Anda di halaman 1dari 39
Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek Dengan Pemberi Tugas Bab 4 Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek Dengan Pemberi Tugas 4.1. MENGENAI HUBUNGAN KERJA Pengertian umum Pasal 1 Berlakunya pedoman ini Pedoman ini berlaku untuk setiap penguasaan dimana seseorang Arsitek mengadakan perjanjian memberikan jasa-jasa dibidang keahlian yang disebut dalam peraturan ini, baik untuk diri sendiri maupun bersama-sama dengan atau atas nama orang lain didalam suatu perserikatan arau perseroan. Pasal 2 Batasan-batasan pengertian A. Arsitek Yang dimaksud dengan arsitek ialah peroragan atau badan usaha yang dengan mempergunakan keahliannya dan berdasarkan suatu mberian tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan pengawasan pemibangunan,memberikan nasehat atau jasa-jasa lain berhubungan dengan perencanaan dan pengawasan Gedung, Tata Ruang Dalam Pertanaman, Perancanagn kota, pembagian kota dan jalan-jalan jebatan. Didalam melakukan tugasnya atau memberikan jasa-jasa yang diharapkan dari padanya,seseorang Arsitek mendapat kepercayaan dari pihak pemberi Tugas didalam usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang tercantum didalam pernyataan pemberian tugas dengan mengingat ketentuan-ketentuan yeng telah ditetapkan mengenai hal itu dalam pedoman ini. B, Pemberi Tugas Yang dimaksud dengan pemberi tugas dalam pedoman ini ialah perseorangan atau saru badan atas nama siapa penugasan dilakukkan yang menugaskan kegiatan-kegiatan seperti yang tercantum dalam pasal 2 ayat A. C. Hubungan Kerja ‘Suatu hubungan kerja dianggap telah terjadi sejak adanya asuatu penugasan dari pemberi Tugas kepada Arsitek yang dilaksanakan secara tertulis ataupun tidak. Selanjutnya Arsitek harus menegaskasn penugasan tersebut secara tertlis atau di setuui oleh kedua belah pihak dimana Arsitek secara resmi menyatakan menerima tugas tersebut atas dasar peraturan ini. Pada surat pernyataaan Arsitek yang diketahui oleh pemberi tugas harus dilampirkan satu jilid buku pedoman ini. Pasal 3 Perjanjian Tertulis Hubungan kerja yang sempurna anatara Pemberi tugas da Arsitek diikat dalam suatu perjanjian tertulis yang mempunyai kekuatan hukum,dimana didalamnya divcantumkan kketerangan-keterangan yang jelas dan tegas tentang macam, luas,batas-batas dan lingkup pekerjaan serta menetapkan batsa waktu penugasan besarnya imbalan jasa dan penggantian biaya serta cara-cara pembayaran, Pasal 4 Larangan menerima atau memberi rabat dan sebagainya Dalam rangka melaksanakan tugasnya Arsitek tidak diperkenankan membrei kepada pemberi tugas rabat/provisi/komisi atau menerima dan pihak ketiga provisi komisi atau imbalan jas, Karena hal ini bertentangan dengan Kode tata laku Profesi Arsitek. Pada dasarnya hanya diperkenankan menerima imbalan jasa berdasarkan pedoman ini. MACAM-MACAM PENUGASAN Pasal 5 Macam-macam penugasan yang dapat dilakukan Arsitek ialah : Perancangan bangunan Pengawasan terpadu Pereneanaan Perencanaan nasihat Jasa-jasa lain yang berhubungan dengan perancangan dan pengawasan dibidang tehnik pembangunan, MOOW> 35

Anda mungkin juga menyukai