Anda di halaman 1dari 15

I.

PENCAHAYAAN
Cahaya adalah sebuah pancaran elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata kita. Cahaya dibedakan menjadi 2 yaitu cahaya alami dan ahaya buatan. 1. Pengertian cahaya alami pencahayaaan alami adalah pencahayaan yang berasal dari alam dan bukan merupakan buatan manusia dan dalam semua keadaan dan tempat yang ada di alam seperti matahari, bintang, dan bulan Secara umum, proses masuknya cahaya alami ada dua, yaitu cahaya dari samping dan cahaya dari atas. Cahaya dari samping misalnya jendela memiliki kelebihan, yakni dapat memasukkan view luar ke dalam rumah. Namun, ada beberapa kasus seperti jendela kerap tidak bisa dibuat karena terbentur dinding bangunan disampin gnya. Akibatnya, jalan satu-satunya adalah dengan memasukkan cahaya dari atas. Dengan cahaya dari atas anda tidak mendapatkan banyak view seperti jendela, tapi cahaya yang didapat bisa lebih berkualitas dan merata. Pencahaayaan alami sangat bermanfaat bagi kita semua. Bayangkan saja bila rumah kita tanpa masuknya cahaya matahari. Pasti rumah kita sangat gelap, lembab, dan pengap, selain itu sangat pemborosan bila menggunakan lampu sepanjang hari. Untuk itu, hunian yang sehat pasti menggunakan banyak bukaanbukaan agar udara segar dan cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah. Dengan penataan jendela yang baik, cahaya matahari yang masukpun mampu menghadirkan nuansa segar. Penggunaan warna cat dinding dalam rumah sebaiknya menggunakan warna muda dan cerah untuk memberi kesan sejuk dan terang. Namun, terkadang panas matahari yang masuk ke dalam rumah sangat menyengat. Apalagi panas matahari pada sore hari. Hal ini bisa diatasi dengan beberapa cara, antara lain dengan membuat plafon yang cukup tinggi agar cahaya yang masuk dapat lebih banyak, menanam pohon di sisi barat bangunan agar panas matahari sore tidak langsung menyorot ke dalam rumah, atau untuk mengakalinya, bukaan yang menghadap ke arah barat dibuat menyerong 45. Dengan begitu, rumah tetap memperoleh cahaya matahari namun panasnya tidak langsung masuk ke dalam ruangan. Mengenai pencahayaan alami, beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah mengatur dan membuka akses, menata cahaya matahari yang sudah masuk, mengurangi dampak sinar matahari, mengatur intensitas cahaya yang masuk, dan menciptakan nuansa cahaya yang masuk.

2. Pengertian cahaya Buatan cahaya buatan adalah pencahayaan yang dibuat atau dihasilkan selain dari cahaya yang alami atau buatan manusia berupa lampu yang yang fungsinya menyinari ruangan sebagai pengganti saat sinar matahari tidak ada. Perkembangan cahaya buatan dimulai dari cahaya obor dari kayu cemara, lampu minyak tanah, lilin, lampu gas sampai pada lampu listrik. Setelah listrik ditemukan, mungkin lampu-lampu jenis lain ada yang sudah tidak dipergunakan lagi. Penerangan dibutuhkan agar mata kita merasa nyaman bila melihat dan beraktivitas. Tingkat kenyamanan ini sebenarnya relatif bagi setiap orang. Ada orang yang merasa nyaman dengan penerangan yang relatif sedikit (gelap) dan ada pula yang merasa nyaman bila ruangannya terang benderang dengan cahaya. Bila dirasa kurang terang, kebanyakan solusi yang dipakai adalah menambah pencahayaan buatan dengan memasang lampu-lampu. Penerangan buatan ini tidak diperlukan bila pencahayaan alami pada siang hari dirasa sudah cukup.

Sistem Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni: a) Sistem pencahayaan merata Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit. b) Sistem pencahayaan terarah Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata. c) Sistem pencahayaan setempat Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk: Memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti Mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya 2

dari arah tertentu. Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang ingin diterang

3. JENIS-JENIS SISTIM PENCAHAYAAN

Lampu Pijar (GLS)


Lampu pijar bertindak sebagai badan abu-abu yang secara selektif

memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten, namun tidak akan menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert, akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan makin mudah menekan terjadinya penguapan. Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran argon.

Ciri-ciri Efficacy 12 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 1A Suhu Warna - Hangat (2.500K 2.700K) Umur Lampu 1-2.000 jam

Lampu Tungsten--Halogen

Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola lampu. Atom tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar bukan ditempat yang sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara tajam.

Ciri-ciri Efficacy 18 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 1A Suhu Warna Hangat (3.000K-3.200K) Umur Lampu 2-4.000 jam Kekurangan Lebih kompak Umur lebih panjang Lebih banyak cahaya

Kelebihan Lebih kompak Umur lebih panjang Lebih banyak cahaya

Cahaya lebih putih (suhu warna lebih tinggi)

Cahaya lebih putih (suhu warna lebih tinggi)

Lampu Neon
4

Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada 253,7nm dan 185nm. Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu katode panas, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang kompak.

Ciri-ciri Halofosfat Efficacy 80 lumens/Watt (gir HF menaikan nilai ini sebesar 10%) Indeks Perubahan Warna 2-3 Suhu Warna apa saja Umur Lampu 7-15.000 jam 5

Tri-fosfor Efficacy 90 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 1A-1B Suhu Warna apa saja Umur Lampu 7-15.000 jam Lampu neon yang kompak Lampu neon kompak yang tersedia saat ini membuka seluruh pasar bagi lampu neon. Lampulampu ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil yang dapat bersaing dengan lampu pijar dan uap merkuri di pasaran lampu dan memiliki bentuk bulat atau segi empat. Produk di pasaran tersedia dengan gir pengontrol yang sudah terpasang (GFG) atau terpisah (CFN).

Ciri-ciri: Efficacy 60 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 1B Suhu Warna Hangat, Menengah Umur Lampu 7-10.000 jam

Sodium

Lampu Lampu sodium tekanan tinggi

Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik daripada metal halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter elektroda; sirkuit balas dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan suhu hingga 2372F. Didalamnya diisi dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga campuran gas sodium merkuri.

Ciri-ciri Efficacy 50 - 90 lumens/Watt (CRI lebih baik, Efficacy lebih rendah) Indeks Perubahan Warna 1 2 Suhu Warna - Hangat Umur Lampu 24.000 jam, perawatan lumen yang luar biasa Pemanasan 10 menit, pencapaian panas dalam waktu 60 detik Mengoperasikan sodium pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi menjadikan sangat reaktif. Mengandung 1-6 mg sodium dan 20mg merkuri Gas pengisinya adalah Xenon. Dengan meningkatkan jumlah gas akan menurunkan merkuri, namun membuat lampu jadi sulit dinyalakan.

Arc tube (tabung pemacar cahaya) didalam bola lampu mempunyai lapisan pendifusi untuk mengurangi silau. Makin tinggi tekanannya, panjang gelombangnya lebih luas, dan CRI nya lebih baik, efficacy nya lebih rendah.

Lampu Uap Merkuri


Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun

mereka memiliki umur yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki efficacy yang buruk (30 hingga 65 lumens per watt, tidak termasuk kerugian balas) dan memancarkan warna hijau pucat. Isu paling penting tentang lampu uap merkuri adalah bagaimana caranya supaya digunakan jenis sumber HID atau neon lainnya yang memiliki efficacy dan perubahan warna yang lebih baik. Lampu uap merkuri yang bening, yang menghasilkan cahaya biru-hijau, terdiri dari tabung pemancar uap merkuri dengan elektroda tungsten di kedua ujungnya. Lampu tersebut memiliki efficacy terendah dari keluarga HID, penurunan lumen yang cepat, dan indeks perubahan warna yang rendah. Disebabkan karakteristik tersebut, lampu jenis HID yang lain telah menggantikan lampu uap merkuri dalam banyak penggunaannya. Walau begitu, lampu uap merkuri masih merupakan sumber yang populer untuk penerangan taman sebab umur lampunya yang mencapai 24.000 jam dan bayangan taman yang hijaunya terlihat seperti gambaran hidup. Pemancar disimpan di bagian dalam bola lampu yang disebut tabung pemancar. Tabung pemancar diisi dengan gas merkuri dan argon murni. Tabung pemancar tertutup di dalam bola lampu yang berada diluarnya, yang diisi dengan nitrogen.

Ciri-ciri Efficacy 50 - 60 lumens/Watt ( tidak termasuk dari bagian L) Indeks Perubahan Warna 3 Suhu Warna Menengah Umur Lampu 16.000 24.000 jam, perawatan lumen buruk Gir pengendali alat elektroda ketiga lebih sederhana dan lebih mudah dibuat. Beberapa negara telah menggunakan MBF untuk penerangan jalan dimana lampu kuning SOX dianggap tidak pantas. Tabung pemancar mengandung 100 mg gas merkuri dan argon pembungkusnya adalah pasir kwarsa. Tidak terdapat pemanas awal katoda, elektroda ketiga dengan celah yang lebih pendek untuk memulai pelepasan Bola lampu bagian luar dilapisi fospor. Hal ini akan memberi cahaya merah tambahan dengan menggunakan UV, untuk mengkoreksi bias pelepasan merkuri. Pembungkus kaca bagian luar mencegah lepasnya radiasi UV

Lampu Metal Halida

Halida bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala suhu bertambah maka terjadi pemecahan senyawa halida melepaskan logam ke pemancar. Halida mencegah dinding kuarsa diserang oleh logam-logam alkali. Gambar

Ciri-ciri Efficacy 80 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 1A 2 tergantung pada campuran halida Suhu Warna 3.000K 6.000K Umur Lampu 6.000 20.000 jam, perawatan lumen buruk Pemanasan 2-3 menit, pencapaian panas dalam waktu 10-20 menit Pemilihan warna, ukuran, dan nilainya lebih besar untuk MBI daripada jenis lampu lainnya. Jenis ini merupakan versi yang dikembangkan dari dua lampu pelepas dengan intensitas tinggi, dan cenderung memiliki efficacy yang lebih baik Dengan menambahkan logam lain ke merkuri, spektrum yang berbeda dapat dipancarkan Beberapa lampu SBI menggunakan elektroda ketiga untuk memulai penyalaan, namun untuk yang lainnya, terutama lampu peraga yang lebih kecil, memerlukan

10

denyut penyalaan tegangan tinggi

II.PENGHAWAAN
Penghawaan dibedakan menjadi penghawaan alami dan penghawaan buatan.Penghawaan alami adalah penghawaan yang secara alami dari alam, sedang kan penghawaan buatan adalah penghawaan yang dibuat oleh manusia itu sendiri seperti AC.kipas angin dll.kita perlu mengetahui bagaimana bahwa panas itu dapat menyebar atau berpindah. Ada empat cara pemindahan panas yakni: a.Konduksi adalah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung antara permukaan-permukaan. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau menghubungkan permukaan-permukaan yang panas atau sejuk. b.Konveksi Pemindahan panas berdasarkan gerakan cairan disebut konveksi. Dalam hal ini cairan adalah udara. c. Evaporasi (penguapan) Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber panas hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi tubuh. d..Radiasi adalah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang elektromagnetis. Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari setiap permukaan dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau memancarkan panas kepada setiap obyek atau permukaan yang lebih sejuk dari tubuh manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang, tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara permukaan-permukaan atau obyek-obyek yang memancar. Jumlah keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-masing cara hampir seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi lingkungan.Umpamanya, udara yang jenuh tak dapat menerima kelembaban tubuh jadi pemindahan panas tak dapat terjadi melalui penguapan. Pengkondisian suatu ruang seharusnya meningkatkan laju kehilangan panas bila para penghuni terlalu panas dan mengurangi laju kehilangan panas bila mereka terlalu dingin. Tujuan ini tercapai 11

dengan mengolah dan menyampaikan udara yang nyaman dari segi suhu, uap air (kelembaban), dan velositas (gerak udara dan pola-pola distribusi). Kebersihan udara dan hilangnya bau (melalui ventilasi) merupakan kondisi-kondisi kenyamanan tambahan yang harus dikendalikan oleh sistem penghawaan buatan. Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu bangunan, sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara kondisi-kondisi termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri. Jika suasana panas sistem harus memberi cukup udara sejuk untuk mengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin ia harus memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang hilang ke luar. Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya beban kalor pada ruang (karena fungsi AC adalah untuk menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman. Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi, hantaran panas ventilasi atau inviltrasi, beban panas intern (manusia dan peralatan elektronik atau mesin). Dengan memperhatikan hal di atas, maka di dalam desain ruang atau bangunan yang menggunakan penghawaan buatan, harus mengikutkan pertimbangan-pertimbangan berikut: Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanan sistem penghawaannya. Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin Langit-langit atau plafon dibuat relatif rendah kecuali untuk pertimbangan lain, seperti akustik dan lain-lain. Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau bangunan bangunan bertingkat, khususnya di daerah beriklim tropis dengan udara yang panas dan tingkat kelembaban tinggi, diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar baik udara segar dari alam dan aliran udaran buatan. Cara memperoleh udara segar dari alam adalah dengan cara memberikan bukaan pada daerah yang diinginkan dan memberikan ventilasi yang sifatnya menyilang. Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam dengan suhu/ temperatur kurang dari 30C dan banyak mengandung O2. Daerah di Indonesia kebanyakan kurang memberikan kenyamanan karena udaranya panas (23 -34C), udaranya kotor (berdebu, berasap) dan

12

angin tidak menentu, khususnya pada bangunan tinggi, angin mempunyai kecepatan tinggi. Karena keadaan alam yang demikian, maka diperlukan suatu cara untuk mendapatkan kenyamanan dengan menggunakan alat penyegaran udara (air condition). Mengatur Penghawaan Alami Lancarnya aliran udara di dalam bangunan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung kenyamanan penggunaan. Oleh karena itulah peralatan listrik untuk mendukung penghawaan buatan diproduksi dan dikembangkan dengan perbaikan teknologi yang mutakhir. Peralatan listrik yang disebut air conditioner atau AC tersebut demikian tinggi fluktuasi inovasi teknologinya mulai dari sistem sampai dengan pengecilan daya yang ditawarkan. Di sisi lain, bangunan ramah lingkungan yang tidak menggunakan penghawaan buatan juga perlu pula untuk dipelajari dan dikembangkan teknologinya. Penggunaan penghawaan alami yang baik menjamin efisiensi biaya operasional bangunan serta mempertinggi naturalitas yang berpengaruh pada kualitas arsitektural. Pada dasarnya penghawaan alami di dalam bangunan merupakan jaminan akan adanya aliran udara yang baik dan sehat dengan kesejukan yang sewajarnya. Untuk mendapatkan penghawaan yang baik perlu dirancang bentuk, elemen dan detail arsitektur yang bertujuan mengoptimalkan aliran udara sejuk. Pertimbangan utama dalam perancangan optimalisasi penghawaan alami adalah dengan menganalisis datangnya arah angin. Secara umum angin memiliki arah yang dipengaruhi iklim makro. Sebagai contoh di wilayah Indonesia angin dalam iklim makro megalir dari arah Tenggara ke Barat Daya. Namun demikian iklim mikro yang dipengaruhi cuaca dan bentukbentuk di sekitar bangunan akan lebih mempengaruhi aliran angin tersebut. Ada teori penataan masa bangunan yang di buat berselang-seling hingga aliran angin dapat lebih lancar tanpa tertutupi salah satu bangunan. Bentuk lain dari pengelolaan lingkungan sekitar bangunan adalah rancangan tangkapan angin dengan masa bangunan yang menyudut hingga mengarahkan angin lebih keras. Untuk penataan ruang dalam bangunan juga dapat diatur hingga ada aliran angin dari lokasi ruang yang dingin menuju ke lokasi ruang lain yang panas. Hal ini perlu dipahami dengan ilmu fisika yang menetapkan bahwa udara akan mengalir dari tempat bertekanan rendah pada suhu yang dingin menuju tempat bertekanan tinggi pada suhu yang panas. Jika dalam satu bangunan terdapat ruang panas dibagian atap, sedang ruang dingin di bagian bawah yang terteduhi pohon atau terdinginkan dengan kolam, maka perlu diatur ruang-ruang diantaranya sehingga menjadi penghubung dua lokasi ruang yang berbeda tekanan dan suhu 13

tersebut. Ruang-ruang antara ini seayaknya memiliki bukaan atau dibuat dengan partisi yang tidak memenuhi dinding sehingga dapat mengalirkan angin. Dalam kasus tertentu arah angin dapat sejajar dengan dinding, oleh karenanya perlu rancangan detail arsitektur agar membentuk bukaan yang mampu menangkap arah angin tersebut. Sirip-sirip yang diletakkan vertikal di samping jendela akan dengan mudah menangkap angin dan mengalirkannya ke dalam ruang hingga tercapai kesejukan. Dalam satu ruang minimal perlu diletakkan dua jendela dalam posisi yang berjauhan agar terjadi ventilasi silang (cross ventilation). Perlu diwaspadai pula bahwa angin ini terkadang membawa debu. Lingkungan luar yang penuh dengan perkerasan atau terbuka dengan penutup tanah/pasir berpotensi menerbangkan debu hingga terbawa angin masuk ke dalam bangunan. Untuk mengantisipasi selayaknya di sekeliling bangunan banyak ditanam pepohonan dan rumput sebagai filter debu sekaligus pendingin suhu. Rumput dan tanaman perdu yang terkena debu akan bersih ketika terjadi penyiraman pada dedaunan dan membawa kotoran jatuh ke dalam tanah.

III. AKUSTIKA

BANGUNAN

Dalam arti tertentu akustik bangunan adalah mitra dari akustik ruangan karena keduanya merujuk pada propagasi suara di gedung-gedung. Namun, objek pembahasan kedua bidang akustik tersebut berbeda. Sedangkan tujuan akustik ruangan ialah untuk mengoptimalkan transmisi suara dan mendengarkan kondisi dalam ruangan.Akustik bangunan meninjau suatu bangunan yang dibangun dengan mempertimbangkan nilai akustik untuk memperoleh kenyamanan dari sisi kebisingan atau suara yang mengganggu. Lantai, dinding maupun langit-langit dibuat dengan struktur maupun bahan yang dapat menyerap bunyi yang tidak dinginkan.Kualitas penyerapan bunyi suatu bangunan disesuaikan dengan kebutuhan, Misalnya, studio music membutuhkan bangunan yang mampu menyerap bunyi khususnya bunyi dengan frekuensi tinggi sehingga suara music tidak terdengar dari luar studio. Dengan demikian, akustik bangunan harus dilakukan dengan kontrol kebisingan pada bangunan. Dilihat dari sudut pandang akustik, dasar bangunan terdiri dari dinding, lantai dan langit-langit yang memisahkan ruang berbeda satu sama lain atau dari luar.

14

Jadi,prasyarat yang diperlukan untuk perlindungan dalam kebisingan yang baik ialah membangun sebuah insulasi suara cukup tinggi pada elemen tersebut. Hal yang sama berlaku untuk pintu dan jendela. Jadi tujuan dari akustika bangunan untuk menggambarkan faktor yang tergantung oleh insulasi suara sedang kan tujuan insulasi bunyi yaitu menjaga agar bunyi terkurung dalam ruang yang diinsulasi. Dengan kata lain, bunyi tidak dapat merambat atau didengar di ruang lain.Dalam akustik bangunan,secara lazim untuk membedakan antara kolong udara dan kolong struktur dari eksitasi suara nya. Maka dari itu Kecepatan gelombang longitudinal yang sama bahan bangunan adalah urutan dari beberapa 4.500m/s. Di sisi lain rentang frekuensi yang merupakan kepentingan utama dalam membangun akustik mencapai sampai sedikit di atas 3kHz. Pada frekuensi ini panjang gelombang gelombang longitudinalnya sekitar 1,5 m, yaitu, adalah besar dibandingkan dengan tebal dinding umum. Dari ini berarti bahwa dinding dan langit-langit bangunan dapat dianggap sebagai piring dalam arti Bagian 10.3. Dengan demikian, penyebaran suara di bangunan terjadi dalam bentuk gelombang ekstensional atau quasilongitudinal, dan lentur gelombang. Jadi suatu Lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat seperti bising yang melebihi ambang batas dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Misalnya pada industri terdapat mesin-mesin kerja yang intensitas bisingnya melebihi ambang batas 85 dBA. intensitas kebisingan yang melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan kelelahan kerja bagi orang yang terpapar selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Berdasarkan uji Pearson untuk menguji hubungan antara kebisingan dengan kelelahan diperoleh hasil r = 0,655, p = 0,003 (p<0,05), berarti Ha diterima atau ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan kelelahan. Oleh karena hasil uji korelasi signifikan maka dapat dilanjutkan uji lebih lanjut yaitu uji regresi dengan koefisien determinian (R square) sebesar 0,428 yang berarti kebisingan dapat menyebabkan kelelahan sebesar 42,8% dan sisanya dipengaruhi faktor lain.

15

Anda mungkin juga menyukai