Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL SKRIPSI

I. Judul Skripsi Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Automotive & Allied Product yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia . II. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan dana yang besar untuk tumbuh dan berkembang ditengah tengah persaingan yang semakin ketat di era globalisasi dewasa ini. Dana tersebut dapat diperoleh dengan cara dan dari sumber yang berbeda. Masalah pendanaan ini harus diputuskan dengan hati hati karena setiap kebijakan pendanaan memiliki konsekuensi financial yang berbeda. Keputusan pendanaan akan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaan dana yang telah diperoleh. Sember dana dapat berasal dari dalam ( internal ) ataupun dari luar ( eksternal ) kedua sumber pendanaan ini akan sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya. Sumber dana internal berasal dari laba ditahan sedangkan sumber dana eksternal berasal dari para kreditur dan pemilik. Dana yang diperoleh dari kreditur disebut hutang sedangkan dana yang diperoleh dari pemilik disebut modal. Kebijakan hutang perusahaan ini sering kali menjadi penyebab konflik antara manajemen dan pemegang saham. Konlik tersebut meliputi darimana

sumber hutang tersebut didapatkan dan bagaimana hutang yang diperoleh tersebut akan diinvestasikan. Hal ini terjadi dikarenakan adanya pemisahan antara fungsi

kepemilikan dan fungsi pengelolaan perusahaan sehingga menyebakan timbulnya perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Keadaan diatas disebut dengan konflik keagenan ( agency conflict ). Konflik antara manajer dengan pemegang saham telah menjadi subjek penelitian yang menarik bagi para peneliti. Ketika para pemegang saham

kesulitan untuk memonitor pengelola perusahaan, maka asset perusahaan bisa saja digunakan untuk kepentingan pengelola daripada untuk memaksimalkan kepentingan pemegang saham. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan sebagian kepemilikan perusahaan kepada pengelola. Hal ini akan menjadikan para manajer lebih berhati hati dalam pengambilan setiap keputusan, karena dari setiap keputusan yang dibuat para manajer juga akan turut menanggung resiko dari keputusan tersebut. Dengan demikian, manajemen akan berusaha untuk menciptakan kinerja yang lebih baik. Cara ini juga dapat membantu untuk menyelaraskan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas terdapat sifat limited liability ( tanggung jawab pemilik sebesar modal yang disetor ). Hal ini dapat memicu perusahaan untuk menggunakan rasio hutang yang terlalu tinggi karena ingin menggeser resiko financial kearah kreditur. Sifat limited liability tersebut akan mengakibatkan pemilik akan menikmati seluruh manfaat dari investasi yang berhasil setelah dikurangi bunga, apabila investasi gagal kreditur akan ikut menanggung kerugian. Karena itu, apabila kreditur memberi kredit pada

perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang terlalu tinggi, mereka juga akan

menetapkan tingkat bunga yang tinggi untuk mengamankan kredit yang mereka berikan. Dari pernyataan pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa

kebijakan hutang di pengaruhi oleh tingkat kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan. Free cash flow atau aliran kas bebas adalah kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan sebagai modal kerja. Menurut Jensen ( 1986 ) yang dikutip ( Faisal, 2004 ) kenaikan hutang akan mengurangi free cash flow. Sebaliknya, jika free cash flow tinggi maka tingkat hutang akan semakin rendah. Perusahaan dengan aliran kas bebas tinggi bisa lebih bertahan dalam kondisi yang buruk. Sedangkan aliran kas bebas yang negatif menggambarkan bahwa perusahaan kekurangan dana internal, sehingga perusahaan akan membutuhkan tambahan dana eksternal dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru. Dari gambaran dan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa free cash flow dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis

Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Automotive & Allied Product yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan pada perusahaan Automotive & Allied Product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan laporan keuangan auditan sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Penulis melakukan penelitian yang berbentuk

replikasi dengan menggunakan variabel dan sampel yang berbeda dari penelitian terdahulu. III. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah free cash Flow berpengaruh terhadap kebijakan hutang

perusahaan ? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan ? 3. Apakah free cash flow dan kepemilikan manajerial secara bersama sama berpengaruh terhadap kebijakan hutang ? IV. Batasan Masalah Penelitian ini terbatas pada hal hal berikut ini : 1. Objek penelitian adalah perusahaan Automotive & Allied Product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang mengeluarkan laporan keuangan selama periode tersebut. 2. Periode yang diamati adalah tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. V. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh free cash flow dan kepemilikan manajerial secara bersama sama terhadap kebijakan hutang. VI. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti, khususnya mengenai pengaruh free cash flow dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang. 2. Bagi akademisi dan peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. VII. Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Keagenan ( Agency Teory ) Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali berbeda, sehingga dapat memunculkan konflik antara manajemen dan pemegang saham. Hal tersebut disebabkan karena manajer seringkali cenderung mendahulukan kepentingan pribadinya. Pemegang

saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer, karena hal tersebut akan menambah biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan sehingga dengan sendirinya laba perusahaan juga akan berkurang. Keadaan ini tentu saja akan mengurangi jumlah dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan kepentingan kedua pihak, dalam hal ini manajemen dan pemegang saham. Namun dengan munculnya mekanisme tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut agency cost. Jensen dan Meckling ( 1976 ) mengelompokkan biaya keagenan tersebut ke dalam tiga bentuk, yaitu : 1. Monitoring Cost, yaitu biaya yang diperlukan untuk memonitor

kegiatan atau perilaku manajemen. 2. Bonding Cost, yaitu biaya untuk membentuk mekanisme untuk

menjamin bahwa manajemen akan bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. 3. Residual Loss, yaitu biaya untuk mendorong manajer supaya

bertindak sesuai dengan kemampuannya untuk kepentingan pemegang saham. Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yaitu, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, hal tersebut akan membuat manajer merasakan langsung akibat dari kebijakan yang dibuat. Kepemilikan oleh manajer ini akan mensejajarkan

kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham ( Jensen dan

Meckling, 1976 ). Dengan demikian kepemilikan oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajer akan memanfaatkan hutang secara maksimal. Kedua, dengan meningkatkan dividend payout ratio, hal ini akan menurunkan tingkat free cash flow, sehingga manajemen akan mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya konlik antara pemegang saham denga manajemen. Disampin itu, hutang juga akan menurunkan tingkat free cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan oleh manajemen. Keempat, investor institutional sebagai monitoring agent. Distribusi

saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor dan shareholder dispersion dapat mengurangi agency cost. Karena kepemilikan

mewakili satu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong penigkatan pengawasan secara optimal terhadap kinerja manajemen. 2. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan dari dalam ( insider ownership ) bervarisai diantara perusahaan perusahaan ( Demsetz dan Lehn, 1985 ). Kepemilikan saham oleh manajer berkaitan erat dengan kontrol dan monitoring terhadap perilaku manajemen, sebagai konsekuensi dari adanya konflik keagenan. Jika tingkat

kepemilikan manajemen rendah, berarri manajemen memiliki pengaruh dan

voting power yang terbatas, sedangkan investor eksternal mempunyai kuasa untuk memonitor dan membatasi perilaku opurtunistik manajemen, sehingga

mengurangi konlik keagenan. Konsekuensinya, kedua belah pihak mempunyai pengaruh positif terhadap managerial incentive problems ( Braidsfold et al, 2001), yakni dalam hal mengurangi perilaku oportunistik manajer. Konflik kepentingan dapat timbul diantara pemegang saham ketika pemegang saham memiliki kendali lebih besar daripada yang seharusnya. Apabila seseorang memiliki kendali yang terlalu besar atau berlebihan maka dia akan cenderung memiliki insentif untuk memperoleh kepentingan pribadi karenanya kinerja perusahaan akan menurun ( Jensen dan Meckling, 1976 ). Jensen dan Meckling ( 1976 ) menyatakan bahwa kecenderungan ini akan meningkat ketika kepemilikan pemegang saham pengendali berkurang. Pada

perusahaan dengan kepemilikan yang terbagi bagi, pemilik saham terbesar akan menjadi pengendali perusahaan. Pada perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat dengan kepemilikan institusi, pemegang saham pengendali akan mengendalikan perusahaan dengan sedikit kepentingan. Kepemilikan manajerial dalam kaitannya dengan kebijakan hutang mempunyai peranan penting, yaitu sebagai pengendali kebijakan keuangan perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham ( Megginson, 1997 ). Keinginan pemegang saham untuk menyamakan kepentingan dengan manajemen melalui program program yang mengikat kekayaan pribadi manajemen kedalam kekayaan perusahaan.

3. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku berjalan, menggambarkan kemajuan perusahaan dan disusun secara periodik. Menurut munawir ( 2003:2 ), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk dapat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak pihak yang menggunakan laporan keuangan antara lain : pemilik perusahaan, kreditur, investor, manajer atau pimpinan perusahaan, karyawan perusahaan dan pemerintah. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui laba yang dihasilkan

Kreditur menggunakan laporan keuangan untuk mengambil

keputusan dalam hal pemberian kredit suatu perusahaan. Manajer atau pimpinan perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk menyusun rencana dan strategi perusahaan dimasa yang akan datang, juga untuk memperbaiki operasional perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. Investor berkepentingan dengan laporan keuangan untuk mengetahui apakah modal yang telah diinvestasikan memberikan prospek keuntungan di masa yang akan datang. Pemerintah melihat laporan keuangan untuk menentukan jumlah pajak yang akan dibebankan ke perusahaan. Karyawan perusahaan berkepentingan terhadap

laporan keuangan untuk kepentingan kompensasi.

10

4. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan yang tertuang di dalam PSAK No. 1 adalah : Untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban ( stewardship ) manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. 5. Jenis Jenis Laporan Keuangan Menurut Warren, Reeve, Fees, ( 2005; 24-25 ) jenis jenis laporan keuangan perusahaan adalah sebagai berikut : a. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan ( matching concept ). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut laba bersih. b. Laporan Ekuitas Pemilik Laaporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan didalam neraca. c. Neraca Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalan kas atau digunakan dalam operasi. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan ( IAI,2004 ): a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

11

b) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. 6. Free Cash Flow Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajemen biasanya lebih suka untuk menginvestasikan lagi dana tersebut pada proyek proyek yang dapat menghasilkan keuntungan, karena alternatif ini akan meningkatkan insentif yang diterimanya. Disisi lain, pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut

dibagikan sehingga akan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Free cash flow menyatakan bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham atau resiko akan kehilangan kendali terhadap perusahaan. Menurut Jensen ( 1986 ) free cash flow adalah kelebihan kas yang dipelukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi dividen. Free cash flow merupakan kelebihan yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki nilai net present value positif. Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al ( 2000 ), yaitu : FCF = AKO PM NWC FCF = Free cash Flow.

AKO = Aliran kas operasi perusahaan.

12

PM

= Pengeluaran modal perusahaan.

NWC = Modal kerja bersih perusahaan ( net working capital ) Aliran kas operasi adalah kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Pengeluaran modal adalah pengeluaran bersih pada aset tetap yaitu aset tetap bersih akhir periode dikurangi aset tetap bersih pada awal periode. Sedangkan modal kerja bersih adalah selisih antara jumlah aset lancer dengan hutang lancar pada tahun yang sama. Agarawal dan Jayaraman ( 1994 ) secara empiris menguji hubungan antara free cash flow dan level hutang yang didasarkan atas sampel yang tidak mempertimbangkan perbedaan antara perusahaan yang memiliki pertumbuhan rendah dan tinggi. Pertumbuhan perusahaan merupakan harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun pihak eksternal perusahaan yaitu investor dan kreditor. Vogt ( 1997 ) menunjukkan bahwa Hasil temuan

perusahaan yang bertumbuh akan direspon positif oleh pasar.

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan rendah harus mencari alternatif pendanaan lainnya, misalnya melalui kebijakan hutang. Pengaruh free cash flow terhadap hutang berbeda antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil. Permasalahan free cash flow akan lebih nyata untuk perusahaan besar, karena akan memerlukan mekanisme tersendiri untuk memantau manajer dalam membuat keputusan yang terbaik bagi para pemegang saham. 7. Kebijakan Hutang

13

Kebijakan hutang merupakan proksi dari resiko yang dihadapi oleh pemegang saham dan menjadi biaya keagenan dalam konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajemen. Myers ( 1977 ) dan Myers dan Majluf ( 1984 ) seperti dikutip ( Faisal, 2004) menjelaskan keterkaitan antara kebijakan hutang dengan profitabilitas perusahaan yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih menguntungkan akan menurunkan hutangnya karena memiliki sumber dana internal yang lebih besar dari laba ( earnings ) untuk membiayai kegiatan investasinya. Perusahaan menggunakan hutang untuk mendanai sebagian besar aktiva. Kebijakan hutang berhubungan positif dengan resiko sehingga peningkatan hutang akan meningkatkan resiko keuangan. Peningkatan resiko keuangan berarti menimbulkan konflik sehingga diperlukan pengaturan terhadap penggunaan hutang untuk meminimalkan konflik keagenan. Sementara itu, menurut Jensen dan meckling ( 1976 ) Kebijakan hutang merupakan proksi dari resiko yang dihadapi oleh pemegang saham dan menjadi biaya keagenan dalam konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajemen, sehingga pengaruh hutang terhadap kepemilikan manajerial adalah positif. Debt to Equity Ratio yang rendah diharapkan mengurangi resiko kebangkrutan dan financial distress. Terjadinya financial distress juga akan

menimbulkan konflik keagenan diantaranya melalui asset substitution dan under investment, sehingga kepemilikan manajerial dengan resiko kebangkrutan yang disebabkan oleh hutang. Easterbrook ( 1984 ), berargumentasi bahwa pemegang saham akan melakukan pengawasan terhadap manajemen, namun bila biaya

14

monitoring tersebut tinggi, maka mereka akan menggunakan pihak ketiga untuk membantu melakukan pengawasan. Pihak ketiga tersebut dengan sendirinya akan berusaha untuk melakukan tindak pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut. Perusahaan perusahaan seperti perusahaan bank dan pembiayaan adalah contoh perusahaan yang mempunyai rasio hutang yang cukup tinggi. Apabila perusahaan berbentuk limited liability company maka kemungkinan terjadinya debt agency problems akan lebih besar. Semakin terkonsentrasi kepemilikan

perusahaan, semakin besar kemungkinan terjadinya debt agency problems. Karena itulah para akan mensyaratkan berbagai covenant untuk melindungi kredit mereka yang mereka berikan. Ketentuan ketentuan tersebut misalnya

mempertahankan rasio likuiditas minimal tertentu, membatasi pembagian dividen maksimum dalam persentase tertentu dan sebagainya. Teori keuangan juga

menjelaskan bahwa memaksimumkan nilai perusahaan dapat dilakukan atas biaya ( pengorbanan ) pihak kreditur. Agar agency problem tidak merugikan pihak pemilik perusahaan, mekanisme yang sering ditempuh adalah dengan meningkatkan monitoring dan kontrol terhadap keputusan keputusan yang diambil manajemen. Dari sisi

kreditor, transparansi manajemen akan mengurangi debt agency problem. Dengan pertimbangan bahwa perusahaan perusahaan multinasional mempunyai monitoring dan kontrol yang lebih baik terhadap manajemen dan juga lebih transparan, maka diharapkan perilaku manajemen mereka akan lebih sesuai dengan kepentingan perusahaan. Dengan demikian maka keputusan pendanaan

15

yang diambil diharapkan tidak akan merugikan pemilik perusahaan dan juga kreditornya ( Suad Husnan, 2001 ).

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Wahidahwati ( 2002 ) menguji hubungan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institutional terhadap kebijakan hutang. Metode penelitian yang dilakukan

menggunakan persamaan regresi. Hasil penelitiannya terdapat hubungan negatif antara kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang. Dalam penelitiannya Wahidahwati juga menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel dalam menguji kebijakan hutang, hasil yang diperoleh adalah hubungan antara ukuran perusahaan dengan kebijakan hutang adalah signifikan positif. Tarjo dan Jogiyanto ( 2003 ) dalam penelitiannya mengenai free cash flow menggunakan set kesempatan investasi sebagai variabel moderat. Alas an

menggunakan set kesempatan investasi sebagai variabel moderat adalah hasil analisis terhadap pengujian bila hanya menggunakan free cash flow saja sebagai variabel adalah tidak signifikan. Pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang akan signifikan apabila diketahui set kesempatan investasi perusahaan rendah atau tinggi. Penelitian yang dilakukan mengelompokkan perusahaan perusahaan yang memliki set kesempatan investasi rendah atau tinngi. Hasil kesimpulan penelitiannya adalah free cash flow behubungan positif terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi rendah.

16

Ismiyanti dan Hanafi ( 2003 ) menguji persamaan simultan antara kepemilikan manajerial, kepemilikan institutional, resiko kebijakan hutang, dan kebijakan deviden. Metode penelitian menggunakan persamaan regresi secara simultan antara variabel variabel yang saling mempengaruhi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang. Hasil ringkasan penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel VII.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No 1 Nama, tahun dan judul penelitian Wahidahwati ( 2002 ) Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institutional pada kebijakan Hutang Perusahaan; Sebuah Perspektif Theory Agency Tarjo dan Jogiyanto ( 2003 ) Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik Di Indonesia Fitri Ismayanti dan Mamduh Hanafi ( 2003 ) Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional, Resiko Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Kepemilikan Kepemilikan manajerial Manajerial, berpengaruh secara negatif Kepemilikan terhadap kebijakan hutang, Institutional dan ukuran perusahaan Kebijakan Hutang berpengaruh secara positif tehadap kebijakan hutang. Free cash flow dan Free cash flow berpengaruh Kebijakan Hutang secara positif terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan Kepemilikan Manajerial Manajerial, memiliki hubungan postif Kepemilikan terhadap kebijakan hutang. Institutional, Resiko Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden.

VIII. Kerangka Konseptual dan Hipotesis A. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor faktor yang penting yang telah diketahui

17

dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan diawal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini: Gambar VIII.1 H1

Free Cash Flow ( X1)

H3

Kebijakan Hutang (Y)

Kepemilikan Manejerial ( X2)

H2

B. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diawal maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Free Cash Flow berpengaruh terhadap kebijakan hutang. H2 : Kepemilikan Manejerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang. H3 : Free Cash Flow dan kepemilikan manejerial secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

18

IX. Metode Penelitian A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono ( 2007 ) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independent ( variabel yang mempengaruhi ) dan variabel dependen ( variabel yang dipengaruhi ). Penelitian ini menguji pengaruh

kepemilikan manajerial dan free cash flow terhadap kebijakan hutang. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2007 ). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan Automotive and Allied product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai tahun 2010. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi dan harus benar benar representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representatif maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya ( Erlina dan Mulyani, 2007). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan ( purposive sampling ) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan ( judgement ) tertentu atau jatah ( quota ) tertentu ( Jogiyanto, 2004).

19

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur di bidang industri Automotive & Allied product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai daari tahun 2008 hingga tahun 2010. 2. Perusahaan tersebut tidak didelisting ( keluar ) dari Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 hingga tahun 2010. 3. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit selama tahun 2008 hingga tahun 2010. 4. Perusahaan mempunyai informasi mengenai kepemilikan manejerial dari tahun 2008 hingga tahun 2010 Berdasarkan kriteria penarikan sampel diatas, diperoleh sampel penelitian sebanyak 11 perusahaan yang ditampilkan pada tabel berikut ini :

20

Tabel IX.1 Populasi, Kriteria Perusahaan, Sampel

Nama Perusahaan PT. Polychem Indonesia PT. Astra Internasional PT. Astra Otopart PT. Indo Kordsa PT. Goodyear Indonesia PT. Gajah Tunggal PT. Hexindo Adiperkasa PT. Indomobil Sukses Internasional PT. Indospring PT. Intraco Penta PT. Multiprima Sejahtera PT. Multistrada Arah Sarana PT. Nipress PT. Prima Alloy Steel PT. Selamat Sempurna PT. Allbond Makmur Usaha PT. Sugi Samapersada PT. Tunas Ridean PT. United Tractor C. Jenis Data 1

Kriteria 2 3

Sampel 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Data merupakan keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan. Data yang diperoleh perlu diolah untuk dapat menjawab persoalan penelitian yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder ini diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahun oleh pihak pihak yang berkompeten yang terdapat di dalam Indonesian Capital

21

Market Directory ( ICMD ) dan www. Idx.co.id. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Daftar perusahaan sektor industri Automotive & Allied product yang tercatat di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2010. 2. Data laporan keuangan perusahaan sektor industry Automotive & Allied product yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008 hingga tahun 2010, data ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) yang diterbitkan oleh Economic and Finance Institute. 3. Data persentase kepemilikan manajerial. Data ini diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) yang diterbitkan oleh Economic and finance Institute. D. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokementasi.

Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan, yaitu dengan melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku buku dan bacaan bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara mengolah data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang

digunakan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literartur untuk menunjang data

22

kuantitatif yang diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) 2009 dan dari situs www.idx.co.id. E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Penelitian ini menggunakan free cash flow dan kepemilikan manajerial sebagai variabel independen ( Bebas ). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas ( Sugiyono, 2006 ). Berikut ini adalah definisi operasional variabel variabel tersebut. 1. Free cash flow ( FCF ) free cash flow sebagai kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham, yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al ( 2000 ), yaitu : FCF = AKO PM NWC Keterangan : FCF AKO PM NWC = Free Cash Flow = Aliran Kas Operasi Perusahaan = Pengeluaran Modal Perusahaan = Net Working Capital ( modal kerja bersih )

23

2.

Kepemilikan Manajerial ( ownership ), diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham yamg dimiliki oleh manajerial. Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan ( Direktur dan Komisaris ).

3.

Debt to Equity Ratio ( DER ), DER menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Data ini diperoleh langsung dari Indonesian Capital Market Directory Total Hutang DER = Total Ekuitas

F. Metode Analisis Data Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 16.0. Metode analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun simultan.

24

G. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan agar hasil regresi memenuhi kriteria BLUE ( bast linear unbiased estimator ). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas data, uji autokorelasi, uji heterokedasitas, dan uji multikolinearitas. 1. Uji Normalitas Data Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengatahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan dengan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman

pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari: a. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. b. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas >0,05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali,2005:115). 2. Uji Autokorekasi Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal

25

ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. 3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance <0,01 atau sama dengan VIF >10

(Ghozali,2005:91). 4. Uji Heterokedastisitas Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina (2007:108), Jika Varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoroskedstisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

26

Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedstisitas

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali,2005:105). H. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh free cash flow dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang maka akan dilakukan analisis statistik berikut ini : 1. Model Regresi Berganda Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh variabel variabel independen terhadap variabel dependen. Model analisis regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1+b2X2+e Dimana : Y a = Kebijakan Hutang = Nilai Intercept ( konstan )

27

b1,b2 = Koefisien Regresi Variabel X1 dan X2 X1 X2 e = Free Cash Flow = Kepemilikan manajerial = Standar Error 2. Uji Parsial ( t test ) Pengujian ini digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh masing masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Ho diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5% H1 diterima jika t hitung > t tabel untuk = 5% 3. Pengujian secara Simultan ( F- test ) Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Dengan ketentuan sebagai berikut : Ho diterima jika F hitung < F tabel untuk = 5% H1 diterima jika F hitung > F tabel untuk = 5% Hipotesis yang akan diuji adalah : H1 : Seberapa besar pengaruh Free Cash Flow terhadap kebijakan hutang H2 : Seberapa besar pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang. H3 : Seberapa besar pengaruh free cash flow dan kepemilikan manajerial secara simultan terhadap kebijakan hutang.

28

I. Jadwal Penelitian Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyampaian Hasil Penelitian Okt 2010 May 2011 Jun 2010 Jul 2011 Agus 2011 Sep 2011

Anda mungkin juga menyukai