No. Publikasi / Publication Number Katalog BPS / BPS catalogue Ukuran Buku / Book Size Jumlah Halaman / Number of Pages
Naskah / Manuscript: Seksi Statistik Neraca dan Analisis Wilayah Section of Region Account and Analysis Statistic
Diterbitkan oleh / Published by: Badan Pusat Statistik Kabupaten Melawi BPS Statistics of Melawi Regency
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya May be cited with reference to the source
KATA SAMBUTAN Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya berkat dan rahmat-Nya kita mampu melaksanakan kewajiban kita dalam
menyelesaikan publikasi PDRB Kabupaten Melawi Tahun 2000 2010 seperti tahun-tahun sebelumnya. Publikasi ini sangat bermanfaat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi untuk mendukung dan melengkapi ketersediaan data yang sudah ada. Hasil-hasil pembangunan yang tercermin dalam peningkatan pendapatan masyarakat diseluruh wilayah Kabupaten Melawi yang selalu meningkat, memperlihatkan bahwa kebijakan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah daerah beserta seluruh komponen masyarakat menunjukkan arah dan sasaran yang sesuai dengan harapan. Upaya menekan laju inflasi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu kunci dalam menyusun serta menerapkan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, informasi dalam bentuk data statistik seperti ini tentunya sangat dibutuhkan oleh pemerintah daerah dalam kegiatan evaluasi, proses perumusan dan penyusunan kebijakan serta perencanaan pembangunan di wilayah Kabupaten Melawi yang kita cintai. Data yang disajikan dalam publikasi ini memberikan gambaran tentang kemampuan sektor-sektor ekonomi dan kontribusinya, pendapatan perkapita baik atas dasar harga berlaku mau pun atas dasar harga konstan tahun 2000, pertumbuhan ekonomi secara periodik dan indikator-indikator penting lainnya. Akhirnya kepada tim Penghitungan dan Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Sektoral Kabupaten Melawi Tahun 2000-2009 kami ucapkan terima kasih yang telah menyelesaikan tugasnya sehingga publikasi ini dapat diterbitkan. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi seluruh komponen Kabupaten Melawi. Nanga Pinoh, Juli 2011 BUPATI MELAWI
ii
KATA PENGANTAR Pentingnya kebutuhan akan data dan informasi yang akurat, reliable dan up to date merupakan faktor penting dalam sebuah aktivitas pembangunan. Melalui publikasi PDRB Kabupaten Melawi Tahun 2000-2010 disajikan beberapa variabel maupun indikator perekonomian yang dapat digunakan sebagai alat ukur dalam pembangunan, utamanya dalam hal perekonomian. Publikasi yang merupakan terbitan tahun ini menyajikan tabel-tabel yang berisikan angka PDRB Kabupaten Melawi tahun 2000-2010, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. Data-data tersebut meliputi: o Produk Domestik Reginal Bruto menurut Lapangan Usaha o Distribusi Persentase Produk Domestik Reginal Bruto o Angka-angka indeks yang menunjukkan perkembangan baik sektoral maupun agregat Selain itu disajikan gambaran tentang Perekonomian Kabupaten Melawi serta beberapa konsep dan definisi dasar PDRB. Diharapkan saran dan kritik dari para konsumen data untuk perbaikan PDRB periode yang akan datang. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya publikasi ini. Nanga Pinoh, Juli 2011 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MELAWI,
iii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ...................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................................. DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................... BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1.2 Maksud, Tujuan dan Kegunaan Data Pendapatan Regional .................. 1.3 Konsep dan Definisi ................................................................................ 1.4 Metode Penghitungan ............................................................................ 1.5 Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan ....................... BAB II. URAIAN SEKTORAL ......................................................................................... 2.1 Sektor Pertanian ..................................................................................... 2.2 Pertambangan dan Penggalian ............................................................... 2.3 Industri Pengolahan ................................................................................ 2.4 Listrik dan Air Minum ............................................................................. 2.5 Bangunan ................................................................................................ 2.6 Perdagangan, Hotel dan Restoran .......................................................... 2.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ................................................... 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan...............................
iv
2.9 Sektor Jasa-jasa....................................................................................... BAB III. PEREKONOMIAN KABUPATEN MELAWI ....................................................... 3.1. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................... 3.2. Struktur Perekonomian .......................................................................... 3.3. Laju Inflasi ............................................................................................... 3.4. Perbandingan Perekonomian Kabupaten Melawi dengan Propinsi Kalimantan Barat .................................................................................... 3.5. Perkembangan PDRB Per Kapita............................................................. LAMPIRAN..................................................................................................................
20 23 23 25 27
29 32 35
DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Struktur Ekonomi dalam PDRB Kabupaten Melawi Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2010 ................................................................................. Grafik 2. Laju Inflasi Kabupaten Melawi dan Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2006-2010 (persen) ................................................................................... Grafik 3. Indeks LQ Kabupaten Melawi terhadap Propinsi Kalimantan Barat 2010 .
27
29 32
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Persen) ........................................................... 24 Tabel 3.2 Peranan Sektor Ekonomi Dalam PDRB Kabupaten Melawi Atas Dasar Harga Berlaku, 2006-2010 ............................................................................................ 26 Tabel 3.3 Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi Kabupaten Melawi dan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010 ........................................................................... 28 Tabel 3.4 Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten Melawi Terhadap Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2010 ........................................................................... 31 Tabel 3.5 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Melawi Tahun 2010 ...................... 33
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku................................................................... Tabel 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 ......................................................... Tabel 3. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku................................ Tabel 4. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 ...................... Tabel 5. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku .............................. Tabel 6. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 .................... Tabel 7. Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku......................................... Tabel 8. Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000............................... Tabel 9. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto .............................. Tabel 10. Perkembangan Pendapatan Regional dan Angka Perkapita ..................... Tabel 11. Indeks Perkembangan Pendapatan Regional dan Angka Perkapita .......... Tabel 12. Indeks Berantai Pendapatan Regional dan Angka Perkapita ....................
35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 54 55
viii
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi (economic of development) adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam era otonomi daerah dewasa ini, kecepatan dan optimalisasi pembangunan wilayah (daerah) tentu akan sangat ditentukan oleh kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi (baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia). Keterbatasan dalam kepemilikan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkulitas dapat menimbulkan kemunduran yang sangat berarti dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah. Konsekuensi lain yang ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya kapasitas dan kapabilitas sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah adalah ketidakleluasaan daerah yang bersangkutan untuk mengarahkan program dan kegiatan pembangunan ekonominya, dan situasi ini menyebabkan munculnya pula disparitas pembangunan ekonomi wilayah. Kondisi ini tampaknya menjadi tak terhindarkan terutama bila dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini. Dalam menentukan arah dan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah maka data-data PDRB merupakan informasi yang sangat berguna dan mendasar, walaupun belum bisa menggambarkan aspek pembangunan secara keseluruhan. Untuk melihat pembangunan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari PDRB dan laju pertumbuhannya. Melalui angka PDRB menurut Sektoral yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pemerintah diharapkan dapat menyusun perencanaan pembangunan yang lebih efisien dan tepat sasaran, yang langsung pada kebijakan sektoral tersebut sehingga tujuan pembangunan nasional yang sustainable dapat benar-benar terealisasi tidak hanya secara umum melainkan sampai ke level terkecil dari faktor-faktor pembentuk ekonomi. 1.2 Maksud, Tujuan dan Kegunaan Data Pendapatan Regional Kajian ini dilakukan untuk membentuk suatu ukuran agregat pembangunan di Indonesia yang dirinci berdasarkan klasifikasi sektor produksi berdasarkan Klasifikasi
Page 1
BAB I PENDAHULUAN
Lapangan Usaha Indonesia yang dibuat oleh BPS. Secara umum maksud dan tujuan penyajian statistik pendapatan domestik regional bruto adalah untuk mengetahui: Tingkat pertumbuhan ekonomi baik secara agregat maupun sektoral. Penyajian angka pendapatan regional atas dasar harga konstan akan menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah, baik secara menyeluruh maupun sektoral. Tingkat kemakmuran daerah Melalui angka Pendapatan perkapita dapat diketahui rata-rata jumlah pendapatan yang diperoleh perkepala penduduk disuatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, tingkat kemakmuran daerah tersebut dapat digambarkan baik secara berkala maupun secara regional. Tingkat inflasi dan deflasi Penyajian pendapatan regional atas dasar harga berlaku bersama-sama dengan harga konstan dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat tingkat inflasi/deflasi setiap tahunnya sebagai salah satu wujud kestabilan ekonomi daerah tersebut. Gambaran struktur perekonomian Berdasarkan angka-angka yang disajikan secara sektoral, bisadilihat struktur perekonomian suatu daerah, sehingga dapat diketahui kekuatanmasing-masing sektor dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi sekaligus dapat dijadikan sebagai skala prioritas pembangunan ekonomi untuk sektor-sektor yang potensial disesuaikan dengan kondisi ekonomi daerah tersebut. Dari keterangan di atas, dapat dikatakan angka PDRB mampu menggambarkan kegiatan ekonomi yang berlangsung disuatu daerah pada saat tertentu. Kegiatan itu baik menyangkut struktur ekonomi beserta keterkaitannya dengan komponenkomponennya maupun gambaran perekonomian masa lalu. Dengan demikian sajian angka pendapatan regional juga berguna sebagai: Dasar penyusunan proyeksi dan perencanaan ekonomi di masa yang akan datang. Alat bantu untuk mengukur keberhasilan pembangunan. Umpan balik terhadap perencanaan yang telah dibuat.
Page 2
BAB I PENDAHULUAN
Bahan masukan pembuatan evaluasi pembangunan baik sektoral maupun regional. Penghitungan Pendapatan Regional Kabupaten tidak dapat dipisahkan dengan Pendapatan Regional Provinsi. Oleh karena itu, berbagai penyesuaian penghitungan pendapatan regional telah dan akan selalu diselaraskan dengan Pendapatan Regional Provinsi. Penyesuaian tersebut antara lain meliputi konsep, definisi, metodologi, cakupan dan sumber data. Hal ini dilakukan agar informasi yang disajikan semakin baik, serta untuk menjaga kelayakan dan konsistensi hasil penghitungan baik antar kabupaten, maupun antara kabupaten dengan provinsi. Badan Pusat Statistik Kabupaten Melawi senantiasa melakukan perbaikan
penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Perbaikan tersebut banyak menyangkut masalah sumber data. Dengan diadakannya berbagai macam kegiatan survei maupun sensus oleh BPS maupun instansi lain yang bekerja sama dengan BPS, maka dapat dihasilkan data-data terbaru dan akurat. 1.3 Konsep dan Definisi 1.3.1 Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku didasarkan pada penggunaan harga tahun berjalan/berlaku. Nilai produksi bruto yang diihitung disini adalah hasil perkalian antara produksi dengan harga pada tahun berjalan. Angka pertumbuhan yang diperoleh berdasarkan penghitungan ini selain menggambarkan kenaikan produksi juga
menggambarkan kenaikan harga. Oleh karena itu, selain dihitung berdasarkan harga berlaku angka PDRB juga dihitung berdasarkan harga pada tahun tertentu, hasilnya merupakan PDRB atas dasar harga konstan. 1.3.2 Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Selain dihitung atas dasar harga berlaku, pendapatan regional juga dapat dihitung atas dasar harga konstan. Penghitungan atas dasar harga konstan ini berguna untuk mengukur perubahan volume produksi atau perkembangan produktivitas secara riil, dengan sendirinya perubahan faktor harga sudah tidak berpengaruh lagi. Kegunaan lain dari penghitungan pendapatan regional atas dasar harga konstan ini adalah untuk menilai
Page 3
BAB I PENDAHULUAN
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral. Dari PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dapat diturunkan agregat pendapatan regional. 1.3.3 PDRB Harga Pasar Dinamakan PDRB harga pasar karena angka PDRB yang diperoleh masih mengandung komponen pajak tak langsung. Komponen pajak tak langsung ini merupakan salah satu faktor pembentukan harga. Jika komponen pajak tak langsung ini dihilangkan atau dengan kata lain PDRB harga pasar, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan dikurangi dengan besarnya pajak tak langsung akan menghasilkan PDRB biaya faktor produksi. 1.3.4 PDRN Harga Pasar Perbedaan antara konsep neto dan konsep bruto di atas adalah karena pada konsep bruto faktor penyusutan masih terkandung dalam nilai tambah. Sedangkan pada konsep neto faktor penyusutan telah dikeluarkan. Jadi PDRB harga pasar dikurangi penyusutan akan menghasilkan PDRN harga pasar. 1.3.5 PDRN Biaya Faktor Produksi Perbedaan antara konsep biaya faktor produksi dengan konsep harga pasar di atas adalah adanya pajak tak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tak langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor, cukai, dan lain-lain, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan. Pajak tak langsung dari unit-unit produksi ini biasanya mengakibatkan kenaikan harga. Jadi pajak tak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang, yang satu berpengaruh menaikkan sedangkan yang lain menurunkan harga. Jika pajak tak langsung dikurangi subsidi maka akan menghasilkan pajak tak langsung neto. Selanjutnya PDRN harga pasar dikurang dengan pajak tak langsung neto akan diperoleh PDRN biaya faktor produksi. 1.3.6 Pendapatan Regional Konsep yang pertama kali perlu diuraikan adalah konsep domestik dalam penghitungan pendapatan regional. Maksudnya adalah penjumlahan seluruh nilai tambah semua sektor/lapangan usaha yang melakukan usahanya di wilayah Kabupaten Melawi. Pemilikan faktor-faktor produksi yang melakukan kegiatan tersebut tidak diperhatikan.
Page 4
BAB I PENDAHULUAN
Dengan demikian PDRB Kabupaten Melawi secara agregatif menggambarkan kemampuan daerah untuk menghasilkan pendapatan atau balas jasa kepada faktor produksi yang berpartisipasi dalam proses produksi di wilayah Kabupaten Melawi. Apabila angka PDRB yang diperoleh dikurangi dengan penyusutan dan pajak tak langsung neto akan dihasilkan PDRN atas dasar biaya faktor produksi. Secara teori, jika angka PDRN tersebut dijumlahkan dengan selisih antara pendapatan/keuntungan yang berasal dari luar wilayah, maka hasil penjumlahan tersebut merupakan gambaran sebenarnya pendapatan yang diterima penduduk Kabupaten Melawi. Namun dalam prakteknya sulit untuk menghitung angka tersebut pada tingkat regional. Karena sampai saat ini belum ada survey/penelitian indikator-indikator yang menggambarkan besarnya pendapatan/keuntungan yang masuk dan yang keluar pada suatu wilayah. Dengan demikian, penghitungan PDRN belum termasuk keluar masuknya pendapatan dari daerah lain. Konsep lain yang sering ditemui adalah nilai tambah. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi. Dengan demikian, nilai tambah adalah gabungan dari komponen faktor pendapatan yang terdiri atas upah dan gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan, serta pajak tak langsung. 1.4 Metode Penghitungan 1.4.1 Metode Langsung Metode ini terdiri dari 3 (tiga) pendekatan, yaitu: a. Pendekatan produksi Pada pendekatan ini PDRB merupakan penjumlahan seluruh nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh semua kegiatan ekonomi di wilayah Kabupaten Melawi selama kurun waktu setahun.
Page 5
BAB I PENDAHULUAN
b. Pendekatan Pendapatan Menurut metode ini PDRB dihitung dari jumlah seluruh balas jasa yang diberikan kepada faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi diwilayah Kabupaten Melawi selama satu tahun. Dalam pengertian ini maka nilai tambah bruto adalah penjumlahan dari upah dan gaji, surplus usaha (bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tak langsung. Metode ini banyak diterapkan pada sektor yang produksinya berupa jasa seperti sektor pemerintahan dan pertahanan. c. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan dari sisi ini bertitik tolak pada penggunaan akhir barang dan jasa yang sudah dihasilkan. Penggunaan akhir barang dan jasa hasil produksi meliputi konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, konsumsi lembaga swasta nirlaba, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stock dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor). 1.4.2 Metode tidak langsung Maksud dari metode ini adalah menurunkan nilai tambah dari kelompok kegiatan tingkat yang lebih tinggi ketingkat yang lebih rendah. Untuk mengalokasikannya dibutuhkan suatu alokator, yaitu suatu indikator yang paling besar pengaruhnya atau yang berhubungan erat dengan jenis kegiatan ekonomi yang bersangkutan.Metode ini digunakan seandainya data tidak tersedia atau ada data tetapi tidak memungkinkan dilakukan penghitungan langsung. Oleh karena itu, metode ini merupakan alternatif terakhir. Pemakaian metode langsung ataupun metode tidak langsung pada dasarnya saling berkaitan dan saling menunjang. Metode langsung menghasilkan angka yang lebih mendekati keadaan dan karakteristik sebenarnya. Dan memang pada gilirannya penggunaan metode langsung bisa mendorong peningkatan mutu atau kualitas data. Hal ini bukan berarti penggunaan metode tidak langsung tidak berguna sama sekali. Metode tidak langsung dapat berfungsi sebagai koreksi terhadap hasil hitungan metode langsung.
Page 6
BAB I PENDAHULUAN
1.5 Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan dapat dilakukan dengan dua cara dan masing-masing cara bisa dilakukan dengan 2 (dua) metode tergantung dari data yang ada. Kedua cara tersebut adalah: a. Single (Tunggal) b. Double (Ganda) Single disini berarti bahwa penghitungan dititikberatkan pada salah satu komponen yakni nilai produksi saja. Sedangkan untuk biaya antara digunakan ratio tetap dari hasil suatu sensus atau survei. Ratio tetap untuk biaya antara tersebut dihitung dari hasil pengurangan antara nilai produksi bruto dengan nilai ratio biaya antara. Penghitungan dengan cara double mengandung pengertian bahwa baik nilai produksi bruto maupun biaya antara masing-masing dihitung tidak dengan suatu ratio tertentu. Dalam konsep ini, selain nilai produksi bruto komponen biaya antara juga dihitung tersendiri. Di dalam kedua cara di atas terdapat 3 (tiga) metode yang dapat digunakan untuk menghitung nilai produksi bruto dan biaya antara, yaitu: a. Revaluasi Revaluasi berarti penilaian kembali. Disini revaluasi berarti menilai kembali nilai produksi dan biaya antara masing-masing dengan harga pada tahun dasar. Dalam hal ini adalah tahun 2000. Nilai produksi yang dihitung dengan menggunakan harga tahun dasar ini akan menghasilkan angka nilai produksi atas dasar harga konstan. Demikian pula halnya dengan biaya antara. Selisih kedua nilai tersebut merupakan nilai tambah atas dasar harga konstan. Dalam prakteknya seringkali ditemui tidak tersedianya data harga pada tahun dasar untuk setiap komponen input yang cukup banyak. Jalan keluar yang dapat diambil adalah dengan mengalikan output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.
Page 7
BAB I PENDAHULUAN
b. Ekstrapolasi Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan ekstrapolatornya. Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh melalui perkalian antara nilai tambah pada tahun dasar dengan ekstrapolatornya. Ekstrapolator yang biasa dipakai adalah indeks produksi dari masing-masing hasil produksi atau indeks dari beberapa jenis indikator produksi yang sesuai. Indikator-indikator yang sesuai antara lain: jumlah tenaga kerja, banyaknya perusahaan, kapasitas produksi dan sebagainya. Selain cara di atas, ekstrapolasi bisa juga dilakukan melalui penghitungan output atas dasar harga konstan. Cara yang sama juga dilakukan untuk biaya antara, jika ingin menerapkan double ekstrapolasi. c. Deflasi Pada cara ini,nilai tambah atas dasar harga konstan dihasilkan dengan mendeflate atau membagi nilai produksi bruto dan biaya antara pada tahun berlaku dengan indeks harga barang yang sesuai. Indeks harga yang digunakan dapat berupa IHPB, IHP dan sebagainya, tergantung indeks mana yang paling cocok untuk digunakan. Jika nilai tambah atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian antara nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga, maka fungsi indeks harga tersebut disebut inflator.
Page 8
BAB II URAIAN SEKORAL Dalam perhitungan PDRB untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perekonomian suatu daerah, maka kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perekonomian tersebut perlu dikelompokkan/diklasifikasikan sesuai dengan kesamaan dan kebiasaan satuan ekonomi dalam hal proses, teknologi dan organisasi dalam berproduksi, serta sifat dan jenis produk yang dihasilkan. Dengan adanya konsep/definisi yang seragam dalam klasifikasi tersebut maka dapat dibandingkan perbedaan antar wilayah, antar waktu, serta antar karakteristik. Untuk itu, dalam bab ini akan diuraikan sektor-sektor produksi yang diklasifikasikan secara ekonomi. 2.1. Sektor Pertanian Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang diperoleh dari alam dimana hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau pun dalam usaha mencari penghasilan, diantaranya seperti: bercocok tanam, memelihara ternak,
menangkapikan, menebang kayu ataupun hasil laut dan hutan lainnya. 2.1.1 Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Subsektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedele, sayur-sayuran dan buah-buahan serta tanaman pangan lainnya. Termasuk didalam komoditi ini adalah produksi ikutannya. Data produksi diperoleh dari pengolahan hasil survei pertanian daftar SP-IA, SP-IB, SP-II dan SP-III. Sedangkan data harga seluruhnya bersumber dari data harga yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten Melawi dari daftar HP.2 dan HPB. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi dengan masing-masing
Page 9
komoditas, yaitu dengan mengalikan produksi dengan harga, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara. Biaya antara terhadap output diperoleh dari hasil survei pertanian. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi yaitu mengalikan produksi masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar (2000), kemudian dikurangi lagi dengan biaya antara atas dasar harga konstan. 2.1.2 Tanaman Perkebunan Subsektor ini mencakup semua jenis kegiatan tanaman perkebunan baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan yang berbadan hukum. Komoditi yang dicakup dalam subsektor ini diantaranya karet, kelapa, kopi, lada dan hasil perkebunan lainnya. Data produksi perkebunan yang diusahakan oleh rakyat diperoleh dari Dinas Kehutanan Perkebunan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Melawi serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Melawi sedangkan data harganya diperoleh dari harga produsen yang dikumpulkan oleh BPS. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan pendekatan produksi. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. Adapun rasio biaya antara serta penyusutannya diperoleh dari hasil survei khusus pendapatan regional (SKPR). 2.1.3 Peternakan dan Hasil-Hasilnya Subsektor ini mencakup ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil-hasilnya seperti susu segar dan telur. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor netto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telur diperoleh dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Melawi dan Dinas Pertanian Kabupaten Melawi. Sedangkan data harga diperoleh dari pengolahan harga BPS Kabupaten Melawi. Nilai tambah bruto diperoleh dengan mengurangkan biaya antara dari output. Biaya antara dihitung berdasarkan rasio dari hasil SKPR. Sedangkan untuk harga Konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi.
Page 10
2.1.4 Kehutanan Subsektor kehutanan mencakup tiga jenis kegiatan, yaitu penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar, bambu, sedangkan hasil dari kegiatan pengambilan hasil hutan berupa rotan, damar dan sebagainya. Perburuan menghasilkan binatang-binatang liar seperti babi, rusa, penyu, buaya, ular, madu dan sebagainya. Seperti subsektor lainnya dalam sektor pertanian, output sektor kehutanan dihitung dengan cara mengalikan produksi dengan harga masing-masing. Data harga didapat dari BPS Kabupaten Melawi. Nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan rasio nilai tambah terhadap output, yang angka rasionya diperoleh dari Survey Khusus Pendapatan Regional 2.1.5 Perikanan Komoditi yang dicakup dalam subsektor ini adalah semua hasil dari kegiatan perikanan laut, perairan umum, budidaya serta pengolahan sederhana dari usaha perikanan seperti; pengeringan dan pengeraman ikan. Data mengenai produksi perikanan diperoleh dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Melawi dan Dinas Pertanian kabupaten Melawi. Nilai Produksi dihitung dengan cara mengalikan antara Produksi dengan harga produsen. Harga Produsen diperoleh dari survey harga yang dilakukan secara rutin oleh BPS Kabupaten Melawi. Untuk sampai pada nilai tambah bruto, nilai produksi yang diperoleh dikurangi dengan biaya antara, dimana rasio biaya antaranya didapat dari SKPR. Nilai produksi atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode revaluasi. 2.2 Pertambangan dan Penggalian Kegiatan pertambangan dan penggalian mencakup penggalian, pemboran,
penyaringan, pencucian,pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia dialam, baik berupa benda padat, cair maupun gas.
Page 11
2.2.1 Pertambangan Migas Pertambangan Migas (minyak dan gas Bumi) meliputi kegiatan pencarian kandungan minyak dan gas bumi, penyiapan pengeboran, penambangan, penguapan, pemisahan serta penampungan untuk dapat dijual atau dipasarkan. Hasil kegiatan ini adalah minyak bumi, kondensat dan gas bumi. Kegiatan subsektor pertambangan migas hingga sekarang masih dalam tahap eksplorasi. Kegiatan eksplorasi yang selama ini dilakukan juga belum dapat dihitung nilai tambahnya karena data dari Pemda maupun dari pihak peneliti tidak tersedia. 2.2.2 Pertambangan Tanpa Migas Pertambangan tanpa migas meliputi pengambilan dan persiapan pengolahan lanjutan benda padat baik dibawah maupun diatas permukaan bumi serta seluruh kegiatan lainnya yang bertujuan untuk memanfaatkan bijih logam dan hasil tambang lainnya. Hasil dari kegiatan ini adalah batubara, pasir besi, biji timah, biji nikel, feronikel, biji bauksit, biji tembaga, biji emas dan perak, biji mangan, belerang, yodium, fosfat, aspal serta komoditi lainnya. Pertambangan nonmigas Kabupaten Melawi masih berupa pertambangan yang dilakukan secara kecil-kecilan oleh rakyat. 2.3 Industri Pengolahan Kegiatan industri adalah kegiatan untuk merubah bentuk, baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik menjadi produk lain yang lebih baik mutunya. Sektor industri pengolahan terbagi menjadi subsektor Industri Migas dan subsektor Industri tanpa Migas. Industri Migas meliputi industri pengilangan minyak bumi dan industri gas alam cair. Industri tanpa Migas meliputi semua kegiatan industri besar dan sedang, serta industri kecil dan rumah tangga, penyajiannya didasarkan pada kode ISIC 2 digit. Sedangkan kegiatannya adalah merubah bentuk secara mekanis dan kimiawi, dari bahan organik menjadi produk baru yang lebih tinggi nilainya. Besarnya nilai tambah
Page 12
subsektor ini dihitung menggunakan pendekatan produksi. Nilai tambahnya berdasarkan hasil survei industri besar/sedang yang hasilnya disajikan secara lengkap setiap tahunnya. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi, yaitu mendeflet nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan indeks harga perdagangan besar barang industri. 2.4 Listrik dan Air Minum Kegiatan ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik dan air minum. Data produksi yang disajikan dalam sektor ini adalah data dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Wilayah V Ranting Melawi dan NonPLN serta PDAM Kabupaten Melawi. 2.4.1 Listrik Nilai Produksi diperoleh dengan jalan mengalikan produksi dengan rata-rata KWH listrik yang terjual. Nilai produksi setelah dikurangi dengan biaya antara, pemakaian sendiri oleh PLN dan yang hilang ditransmisi, didapat nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi. 2.4.2 Air Minum Penghitungan nilai produksi air minum atas dasar harga berlaku didapat dengan cara mengalikan banyaknya air minum yang terjual dengan tarif masing-masing tahun. Nilai tambah bruto subsektor ini diperoleh dengan pendekatan produksi, yaitu dengan mengeluarkan biaya antara dari nilai produksinya. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan produksi air minum pada tiap tahun dengan tarif pada tahun 2000. Yang selanjutnya dikurangi dengan biaya antara sehingga didapat nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000.
Page 13
2.5 Bangunan Sektor ini meliputi semua kegiatan pembangunan fisik konstruksi, baik berupa gedung, jalan, jembatan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi, jaringan listrik, air, telepon dan sebagainya. Output sektor konstruksi didasarkan pada data konstruksi AKI dan non AKI, ditambah dengan perkiraan non AKI, ditambah dengan perkiraan pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga. 2.6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.6.1 Perdagangan Subsektor perdagangan mencakup kegiatan perdagangan barang-barang produk domestik serta luas lokasi yang dipasarkan di wilayah Kabupaten Melawi. Langkah pertama dalam melakukan penghitungan sektor ini adalah membagi ke dalam beberapa kelompok kegiatan perdagangan sebagai berikut: 1. Perdagangan barang/komoditi produksi Kabupaten Melawi yang meliputi: - Barang-barang hasil pertanian, - Barang-barang hasil pertambangan dan penggalian, - Barang-barang hasil industri. 2. Perdagangan barang import 3. Perdagangan antar pulau Pada prinsipnya dalam menghitung pendapatan regional subsektor perdagangan ini dipergunakan pendekatan produksi. Namunkarena terlalu sulit mendapatkan kelengkapan datanya, maka dalam penghitungan nilai produksi menggunakan cara yang didasarkan pada rasio marketing surplus dan trade margin. Rasio tersebut digunakan untuk memperoleh output kelompok barang dagangan produksi Kabupaten Melawi. Setelah ditambah dengan nilai-nilai dan perdagangan antar pulau diperoleh output subsektor perdagangan dengan menggunakan biaya antara dan penyusunan akan diperoleh nilai tambah neto atas dasar
Page 14
harga berlaku. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan mendeflate nilai tambah atas dasar harga berlaku. 2.6.2 Hotel Subsektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang maupun melati, serta jenis penginapan lainnya. Output hotel dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam kamar dan tarif permalam kamar. Data mengenai jumlah malam kamar dan tarifnya diperoleh dari survei hotel. Sedangkan rasio nilai tambah diperoleh dari SKPR. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi, dengan indeks jumlah malam kamar sebagai ekstrapolatornya. 2.6.3 Restoran Karena data restoran secara lengkap belum tersedia, maka nilai tambah bruto subsektor ini dihitung berdasarkan indikator pertumbuhan konsumsi makanan jadi diluar rumah. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan indeks harga konsumen makanan (IHK) jadi sebagai deflator. 2.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor ini mencakup pengangkutan darat, pengangkutan laut, sungai dan danau, pengangkutan udara, jasa penunjang pengangkutan, dan komunikasi. Pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut taua kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor. 2.7.1 Sub Sektor Pengangkutan Darat Kegiatan pengangkutan darat meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan melalui jalan raya umum, menggunakan kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Jenisnya meliputi bus, taxi, truck/pick-up, becak dan lain-lain. Besarnya output pada subsektor angkutan darat dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu mengalikan rata-rata output perjenis kendaraan dengan jumlah kendaraan umum. Sumber
Page 15
data mengenai output dan struktur ongkos perjenis kendaraan diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Sedangkan jumlah kendaraan umum, datanya didapat dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Melawi dan Dinas Perhubungan kabupaten Melawi. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode ekstrapolasi, yakni menggunakan indeks kendaraan sebagai ekstrapolatornya. 2.7.2 SubSektor Pengangkutan Laut Kegiatan pengangkutan laut ini meliputi pengangkutan barang dan penumpang yang beroperasi dilaut maupun dipinggir laut, dengan menggunakan kapal laut yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran. Kegiatan pelayaran dibagi atas pelayaran samudera, nusantara, antarpulau, lokal dan pelayaran rakyat. Metode penghitungan untuk memperoleh output pada subsektor pengangkutan laut adalah menggunakan pendekatan produksi. Indikator produksi yang dipergunakan adalah jumlah barang dan penumpang yang diangkut. Sedangkan indikator harganya adalah ratarata output per ton barang dan rata-rata output per penumpang. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode ekstrapolasi yakni menggunakan indeks kuantum barang-barang yang dimuat sebagai ekstrapolatornya. 2.7.3 Sub Sektor Pengangkutan Sungai Kegiatan pengangkutan sungai meliputi pengangkutan barang dan penumpang yang beroperasi disungai, baik menggunakan perahu bermotor maupun tidak bermotor yang dapat melayani umum. Metode yang digunakan untuk menghitung besarnya output pada subsektor angkutan sungai adalah menggunakan pendekatan produksi, yaitu mengalikan rata-rata output perjenis kendaraan/armada dengan jumlah kendaraan. Rasio struktur struktur biaya diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Sedangkan Jumlah Armada berasal dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Melawi dan Dinas perhubungan kabupaten Melawi Dinas. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung
Page 16
menggunakan
metode
ekstrapolasi
yaitu
indeks
perjenis
kendaraan
sebagai
ekstrapolatornya. 2.7.4 Sub Sektor Pengangkutan Udara Kegiatan pengangkutan ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang yang diusahakan oleh perusahaan nasional. Kemudian nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode ekstrapolasi dengan menggunakan ekstrapolator jumlah penumpang dan barang yang dimuat. 2.7.5 Jasa Penunjang Angkutan Jenis kegiatan ini bersifat menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan meliputi pelayanan jasa terminal dan parkir, keagenan, ekspedisi, bongkar maut, pergudangan, jalan bebas hambatan, dan kegiatan lainyang belum tercakup diatas. Jasa penunjang angkutan seperti bongkar/muat muatan kapal laut, outputnya ditaksir menggunakan pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah ton bongkar/muat barang yang dilayani. Sedangkan indikator harganya adalah rata-rata output per unit indikator produksi. Kemudian untuk ekspedisi muatan kapal laut nilai outputnya telah tercakup dalam kegiatan pelayaran karena dalam tarip pelayaran termasuk pula tarip EMKL. Khusus mengenai pelabuhan laut pendekatannya dilakukan secara establishment yang outputnya meliputi uang labuh, uang tambat, uang pandu, uang dermaga, sewa gudang dan lapangan, sewa tanah beserta bangunan dapat diperoleh langsung dari Administrator Pelabuhan Laut. Kemudian nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode ekstrapolasi, yakni menggunakan indeks kuantum bongkar/muat barang sebagai ekstrapolatornya.
Page 17
2.7.6 Pos dan Komunikasi Kegiatan komunikasi meliput kegiatan dari pos dan giro serta telekomunikasi. Kegiatan pos dan giro meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam pengiriman surat, wesel dan paket pos. Termasuk pula disini kegiatan jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Sedangkan kegiatan komunikasi meliputi kegiatan pembelian jasa dan pengiriman berita melalui telegram, telepon dan telex. 2.7.7 Jasa Penunjang Komunikasi Berkembangnya dunia Komunikasi merangsang bermunculannya kegiatan usaha komunikasi. Kegiatan komunikasi ini meliputi; radio panggil, SSB, dan Kegiatan sejenisnya. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor ini meliputi kegiatan bank, asuransi, koperasi simpan pinjam dan lembaga keuangan lainnya, serta persewaan bangunan dan kegiatan jasa perusahaan. 2.8.1 Sub Sektor Bank Perhitungan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh langsung dari Bank Indonesia, sedangkan perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi, yakni menggunakan indeks jumlah nilai kredit riil sebagai ekstrapolatornya. Nilai kredit riil diperoleh dengan cara mendeflate nilai kredit pada tahun berjalan dengan indeks umum harga perdagangan besar. 2.8.2 SubSektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank Lembaga keuangan tanpa bank meliputi kegiatan usaha asuransi, koperasi simpan pinjam, pegadaian dan sebagainya. Perhitungan output dan nilai tambah bruto asuransi atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil SKPR yang dilakukan terhadap seluruh perusahaan asuransi. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mendeflasi nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan indeks harga konsumen
Page 18
kelompok aneka. Sedangkan untuk kegiatan pegadaian dan koperasi simpan pinjam, penghitungan nilai tambahnya berdasarkan data hasil survey khusus pendapatan regional. 2.8.3 Sub Sektor Jasa Penunjang Keuangan Kegiatan subsektor ini meliputi moneychanger, leasing, bursa valuta asing dan jasa penunjang keuangan lainnya. Untuk kegiatan money changer, penghitungan nilai tambahnya berdasarkan data hasil survey khusus pendapatan regional. Sedangkan untuk kegiatan usaha lainnya masih menggunakan rasio dari nilai tambah kegiatan perbankan. 2.8.4 Sub Sektor Sewa Bangunan Mencakup semua kegiatan jasa yang berhubungan dengan proses penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik sendiri atau yang disewakan. Untuk sewa bangunan tempat tinggal, perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 didasarkan pada data pengeluaran konsumsi rumah tangga hasil SUSENAS khususnya pengeluaran mengenai sewa rumah. Sedangkan untuk harga berlakunya didasarkan pada elastisitas yang diperoleh dari data SUSENAS dikalikan dengan estimasi jumlah penduduk pertengahan tahun. Dan untuk sewa bangunan bukan tempat tinggal, penghitungan nilai tambahnya masih menggunakan rasio dari nilai tambah kegiatan perbankan. 2.8.5 SubSektor Jasa Perusahaan Subsektor ini mencakup kegiatan advokat, notaris, pengolahan data, periklanan, sewa menyewa mesin dan alat-alat usaha sejenisnya. Perkiraan nilai tambah bruto dan nilai tambah neto subsektor jasa perusahaan ini dihitung dengan menggunakan metode pendekatan produksi yang outputnya diperoleh dengan cara tidak langsung, yakni dengan mengalikan jumlah tenaga kerja subsektor jasa perusahaan dengan rata-rata output pertenaga kerja. Perkiraan jumlah tenaga kerja diperoleh dari hasil registrasi yang dilakukan oleh petugas BPS. Dari hasil SKPR diperoleh rata-rata output pertenaga kerja. Nilai tambah
Page 19
atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode ekstrapolasi, yakni indeks tenaga kerja sektor jasa perusahaan sebagai ekstrapolatornya. 2.9 Sektor Jasa-jasa Kegiatan dari sektor ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu pemerintahan umum dan swasta. 2.9.1 Sub Sektor Pemerintahan Umum Rincian subsektor pemerintahan umum meliputi administrasi pemerintahan dan pertahanan, serta kegiatan jasa pemerintahan. Komponen pembentukan nilai tambah administrasi pemerintahan dan pertahanan terdiri atas upah dan gaji pegawai pemerintah pusat dan daerah, perkiraan komponen upah dari belanja pembangunan yang dianggap pengeluaran rutin ditambah dengan perkiraan penyusutan sebesar lima persen. Data yang dipakai didasarkan pada data realisasi pengeluaran yang diperoleh dari hasil survey Keuangan Pemerintahan Kabupaten (K2) dan Pemerintahan Desa (K3). Sedangkan perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi, yakni menggunakan indikator indeks jumlah pegawai negeri sebagai ekstrapolatornya. Penghitungan nilai tambah jasa pemerintahan didasarkan pada komponen nilai tambah kegiatan usaha. Dan kegiatan usaha dari jasa ini adalah sekolah, rumah sakit, puskesmas, panti asuhan dan sejenisnya yang milik pemerintah. 2.9.2 Sub Sektor Jasa Kemasyarakatan Sub sektor jasa sosial kemasyarakatan meliputi rumah sakit/bersalin, dokter praktek, tukang gigi, sekolah swasta pondok pesantren, penitipan anak dan kegiatan usaha jasa sosial kemasyarakatan lainnya. Perkiraan nilai tambah bruto dan neto subsektor ini atas dasar harga berlaku dihitung dari banyaknya indikator produksi disubsektor ini dikalikan dengan rata-rata nilai output perindikator masing-masing tahun diperoleh nilai produksi bruto atas dasar harga berlaku masing-masing tahun Indikator produksi yang digunakan dalam
Page 20
penghitungan ini adalah banyaknya kamar/tempat tidur rumah sakit/bersalin, dokter praktek, tukang gigi yang datanya diperoleh dari survey khusus pendapatan regional Indikator pondok pesantren adalah banyaknya murid/santri datanya diperoleh dari Kantor Departemen Agama setempat. Rata-rata output per indikator diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Regional. Kemudian untuk memperoleh perkiraan rata-rata output per indikator digunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) masing-masing kelompok. 2.9.3 Sub Sektor Jasa Hiburan Jasa hiburan ialah kegiatan yang bertujuan memberikan hiburan kepada perorangan/rumah tangga maupun masyarakat. Subsektor jasa hiburan dan kebudayaan ini mencakup kegiatan seperti bioskop, tempat-tempat rekreasi, kebun binatang, museum dan sejenisnya. Output dari subsektor ini ialah segala jenis pendapatan yang diterima atas jasa yang diberikan pada pihak lain. Sumber data masing-masing kegiatan tersebut adalah dari publikasi Statistik Bioskop dan SKPR. 2.9.4 SubSektor Jasa Perorangan dan Rumah tangga Jasa perorangan dan rumah tangga, yaitu kegiatan jasa yang sebagian besar usahanya ditujukan untuk mencukupi kebutuhan perorangan dan rumah tangga seperti tukang foto, tukang binatu, tukang jahit, tukang reparasi/bengkel, pembantu rumah tangga dan sebagainya. Seperti halnya subsektor jasa yang lain, subsektor jasa perorangan dan rumah tangga perkiraan nilai tambahnya dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yang nilai outputnya diperoleh dari hasil kali jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja hasil survey khusus pendapatan regional. Data banyaknya tenaga kerja dari SP'00 sedangkan rata-rata output pertenaga kerja, struktur biaya diperoleh dari hasil SKPR. Untuk memperoleh perkiraan rata-rata output per indikator tenaga kerja digerakkan dengan indeks harga konsumen kelompok masing-masing.
Page 21
Perkiraan nilai tambah atas harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks tenaga kerja sebagai ekstrapolatornya.
Page 22
BAB III PEREKONOMIAN KABUPATEN MELAWI Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 terus membaik, didukung oleh permintaan domestik yang solid dan kondisi eksternal yang kondusif. Hal itu tercermin dari pertumbuhan PDB yang meningkat tinggi. Pemulihan ekonomi global yang berangsur mulai terjadi sejak paruh pertama 2009 masih terus berlanjut di tahun 2010, ditopang oleh tingginya pertumbuhan ekonomi di negara-negara emerging markets. Pemulihan ekonomi global ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada tahun 2010. 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Untuk mengukur angka pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari angka PDRB atas dasar harga konstan yang memperhitungkan perkembangan produksi yang menghilangkan faktor perubahan harga/inflasi. Dengan demikian dapat diperoleh angka produktivitas secara riil. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Melawi yang diukur berdasarkan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDRB pada tahun 2010 terjadi pada hampir semua sektor ekonomi. Adapun sektor yang mendukung pertumbuhan tersebut yaitu sektor pertanian yang tumbuh sebesar 2,88 persen; sektor industri pengolahan sebesar 6,13 persen; sektor listrik, gas, dan air sebesar 14,37 persen; sektor konstruksi/bangunan sebesar 25,89 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,96 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 6,99 persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 10,38 persen. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor jasa-jasa mengalami penurunan.
Page 23
Tabel 3.1 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha ( Persen ) LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 2010
1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA PDRB DENGAN MIGAS
4.67
5.44
5.11
4.22
5.26
Sektor Bangunan /Konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,89 persen. Potensi sektor konstruksi sangat berperan dalam kegiatan perekonomian, khususnya dalam kegiatan pembangunan, baik pembangunan sarana umum, pembangunan gedung, perumahan maupun pembangunan lainnya. Terutama bagi daerah yang sedang berkembang seperti Kabupaten Melawi, pencapaian target pemenuhan infrastruktur menjadi salah satu point utama dalam proses pembangunan. Sektor konstruksi juga sebagai basis dalam kegiatan ekonomi karena tanpa infrastruktur yang kokoh segala kegiatan akan terhambat. Sektor yang secara prospektif baik dalam skala kecil, menengah maupun besar ini memiliki
Page 24
nilai strategis baik dari segi produktivitas maupun dari segi penyerapan tenaga kerja dalam setiap kegiatan pelaksanaan suatu proyek pembangunan. Seiring dengan peningkatan jumlah infrastruktur tersebut maka kapasitas terpasang untuk konsumsi Listrik dan Air Minum juga bertambah berdasarkan data yang diperoleh dari PT PLN dan PDAM. Pada tahun 2010 terdapat penambahan gardu listrik dan penambahan pemasangan instalasi listrik ke perumahan. Hal ini berimbas pada peningkatan pertumbuhan sektor listrik, air dan gas yang mencapai 2 digit. Sektor ini merupakan sektor penunjang seluruh kegiatan ekonomi serta infrastruktur yang mendorong aktivitas proses produksi sektoral sekaligus sarana pemenuhan kebutuhan masyarakat. Produksi listrik dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedangkan air bersih semata-mata dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). 3.2 Struktur Perekonomian Struktur perekonomian adalah besar share lapangan usaha terhadap total PDRB baik atas dasar harga yang berlaku maupun harga konstan. Dengan mengetahui struktur perekonomian, maka kita dapat menilai konsentrasi lapangan usaha yang sangat dominan pada suatu daerah. Terdapat hubungan antara lapangan usaha dan penduduk suatu daerah. Menurut Lewis, perekonomian suatu daerah harus mengalami transformasi struktural dari tradisional ke industri, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi sektor non pertanian dari waktu ke waktu terhadap total PDRB. Namun rupanya hal ini belum sejalan dengan gambaran perekonomian Melawi dari tahun ke tahun dimana komposisi sektor produksi dari tahun 2005 hingga saat ini (2010) masih dengan pola yang sama. Ini menunjukkan bahwa pemerintah maupun masyarakat sebagai faktor ekonomi dalam proses pembangunannya belum secara signifikan melakukan perkembangan. Hal tersebut kemungkinan karena para pelaku ekonomi belum berani mengambil langkah investasi untuk beberapa sektor yang dianggap kecil tingkat profitnya.
Page 25
Faktor lain yang dapat menjadi penyebab kecilnya kontribusi sektor produksi adalah kurang tepatnya atau bahkan belum diambilnya langkah kebijakan dari pemerintah Kabupaten Melawi dalam proses produksi itu sendiri. Seperti kasus pada sektor produksi Pertambangan dan Penggalian, kiranya pemerintah juga perlu untuk memperketat pengawasan melalui badan kontrol atau pengelola khusus kegiatan sektor tersebut agar tidak didominasi campur tangan asing. Misalnya dengan membentuk badan khusus atau Badan Pengelola Produk Tambang seperti yang sudah dibentuk dalam skala nasional yaitu Badan Pengelola Minyak dan Gas, agar bisa dimanfaatkan kekayaan alamnya secara maksimal dan menghindari penggunaan SDA yang tidak bertanggungjawab ataupun tanpa izin. Demikian pula untuk sektor pertanian, subsektor seperti kehutanan Pembangunan ekonomi di Kab. Melawi dibentuk oleh sektor-sektor produksi yang utamanya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pertanian; serta sektor industri pengolahan. Hal ini dilihat dari besarnya nilai distribusi PDRB atas dasar harga Berlaku tiap sektornya terhadap nilai PDRB agregatnya yang masing-masing berada diatas sepuluh persen (lihat Tabel 2). Tabel 3.2. PERANAN SEKTOR EKONOMI DALAM PDRB KABUPATEN MELAWI ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2006-2010 LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA PDRB DENGAN MIGAS 2006 38.76 3.90 10.30 0.21 4.34 31.63 1.61 2.37 6.87 2007 35.50 3.89 10.88 0.22 6.16 32.22 1.59 2.67 6.88 2008 33.33 3.91 10.94 0.23 6.26 34.31 1.52 2.52 6.99 2009 31.79 3.99 10.71 0.24 7.18 33.69 1.50 2.64 8.25 2010 30.11 4.05 11.25 0.29 8.76 32.50 1.55 2.71 8.79
Page 26
Hal lain yang dapat dijadikan perhatian adalah untuk sektor pertanian, meskipun secara pertumbuhan mengalami kondisi yang menurun, namun sektor ini menjadi runner up leading sector bagi sektor-sektor produksi lainnya tiap tahunnya dalam menyumbang perekonomian Kabupaten Melawi. Dalam struktur perekonomian kabupaten Melawi sektor perdagangan masih memberikan share yang besar atas PDRB. Peranannya menurun dibandingkan tahun sebelumya, pada tahun 2009 peranannya sebesar 33,69 persen sedangkan pada tahun 2010 menjadi 32,50 persen. Sektor ini juga perlu mendapat perhatian mengingat sebagai lead sector di Kabupaten Melawi namun sektor ini mengalami penurunan semenjak tahun 2009.
1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA
1.55
0.29
Gambar 1. Struktur Ekonomi dalam PDRB Kabupaten Melawi Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2010 3.3 Laju Inflasi Inflasi merupakan salah satu indikator stabilitas ekonomi. Inflasi akan selalu menyertai perjalanan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Fluktuasi angka inflasi ini
Page 27
dapat menggambarkan besarnya gejolak ekonomi terutama harga di suatu kabupaten. Beberapa indikator riil ekonomi yang mengalami perbaikan pada tahun 2010 di Kabupaten Melawi diantaranya adalah dengan meratanya pendapatan, meningkatnya daya beli masyarakat serta meningkatnya stabilitas nilai tukar rupiah. Ketiga variabel tersebut
memiliki korelasi berganda terhadap faktor harga. Dengan kata lain, naik turunnya harga secara umum (inflasi) sangat menentukan ketahanan ekonomi. Karena yang diharapkan bukan hanya peningkatan produktivitasnya saja tetapi juga kestabilan perekonomian itu sendiri. Untuk itu, faktor harga sebagai faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sasaran yang penting untuk dapat dikendalikan agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi yang semakin besar dalam masyarakat. Tabel 3.3 Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi Kabupaten Melawi dan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010 Melawi Indeks Harga Laju Inflasi Implisit % (2) (3) 142.36 5.06 149.69 5.15 159.08 6.27 168.98 6.22 179.35 6.14 Kalimantan Barat Indeks Harga Laju Inflasi Implisit % (4) (5) 152.27 5.82 161.76 6.23 179.06 7.01 188.61 5.33 199.64 5.85
Suatu daerah dikatakan memiliki perekonomian yang lebih stabil jika tingkat inflasinya lebih rendah dibandingkan daerah lain dalam kurun waktu tertentu. Tingginya tingkat inflasi dapat mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat yang pada akhirnya juga mengakibatkan penurunan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Page 28
Grafik 2. Laju Inflasi Kabupaten Melawi dan Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2006-2010 (persen)
8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Inflasi Melawi Inflasi KalBar
Laju inflasi atas dasar harga produsen Kabupaten Melawi lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi Kalimantan Barat pada tahun 2010. Sultnya transportasi diduga memberikan dampak terhadap tingginya harga-harga komoditas di Kabupaten Melawi sehingga harga barang pada tingkat produsen mengalami inflasi 3.4 Perbandingan Perekonomian Kabupaten Melawi dengan Propinsi Kalimantan Barat Kabupaten Melawi merupakan salah satu dari empat belas kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Barat dengan angka pertumbuhan ekonomi dibawah rata-rata pertumbuhan regional maupun nasional. Untuk meningkatkan pertumbuhan perlu adanya percepatan pembangunan. Percepatan pembangunan dapat dilakukan melalui spesialisasi kegiatan ekonomi. Spesialisasi akan terjadi bila setiap daerah berkonsentrasi pada sektor unggulannya, sehingga sumber daya yang dimiliki daerah tersebut dapat digunakan dengan efisien sesuai dengan potensi daerah. Usaha pertanian masih merupakan lapangan utama bagi sebagian besar penduduk Melawi. Jumlah rumah tangga yang berusaha di sektor pertanian tersebut mencapai 69% dari total rumah tangga. Terbukti pula dari sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB yang relatif tinggi dari tahun ke tahun. Akan tetapi, terhadap keseluruhan PDRB pertumbuhan
Page 29
sektor pertanian relatif lamban bahkan pada tahun 2010 ini sempat menurun. Keadaan tersebut perlu disikapi karena kebijakan Pemda ke depan adalah mendorong ekspor nonmigas, dan kecukupan pangan daerah mendukung swasembada pangan nasional. Peluang pengembangan komoditas unggulan ditentukan oleh seberapa kuat daya saing yang dimiliki oleh produk tersebut. Bila daya saing cukup tinggi, maka komoditas tersebut mempunyai peluang pengembangan yang cukup besar untuk dapat masuk dan bertahan dipasaran. Demikian pula sebaliknya, bila daya saing suatu komoditas unggulan tersebut sangat penting artinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah Melawi dalam menghadapi dinamika ekonomi global ke depan. Komoditas unggulan dan nilai ekonomi aneka komoditas pertanian diusahakan oleh petani, namun diantaranya yang diunggulkan sesuai dengan prioritas pembangunan pertanian daerah. Dalam menetapkan komoditas unggulan pemerintah daerah disamping dilakukan analisis oleh pihak luar yang ditunjuk dan juga sesuai dengan pilihan oleh pemda sendiri bersama dinas/instansi terkait. Pilihan komoditas yang diunggulkan oleh Pemda tersebut dasar utamanya adalah komoditas yang mempunyai prospek yang bagus. Untuk mengetahui klasifikasi daerah di Kabupaten Melawi yaitu dengan mengidentifikasi sektor unggulan yang dapat menjadi sektor penggerak dan menganalisa tingkat spesialisasi daerah di Kabupaten Melawi tahun 2010 dengan menggunakan indeks Location Quotient (LQ). LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/Kota) terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam skala provinsi atau nasional.
Page 30
Tabel 3.4 Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten Melawi Terhadap Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2010 Kalimantan Barat (3) 25.00 1.98 18.29 0.51 9.14 22.87 7.60 4.74 9.87
Sektor (1) 1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA
Melawi (2) 30.11 4.05 11.25 0.29 8.76 32.50 1.55 2.71 8.79
LQ (4) 1.20 2.04 0.62 0.57 0.96 1.42 0.20 0.57 0.89
Adapun kategori kriteria analisis angka indeks LQ, yaitu: Jika indeks LQ < 1, maka sektor tersebut bukan spesialisasi daerah dan tidak terkonsentrasi di Kabupaten Melawi Jika indeks LQ = 1, maka sektor tersebut kontribusinya sama dengan kontribusi dalam lingkup Propinsi Kalimantan Barat Jika indeks LQ > 1, maka sektor tersebut merupakan spesialisasi daerah dan terkonsentrasi di Kabupaten Melawi
Page 31
2.00
1.00
0.00 0 1 2 3 4 LQ 5 6 7 8 9
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sektor unggulan di Kabupaten Melawi yaitu sektor pertambangan dan penggalian; perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor pertanian. Sedangkan sektor lain (LQ<1) masih ada yang masuk dalam kategori tertinggal dan bukan merupakan spesialisasi daerah, terutama sektor pengangkutan dan komunikasi. Utamanya dapat ditunjukkan oleh minimnya sarana dan prasarana transportasi (seperti: angkutan kota, terminal bis, transaksi bandara, dsb). 3.5 Perkembangan PDRB Per Kapita Pendapatan perkapita adalah total harga yang berlaku dibagi jumlah penduduk selama tahun 2010. Namun demikian, jumlah pendapatan termasuk jumlah pendapatan dari penduduk asing. Untuk lebih meningkatkan pendapatan perkapita, maka laju pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan dan sebaliknya laju pertumbuhan penduduk perlu untuk dikendalikan. Karena pada dasarnya laju pertumbuhan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi terutama sekali terhadap perkembangan pendapatan regional.
Page 32
Semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk maka semakin rendah pendapatan regionalnya dan sebaliknya semakin rendah laju pertumbuhan penduduk maka semakin tinggi pendapatan regionalnya dengan asumsi laju pertumbuhan ekonominya tetap. Oleh sebab itu pengendalian penduduk guna meningkatkan pendapatan regional harus dipikirkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Kabupaten Melawi rata-rata pendapatan yang dihasilkan per kepala penduduk pada tahun 2010 sebesar Rp. 5,36 juta. Tingginya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pendapatan perkapita belum menjamin baiknya atau majunya perekonomian apalagi kalau dihubungkan dengan tingkat kesejahteraan anggota masyarakat, mengingat cakupan penduduk asing tersebut. Tabel 4. Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Melawi Tahun 2010 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta Rp) (2) 624,924.26 692,849.61 773,953.76 856,844.56 957,298.56 PDRB per Kapita (Rp) (4) 3,647,424.93 4,000,425.04 4,421,077.10 4,842,872.33 5,358,664.19 Pertumbuhan PDRB per Kapita (%) (5) 0.09 0.10 0.11 0.10 0.11
Untuk
mengetahui
perkembangan
pembangunan
dan
perekonomian
yang
berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sebenarnya, indikator ekonomi tidak boleh lepas dari indikator sosial dan hukum, diantaranya adalah indikator tingkat terpenuhi- tidaknya kebutuhan-kebutuhan primer setiap warga negara yang meliputi makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatandan keamanan, indikator kemiskinan, ketenagakerjaan dan pengangguran, kriminalitas. Hal ini bukan berarti mengabaikan pertumbuhan ekonomi, tetapi hanya tidak menjadikannya sebagai target utama dan asas
Page 33
pembangunan. Sehingga tujuan pembangunan nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan dapat terwujud.
Page 34
LAMPIRAN
TABEL / Table : 1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU Gross Domestic Regional Product at Current Market Prices (JUTAAN RUPIAH / Million Rupiahs ) NO. (1) 1. PERTANIAN AGGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan / Plantation Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock And Products d. Kehutanan / Forestry e. Perikanan / Fishery 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINING AND QUARRYING a. Pertambangan Migas / Petroleum and Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas / Non Petroleum and Natural Gas c. Penggalian / Quarrying 3. INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Migas / Crude Petroleum & Natural Gas b. Industri Tanpa Migas / Non Crude Petroleum & Natural Gas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY a. Listrik / Electricity b. Gas Kota / City Gas c. Air Bersih / Clean Water 5. BANGUNAN CONSTRUCTION 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN TRADE, RESTAURANT AND HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel / Hotel c. Restoran / Restaurant 197.671,04 223.267,47 265.520,09 288.667,05 311.122,65 195.570,87 220.547,52 262.492,74 285.484,71 307.488,11 182,62 1.917,55 208,62 2.511,32 221,13 2.806,22 239,49 2.942,85 268,76 3.365,78 1.334,80 1.215,18 0,00 119,61 27.143,06 1.504,82 1.353,35 0,00 151,48 42.654,39 1.772,47 1.595,86 0,00 176,61 48.461,44 2.068,34 1.865,14 0,00 203,19 61.561,73 2.769,23 2.524,27 0,00 244,96 83.815,98 51.382,62 8.802,84 24.365,33 0,00 15.184,98 9.180,35 64.362,74 0,00 64.362,74 49.628,65 9.906,99 26.976,09 0,00 16.867,68 10.108,40 75.364,37 0,00 75.364,37 47.921,23 11.040,37 30.236,37 0,00 17.906,22 12.330,15 84.680,26 0,00 84.680,26 44.192,03 10.696,97 34.188,27 0,00 19.365,58 14.822,69 42.839,71 17.664,59 38.732,45 0,00 20.934,29 17.798,15 87.660,42 75.003,82 19.362,32 80.086,42 85.031,43 21.306,83 85.661,30 90.295,11 23.002,15 92.361,83 101.979,64 98.743,49 26.414,76 98.741,84 27.040,91 Sektor / Sector (2) 2006 (4) 2007 (5) 2008 (6) 2009*) (7) 2010**) (8)
91.799,56 107.668,07
Page 35
LAMPIRAN
2006 (4)
10.073,35 9.543,39 0,00 2.830,06 0,00 4.945,75 145,38 1.622,20 529,96 529,96
2007 (5)
11.001,12 10.242,53 0,00 3.294,80 0,00 5.108,73 158,80 1.680,20 758,60 758,60
2008 (6)
11.768,16 10.904,47 0,00 3.844,17 0,00 5.321,99 99,65 1.638,66 863,69 863,69
2009*) (7)
12.857,30 11.857,91 0,00 4.243,91 0,00 5.871,05 56,28 1.686,68 999,39 999,39
2010**) (8)
14.799,95 13.484,33 0,00 5.212,64 0,00 6.411,22 74,33 1.786,14 1.315,62 1.315,62
8.
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN FINANCE, LEASING AND BUSINESS SERVICE a. Bank / Banking b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank / Non Bank Financial Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan / Services Allied To Finance d. Sewa Bangunan / Leasing e. Jasa Perusahaan / Business Services
14.825,87 334,81 1.940,15 0,00 12.550,91 0,00 42.936,06 40.532,49 40.532,49 0,00 2.403,57 1.293,40 37,30 1.072,87
18.485,27 352,41 2.087,54 0,00 16.045,32 0,00 47.635,78 44.801,23 44.801,23 0,00 2.834,55 1.571,63 39,99 1.222,94
19.484,13 400,20 2.295,42 0,00 16.788,52 0,00 54.110,67 50.920,55 50.920,55 0,00 3.190,12 1.814,98 43,86 1.331,28
22.581,77 511,77 2.533,03 0,00 19.536,96 0,00 70.711,45 67.201,20 67.201,20 0,00 3.510,26 2.052,99 51,03 1.406,24
25.976,97 732,31 3.211,30 0,00 22.033,36 0,00 84.146,59 80.324,85 80.324,85 0,00 3.821,74 2.160,12 68,96 1.592,66
9.
JASA-JASA SERVICES a. Pemerintahan Umum / Public Administration 1) Adm. Pemerintah & Pertanahan / Public Administration And Defence 2) Jasa Pemerintah Lainnya / Other Public Services b. Swasta / Private 1) Sosial Kemasyarakatan / Social & Community 2) Hiburan dan Rekreasi / Entertaiment and Recreation 3) Perorangan dan Rumah Tangga / Personal And Household PDRB / GRDP
Page 36
LAMPIRAN
TABEL / Table : 2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 Gross Domestic Regional Product at Constant 2000 Market Prices (JUTAAN RUPIAH / Million Rupiahs ) NO. (1) 1. Sektor / Sector (2) PERTANIAN AGGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan / Plantation Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock And Products d. Kehutanan / Forestry e. Perikanan / Fishery PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINING AND QUARRYING a. Pertambangan Migas / Petroleum and Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas / Non Petroleum and Natural Gas c. Penggalian / Quarrying INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Migas / Crude Petroleum & Natural Gas b. Industri Tanpa Migas / Non Crude Petroleum & Natural Gas LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY a. Listrik / Electricity b. Gas Kota / City Gas c. Air Bersih / Clean Water BANGUNAN CONSTRUCTION PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN TRADE, RESTAURANT AND HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel / Hotel c. Restoran / Restaurant 2006 (4) 156.617,36 56.325,40 48.777,15 13.438,55 30.345,97 7.730,29 17.819,72 0,00 10.999,91 6.819,81 44.176,36 0,00 44.176,36 2007 (5) 154.439,63 47.694,07 53.016,77 14.360,61 30.850,15 8.518,02 18.574,32 0,00 11.549,91 7.024,41 48.611,74 0,00 48.611,74 2008 (6) 156.498,88 50.446,32 55.390,59 14.918,44 27.107,70 8.635,82 19.467,73 0,00 11.896,41 7.571,32 51.335,91 0,00 51.335,91 2009*) (7) 155.325,56 53.154,68 54.115,49 15.538,53 24.539,73 7.977,12 20.773,19 0,00 12.498,36 8.274,83 54.378,09 0,00 54.378,09 2010**) (8) 159.801,65 55.988,19 53.606,91 16.501,09 23.258,90 10.446,55 22.157,93 0,00 13.072,35 9.085,59 57.712,52 0,00 57.712,52
2.
3.
4.
5.
6.
Page 37
LAMPIRAN
8.
13.423,15 272,94 1.787,07 0,00 11.363,14 0,00 34.487,21 32.389,15 32.389,15 0,00 2.098,06 1.175,49 34,91 887,66
16.437,40 284,25 1.959,25 0,00 14.193,90 0,00 36.812,05 34.507,07 34.507,07 0,00 2.304,97 1.310,17 36,5364469 958,27
17.056,74 311,60 2.068,74 0,00 14.676,40 0,00 39.181,43 36.680,63 36.680,63 0,00 2.500,80 1.463,82 37,18976177 999,79
18.554,95 362,55 2.242,76 0,00 15.949,64 0,00 47.495,63 44.829,82 44.829,82 0,00 2.665,81 1.586,41 40,28037006 1.039,13
9.
438.984,02
462.850,69
486.521,01
507.069,14
533.763,17
Page 38
LAMPIRAN
TABEL / Table: 3 DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU Percentage Distribution of GRDP at Current Market Prices NO. (1) 1. SEKTOR / Sector (2) PERTANIAN AGGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan / Plantation Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock And Products d. Kehutanan / Forestry e. Perikanan / Fishery PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINING AND QUARRYING a. Pertambangan Migas / Petroleum and Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas / Non Petroleum and Natural Gas c. Penggalian / Quarrying INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Migas / Crude Petroleum & Natural Gas b. Industri Tanpa Migas / Non Crude Petroleum & Natural Gas LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY a. Listrik / Electricity b. Gas Kota / City Gas c. Air Bersih / Clean Water BANGUNAN CONSTRUCTION PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN TRADE, RESTAURANT AND HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel / Hotel c. Restoran / Restaurant 2006 (4) 34,96 15,43 13,20 3,41 9,04 1,55 3,90 0,00 2,43 1,47 10,30 0,00 10,30 2007 (5) 35,50 11,56 12,27 3,08 7,16 1,43 0,00 3,89 0,00 2,43 1,46 0,00 10,88 0,00 10,88 0,00 0,22 0,20 0,00 0,02 6,16 2008 (6) 33,33 11,07 11,67 2,97 6,19 1,43 0,00 3,91 0,00 2,31 1,59 0,00 10,94 0,00 10,94 0,00 0,23 0,21 0,00 0,02 6,26 2009*) (7) 31,79 10,78 11,52 3,08 5,16 1,25 0,00 3,99 0,00 2,26 1,73 0,00 10,71 0,00 10,71 0,00 0,24 0,22 0,00 0,02 7,18 2010**) (8) 30,11 10,65 10,31 2,82 4,48 1,85 0,00 4,05 0,00 2,19 1,86 11,25 0,00 11,25
2.
3.
4.
5.
6.
Page 39
LAMPIRAN
7.
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI TRANSPORT AND COMMUNICATION a. Pengangkutan / Transportation 1) Angkutan Rel / Railway Transport 2) Angkutan Jalan Raya / Road Transport 3) Angkutan Laut / Sea Transport 4) Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan / Inland Water Transport 5) Angkutan Udara / Air Transport 6) Jasa Penunjang Angkutan / Service Allied to Transport b. Komunikasi / Communication 1) Pos dan Telekomunikasi / Post And Telecomunication KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN FINANCE, LEASING AND BUSINESS SERVICE a. Bank / Banking b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank / Non Bank Financial Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan / Services Allied To Finance d. Sewa Bangunan / Leasing e. Jasa Perusahaan / Business Services JASA-JASA SERVICES a. Pemerintahan Umum / Public Administration 1) Adm. Pemerintah & Pertanahan / Public Administration And Defence 2) Jasa Pemerintah Lainnya / Other Public Services b. Swasta / Private 1) Sosial Kemasyarakatan / Social & Community 2) Hiburan dan Rekreasi / Entertaiment and Recreation 3) Perorangan dan Rumah Tangga / Personal And Household PDRB / GRDP
1,61 1,53 0,00 0,45 0,00 0,79 0,02 0,26 0,08 0,08
1,59 1,48 0,00 0,48 0,00 0,74 0,02 0,24 0,11 0,11
1,52 1,41 0,00 0,50 0,00 0,69 0,01 0,21 0,11 0,11
1,50 1,38 0,00 0,50 0,00 0,69 0,01 0,20 0,12 0,12
1,55 1,41 0,00 0,54 0,00 0,67 0,01 0,19 0,14 0,14
8.
2,37 0,05 0,31 0,00 2,01 0,00 6,87 6,49 6,49 0,00 0,38 0,21 0,01 0,17
2,67 0,05 0,30 0,00 2,32 0,00 0,00 6,88 6,47 6,47 0,00 0,41 0,23 0,01 0,18
2,52 0,05 0,30 0,00 2,17 0,00 0,00 6,99 6,58 6,58 0,00 0,41 0,23 0,01 0,17
2,64 0,06 0,30 0,00 2,28 0,00 0,00 8,25 7,84 7,84 0,00 0,41 0,24 0,01 0,16
2,71 0,08 0,34 0,00 2,30 0,00 8,79 8,39 8,39 0,00 0,40 0,23 0,01 0,17
9.
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Page 40
LAMPIRAN
TABEL / Table : 4 DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 Percentage Distribution of GRDP at Constant 2000 Market Prices NO. (1) 1. PERTANIAN AGGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan / Plantation Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock And Products d. Kehutanan / Forestry e. Perikanan / Fishery 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINING AND QUARRYING a. Pertambangan Migas / Petroleum and Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas / Non Petroleum and Natural Gas c. Penggalian / Quarrying 3. INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Migas / Crude Petroleum & Natural Gas b. Industri Tanpa Migas / Non Crude Petroleum & Natural Gas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY a. Listrik / Electricity b. Gas Kota / City Gas c. Air Bersih / Clean Water 5. BANGUNAN CONSTRUCTION 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN TRADE, RESTAURANT AND HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel / Hotel c. Restoran / Restaurant 0,03 0,32 0,03 0,31 0,03 0,30 0,03 0,30 0,03 0,29 32,02 32,85 34,00 33,09 32,04 32,38 33,19 34,34 33,42 32,37 0,20 0,00 0,03 5,01 0,20 0,00 0,03 5,55 0,21 0,00 0,03 5,55 0,22 0,00 0,03 6,25 0,24 0,00 0,03 7,47 0,23 0,23 0,23 0,25 0,27 10,06 10,50 10,55 10,72 10,81 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,55 10,06 1,52 10,50 1,56 10,55 1,63 10,72 1,70 10,81 2,51 2,50 2,45 2,46 2,45 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6,91 1,76 4,06 6,67 1,84 4,01 5,57 1,78 4,00 4,84 1,57 4,10 4,36 1,96 4,15 3,06 3,10 3,07 3,06 3,09 11,11 11,45 11,39 10,67 10,04 12,83 10,30 10,37 10,48 11,04 SEKTOR / Sector (2) 2006 (3) 35,68 2007 (4) 33,37 2008 (5) 32,17 2009*) (6) 30,63 2010**) (7) 31,51
Page 41
LAMPIRAN
Page 42
LAMPIRAN
TABEL / Table: 5 INDEKS PERKEMBANGAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU Index of GRDP at Current Market Prices (2000 = 100) NO. (1) 1. PERTANIAN AGGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan / Plantation Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock And Products d. Kehutanan / Forestry e. Perikanan / Fishery 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINING AND QUARRYING a. Pertambangan Migas / Petroleum and Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas / Non Petroleum and Natural Gas c. Penggalian / Quarrying 3. INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Migas / Crude Petroleum & Natural Gas b. Industri Tanpa Migas / Non Crude Petroleum & Natural Gas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY a. Listrik / Electricity b. Gas Kota / City Gas c. Air Bersih / Clean Water 5. BANGUNAN CONSTRUCTION 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN TRADE, RESTAURANT AND HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel / Hotel c. Restoran / Restaurant 188,46 173,49 215,30 227,21 228,21 253,89 247,15 266,25 170,43 192,19 228,74 248,78 267,95 0,00 277,36 304,51 170,47 192,54 228,98 248,94 268,31 205,95 0,00 90,07 168,20 229,37 0,00 114,07 264,31 270,47 0,00 133,00 300,30 316,10 0,00 153,02 381,47 427,81 0,00 184,47 519,38 184,66 208,18 245,21 286,14 383,11 257,34 301,33 338,58 367,05 430,49 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 172,41 257,34 189,84 301,33 231,56 338,58 278,37 367,05 334,25 430,49 179,52 199,41 211,69 228,94 247,49 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 106,67 156,69 176,77 103,03 176,34 195,71 99,49 196,51 219,37 91,74 190,40 248,04 88,94 314,42 281,01 172,14 189,43 204,50 234,84 240,41 267,63 303,41 322,19 352,33 352,33 154,67 141,31 151,14 162,97 179,94 SEKTOR / Sector (2) 2006 (3) 161,76 2007 (4) 164,26 2008 (5) 172,25 2009*) (6) 181,93 2010**) (7) 192,52
Page 43
LAMPIRAN
Page 44
LAMPIRAN
TABEL / Table : 6 INDEKS PERKEMBANGAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 Index of GRDP at Constant 2000 Market Prices (2000 = 100) NO. (1) 1. PERTANIAN AGGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan / Plantation Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock And Products d. Kehutanan / Forestry e. Perikanan / Fishery 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINING AND QUARRYING a. Pertambangan Migas / Petroleum and Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas / Non Petroleum and Natural Gas c. Penggalian / Quarrying 3. INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Migas / Crude Petroleum & Natural Gas b. Industri Tanpa Migas / Non Crude Petroleum & Natural Gas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY a. Listrik / Electricity b. Gas Kota / City Gas c. Air Bersih / Clean Water 5. BANGUNAN CONSTRUCTION 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN TRADE, RESTAURANT AND HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel / Hotel c. Restoran / Restaurant 141,91 129,08 158,93 129,56 162,76 133,16 168,95 136,25 176,90 141,34 122,50 132,49 144,15 146,22 149,05 122,58 132,48 144,06 146,14 149,00 147,26 0,00 90,32 136,25 160,47 0,00 97,92 159,22 169,68 0,00 103,91 167,39 186,43 0,00 111,08 196,38 214,19 0,00 122,74 247,23 136,80 148,98 157,60 172,59 197,39 176,63 194,37 205,26 217,42 230,75 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 128,08 176,63 131,92 194,37 142,19 205,26 155,40 217,42 170,63 230,75 130,04 136,55 140,64 147,76 154,54 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 63,00 137,59 129,28 64,05 151,62 134,76 56,28 153,71 141,24 50,94 141,99 150,71 48,29 185,94 160,76 119,48 127,67 132,63 138,15 146,70 174,04 189,17 197,64 193,09 191,28 99,38 84,15 89,01 93,79 98,79 SEKTOR / Sector (2) 2006 (3) 104,60 2007 (4) 103,14 2008 (5) 104,52 2009*) (6) 103,73 2010**) (7) 106,72
Page 45
LAMPIRAN
NO. (1)
2006 (3)
2007 (4)
2008 (5)
2009*) (6)
2010**) (7)
7.
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI TRANSPORT AND COMMUNICATION a. Pengangkutan / Transportation 1) Angkutan Rel / Railway Transport 2) Angkutan Jalan Raya / Road Transport 3) Angkutan Laut / Sea Transport 4) Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan / Inland Water Transport 5) Angkutan Udara / Air Transport 6) Jasa Penunjang Angkutan / Service Allied to Transport b. Komunikasi / Communication 1) Pos dan Telekomunikasi / Post And Telecomunication
109,64 108,20 0,00 203,84 0,00 81,70 110,70 132,05 152,83 152,83
113,14 110,73 0,00 215,43 0,00 82,06 119,17 134,76 185,05 185,05
116,07 113,64 0,00 232,36 0,00 84,70 71,75 131,05 188,63 188,63
121,54 118,67 0,00 250,93 0,00 88,95 39,62 130,69 207,06 207,06
130,04 126,77 0,00 285,55 1,00 91,74 39,38 137,60 227,49 227,49
8.
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN FINANCE, LEASING AND BUSINESS SERVICE a. Bank / Banking b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank / Non Bank Financial Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan / Services Allied To Finance d. Sewa Bangunan / Leasing e. Jasa Perusahaan / Business Services
137,32 125,33 147,75 0,00 136,12 1,00 144,22 145,49 145,49 0,00 127,15 119,70 121,05 138,88
168,15 130,53 161,98 0,00 170,03 0,00 153,94 155,00 155,00 0,00 139,69 133,42 126,69 149,93
174,49 143,09 171,03 0,00 175,81 0,00 163,85 164,76 164,76 0,00 151,56 149,06 128,95 156,42
189,82 166,48 185,42 0,00 191,06 0,00 198,62 201,37 201,37 0,00 161,56 161,55 139,67 162,58
209,53 224,51 217,09 0,00 208,04 0,00 212,43 215,50 215,50 0,00 171,07 169,42 164,99 173,87
9.
JASA-JASA SERVICES a. Pemerintahan Umum / Public Administration 1) Adm. Pemerintah & Pertanahan / Public Administration And Defence 2) Jasa Pemerintah Lainnya / Other Public Services b. Swasta / Private 1) Sosial Kemasyarakatan / Social & Community 2) Hiburan dan Rekreasi / Entertaiment and Recreation 3) Perorangan dan Rumah Tangga / Personal And Household
PDRB / GRDP
121,35
127,95
134,50
140,18
147,56
Page 46
LAMPIRAN
TABEL / Table : 7 INDEKS BERANTAI PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU Link Index of GRDP at Current Market Prices (Tahun Sebelumnya / Years Before = 100) NO. (1) 1. PERTANIAN AGGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan / Plantation Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock And Products d. Kehutanan / Forestry e. Perikanan / Fishery 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINING AND QUARRYING a. Pertambangan Migas / Petroleum and Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas / Non Petroleum and Natural Gas c. Penggalian / Quarrying 3. INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Migas / Crude Petroleum & Natural Gas b. Industri Tanpa Migas / Non Crude Petroleum & Natural Gas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY a. Listrik / Electricity b. Gas Kota / City Gas c. Air Bersih / Clean Water 5. BANGUNAN CONSTRUCTION 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN TRADE, RESTAURANT AND HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel / Hotel c. Restoran / Restaurant 115,85 110,97 114,24 130,96 106,00 111,74 108,30 104,87 112,22 114,37 113,37 112,77 119,02 108,76 107,71 113,35 112,95 118,92 108,72 107,78 111,45 0,00 100,49 113,94 111,37 0,00 126,64 157,15 117,92 1,00 116,59 113,61 116,87 0,00 115,05 127,03 135,34 0,00 120,56 136,15 110,37 112,74 117,79 116,69 133,89 115,78 117,09 112,36 108,41 117,29 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 113,56 115,78 110,11 117,09 121,98 112,36 120,22 108,41 120,07 117,29 115,11 111,08 106,16 108,15 108,10 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 101,10 105,22 114,52 96,59 112,54 110,72 96,56 111,44 112,09 92,22 96,89 113,07 96,94 165,14 113,29 110,04 110,04 107,96 114,84 102,37 107,80 113,37 106,19 109,36 100,00 105,46 91,36 106,96 107,82 110,41 SEKTOR / Sector (2) 2006 (3) 105,55 2007 (4) 101,55 2008 (5) 104,86 2009*) (6) 105,62 2010**) (7) 105,82
Page 47
LAMPIRAN
2006 (3)
107,94 106,55 0,00 106,13 0,00 105,57 110,49 110,07 141,14 141,14
2007 (4)
109,21 107,33 0,00 116,42 0,00 103,30 109,23 103,58 143,14 143,14
2008 (5)
106,97 106,46 1,00 116,67 1,00 104,17 62,76 97,53 113,85 113,85
2009*) (6)
109,26 108,74 0,00 110,40 0,00 110,32 56,47 102,93 115,71 115,71
2010**) (7)
115,11 113,72 0,00 122,83 0,00 109,20 132,08 105,90 131,64 131,64
8.
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN FINANCE, LEASING AND BUSINESS SERVICE a. Bank / Banking b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank / Non Bank Financial Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan / Services Allied To Finance d. Sewa Bangunan / Leasing e. Jasa Perusahaan / Business Services
105,25 106,44 108,64 0,00 104,71 0,00 109,87 109,96 109,96 0,00 108,30 109,10 103,56 107,52
124,68 105,26 107,60 0,00 127,84 0,00 110,95 110,53 110,53 0,00 117,93 121,51 107,20 113,99
105,40 113,56 109,96 1,00 104,63 1,00 113,59 113,66 113,66 1,00 112,54 115,48 109,70 108,86
115,90 127,88 110,35 0,00 116,37 0,00 130,68 131,97 131,97 0,00 110,04 113,11 116,34 105,63
115,04 143,09 126,78 0,00 112,78 0,00 119,00 119,53 119,53 0,00 108,87 105,22 135,14 113,26
9.
JASA-JASA SERVICES a. Pemerintahan Umum / Public Administration 1) Adm. Pemerintah & Pertanahan / Public Administration And Defence 2) Jasa Pemerintah Lainnya / Other Public Services b. Swasta / Private 1) Sosial Kemasyarakatan / Social & Community 2) Hiburan dan Rekreasi / Entertaiment and Recreation 3) Perorangan dan Rumah Tangga / Personal And Household
PDRB / GRDP
109,97
110,87
111,71
110,71
111,72
Page 48
LAMPIRAN
TABEL / Table : 8 INDEKS BERANTAI PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 Link Index of GRDP at Constant 2000 Market Prices (Tahun Sebelumnya / Years Before = 100) NO. (1) 1. PERTANIAN AGGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan / Plantation Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock And Products d. Kehutanan / Forestry e. Perikanan / Fishery 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINING AND QUARRYING a. Pertambangan Migas / Petroleum and Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas / Non Petroleum and Natural Gas c. Penggalian / Quarrying 3. INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Migas / Crude Petroleum & Natural Gas b. Industri Tanpa Migas / Non Crude Petroleum & Natural Gas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY a. Listrik / Electricity b. Gas Kota / City Gas c. Air Bersih / Clean Water 5. B A N G U N A N CONSTRUCTION 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN TRADE, RESTAURANT AND HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel / Hotel c. Restoran / Restaurant 108,24 103,02 112,00 100,37 102,40 102,78 103,81 102,32 104,71 103,73 107,59 108,16 108,80 101,43 101,94 107,54 108,08 108,74 101,44 101,96 106,53 0,00 107,91 109,80 108,97 0,00 108,42 116,86 105,74 1,00 106,12 105,13 109,87 0,00 106,89 117,32 114,89 0,00 110,50 125,89 106,70 108,90 105,79 109,51 114,37 105,61 110,04 105,60 105,93 106,13 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 106,17 105,61 103,00 110,04 107,79 105,60 109,29 105,93 109,80 106,13 108,81 105,00 103,00 105,06 104,59 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 89,18 109,20 107,78 101,66 110,19 104,23 87,87 101,38 104,81 90,53 92,37 106,71 94,78 130,96 106,67 101,60 106,86 103,88 104,16 106,19 104,49 108,69 104,48 97,70 99,06 101,08 84,68 105,77 105,37 105,33 SEKTOR / Sector (2) 2006 (3) 99,92 2007 (4) 98,61 2008 (5) 101,33 2009*) (6) 99,25 2010**) (7) 102,88
Page 49
LAMPIRAN
2007 (4)
103,19 102,34 0,00 105,69 0,00 100,45 107,65 102,05 121,08 121,08
2008 (5)
102,59 102,63 1,00 107,86 1,00 103,21 60,21 97,25 101,93 101,93
2009*) (6)
104,71 104,43 0,00 107,99 0,00 105,02 55,22 99,73 109,77 109,77
2010**) (7)
106,99 106,82 0,00 113,80 0,00 103,14 99,38 105,29 109,87 109,87
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI TRANSPORT AND COMMUNICATION a. Pengangkutan / Transportation 1) Angkutan Rel / Railway Transport 2) Angkutan Jalan Raya / Road Transport 3) Angkutan Laut / Sea Transport 4) Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan / Inland Water Transport 5) Angkutan Udara / Air Transport 6) Jasa Penunjang Angkutan / Service Allied to Transport b. Komunikasi / Communication 1) Pos dan Telekomunikasi / Post And Telecomunication 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN FINANCE, LEASING AND BUSINESS SERVICE a. Bank / Banking b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank / Non Bank Financial Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan / Services Allied To Finance d. Sewa Bangunan / Leasing e. Jasa Perusahaan / Business Services 9. JASA-JASA SERVICES a. Pemerintahan Umum / Public Administration 1) Adm. Pemerintah & Pertanahan / Public Administration And Defence 2) Jasa Pemerintah Lainnya / Other Public Services b. Swasta / Private 1) Sosial Kemasyarakatan / Social & Community 2) Hiburan dan Rekreasi / Entertaiment and Recreation 3) Perorangan dan Rumah Tangga / Personal And Household PDRB / GRDP
110,72 107,57 114,96 0,00 110,16 0,00 107,48 107,60 107,60 0,00 105,63 109,45 101,08 101,13
122,46 104,14 109,63 0,00 124,91 0,00 106,74 106,54 106,54 0,00 109,86 111,46 104,66 107,95
103,77 109,62 105,59 1,00 103,40 1,00 106,44 106,30 106,30 1,00 108,50 111,73 101,79 104,33
108,78 116,35 108,41 0,00 108,68 0,00 121,22 122,22 122,22 0,00 106,60 108,37 108,31 103,93
110,38 134,85 117,08 0,00 108,89 0,00 106,95 107,02 107,02 0,00 105,88 104,87 118,13 106,95
104,67
105,44
105,11
104,22
105,26
Page 50
LAMPIRAN
TABEL / Table : 9 INDEKS HARGA IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Implicit Index of Gross Domestic Regional Products (2000 = 100) NO. (1) 1. PERTANIAN AGGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan / Plantation Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock And Products d. Kehutanan / Forestry e. Perikanan / Fishery 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINING AND QUARRYING a. Pertambangan Migas / Petroleum and Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas / Non Petroleum and Natural Gas c. Penggalian / Quarrying 3. INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Migas / Crude Petroleum & Natural Gas b. Industri Tanpa Migas / Non Crude Petroleum & Natural Gas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY a. Listrik / Electricity b. Gas Kota / City Gas c. Air Bersih / Clean Water 5. B A N G U N A N CONSTRUCTION 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN TRADE, RESTAURANT AND HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel / Hotel c. Restoran / Restaurant 153,77 144,08 169,32 113,87 136,73 0,00 138,05 134,61 145,69 0,00 145,69 160,39 148,37 160,87 116,31 145,23 0,00 146,04 143,90 155,03 0,00 155,03 163,02 154,19 176,78 127,84 155,32 0,00 150,52 162,85 164,95 0,00 164,95 182,47 170,00 180,08 134,10 164,58 0,00 154,94 179,13 168,82 0,00 168,82 184,20 163,87 184,19 169,09 174,80 0,00 160,14 195,89 186,56 0,00 186,56 SEKTOR / Sector (2) 2006 (3) 154,65 155,63 2007 (4) 159,26 167,92 2008 (5) 164,81 169,81 2009*) (6) 175,38 173,76 2010**) (7) 180,39 182,14
Page 51
LAMPIRAN
2007 (4)
145,11 142,68 0,00 159,54 0,00 141,73 123,57 121,71 188,51 188,51
2008 (5)
151,30 148,01 0,00 172,59 0,00 143,05 128,79 122,07 210,55 210,55
2009*) (6)
157,87 154,12 0,00 176,43 0,00 150,27 131,70 125,99 221,96 221,96
2010**) (7)
169,85 164,06 0,00 190,43 0,00 159,10 175,03 126,72 265,94 265,94
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI TRANSPORT AND COMMUNICATION a. Pengangkutan / Transportation 1) Angkutan Rel / Railway Transport 2) Angkutan Jalan Raya / Road Transport 3) Angkutan Laut / Sea Transport 4) Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan / Inland Water Transport 5) Angkutan Udara / Air Transport 6) Jasa Penunjang Angkutan / Service Allied to Transport b. Komunikasi / Communication 1) Pos dan Telekomunikasi / Post And Telecomunication 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN FINANCE, LEASING AND BUSINESS SERVICE a. Bank / Banking b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank / Non Bank Financial Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan / Services Allied To Finance d. Sewa Bangunan / Leasing e. Jasa Perusahaan / Business Services 9. JASA-JASA SERVICES a. Pemerintahan Umum / Public Administration 1) Adm. Pemerintah & Pertanahan / Public Administration And Defence 2) Jasa Pemerintah Lainnya / Other Public Services b. Swasta / Private 1) Sosial Kemasyarakatan / Social & Community 2) Hiburan dan Rekreasi / Entertaiment and Recreation 3) Perorangan dan Rumah Tangga / Personal And Household PDRB / GRDP Inflasi Harga Produsen
110,45 122,67 108,57 0,00 110,45 0,00 124,50 125,14 125,14 0,00 114,56 110,03
112,46 123,98 106,55 0,00 113,04 0,00 129,40 129,83 129,83 0,00 122,98 119,96
114,23 128,43 110,96 0,00 114,39 0,00 138,10 138,82 138,82 0,00 127,56 123,99
121,70 141,16 112,94 0,00 122,49 0,00 148,88 149,90 149,90 0,00 131,68 129,41
126,83 149,78 122,30 0,00 126,87 0,00 165,65 167,43 167,43 0,00 135,40 129,84
106,846176 109,439692 117,941833 126,687368 144,924384 120,86 127,62 133,16 135,33 143,31
142,36 5,06
149,69 5,15
159,08 6,27
168,98 6,22
179,35 6,14
Page 52
LAMPIRAN
TABEL / Table : 10 PERKEMBANGAN PENDAPATAN REGIONAL DAN ANGKA PERKAPITA Trend of Regional Income and Per Capita Figure (JUTAAN RUPIAH / Million Rupiahs ) NO. (1) SEKTOR / Sector (2) 2006 (3) 2007 (4) 2008 (5) 2009*) (6) 2010**) (7)
ATAS DASAR HARGA BERLAKU AT CURRENT MARKET PRICES 1. PDRB Atas Dasar Harga Pasar / GRDP at Current Market Prices 2. Penyusutan / Depreciation 3. PDRN Atas Dasar Harga Pasar / NRDP at Current Market Prices 4. Pajak Tak Langsung / Inderect Taxes 5. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi NRDP at Cost of Production 6. Penduduk Pertengahan Tahun / Mid Year Population 7. PDRB Per Kapita (Rupiah) / GRDP Per Capita (Rupiahs) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) / Regional Income Per Capita (Rupiahs) ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 AT CONSTANT 2000 MARKET PRICES 1. PDRB Atas Dasar Harga Pasar / GRDP at Current Market Prices 2. Penyusutan / Depreciation 3. PDRN Atas Dasar Harga Pasar / NRDP at Current Market Prices 4. Pajak Tak Langsung / Inderect Taxes 5. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi / NRDP at Cost of Production 6. Penduduk Pertengahan Tahun / Mid Year Population 7. PDRB Per Kapita (Rupiah) / GRDP Per Capita (Rupiahs) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) / Regional Income Per Capita (Rupiahs)
Page 53
LAMPIRAN
TABEL / Table : 11 INDEKS PERKEMBANGAN PENDAPATAN REGIONAL DAN ANGKA PERKAPITA Index of Regional Income and Per Capita Figure (2000 = 100) NO. (1) SEKTOR / Sector (2) 2006 (3) 2007 (4) 2008 (5) 2009*) (6) 2010**) (7)
ATAS DASAR HARGA BERLAKU AT CURRENT MARKET PRICES 1. PDRB Atas Dasar Harga Pasar / GRDP at Current Market Prices 2. Penyusutan / Depreciation 3. PDRN Atas Dasar Harga Pasar / NRDP at Current Market Prices 4. Pajak Tak Langsung / Inderect Taxes 5. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi NRDP at Cost of Production 6. Penduduk Pertengahan Tahun / Mid Year Population 7. PDRB Per Kapita (Rupiah) / GRDP Per Capita (Rupiahs) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) / Regional Income Per Capita (Rupiahs) ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 AT CONSTANT 2000 MARKET PRICES 1. PDRB Atas Dasar Harga Pasar / GRDP at Current Market Prices 2. Penyusutan / Depreciation 3. PDRN Atas Dasar Harga Pasar / NRDP at Current Market Prices 4. Pajak Tak Langsung / Inderect Taxes 5. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi / NRDP at Cost of Production 6. Penduduk Pertengahan Tahun / Mid Year Population 7. PDRB Per Kapita (Rupiah) / GRDP Per Capita (Rupiahs) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) / Regional Income Per Capita (Rupiahs)
Page 54
LAMPIRAN
TABEL / Table : 12 INDEKS BERANTAI PENDAPATAN REGIONAL DAN ANGKA PERKAPITA Link Index of Regional Income and Per Capita Figure (Tahun Sebelumnya / Years Before = 100) NO. (1) SEKTOR / Sector (2) 2006 (3) 2007 (4) 2008 (5) 2009*) (6) 2010**) (7)
ATAS DASAR HARGA BERLAKU AT CURRENT MARKET PRICES 1. PDRB Atas Dasar Harga Pasar / GRDP at Current Market Prices 2. Penyusutan / Depreciation 3. PDRN Atas Dasar Harga Pasar / NRDP at Current Market Prices 4. Pajak Tak Langsung / Inderect Taxes 5. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi NRDP at Cost of Production 6. Penduduk Pertengahan Tahun / Mid Year Population 7. PDRB Per Kapita (Rupiah) / GRDP Per Capita (Rupiahs) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) / Regional Income Per Capita (Rupiahs) ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 AT CONSTANT 2000 MARKET PRICES 1. PDRB Atas Dasar Harga Pasar / GRDP at Current Market Prices 2. Penyusutan / Depreciation 3. PDRN Atas Dasar Harga Pasar / NRDP at Current Market Prices 4. Pajak Tak Langsung / Inderect Taxes 5. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi / NRDP at Cost of Production 6. Penduduk Pertengahan Tahun / Mid Year Population 7. PDRB Per Kapita (Rupiah) / GRDP Per Capita (Rupiahs) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) / Regional Income Per Capita (Rupiahs)
Page 55