dinding kandung kemih membuka dan memberikan kesempatan urin mengalir ke dalam kandung kemih. 2.10 Refleks Berkemih Refleks berkemih adalah refleks medula spinalis yang seluruhnya bersifat automatik, tetapi dapat dihambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak. tetapi dapat dihambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak. Pusat ini antara lain : 1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak terletak di pons varoli. 2. Beberapa pusat yang terletak di korteks serebral terutama bekerja sebagai penghambat tetapi dapat menjadi perangsang. Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat yang lebih tinggi normalnya memegang peranan. Sinyal sensorik dari reseptor kandung kemih dihantarkan ke segmen sakral medula spinalis melalui nervus pelvikus kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih melalui saraf simpatis. Ketika kandung kemih terisi sebagian,kontraksi berkemih biasanya secara spontan berelaksi. Setelah beberapa detik otot detrusor berhenti berkontraksi dan 14

tekanan turun kembali ke garis basal. Karena kandung kemih terus terisi,refleks berkemih menjadi bertambah seringdan menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat. Pada saat berkemih,menjadi cukup kuat menimbulkan refleks lain yang berjalan melalui nervus pudendal ke sfinger eksternus untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam otak daripada sinyal konstriktor volunter ke sfinger eksterna, berkemih pun akan terjadi. Jika berkemih tidak terjadi, kandung kemih terisi lagi dan refleks berkemih menjadi semakin kuat. Berkemih di bawah keinginan tercetus dengan cara seseorang secara sadar mengonsentrasikan otot-otot abdomennya yang meningkatkan tekanan dalam kandung kemih, mengakibatkan urin ekstra memasuki kandung kemih sehingga meregangkan dinding kandung kemih. Hal ini menstimulasi reseptor regang dan merangsang refleks berkemih, serta menghambat sfinger eksternus uretra secara simultan, biasanya seluruh urin akan keluar dalam keadaan normal. Peristiwa pembuangan urin yang mengalir melalui ureter ke dalam kandung kemih, menimbulkan keinginan untuk berkemih akibat dari penambahan tekanan di dalam kandung kemih, yang sudah ada 170-230 ml urine.

15

BAB III PENUTUP


1. KRITIK DAN SARAN Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami. Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa berfikir aktif dan kreatif.

16

DAFTAR PUSTAKA
Ganong W.F. Review of medical physiologi (2002). Alih bahasa Adji Darma. (Fisiologi Kedokteran). Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta. Syaifuddin, Drs. H. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai