52, 1988
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
Diterbitkan Oleh:
Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma
Daftar Isi :
2. Editorial
Artikel:
Redaksi
KESIMPULAN
Di dalam asap rokok sigaret terkandung suatu senyawa Tabel 1. Umur penderita karsinoma taring
polisiklik aromatik hidrokarbon yang merupakan bahan ber-
sifat prekarsinogen. Sedang di dalam tubuh manusia ter- Umur (tahun) Jumlah Persentase
dapat sistem ensim arilhidrokarbonhidroksilase yang mampu 20 — 30 1 3,2
mengubah bahan prekarsinogen (polisiklik aromatik hidro- 31 — 40 4 12,9
karbon) menjadi karsinogen. Makin tinggi kadar kandung- 41 — 50 7 22,6
an AHH di dalam tubuh seseorang, makin tinggi pula risiko 51 — 60 12 38,7
untuk menderita karsinoma laring6'9. 61 — 70. 5 16,1
Untuk mendiagnosis karsinoma laring, penderita yang di- 71 — 80 2 6,5
curigai mempunyai gejala suara serak kronis tersebut perlu
dilakukan pemeriksaan fisik lanjutan yaitu laringoskopi tidak Total 31 100,0
langsung. Bilamana ditemukan suatu kelainan laring (penebal-
an, bercak, tumor), dilanjutkan dengan pemeriksaan laringos- Tabel 2. Tempat tinggal penderita
kopi langsung dan biopsi kelainan tersebut.
Hasil penelitian di Eropa menunjukkan perbedaan ke- Jarak (km) Jumlah Persentase Keterangan
mungkinan hidup yang nyata pada penderita yang mendapat
pengobatan dan yang tidak diobati (lihat grafik). 0 — 10 8 25,8 dalam kota
10 — 25 0 0,0
> 25 23 74,2 Iuar kota
Total 31 100,0
Kemungkinan terapi Sedang pada radiasi full-doses sekarang banyak dilakukan apa
1. Radiasi yang disebut Split Course Technique, yaitu radiasi diberikan
2. Operasi — operasi laring dalam dua seri dengan waktu istirahat ± 3 minggu; dosis seri I
— diseksi kelenjar sekitar 4000—5000 rad, sari ke 2 : 2000—3000 rad.
3. Kemoterapi Radiasi I. ………. waktu istirahat …………… Radiasi seri II
4. Kombinasi 1, 2 dan 3. 4000 rad 2 — 3 minggu 2000 — 3000 rad
Pemberian terapi tergantung Akhir waktu istirahat setelah radiasi seri I, pasien dikontrol,
1. Stadium dan keadaan umum pasien dan diperhatikan bagaimana respons radiasi seri I. Bila radiasi-
2. Kemauan pihak pasien seri I baik, dapat dilanjutkan dengan radiasi seri II, bila respons
3. Fasilitas/sarana yang ada. jelek, radiasi seri II tidak diberikan dan diteruskan dengan
Berdasarkan klasifikasi T.N.M., terapi Ca laring yang diberikan terapi operasi.
sebagai berikut : Radiasi seri I ----------------------- Radiasi seri II
a. TI NO Terapi tunggal, yaitu radiasi atau operasi. respons baik
T2 NO ------------------------ Operasi
b. T1—4 N1—3 MO Terapi yang diberikan ialah terapi kombi- respons jelek
nasi :
1. Radiasi kemudian operasi KEMOTERAPI
2. Radiasi ……… kemudian ……. operasi
+ Beberapa sitostatika yang sering digunakan untuk Ca laring
Sitostatik ialah:
1) Metotreksat
3. Radiasi ……….kemudian ………… radiasi
+ + 2) Bleomisin
Sitostatik Sitostatik 3) Hidroksiurea Juga sering digunakan:
1) Fluorourasil
c. Distant metastasis (Ml)
Kemoterapi + Radiasi 2) Vinkristin
d. Residif : operasi + radiasi + kemoterapi. 3) Adriablastin
4) Endoksan
Menurut Ogura, terapi operasi terhadap tumor residif yang
sebelumnya telah mendapat radiasi, memberi basil lebih baik
daripada terapi radiasi terhadap tumor residif yang Di bagian Radioterapi Rumah Sakit Dr Kariadi/Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, sejak medio
sebelumnya telah diberikan terapi operasi.
1975 telah dilaksanakan terapi kombinasi Radiasi dengan
RADIASI Sitostatik (selektif) yaitu Metotreksat untuk terapi tumor
leher dan kepala, sering-sering juga diberikan Bleomisin
Sekarang banyak dianut radiasi preoperatif (Ogura, Som,
(lebih mahal). Menurut beberapa sarjana, terapi kombinasi
Wang, Shulls,Goldman).
sitostatik + radiasi memberi hasil sedikit lebih baik dari-
Dosis yang diberikan 4000—5000 rad, 4 minggu (3—6 minggu)
padaterapi radiasi saja.
kemudian dilakukan operasi.
Catatan : - Bila ada stadium IIIB – IVA dengan obstruksi intestinal, maka diadakan laparotomi dengan mengangkat semua jaringan yang terkena dan mengangkat
seluruh kelenjar limfe sampai batas-batas tertentu.
- Arti singkatan R : radioterapi P : Procarbazine V : Vincristine (O – oncovin)
M : Nitrogen Mustrad CR : Clinical remission P : Prednison
IIE: Atau bila yang terkena alat ekstra limfatik se- II. Selama pemberian pengobatan setiap minggu sekali, diadakan
tempat atau pada satu sisi atau lebih daerah pemeriksaan laboratorium :Hb, leukosit, trombosit reti-
limfonodi pada kedua sisi diafragma yang kulosit, gambaran darah tepi.
sama.
Evaluasi keadaan jasmani
Stadium III : Bila yang terkena daerah limfonodi pada
Setelah selesai satu kuur pengobatan dalam tiga bulan
kedua sisi dari diafragma.
pertama diadakan pemeriksaan jasmani dua minggu sekali.
IIIE : Mungkin bersamaan dengan alat ekstra limfa-
Pengobatan lanjutan ditetapkan menurut keadaan penyakitnya,
tik setempat yang terkena atau
fisik dan hasil laboratorium. Bila keadaan penderita tidak me-
IIIS : Limpa yang terkena atau
menuhi syarat untuk pemberian seri berikutnya, maka pemberian
IIIES : kedua-duanya.
obat dapat ditunda. Patokan berikut ini hanya berlaku bila tidak
Stadium IV : Bila yang terkena tersebut dan telah me-
ada sel-sel abnormal.
nyerang alat-alat ekstra limfatik dengan atau
tanpa pembesaran limfonodi. Jumlah leukosit Dosis obat
PENDAHULUAN tinggi. Dengan demikian basil bahan protein dari hewan ternak
Menurut pengamatan para ahli dari FAO dan WHO, bila- yang diberi makan PST atau HGY belum terjamin keamanannya
mana kejadian peledakan penduduk tidak bisa ditekan dan terhadap kesehatan manusia. Hal lain ialah, PST/HGY me-
bencana-bencana alam yang menimpa sumber-sumber persedia- ngandung asam nukleat yang terlalu tinggi, sehingga dapat
an bahan pangan tidak dapat dielakkan, khususnya di negara- menyebabkan peningkatan kadar asam urat di dalam darah dan
negara berkembang, maka pada akhir abad ini akan mengalami air seni. Bila kadar asam ini melewati batas tertentu, dapat
krisis pangan yang serius. Untuk menanggulangi hal ini dan menyebabkan penyakit pirai (gout) dan pembentukan batu-
khususnya mengenai pengadaan sumber bahan protein, telah batuan ginjal (Pokrosky, 1975, Young and Scrimshaw, 1975).
diiktiarkan segala usaha dan penelitian untuk memanfaatkan Agren dan kawan-kawan (1974) melaporkan, tikus-tikus
berbagai macam sumber alam hayati. Salah satu di antaranya yang diberi makan PST HGY banyak yang mengalami gangguan
yang merupakan harapan yang besar adalah pembuatan bahan pertumbuhan, berat badan kurang, perdarahan pada hidung dan
protein yang berasal dari biakan jasad renik yang disebut Single mata, nefrolitiasis, atrofi buah sakar, dan angka kematian yang
Cell Protein atau Protein Sel Tunggal (PST). Yang disebut PST tinggi.Volesky, Zajig dan Carroll (1975) melaporkan, 1 dari 3
adalah protein jasad renik yang berasal dari beberapa jenis kuman ekor tikus yang diberi makan 20% PST/HGY selama 5 bulan,
yang mono atau multi-sel seperti bakteri, ragi, kapang, agae pada 15 bulan kemudian ditemukan tumor adeno kortek pada
dan sebagainya. Jasad renik ini dibiakkan pada berbagai macam salah satu ginjalnya. Sedangkan Shacklady (1975) menyatakan,
subtrat, dimulai dari susunan media yang paling sederhana PST/HGYtidak mengakibatkan efeksamping bila diberikan pada
(hidrokarbon, metan) sampai yang lebih komplek (hidrat arang, ayam, babi dan sapi.
parafin, sisa minyak bumi). Anggarodi dan kawan-kawan (1977a dan 1977b) melapor-
Penemuan atau inovasi ini merupakan suatu peristiwa kan, ayam broiler dan ayam petelur yang diberi makan 15%
revolusioner, serta sumbangan yang sangat berharga dalam PST/HGY banyak yang mengalami muskulo-organo atrofi dan
bidang teknologi, dan khususnya dalam sumber penyediaan erosi mukosa dari amplanya. Sedangkan ayam-ayam yang diberi
pangan. Protein ini dapat dihasilkan dengan harga murah dan bisa 5% dan 10% PST/HGY tidak menunjukkan efek samping.
diproduksikan secara besar-besaran, melalui proses industri Kejadian tumbuh ganda pada tikus yang diberi makan
dalam waktu yang singkat tanpa tergantung pada keadaan cuaca PST dalam jangka lama dan menurut hemat penulis belum
dan alam sekelilingnya, seperti yang diperlukan melalui peternak- banyak dilaporkan di dalam kepustakaan.
an, perikanan atau pertanian.
PST atau protein hydrocarbon grown yeast (HGY) ini me- BAHAN
rupakan protein harapan yang sangat didambakan untuk sumber Makanan Percobaan
protein pada masa yang akan datang, akan tetapi masih belum 1) Makanan Standar : Makanan standar ayam mengandung 23%
dapat diterima sebagai bahan pangan, baik untuk hewan ternak protein dan memberikan 300 kalori per kilo makanan (Anggarodi
atau manusia. Karena PST atau HGY dari biakan media sisa dan kawan-kawan 1977a).
minyak bumi adakalanya tercemari zat-zat bersifat toksik, muta- 2) Makanan 10% Protein Hydrocarbon grown Yeast (HG)7 : Satu
genik, karsinogenik dan juga mengandung asam nukleat terlalu bagian tepung protein HGY (mengandung 52% .protein) di-
Kertas ker/a ini dan hasil penelitian Bagian Patologi, FKH, IPB, dibaca-
kan pada Kongres Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia IV, tanggal
10—12 lull 1979, di ITB, Bandung.
Cermin Dunia Kedokteran No. 52, 1988 27
campur dengan 9 bagian makanan standar (Anggarodi dan Grup A dan Grup D, masing-masing terdiri dari 2 ekor dan 2
kawan-kawan 1977a). mencit, Grup C dan Grup F masing-masing terdiri dari 4 ekor
3) Makanan 50% Tepung Ayam Broiler (TAB) : Satu bagian tikus dan 4 ekor mencit yang telah diberi makan 50% TAB
tepung ayam broiler (yang sudah diberi makan 15% protein selama 15 minggu, dibunuh untuk pemeriksaan patologi-
HGY selama 10 minggu) dicampur dengan satu bagian makanan anatomik. Dari masing-masing Grup C dan Grup F sisa 8 ekor
standar (Anggarodi dan kawan-kawan 1977a). tikus dan 6 ekor mencit, dipertahankan dengan diberi makan
Hewan Percobaan 10% protein HGY (Tabel 1 dan 2).
1) Tikus Putih : Tiga puluh dua ekor tikus putih sapihan yang 2) Masa Observasi Sampai Bulan Ke-18,: Semua hewan percoba-
dibeli dari Puslit Gizi, Unit Diponegoro, Departemen Kesehatan, an dibunuh pada akhir bulan ke-18, kecuali yang sakit, untuk
Jakarta dibagi menjadi 3 kelompok, Grup A terdiri dari 8 ekor pemeriksaan patologi-anatomik.
dan diberi makanan standar serta dipakai sebagai kelompok Pengumpulan Jaringan Untuk Pemeriksaan Mikroskopik
kontrol. Grup B dan Grup C masing-masing terdiri dari 12
Setiap hewan yang dibunuh karena sakit atau pada akhir
ekor. Grup B diberi makan 10% protein HGY dan Grup C
masa observasi, diperiksa secara makroskopik dan jaringannya
diberi makan 50% TAB (Tabel 1).
2) mencit Putih : Dua puluh tujuh ekor mencit sapihan diperoleh seperti jantung, paru-paru, hati, limpa, ginjal, lambung, usus dan
dari Puslit Biomedis, Departemen Kesehatan, Jakarta dan dibagi pankreas dikumpulkan serta diawetkan di dalam larutan formalin
menjadi 3 kelompok. Tujuh ekor diberi makan makanan standar 10%. Kemudian jaringan ini diolah untuk dibuat kupe histologi
(Grup D) dan dipakai sebagai kontrol. Grup E terdiri dari dan diwarnai dengan hematosilin dan eosin untuk pemeriksaan
10 ekor dan diberi makan 10% protein HGY. Grup F terdiri mikroskopik.
dari 10 ekor dan diberi makan 50% TAB (Tabel 2).
Tabel 1. Jumlah Hewan, Lamanya Perlakuan dan Kelainan Patologik HASIL PERCOBAAN
Anatomik pada Tikus yang Diberi 10% Protein Hydrocarbon Grown
Yeast dan 50% Tepung Ayam Broiler yang sebelumnya sudah diberi Gejala Klinik
Makan Protein Sel Tunggal. 1) Kelompok Tikus : Semua hewan yang diobservasi sampai akhir
minggu ke-15, kelihatan aktif dan sehat.
Jumlah Jumlah Tikus Dibunuh Jumlah Tikus Bertumor Pada permulaan bulan ke-12, seekor tikus dari Grup
Grup Jenis
— B (10% HGY) kelihatan bulunya kasar, kering dan
Makanan Tikus Ming. ke-15 Bulan he-18 Ming. ke-15 Bulan ke-18
mengurus. Kemudian sebagian dari bulu rontok, teru
A Standar 8 2 6 0 0 ( 0%) tama yang di sekitar leher dan kepala. Gejala ini lam
B 10% HY 12 0 12 0 3* (25%) bat laun makin jelas dan disertai gangguan bernapas.
C 50% TAB 12 4 8+ 0 0 (0%) Berat badan makin lama makin menurun secara cepat
dan napasnya juga makin susah. Karenā hewan ini.
kelihatan payah sekali, maka dibunuh pada akhir
* Seekor karena sakit parah, maka dibunuh pada akhir bulan ke-13. bulan ke-13 untuk diotopsi.
+ Ke-8 ekor ini sejak akhir minggu ke-15, diganti makanan 10 % HY. Pada akhir bulan ke-18, di mana percobaan ini diakhiri, semua
Tabel 2. Jumlah Hewan, Lamanya Perlakuan dan Kelainan Mikroskopik Hati
sisa tikus kelompok kontrol dan percobaan tidak menunjukkan
Mencit yang Diberi 10% Protein Hydrocarbon Grown yeast dan 50% kelainan gejala klinik.
Tepung Ayam Broiler yang sebelumnya sudah Diberi Makan Protein 2) Kelompok Mencit : Semua mencit, baik dari kelompok control
Sel Tunggal. atau percobaan, tidak menunjukkan kelainan gejalä klinik selama
Jumlah Mencit Dibunuh Jumlah Mencit Lesi-Hati masa observasi 18 bulan.
Grup Jenis Jumlah Ming. ke-15 Bulan ke-18 Ming. ke-15 Bulan ke-18 Perubahan Makroskopik
Makanan Mencit 1) Kelompok Tikus: Semua tikus yang dibunuh pada
akhir minggu ke-15, tidak menunjukkan kelainan pada
A Standar 7 2 5 0 0( ~ ) alat-alat tubuh nya. Seekor tikus Grup B yang dibunuh
B 10% HY 10 0 10 0 3 (30%) karena sakit pada bulan ke-13, pada otopsi ditemukan
4 0 0 ( 0%) 2 bungkul tumor; satu tumor berukuran 2 x 2 x 1,5
C 50% TAB 10 6*
Cm terletak di daerah pangkal jantung, dan yang lain
* Ke-6 ekor mencit ini sejak akhir minggu ke-15, diganri makanan 10 4 HY. 4 x 2 x 1,5 Cm terletak di kelenjar mesenterium
(Gambar 1 dan 2). Kedua tumor ini berkonsistensi
Perlakuan Hewan Percobaan kenyal dan berwarna putih kelabu. Bidang sayatan mengkilat
Masing-masing dua ekor tikus dan 5 ekor mencit ditempat- dan aspeknya seperti jaringan limfoid.
kan di dalam 1 kandang. Semua hewan diberi makanan dan air Dua ekor tikus Grup B yang dibunuh pada akhir bulan ke-18,
minum secara adlibitum. Botol air minum dicuci setiap hari. seekor mempunyai tumor limfoma 1,5 x 1,5 x 1 Cm, di kelenjar
Kandang dibersihkan serta alas serbuk kayu diganti seminggu mediastinum (Gambar 3) dan seekor lagi dengan tumor fibroma,
sekali selama masa percobaan. 3 x 2,5 x 2 Cm, di bagian subkutis lipat paha kin (Gambar 4).
Alat-alat tubuh dan kedua ekor hewan ini tidak memperlihatkan
Masa Observasi kelainan patologik.
1) Masa Observasi Sampai Minggu Ke-15 : Kelompok kontrol, Sisa 9 ekor tikus Grup B, tidak nampak perubahan patologik
Para pakar nutrisi di Amerika Serikat melaporkan tahun. Diduga sel-sel kanker perut, prostat dan ginjal sudah
bahwa dengan memilih jenis makanan tertentu disertai cara memasak terbentuk akibat kebiasaan makan di masa kecil. Makanan
yang tepat dapat mengurangi jumlah kasus kanker sampai yang dianjurkan ialah yang rendah lemak, rendah garam dan
sepertiga. Karangan ini merupakan informasi tentang jenis bernilai nutrisi tinggi.
makanan dan cara memasak yang dapat mengurangi risiko
CARA MENCEGAH KANKER
kanker.
Di samping riset pengobatan kanker yang telah menelan
Makanan yang kaya akan vitamin A dan beta-karoten
biaya besar, hendaknya tidak dilupakan upaya untuk men-
seperti buah-buahan yang berwarna merah, hijau dan kuning,
cegah timbulnya kanker. The Committee on Diet, Nutrition
serta sayuran seperti wortel, tomat, bayam dan brokoli dapat
and Cancer menganjurkan beberapa hal :
mencegah kanker paru-paru. Memakan daging babi atau daging
— Makanan yang kaya vitamin A dapat mencegah kanker
yang telah diawetkan atau makanan yang diasinkan, perlu
paru-paru, ginjal, esofagus dan tenggorokan.
diimbangi dengan konsumsi vitamin C untuk mencegah timbul-
— Makanan yang kaya vitamin C dapat mencegah kanker
nya kanker lambung akibat garam dan senyawa nitrosamid
lambung dan esofagus.
yang terdapat didalam makanan tersebut di atas. Hindari
— Golongan kubis dapat mencegah kanker yang disebabkan
bahan tambahan seperti zat pengawet, pemanis buatan, dan
oleh zat kimia.
zat pewarna bila memasak.
— Makanan yang mengandung banyak serat dapat mencegah
Makanan harus kaya akan protein, mineral dan vitamin,
kanker kolon.
akan tetapi sedikit saja mengandung lemak dan garam. Kon-
— Kanker buah dada, kolon, prostat dan uterus dapat dicegah
sumsi lemak yang berlebihan dapat menimbulkan kanker
dengan makanan rendah lemak.
pada kolon, ovarium, buah dada dan prostat.
— Kurang gizi dan makanan basi (berjamur) dapat menyebab-
Nutrisi yang baik dapat mencegah sepuluh macam kanker,
kan kanker hati.
antara lain kanker buah dada, kolon, paru-paru, mulut dan
Meskipun demikian ada juga jenis kanker yang tidak dapat
tenggorokan, esofagus, lambung, prostat, ovarium, uterus
dicegah oleh nutrisi ataupun diet, yaitu kanker otak, mata,
dan rektum. Makanan yang kaya akan vitamin A dan C dapat
leukemia, penyakit Hodgkin dan kanker tiroid.
mencegah timbulnya kanker yang disebabkan bahan kimia
Dr. Clifford Grobstein dari The Committee on Diet,
berbahaya.
Nutrition and Cancer (1982) menganjurkan hal-hal berikut
Di Amerika, para imigran Jepang dan Norwegia lebih
ini.
sering terkena kanker kolon dibandingkan dengan bangsa
— Makanlah buah dan sayur, terutama yang kaya akan vitamin
Jepang dan Norwegia di negerinya sendiri. Diperkirakan
A dan C.
disebabkan oleh perubahan pola susunan makanannya
— Makanlah makanan yang berserat.
sehari-hari.
— Lakukan diet rendah lemak (25%).
Dr. Wolter Mertz menganjurkan diet yang rendah lemak
— Hindari garam, sendawa, ikan asap, sosis, ham, daging
untuk semua orang, kecuali untuk anak di bawah usia satu
babi, hotdogs.
Bilangan kuman untuk masing-masing pulau berkisar antara Pusat Penyimpanan Vaksin 6 1.88
1.1-1.9 x 106 partikel kuman/m1,1.2-2.3 x 106 partikel kuman/ml Pabrik pembuat vaksin 4 1.97
dan 0.8-1.5 x 106 partikel kuman/mL Bila kita anggap bilangan
kuman yang memenuhi persyaratan potensinya adalah Dengan kesalahan* 6 1.00
1.5-5.0 x 106 partikel kuman/ml, maka persentase vaksin yang
masih memenuhi persyaratan potensinya di pulau Jawa sebesar * Kesalahan : kadaluarsa, listrik mati untuk beberapa saat dan kena sinar
100%, 60%, dan 66.7%. Sedangkan untuk pulau Sumatera matahari.
masing-masing sebesar 66.7%, 75% dan 80% pada contoh vaksin Bila dibandingkan dengan vaksin yang disimpan dengan
yang diambil dari ibukota Propinsi, Kabupaten, Kotamadya, fasilitas yang memadai, dan faktor kadaluarsa kita singkirkan,
dan Kecamatan/Puskesmas. Persentase dari bilangan kuman maka adanya perbedaan persentase vaksin BCG yang masih me-
yang memenuhi persyaratan hanya didapat 25% dan 0% dari menuhi persyaratan potensinya pada contoh vaksin yang diambil
ibukota Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya di pulau Kaliman- dari. pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan tadi, merupakan
tan (Tube/ 2). indikasi adanya ketidak-beresan dalam mata-rantai dinginnya.
Tabel 2. Persentase jumlah vaksin BCG yang memenuhi syarat dari Palau Jawa, Hal ini antara lain disebabkan karena terlalu sering dibuka-
Sumatera dan Kalimantan, 1981-1982. tutupnya pintu lemari es sehingga terjadi ketidak-stabilan suhu
Contoh sampel dui penyimpanannya, atau karena adanya kenaikan suhu penyimpan-
an akibat adanya gangguan aliran listrik/kerosene dan kurang
terlindungnya vaksin terhadap pengaruh sinar matahari secara
.
Propinsi DT-II DT-Ill
langsung. Pemantauan vaksin sangat diperlukan di berbagai
100% 60% 66.7% tempat penyimpanan vaksin, demi suksesnya Pengembangan
Pulau Jawa (n-4) (n-5) (n-6) Program Imunisasi di Indonsia.
Dokter Ahli Akupunktur RSCM Angkatan ke XI tahun 1988. Dari kiri kekanan: Dr. Binarta
Arsie, Dr. Max Agus•Hugeng, Dr. Cecilia Sadhani Sudarsono, Dr. Meliana Zailani, Dr. Elisabeth
Widjaja, Dr. Ari Utami Sudiro, Dr. Ady Jahja Utama, Dr. Dharmawan Panadi, Dr. Hudori Umar.
perlu untuk mendapatkan efek inotropik positif dan kontriksi fisiologi pasien.
vena. 3). Walaupun risiko relatif kecil, seorang dokter atau paramedis
3). Pemberian cairan intravena untuk mengatasi hipovolemia yang memberikan anestetika lokal hams memiliki kewaspadaan
relatif (dengan ringer laktat,. dekstran 40 atau NaCl 0,9%). yang tinggi dan mampu mengatasi efek yang tidak diingini.
4). Bila diduga sudah terjadi asidosis metabolik, berikan larutan 4). Harus selalu disediakan alat dan obat-obat untuk mengatasi
natrium bikarbonat 1 mEq/kg, sampai didapatkan hasil pe- efek samping dan toksisitas anestetika lokal, terutama apabila
meriksaan analisis gas darah. akan memakai anestetika dalam dosis besar atau memberikan
Reaksi anafilaktik diatasi dengan10. anestesia lokal di bagian tubuh yang rawan.
1). Memberikan larutan adrenalin 1/1000 sebanyak 0,3 — 0,5 ml
(— 0,3—0,5 mg) i.m..
2). Pelihara jalan nafas, bila perlu berikan ventilasi buatan dan KEPUSTAKAAN
bila ungkin berikan oksigen.
3). Berikan cairan intravena untuk mengatasi hipovolemia. 1. Collins VJ (ed.). Regional Anesthesia. in Principles of Anesthesiology.
4). Bila terjadi bronkokontriksi dapat diberikan aminofilin Philadelphia : Lea & Febiger 2nd ed. 1980. PP. 839—905.
4—6 mg/kg intravena (dengan hati-hati karena tekanan darah . Atkinson RS, Rushman GB, Alfred Lee J. (eds.). Regional Analgesia in
A Synopsisof Anesthesia. Bristol : John Wright& Sons Ltd. 1977. p. 347-423.
dapat menurun).
3. Covino BG. Local Anesthetic Agent in Attia RR (ed.). Practical Anesthetic
5). Bila mungkin pasang torniket di bagian proksimal dari tempat Pharmacology. New York : Appleton Century—Crofts. 1978. pp. 70—109.
penyuntikan. 4. Ritchie JM. Mechanism of Action of Local Anesthetic Agents and Biotoxin.
6). Apabila tersedia dapat diberikan deksametason 5 — 10 mg Br J Anaesth. 1975; 47 : 191—8.
5. Covino BG. Bush DF. Clinical Evaluation of Local Anesthetic Agents. Br J
intravena atau preparat adrenokortikoid yang lain. Obat ini
Anaesth. 1975; 47 : 289—94.
bermanfaat untuk stadium lanjut reaksi anafilaktik. 6. CovinoBG. Comparative Clinical Pharmacology of Local Anesthetic Agents.
Apabila terjadi henti jantung, hams segera dilakukan tindak- Anesthesiology 1978; 35 : 158—66.
an resusitasi jantung paru menurut urutan A—B—C—D11. 7. Swerdlow M, Jones R. The Duration of Action ofBupivacaine, Prilocaine
and Lidocaine. Br J Anaesth. 1970; 42 : 335—9.
8 Bromage PR et.al.Etidocaine. A Clinical Evaluation for Regional Analgesia
RINGKASAN in Surgery. Can Anaesth Soc J. 1974; 21 : 523—8.
9. Ralston DH, Shnider SM. The Fetal and Neonatal Effects of Regional
1). Pemakaian anestetika lokal mempunyai risiko yang relatif Anesthesia in Obstetrics, a review article. Anesthesiology. 1978; 48 : 34—64.
kecil, akan tetapi bila terjadi efek samping atau keracunan, 10. Miftah Suryadiprdia. Kedaruratan Kardio Sirkulasi. Dalam Simposium Ke-
akibatnya dapat serius sampai fatal. daruratan Medik. Jakarta 28 Nov. 1981.
2). Diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai semua 11. Muhardi Muhiman. Resusitasi Kardio-Pulmonal dan Serebral pada Orang
Dewasa. Dalam Simposium Kedaruratan Medik. Jakarta 28 Nov. 1981.
segi dari anestetika lokal yang dipakai, dan pengenalan keadaan
PENDAHULUAN Tabel 1. Macam penyakit gigi anak-anak yang berobat di Poli Gigi
Rumah Sakit Tugu Ibu, Maret – September 1987.
Kesehatan gigi anak memegang peranan pada pertumbuh-
an dan kesehatan anak. Dalam rangka meningkatkan kesehatan
anak, Pemerintah melalui Departemen Kesehatan menyeleng- Jenis N Prevalensi (%)
garakan berbagai program antara lain Usaha Kesehatan Gigi Karies dentis 137 85,6%
Sekolah. (UKGS). Salah satu tujuan UKGS adalah melakukan
tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi seperti karies Tetracycline-stained teeth 2 1,2%
gigi, anomali gigi, dan lain-lain. Agar kegiatan-kegiatan ter- Anomali dento-fasial 6 3,7%
sebut dapat direncanakan dengan sebaik-baiknya, perlu ber-
bagai informasi dari penelitian. Pada tabel 1 dapat dilihat anak-anak yang datang berobat mem-
Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari penyakit punyai prevalensi karies 85,6%. Pada anak wanita prevalensi 84,5%
gigi pada anak-anak golongan usia sekolah yang mengunjungi lebih kecil dibandingkan dengan anak laki-laki 86,2%. Tetracycline
poliklinik gigi di salah satu daerah di Kabupaten Bogor. stained teeth terdapat pads 2 anak (1,2%) dan :anomali dento-fasial
terdapat pada 6 anak (3,7%).
BAHAN DAN CARA
Penelitian dilakukan terhadap anak usia 4–18 tahun, Tabel 2. Karies pada anak-anak yang berobat di Rumah Sakit Tugu
yang tinggal di daerah Kelurahan Mekar Sari, Kecamatan. Ibu, Maret – September 1987 berdasarkan kelompok umur.
Cimanggis. Sejumlah 160 anak, terdiri dari 87 anak wanita
dan 73 anak laki-laki yang datang berobat ke Poll Gigi Rumah Kelompok umur N Mean DMFT
Saint Tugu Ibu, diperiksa keadaan gigi dan mulutnya. Pe- 4–6 65 2,7
meriksaan dilakukan dengan kaca mulut dan sonde kemudian
dicatat jumlah gigi yang berlubang, gigi yang dicabut, gigi 7–8 50 3,2
yang ditambal, anomali dentofasial dan kebersihan mulut. 9–10 18 3,4
Data status penderita dicatat pada formulir perawatan ke- 11–12 13 2,1
sehatan gigi dari UKGS. Anak-anak dikelompokkan menjadi 13–18 14 2,8
lima yaitu : kelompok usia 4–6 tahun, 7-8 tahun, 9–10 ta-
hun, 11–12 tahun dan 13–18 tahun.1 Kemudian diadakan pe- Pada tabel ini terlihat pada anak usia 11–12 tahun terdapat karies
meriksaan dan pencatatan keadaan gigi untuk setiap anak pada gigi mulai permanen pertama 61,5%, dan perawatan anomali
dento fasial banyak dilakukan pada usia 9–10 tahun.
yang datang berobat.
sebesar 3,2), dibandingkan dengan anak wanita (mean DMFT
HASIL
-2,3), tidak jauh berbeda. Pada kelompok 7–8 tahun terjadi-
Dari pemeriksaan diketemukan penyakit gigi seperti
nya karies pada gigi molar permanen pertama lebih banyak. ter-
pada Tabel 1, 2 dan 3. Keluhan utama dari anakpanak yang
dapat di rahang bawah. Mean DMFT pada rahang bawah
datang berobat ialah karena gigi berlubang- yang telah ber-
adalah 0,2, sedangkan pada gigi molar permanen pertama
lanjut menjadi infeksi dan abses. Terjadinya karies pada
rahang atas Mean DMFT adalah 0,04. Pada kelompok usia
anak laki-laki, (mean Decayed Missing Filling Teeth – DMFT
1. Semua pernyataan mengenai tumor daerah telinga di c). Mempersiapkan alat resusitasi.
bawah ini benar, kecuali : d). Mempersiapkan i.v. line.
a) Tumor ganas daun telinga lebih sering ditemukan e). Semua tindakan di atas dapat mencegah efek samping.
daripada tumor ganas liang telinga. 7. Herzberg mengemukakan hal-hal yang dapat menimbulkan
b). Tumor ganas daun telinga terutama dijumpai pada kepuasan kerja, kecuali :
golongan usia 40—70 tahun. a). Penghargaan yang layak.
c). Gambaran kliniknya menyerupai gejala otitis media b). Menyenangi pekerjaan yang dilakukan.
kronika. c). Tidak usah bertanggung jawab.
d). Sering disertai dengan pembesaran kelenjar limfe. d). Terbukanya kemungkinan promosi.
e). Terutama mengenai daerah heliks dan antiheliks. e). Prestasi yang baik.
2. Pilih pertanyaan yang benar (bisa lebih dari satu) : 8. Pernyataan yang tepat mengenai keracunan fluoride,
a). Juvenile angiofibroma nasofaring mempunyai dua kecuali :
tipe, yaitu tipe vaskuler clan tipe mesenkim. a) . Disebabkan karen
b). Penderitanya sering datang dengan epistaksis hebat. a). Disebabkan karena minum air yang mengandung fluor.
c). Untuk diagnosis pasti, dianjurkan melakukan biopsi. b). Ditandai dengan mottled teeth.
d). Terapi yang paling tepat ialah radioterapi. c). Bila akut ditandai dengan gejala gastrointestinal.
e). Dapat menyebabkan proptosis. d). Dapat mematikan bila dosisnya 5 gram.
3. Semua pertanyaan mengenai karsinoma laring di bawah e). Semua benar.
ini benar, kecuali : 9. Yang tidak termasuk dalam gerakan involunter :
a). Gejala dininya berupa perubahan suara. a). Tremor,
b). Terutama dijumpai pada pria. b). Fasikulasi.
c). Mungkin berhubungan dengan inhalan tertentu. c). Korea.
d). Pemeriksaan untuk menentukan diagnosisnya antara d). Balismus.
lain laringoskopi dan biopsi. e). Atetosis.
e). Terapi pilihannya ialah operasi. 10. Gerakan involunter dapat disebabkan oleh kelainan di :
4. Diagnosis tumor paru pada anak lebih sulit daripada a). Sereorum.
pada dewasa karena hal-hal berikut ini, kecuali : b). Serebrum
a). Gejalanya tidak khas. c). Medulla oblongata.
b). Sulit memperoleh sputum untuk diperiksa. d). Ganglia basalis.
c). Sulit melakukan foto Rontgen toraks pads anak. e). Medulla spinalis.
d). Sulit melakukan bronkoskopi.
e). Sangat beragam jenisnya.
5. Untuk mengurangi kemungkinan terkena kanker, Com-
mittee on Diet, Nutrition and Cancer (1982) menganjur-
kan hal-hal berikut ini, kecuali :
a). Banyak makan makanan berserat.
b). Menghindari obesitas.
c). Menghindari makanan yang diasap/diawetkan.
d). Diet tinggi protein.
e). Diet tinggi lemak.
6. Efek samping anastetika lokal dapat dicegah dengan cara -
cara di bawah ini, kecuali :
a). Mengenali dengan baik sifat anestetika yang dipakai.
b). Penyuntikan dilakukan di daerah kaya pembuluh
darah.