Anda di halaman 1dari 3

BISNIS BUDIDAYA CABE YANG BISA PANEN SETIAP MUSIM Beberapa saat belakangan ini cabe menjadi salah

satu komoditas termahal samapai sampai melebihi harga daging Sapi. Hal ini disebabkan cuaca yang tidak menentu sehingga banyak kegagalan tanam cabe di mana mana, Harga Cabe mahal ini yang meninkmati keuntungan bukannya petani Cabe tradisional, tapi petani cabe yang sudah propesional diantaranya memakai Grenn hose sederhana (rangka bambu atap plasti P.E.) yang intensif. Meskipun biaya produksi tinggi namun bisa diimbangi dengan harga jual yang tinggi pula. Setiap harinya permintaan akan cabe, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga budidaya Cabe ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai. Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Bogor sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, dan cabe rawit. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan. Petani Cabe yang berhasil sampai beberapa kali panen walau cuaca tidak menentu ini dengan cara tanam Cabe dalam Grenn hose yang sederhana. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura. Untuk memenuhi kebutuhan Cabe yang kontinyu maka di perlukan pengembangan teknologi Agribisnis Cabe yang bisa panen setiap saat. Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut : 1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28 celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7. 2. Modifikasi Teknologi agar cabe bisa panen setiap saat, yaitu dengan menggunakan grenn house sederhana (seperti terlihat pada gambar) Hal ini untuk mengantisipasi ketersediaan cabe , dimana pada musim penghujan dan

cuaca mendung , Cabe yang dibudidayakan di kebun terbuka bisanya mengalami kegagalan. Karena terlalu banyak hujang bunga bisa rontok, cuaca mendung cabe tidak bisa mengadakan asimilasi (pembentukan zat makanan bagi tubuh cabe) 3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi. 4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida organik cair yang ramah lingkungan dengan dosis 2 5 cc/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk organik cair setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida organik. Jika perawatan maksimal diberikan selama proses budidaya cabe berlangsung, maka peluang sukses meraup untung dari bisnis cabe dapat kita nikmati. untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 - 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, atau Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, TSP, Kcl, (1 : 1 : 2) yang di cair kan dulu dalam drum campur dengan pupuk kandang, E M-4, molase. Dlarutkan dan dip roses selama minimal 3 hari, baru di aplikasukan dengan consentrasi 2 5 cc/ lt air. Ada hal yang harus dilaksanakan antara lainnya yaitu: 1. Pemasangan ajir (turus). Cabai umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. 2. Pengairan (Penyiraman) Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam,

pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali. 3. Perempelan Cabai umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai berumur antara 7 - 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 - 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat. 4. Pemupukan yang tepat waktu dan dosis , terutama penggunaan nutrisi buatan sendiri ( pupuk organik cair) 5. Pengawasan kebun dilaksanakan minimal tiga hari sekali harus di periksa semua keadaan kebun, agar gejala serangan hama penyakit atau yang lainnya bisa sesegera mungkin dapat ketahuan Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai yang sudah berumur 75 - 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun. Selamat mencoba Oleh : Saeful Hodijah, S.ST

Anda mungkin juga menyukai