Anda di halaman 1dari 29

DAMPAK DALAM PEMBANGUNAN JALAN 1.

Proses Pelingkupan Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelingkupan umumnya dilakukan melalui tiga tahap yaitu identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial dan klasifikasi dan prioritas dampak penting.
Deskripsi rencana kegiatan Rona lingkungan hidup DAMPAK POTENSIAL Kegiatan lain di sekitarnya Saran, tanggapan dan pendapat masyarakat Identifikasi dampak potensial Evaluasi dampak potensial Klasifikasi dan prioritas

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

PRIORITAS DAMPAK PENTING

Gambar. Bagan Alir Proses Pelingkupan a. Identifikasi Dampak Potensial Pelingkupan pada tahap identifikasi dampak potensial dimaksudkan untuk mengidentifikasikan segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dan seterusnya) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat dari Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang. Identifikasi dampak potensial dilakukan dengan cara pengamatan lapangan (observasi), konsultasi dan diskusi dengan para pakar, instansi bertanggung jawab, dan masyarakat yang berkepentingan, penelaahan pustaka atau metode lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Matriks sederhana, bagan alir dan lain-lain dapat disajikan sebagai pelengkap. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah adalah matrik interaksi sederhana, sehingga terlihat hubungan sebab akibat (causative effect) antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak. Uraian interaksi dampak potensial antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan terkena dampak di bawah ini.

1) Tahap Pra Konstruksi a) Komponen Sosial a.1) Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi Kegiatan yang diprakirakan akan mempengaruhi pendapatan masyarakat adalah kegiatan pengadaan lahan dan pembebasan lahan. Kegiatan tersebut akan berdampak terhadap hilangnya sumber mata pencaharian masyarakat (lahan pertanian, tempat usaha, dll) sehingga akan berdampak terhadap menurunnya pendapatan masyarakat. a.2) Sikap dan Persepsi Masyarakat Pada tahap pra konsruksi diprakirakan dari kegiatan survey lapangan dan pengadaan lahan dan pembebasan lahan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat. Kegiatan survey lapangan akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat apakah lahannya akan terkena pembebasan dan nilai ganti rugi jika lahannya akan terkena pembebasan. Dampak dari kegiatan pengadaan lahan dan pembebasan lahan yaitu tentang penentuan nilai ganti rugi dan kepastian proses ganti lahan yang terkena pembebasan. Apabila hasil proses pembebasan lahan tidak memuaskan kedua pihak (pemrakarsa dan masyarakat), maka akan menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat, tetapi kondisi sebaliknya akan menimbulkan dampak positif. a.3) Konflik Penerimaan Ganti Rugi Kegiatan yang diprakirakan akan mempengaruhi konflik penerimaan ganti rugi adalah kegiatan pengadaan lahan dan pembebasan lahan. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak berupa protes terkait dengan kesepakatan akan nilai ganti rugi dan proses pelaksanaan ganti rugi lahan yang akan dibebaskan. 2) Tahap Konstruksi

a) Komponen Fisik kimia a.1) Iklim Mikro Pada tahap konstruksi komponen lingkungan yang diprakirakan akan berdampak terhadap iklim mikro adalah kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan. Kegiatan tersebut akan menyebabkan hilangnya vegetasi sepanjang tapak proyek rencana pembangunan jalan menjadi lahan terbuka, hal ini akan berdampak terhadap meningkatnya suhu dan menurunnya kelembaban. a.2) Kualitas Udara dan Debu Kualitas udara diprakirakan akan terkena dampak berupa peningkatan debu dan gas buang dari komponen kegiatan mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan Jalan dan pelapisan pengkerasan jalan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover. Peningkatan frekuensi kendaraan pengangkut dan adanya ceceran material saat pengangkutan, pengoperasian alat berat dan kegiatan perataan tanah serta pekerjaan konstruksi akan meningkatkan kadar pencemar udara berupa debu dan gas buang akibat pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. a.3) Kebisingan Kebisingan diprakirakan akan terkena dampak berupa peningkatan kebisingan dari komponen kegiatan mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan Jalan dan pelapisan pengkerasan jalan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover. Peningkatan frekuensi kendaraan pengangkut, pengoperasian alat berat, dan kegiatan perataan tanah serta aktifitas pekerjaan konstruksi jalan, jembatan dan flyover akan meningkatkan kebisingan. a.4) Getaran Komponen kegiatan yang diprakirkan akan berdampak terhadap getaran adalah kegiatan pematangan lahan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover. Aktivitas galian pada kegiatan pematangan lahan berpotensi timbulnya getaran yang akan berdampak terhadap keberadaan

bangunan yang berdekatan dengan tapak proyek. Kegiatan pemancangan tiang pondasi jembatan hingga kedalaman 10 m menggunakan pile driver pada saat pembangunan jembatan dan flyover akan menyebabkan terjadinya getaran. a.5) Kualitas Air Permukaan Kegiatan yang diprakirakan akan mempengaruhi kualitas air permukaan di tiga kecamatan yang terkena rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Inipada tahap konstruksi adalah kegiatan Pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan dan pematangan lahan. Kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan akan menyebabkan peningkatan air larian yang selanjutnya akan berdampak pada kualitas air permukaan dan sedimentasi berupa peningkatan kekeruhan, TSS, dan TDS perairan. Dampak dari kegiatan pematangan lahan adalah peningkatan kekeruhan dan sedimentasi sungai akibat tanah yang terbawa oleh aliran permukaan dan menurunnya kualitas kimia perairan akibat dari peningkatan debu. a.6) Air Larian (Runoff) Kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan dan pekerjaan badan jalan dan pelapisan pengkerasan jalan diprakirakan akan menimbulkan dampak berupa peningkatan air larian (runoff). Adanya perubahan topografi dan morfologi akibat pematangan tanah dan pelapisan pengkerasan jalan akan meningkatkan aliran air di permukaan tanah (runoff) yang berarti akan meningkatkan runoff. a.7) Sedimentasi Sungai Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada sedimentasi sungai adalah pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan dan pekerjaan badan jalan dan pelapisan pengkerasan jalan. Adanya perubahan lahan dari yang bervegetasi menjadi lahan terbuka dan aktivitas konstruksi pada tapak proyek akan meningkatkan material tanah yang terbawa air larian (runoff) yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan sedimen pada sungai (Kalibaru, Pesangrahan dan Kaliangke) dan hal ini akan menurunkan daya tampung atau pendangkalan pada sungai-sungai tersebut a.8) Muka Air Tanah Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada muka air tanah adalah pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan dan pekerjaan badan jalan dan pelapisan pengkerasan jalan. Adanya kegiatan pembersihan lahan dari vegetasi penutup, pembongkaran bangunan, gali timbun, perataan tanah dan konstruksi badan jalan akan mengurangi laju infiltrasi air hujan kedalam tanah sehingga akan menurunkan muka air tanah pada tapak proyek terutama pada musim kemarau. Sedangkan pada pengkerasan jalan air hujan yang jatuh akan menjadi runoff atau tidak terjadi infiltrasi air hujan kedalam tanah. b) Komponen Biologi b.1) Flora Darat Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada flora darat adalah pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan. Kegiatan tersebut berupa pembersihan lahan menyebabkan hilangnya seluruh vegetasi yang menjadi habitat satwa pada lahan yang dibuka. b.2) Fauna Darat Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada fauna darat adalah mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pekerjaan badan jalan dan pelapisan pengkerasan jalan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover. Pembersihan lahan dari vegetasi yang terdapat pada tapak proyek akan mngakibatkan hilangnya habitat fauna darat. Kegiatan-kegiatan tersebut juga akan menimbulkan kebisingan, menyebabkan terganggu atau pindahnya satwa burung sekitar tapak proyek.

b.3) Flora Air Kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora air pada tahapan konstruksi di tiga kecamatan yang terkena rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Iniyaitu kegiatan pembersihan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan dan pekerjaan jembatan. Dampak dari kegiatankegiatan tersebut adalah meningkatnya air larian sehingga kekeruhan dan sedimentasi perairan sungai meningkat, menyebabkan flora air khusunya flora air mikro seperti fitoplankton akan terganggu dalam proses fotosintesis. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut akan meningkatkan debu dan gas buang yang akan berpengaruh pada menurunnya kualitas kimia air dan mengganggu komunitas flora air. b.4) Biota Air Kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora air pada tahapan konstruksi di tiga kecamatan yang terkena rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Iniyaitu kegiatan pembersihan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan, dan pekerjaan jembatan. Dampak dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah meningkatnya air larian sehingga kekeruhan dan sedimentasi perairan sungai meningkat, menyebabkan produktifitas primer akan berkurang, dampak lanjutannya adalah terganggunya biota air yang sebagian besar hidupnya bergantung pada produktifitas primer perairan. Meningkatnya kekeruhan perairan juga akan mengakibatkan terganggunya pernafasan dan daya lihat organisme air. c) Komponen Sosial Budaya dan Kesehatan

c.1) Kependudukan Komponen kegiatan rekrutmen tenaga kerja diprakirakan akan berdampak terhadap kependudukan. Adanya penerimaan tenaga kerja dari luar daerah akan berpotensi terhadap meningkatnya jumlah penduduk. c.2) Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi Komponen kegiatan rekrutmen tenaga kerja diprakirakan akan berdampak terhadap pendapatan masyarakat. Adanya penerimaan tenaga kerja lokal, akan mempengaruhi pendapatan masyarakat lokal yang diterima bekerja. c.3) Kesempatan Kerja Komponen kegiatan rekrutmen tanaga kerja diprakirakan akan berdampak terhadap kesempatan kerja. Adanya prioritas pada penerimaan tenaga kerja lokal dalam kegiatan pembangunan jalan, akan berpengaruh terhadap meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar tapak proyek. c.4) Adat Istiadat dan Kebiasaan Komponen kegiatan rekrutmen tanaga kerja diprakirakan akan berdampak terhadap adat istiadat dan kebiasaan. Adanya penerimaan tenaga kerja dari luar daerah dengan adat dan nilai budaya yang berbeda akan berpengaruh terhadap perubahan adat istiadat dan pola kebiasaan (cara/sikap) hidup masyarakat lokal menjadi lebih positif atau negatif. c.5) Sikap dan Persepsi Masyarakat Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat adalah rekrutmen tenaga kerja, mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan, pekerjaan jembatan, pekerjaan flyover, pemasangan rambu dan marka jalan (leger) dan penghijauan. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat (+/-) dari kegiatan tersebut merupakan dampak turunan dari perubahan komponen lingkungan. Dampak negatif timbul dari adanya perubahan iklim mikro (peningkatan suhu dan penurunan kelembaban), peningkatan debu dan gas buang, kebisingan, getaran, kerusakan jalan umum, dan gangguan lalu lintas/kemacetan lalu lintas. Sedangkan dampak positif timbul dari adanya penerimaan tenaga

kerja lokal, keamanan dan kenyamanan berkendara dengan adanya pemasangan rambu dan marka jalan (leger) dan dari kegiatan penghijauan. c.6) Kesehatan Masyarakat Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat adalah mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan dan pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan. Gangguan terhadap kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas udara (peningkatan debu dan gas buang) dari kegiatan-kegiatan tersebut. c.7) Kerusakan Jalan Umum Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap kerusakan jalan umum adalah mobilisasi alat berat dan pengangkutan tanah dan material bangunan. Adanya peningkatan traffic dari kegiatan pengangkutan alat-alat berat dan material selama masa konstruksi jalan, jembatan dan flyover berpotensi terjadinya kerusakan pada jalan-jalan yang dilalui kendaraan proyek. c.8) Kegiatan di sekitar Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap komponen lingkungan kegiatan lain di sekitar adalah pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover. Timbulnya kebisingan dan peningkatan debu dan gas buang dari kegiatankegiatan tersebut dan rusak atau terganggunya rel kereta api (perkerjaan flyover), jaringan listrik dan telpon khususnya pada saat pembongkaran bangunan, akan berdampak terhadap terganggunya aktivitas di sekitar tapak proyek. c.9) Bangkitan Lalu Lintas/Kecelakaan Lalu Lintas Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas adalah mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan, pekerjaan flyover, dan pemasangan rambu dan marka jalan (ledger). Adanya peningkatan traffic dari kendaraan pengangkut alat berat, tanah timbun dan material jalan dan buka tutup beberapa ruas jalan akan menyebabkan terjadinya peningkatan kemacetan terutama pada jalan-jalan yang padat kendaraan. 3) Tahap Operasi a) Komponen Fisik kimia a.1) Iklim Mikro Kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap iklim mikro. Pada tahap operasional jalan dan jembatan, permukaan jalan akan memanas sehingga meningkatkan suhu udara setempat dan frekuensi kendaraan yang melewati jalan Inijuga akan berpengaruh terhadap meningkatnya polusi dan perubahan iklim (peningkatan suhu dan penurunan kelembaban). Dari kegiatan pemeliharaan jalan, yaitu adanya kegiatan perawatan tanaman pada median dan rumija akan berdampak terhadap membaiknya kondisi iklim mikro. a.2) Kualitas udara Kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap kualitas udara. Peningkatan frekuensi kendaraan yang melewati jalan Iniakan menurunkan kualitas udara dari peningkatan debu dan gas buang kendaraan bermotor. Dampak dari kegiatan pemeliharaan jalan, yaitu adanya kegiatan perawatan tanaman pada median dan rumija akan berdampak terhadap membaiknya kualitas udara dari adanya penanaman tanaman-tanaman yang bernilai ekologis yang bisa berfungsi untuk menjerab debu dan menyerap gas pencemar.

a.3) Kebisingan Kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap kebisingan. Peningkatan frekuensi kendaraan yang melewati jalan Iniakan meningkatkan kebisingan dari akumulasi suara kendaraan bermotor, terutama pada saat jam sibuk. Dari kegiatan pemeliharaan jalan, yaitu adanya kegiatan perawatan tanaman pada median dan rumija akan berdampak terhadap menurunnya kebisingan dari adanya penanaman tanaman-tanaman yang bernilai ekologis yang bisa berfungsi sebagai peredam. a.4) Kualitas Air Permukaan Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap kualitas air permukaan. Dengan dioperaskannya jalan dan jembatan akan mengakibatkan adanya partikel debu yang terbawa air larian akan mencemari air permukaan sehingga terjadi peningkatan TSS perairan. Beroperasinya jalan dan jembatan akan meningkatkan frekuensi kendaraan sehingga gas/emisi buangan kendaraan akan meningkat dan akan berdampak pada peningkatan kandungan SOx dan NOx perairan, selanjutnya akan berdampak pada terjadinya asidifikasi perairan baik secara langsung maupun tidak langsung. a.5) Air Larian (Runoff) Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap air larian (runoff). Penutupan jalan yang bersifat permanen dengan aspal akan menyebabkan tidak terinfiltrasinya air ke dalam tanah sehingga akan berubah menjadi air larian. a.6) Muka air tanah Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap air larian (runoff). Berkurangnya infiltrasi air kedalam tanah akan berdampak terhadap tinggi muka air tanah di sekitar tapak proyek.

a.7) Ruang dan Lahan Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap perubahan ruang dan lahan. Beroperasinya jalan berpotensi tumbuhnya kegiatan-kegiatan usaha di sekitar di sepanjang jalur jalan Bojonggede-Kemang, hal ini akan berdampak terhadap perubahan tata guna lahan seperti pembangunan ruko, perumahan atau kegiatan-kegiatan usaha lainnya pada lahanlahan pertanian di sekitar tapak proyek. b) Komponen Biologi

b.1) Fauna Darat Kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap fauna darat. Kegiatan pengoperasian jalan berupa pencemaran udara, peningkatan kebisingan dan aktifitas masyarakat di sekitar tapak proyek berpotensi menyebabkan terganggu/pindahnya fauna burung. Sedangkan dari kegiatan pemeliharaan tanaman pada rumija dan median jalan akan berdampak positif terhadap membaiknya habitat fauna burung. b.2) Flora Air Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap komunitas flora air. Dengan dioperasikannya jalan dan jembatan akan mengakibatkan adanya partikel debu yang terbawa air larian akan mencemari air permukaan sehingga terjadi peningkatan TSS perairan. Peningkatan TSS akan selalu diiringi dengan peningkatan kekeruhan perairan sehingga akan

berdampak pada berkurangnya penetrasi cahaya kedalam perairan. Proses fotosintesis tumbuhan air khususnya fitoplankton akan terganggu dengan berkurangnya penetrasi cahaya ke dalam perairan. b.3) Biota Air Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap komunitas biota air pada Sungai Kalibaru dan Pesangrahan di Kecamatan Bojonggede. Dengan dioperasikannya jalan dan jembatan akan mengakibatkan adanya partikel debu yang terbawa air larian akan mencemari air permukaan sehingga terjadi peningkatan TSS perairan. Peningkatan TSS akan menyebabkan peningkatan kekeruhan perairan sehingga pernafasan dan daya lihat biota perairan akan terganggu. Pengoprasian jalan juga akan mengakibatkan meningkatnya SOx dan NOx sehingga akan menyebabkan asidifikasi perairan. Asidifikasi perairan akan menyebabkan meningkatnya toksisitas logam berat dan akan mengganggu biota perairan. c) c.1) Komponen Sosial Budaya dan Kesehatan Kependudukan

Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap kependudukan. Adanya pendatang dari luar daerah yang ingin membuka usaha (perdagangan, industri, rumah makan maupun jasa) yang menetap dan pembangunan perumahan di sekitar jalan BojonggedeKemang berpotensi meningkatkan jumlah penduduk. c.2) Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi

Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Pada tahap operasional akan terjadi kelancaran arus barang dan jasa sehingga akan meningkatkan aktifitas perekonomian baik bagi penduduk setempat maupun perekonomian secara regional. Hal tersebut, akan berdampak terhadap meningkatnya pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi khususnya pada wilayah dampak primer. c.3) Kesempatan Berusaha

Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap kependudukan. Dengan beroperasinya jalan berpotensi tumbuhnya tempat-tempat usaha baru (ruko, warung, kios, kaki lima, dan jasa-jasa-transportasi) di sekitar lokasi Jalan Bojonggede-Kemang. c.4) Adat Istiadat dan Kebiasaan

Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap adat istiadat dan kebiasaan. Adanya pendatang dari luar daerah yang menetap di daerah sekitar jalan Bojonggede-Kemang dengan adat dan nilai budaya yang berbeda, akan berpangaruh terhadap perubahan adat istiadat dan pola kebiasaan (cara/sikap) hidup masyarakat lokal menjadi lebih positif atau negatif. c.5) Sikap dan Persepsi Masyarakat

Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat. Kemudahan akses dengan beroperasinya jalan akan mempunyai persepsi positif dari masyarakat. Kegiatan pemeliharaan jalan akan timbul dampak berupa sikap dan persepsi negatif masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya kemacetan lalu lintas pada saat adanya perbaikan jalan. c.6) Kesehatan Masyarakat

Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Kelancaraan arus lalu lintas dan peningkatan kapasitas kendaraan yang melewati wilayah studi akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, dari adanya peningkatan debu dan gas pencemar kendaraan bermotor. c.7) Kegiatan di sekitar

Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap Kegiatan di sekitar. Peningkatan kebisingan dengan beroperasinya jalan akan menyebabkan gangguan kenyamanan terhadap aktivitas dari fasilitas umum seperti sekolah, kantor, dll. c.8) Bangkitan Lalu Lintas/Kecelakaan Lalu Lintas

Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas. Dari kegiatan pengoperasian jalan akan terjadinya kelancaran arus lalu lintas dan sebaliknya hal ini juga akan berdampak terhadap meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas. Dari kegiatan pemeliharaan jalan akan mengganggu kelancaran lalu lintas karena jalan tidak dapat beroperasi secara maksimal atau akan terjadi penurunan kapasitas jalan pada ruas-ruas tertentu. b. Evaluasi Dampak Potensial

Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang selanjutnya dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL. Daftar dampak penting hipotetik ini disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat di sekitar rencana kegiatan pada saat dilaksanakan sosialisasi kegiatan/konsultasi publik maupun penyampaian kegiatan melalui media massa, tanggapan dari instansi yang bertanggung jawab, para pakar lingkungan yang relevan, dan LSM. Metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi dampak potensial ini adalah interaksi kelompok (rapat, brainstorming) dalam Tim Studi ANDAL. Evaluasi terhadap dampak-dampak potensial yang dihasilkan pada tahap identifikasi dampak potensial yang akhirnya menghasilkan dampak penting hipotetik berdasarkan tahapan pelaksanaan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede Kemang yang dikelola oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) sebagai berikut : 1) Tahap Pra Konstruksi

Pada tahap Pra-Konstruksi, dampak potensial yang relevan menjadi dampak penting hipotetik dikemukakan pada Tabel IV-1. Tabel IV-1. Evaluasi Dampak Prakonstruksi Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Inipada Tahap

Sumber Dampak 1. Survey lapangan

Komponen Lingkungan Terkena Dampak Penerima Dampak 1 tidak 2

Kriteria 3 ya 4 tidak

Dikaji dalam AMDAL Ya

Munculnya berbagai Sikap dan persepsi persepsi dari masyarakat masyarakat 2. PengadaMunculnya sikap dan an lahan Sikap dan persepsi persepsi tentang dan masyarakat kepastian pembebasan pembebas lahan

tidak

tidak

tidak

Ya

tidak

Ya

Ketidaksepakatan nilai ganti rugi lahan yang Tidak akan dibebaskan dan tidak ya ya Ya diketahui penetapan tapal batas lahan Pendapatan Penurunan pendapatan Masyarakat dan masyarakat karena Tidak ya Tidak tidak Ya Pertumbuhan kehilangan tempat Ekonomi usaha Kriteria: 1. Beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi 2. Mempunyai nilai sosial dan ekonomi dan nilai ekologis 3. Kekuatiran masyarakat yang tinggi 4. Aturan/kebijakan yang akan dilanggar, melampaui baku mutu lingkungan Konflik penerimaan ganti rugi 2) Tahap Konstruksi

an lahan

Pada tahap Konstruksi, dampak potensial yang relevan menjadi dampak penting hipotetik dikemukakan pada Tabel IV-2. Tabel IV-2. Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede Kemang pada Tahap Konstruksi Kriteria 1 tidak Ya 2 3 4 Dikaji dalam ANDAL Tidak Ya

Komponen Lingkungan Terkena Dampak Penerima Dampak Peningkatan jumlah Kependudukan penduduk Kesempatan Penerimaan tenaga kerja kerja lokal Pendapatan Peningkatan Masyarakat dan pendapatan Pertumbuhan masyarakat yang 1. Rekrutmen Ekonomi diterima bekerja tenaga kerja Adat istiadat Perubahan adat dan kebiasaan istiadat dan kebiasaan Timbulnya Sikap dan kecemburuan/konflik persepsi sosial masyarakat masyarakat lokal yang tidak diterima bekerja Kualitas udara Peningkatan debu dan dan debu gas buang Peningkatan Kebisingan kebisingan Gangguan terhadap Fauna darat burung 2. Mobilisasi Sikap dan Persepsi negatif alat berat Persepsi masyarakat masyarakat Kesehatan Gangguan kesehatan masyarakat masyarakat Kerusakan jalan Mobilisasi kendaraan umum pengangkut alat berat Bangkitan lalu Peningkatan sirkulasi Sumber Dampak

tidak tidak Tidak tidak ya Tidak

tidak

ya

tidak tidak

ya

tidak

tidak tidak tidak

tidak

tidak

tidak tidak Tidak

tidak

Tidak Ya diketahui Tidak Ya diketahui tidak tidak Tidak Tidak Ya

Tidak Tidak tidak Tidak

Ya Ya Tidak tidak Tidak Tidak Ya

tidak tidak Tidak tidak tidak tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak tidak Ya Tidak

Komponen Lingkungan Terkena Dampak Penerima Dampak lintas/ traffic dan kemacetan kecelakaan lalu lalu lintas lintas Kualitas udara Peningkatan debu dan dan debu gas buang Peningkatan Kebisingan kebisingan Gangguan terhadap Fauna darat burung (aves)/pindah Kesehatan Gangguang terhadap 3. Pengangmasyarakat kesehatan masyarakat kutan tanah Kerusakan jalan dan Kerusakan jalan umum pada lintasan material yang dilalui umum bangunan kendaraan proyek Bangkitan lalu Peningkatan sirkulasi lintas traffic dan kemacetan /kecelakaan lalu lalu lintas lintas Sikap dan Persepsi negatif persepsi masyarakat masyarakat Peningkatan suhu dan Iklim mikro penurunan kelembaban Kualitas udara Peningkatan debu dan dan debu gas buang Peningkatan kebisingan suara alatKebisingan alat berat Kualitas air Penurunan kualitas air permukaan permukaan Air larian Peningkatan air larian (runoff) 4. PemberPendangkalan sungai sihan lahan akibat sedimen yang Sedimentasi dan terbawa air larian pembong- sungai terutama pada musim karan hujan bangunan Penurunan muka air Muka air tanah tanah Hilangnya vegetasi Flora darat sepanjang jalur tapak proyek Gangguan terhadap Fauna darat burung (aves) dan reptilia Gangguan terhadap Flora air flora air Terganggunya biota Biota air air karena Sumber Dampak

Kriteria 1 2 3 4

Dikaji dalam ANDAL

Tidak Ya diketahui Tidak Ya diketahui Tidak Ya

Tidak Tidak Ya Tidak

Ya Ya Tidak Ya

Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak

Ya

Tidak Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak Ya

Tidak

Ya

ya

Tidak Ya

Tidak

ya

Ya

Tidak Ya

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Ya Ya Ya Ya Ya

Tidak Tidak Ya diketahui Tidak Tidak Ya diketahui Tidak Ya diketahui ya Ya

Tidak Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Ya

Tidak Tidak

ya

ya

Tidak

Tidak Tidak

Tidak Tidak Tidak

Tidak Tidak

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Tidak Tidak Ya

Tidak Ya diketahui

Komponen Lingkungan Terkena Dampak Penerima Dampak meningkatnya kekeruhan perairan Kesehatan Penurunan kesehatan masyarakat masyarakat Sikap dan Munculnya sikap dan persepsi persepsi negatif masyarakat masyarakat Gangguan pada Kegiatan sekitar fasilitas umum Peningkatan debu dan Kualitas udara gas buang Peningkatan Kebisingan kebisingan suara alatalat berat Kualitas air Penurunan kualitas air permukaan permukaan Air larian Peningkatan air larian (runoff) Pendangkalan sungai akibat sedimen yang Sedimentasi terbawa air larian sungai terutama pada musim hujan 5. PemaPenurunan muka air Muka air tanah tangan tanah Lahan Gangguan terhadap Flora air flora air Gangguan terhadap biota air akibat Biota air kualitas air yang menurun Kesehatan Penurunan kesehatan masyarakat masyarakat Sikap dan Sikap dan persepsi persepsi negatif masyarakat masyarakat Bangkitan lalu lintas Kemacetan lalu lintas /kecelakaan lalu lintas Peningkatan Kualitas udara konsentrasi debu dan gas pencemar 6. Pekerjaan Peningkatan badan jalan kebisingan, suara alat Kebisingan dan berat hingga ke pelapisan pemukiman pengkerasGangguan terhadap an jalan Kualitas air kualitas air permukaan permukaan Air larian Peningkatan air larian Sumber Dampak

Kriteria 1 2 3 4

Dikaji dalam ANDAL

Tidak Tidak Tidak

Ya

Ya

Tidak Tidak

Ya Ya Tidak Ya Ya

tidak Ya

Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak

Tidak Ya diketahui

Tidak Tidak Ya diketahui Tidak Ya diketahui Tidak Ya Ya Ya

Tidak Ya diketahui Tidak Ya

Tidak Ya diketahui

Ya

Tidak

Ya

Tidak Tidak

Ya

Ya

Tidak

Ya Tidak

Tidak Tidak Tidak

Tidak Ya diketahui Tidak Tidak

Tidak Tidak

Ya

Tidak Ya Ya Ya

Tidak Tidak

Ya Ya

Ya

Tidak Ya

Tidak

Ya

Tidak Tidak Ya diketahui Tidak Tidak Ya diketahui Tidak Ya diketahui tidak Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak Tidak Ya Tidak

Ya Ya

Sumber Dampak

7. Pekerjaan jembatan

8. Pekerjaan flyover*

Komponen Lingkungan Terkena Dampak Penerima Dampak (runoff) Sedimentasi Peningkatan sedimen sungai pada sungai Penurunan kuantitas Muka air tanah air tanah Gangguan terhadap Fauna darat burung (aves) Gangguan terhadap Flora air flora air Gangguan terhadap Biota air biota air Dampak turunan dari Kesehatan peningkatan masyarakat kebisingan, debu dan gas buang kendaraan Sikap dan Persepsi negatif persepsi masyarakat masyarakat Bangkitan lalu Gangguan lalu lintas lintas/ akibat buka tutup kecelakaan lalu beberapa jalan umum lintas Peningkatan debu dan Kualitas udara gas buang operasional dan debu alat berat dan truk saat konstruksi Peningkatan kebisingan pada saat Kebisingan pemancangan tiang jembatan Peningkaan getaran Getaran saat pemancangan paku bumi Gangguan terhadap Kualitas air kualitas air permukaan permukaan Gangguan terhadap Fauna darat burung Gangguan terhadap Flora air flora air Terganggunya biota Biota air air Sikap dan Persepsi negatif persepsi masyarakat masyarakat Gangguan terhadap Kegiatan sekitar fasilitas umum Peningkatan debu dan Kualitas udara gas buang operasional dan debu alat berat dan truk saat konstruksi

Kriteria 1 2 3 4

Dikaji dalam ANDAL Ya ya Tidak Tidak Ya

Tidak Ya diketahui Tidak Tidak Tidak ya

Tidak Tidak ya Tidak

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Tidak Ya diketahui Tidak Ya

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Tidak Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Ya

Tidak Tidak Ya diketahui

Tidak

Ya

Tidak Tidak Ya diketahui

Tidak

Ya

Tidak

Tidak Tidak Tidak

Tidak

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak

Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak

Tidak Tidak Tidak

Tidak Tidak Ya diketahui

Tidak

Ya

Komponen Lingkungan Terkena Kriteria Dampak Penerima Dampak 1 2 3 4 Peningkatan kebisingan pada saat Tidak Kebisingan Tidak Ya Tidak pemancangan tiang diketahui flyover Peningkaan getaran saat pemancangan Getaran Tidak Tidak Tidak Tidak paku bumi Gangguan terhadap Fauna darat Tidak Tidak Tidak Tidak keberadaan burung Sikap dan Persepsi negatif Ya Tidak Ya Tidak persepsi masyarakat masyarakat Bangkitan lalu lintas/ Kemacetan lalu lintas Ya Tidak Ya Tidak kecelakaan lalu lintas Gangguan terhadap Kegiatan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak fasilitas umum Bangkitan lalu Keamanan dan 9. Pemalintas kenyamanan Tidak Tidak Ya Ya /kecelakan lalu sangan berkendara rambu dan lintas marka jalan Sikap dan Persepsi positif (leger) persepsi Tidak Ya Ya Tidak masyarakat masyarakat Sikap dan Munculnya persepsi 10.Penghijauan persepsi Tidak Ya Tidak Tidak positif masyarakat masyarakat Kriteria: 1. Beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi. 2. Mempunyai nilai sosial dan ekonomi dan nilai ekologis 3. Kekuatiran masyarakat yang tinggi 4. Aturan/kebijakan yang akan dilanggar, melampaui baku mutu lingkungan Sumber Dampak

Dikaji dalam ANDAL Ya

Tidak Tidak Ya

Ya

Tidak

Ya

Ya

Ya

3)

Tahap Operasi

Pada tahap operasi, dampak potensial yang relevan menjadi dampak penting hipotetik dikemukakan pada Tabel IV-3. Tabel IV-3. Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede Kemang pada Tahap Operasi Komponen Lingkungan Terkena Dampak Sumber Dampak Penerima Dampak 1 Kriteria 2 3 4 Dikaji dalam ANDA L

Iklim mikro Kualitas udara dan debu Kebisingan

Air larian (runoff) Kualitas air permukaan Muka air tanah Ruang dan lahan 1. Pengoperasian jalan dan jemba-tan Fauna darat Flora air Biota air Kependudukan Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi Kesempatan berusaha Adat istiadat dan kebiasaan Sikap dan persepsi masyarakat Kesehatan masyarakat Bangkitan lalu lintas /kecelakaan lalu lintas

Peningkatan suhu dan penurunan kelembaban Tidak Ya akibat panas dari permukaan jalan Peningkatan debu dan gas Tidak Ya buang Peningkatan kebisingan suara kendaraaan hingga Tidak Ya ke pemukiman Tidak Tida diketa Peningkatan air larian k hui Gangguan terhadap Tida Tidak kualitas air permukaan k Penurunan muka air Tida Tidak tanah k Perubahan tata guna Tidak Ya lahan Gangguan terhadap Tidak tidak burung (aves)/pindah Gangguan terhadap flora Tida Tidak air k Gangguan terhadap biota Tida Tidak air k Peningjgkatan jumlah Ya Tidak penduduk Ya Peningkatan pendapatan Tidak masyarakat dengan lancarnya arus lalu lintas Muncul/tumbuhnya peluang usaha Perubahan adat istiadat dan kebiasaan Perubahan sikap dan persepsi masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat Peningkatan sirkulasi traffic dan kecelakaan lalu lintas Tidak Tidak Ya Tida k

Tida Tidak Ya k Tida Tidak Ya k Ya Tidak Ya

Ya

tidak

Ya

Tida Tidak Tidak k Ya Tida k Tida k Tida k Tida k Tida k Tidak Ya Ya Ya

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya

Tida Tidak k Tida Ya Tidak k Tida Tidak Tidak k ya Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya

Tidak Tida diketa k hui Tidak Ya Ya Tida k

Komponen Lingkungan Terkena Dampak Sumber Dampak Penerima Dampak Terganggunya kegiatan lingkungan sekitar (fasilitas umum) Penurunan temperatur dan peningkatan kelembaban Penurunan debu dan gas buang Penurunan kebisingan Membaiknya habitat fauna darat 1

Kriteria 2 Tida k 3 4

Dikaji dalam ANDA L

Kegiatan di sekitar

Tidak

Tida Tidak Tidak k Tida Tidak Ya k Ya Tidak Ya

Iklim mikro Kualitas udara dan debu kebisingan Fauna darat

Tidak Ya Tidak diketa Ya hui Tidak diketa Ya hui Tida Tidak k

2. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Tida Tidak Ya k Tida Tidak Tidak k

Bangkitan lalu lintas Tida Tida /kecelakaan lalu Kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak k k lintas Kriteria: 1. Beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi. 2. Mempunyai nilai sosial dan ekonomi dan nilai ekologis 3. Kekuatiran masyarakat yang tinggi 4. Aturan/kebijakan yang akan dilanggar, melampaui baku mutu lingkungan

4) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52.

Dampak Potensial dari Kegiatan Pembangunan Jalan Perubahan iklim mikro akibat pember-sihan lahan dan pembongkaran bangunan Perubahan iklim mikro akibat pengoperasian jalan dan jembatan Perubahan iklim mikro akibat pemeliharaan jalan dan jembatan Penurunan kualitas udara dan debu akibat mobilisasi alat berat Penurunan kualitas udara dan debu akibat pengangkutan tanah dan material bangunan Penurunan kualitas udara dan debu akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Penurunan kualitas udara dan debu akibat pematangan lahan Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan jembatan Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan flyover Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan Peningkatan kebisingan akibat mobilisasi alat berat Peningkatan kebisingan akibat pengangkutan tanah dan material bangunan Peningkatan kebisingan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Peningkatan kebisingan akibat pematangan lahan Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan jembatan Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan flyover Peningkatan kebisingan akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan Peningkatan kebisingan akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan Peningkatan getaran akibat pematangan lahan Peningkatan getaran akibat pekerjaan jembatan Peningkatan getaran akibat pekerjaan flyover Penurunan kualitas air permukaan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Penurunan kualitas air permukaan akibat pematangan lahan Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan jembatan Penurunan kualitas air permukaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan Peningkatan air larian (runoff) akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Peningkatan air larian (runoff) akibat pematangan lahan Peningkatan air larian (runoff) akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan Peningkatan air larian (runoff) akibat pengoperasian jalan dan jembatan Sedimentasi sungai akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Sedimentasi sungai akibat pematangan lahan Sedimentasi sungai akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan Penurunan muka air tanah akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Penurunan muka air tanah akibat pematangan lahan Penurunan muka air tanah akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan Penurunan muka air tanah akibat pengoperasian jalan dan jembatan Perubahan ruang dan lahan akibat pengoperasian jalan dan jembatan Hilangnya flora darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Gangguan terhadap fauna darat akibat mobilisasi alat berat Gangguan terhadap fauna darat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan Gangguan terhadap fauna darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan jembatan Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan flyover Gangguan terhadap fauna darat akibat pengoperasian jalan dan jembatan Gangguan terhadap fauna darat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan Gangguan terhadap flora air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Gangguan terhadap flora air akibat pematangan lahan

53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63.

Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan jembatan Gangguan terhadap flora air akibat pengoperasian jalan dan jembatan Gangguan terhadap biota air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan Gangguan terhadap biota air akibat pematangan lahan Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan jembatan Gangguan terhadap biota air akibat pengoperasian jalan dan jembatan Peningkatan penduduk akibat rekrutmen tenaga kerja Peningkatan penduduk akibat pengoperasian jalan dan jembatan Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan 64. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat rekrutmen tenaga kerja 65. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengoperasian jalan dan jembatan 66. Terbukanya kesempatan kerja akibat rekrutmen tenaga kerja 67. Adanya peluang/kesempatan berusaha akibat pengoperasian jalan dan jembatan 68. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat rekrutmen tenaga kerja 69. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan 70. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat survey lapangan 71. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan 72. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat rekrutmen tenaga kerja 73. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat mobilisasi alat berat 74. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan 75. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan 76. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pematangan lahan 77. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan 78. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan jembatan 79. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan flyover 80. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemasangan rambu dan marka jalan (leger) 81. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat penghijauan 82. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan 83. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan 84. Gangguan kesehtan masyarakat akibat mobilisasi alat berat 85. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan 86. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan 87. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pematangan lahan 88. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan 89. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan 90. Terjadinya konflik penerimaan ganti rugi akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan 91. Kerusakan jalan umum akibat mobilisasi alat berat 92. Kerusakan jalan umum akibat pengangkutan tanah dan material bangunan 93. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan 94. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan jembatan 95. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan flyover 96. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pengoperasian jalan dan jembatan 97. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat mobilisasi alat berat 98. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengangkutan tanah dan material bangunan 99. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pematangan lahan 100. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan

101. 102. 103. 104. 5) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.

Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan flyover Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemasangan rambu dan marka jalan (leger) Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengoperasian jalan dan jembatan Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemeliharaan jalan dan jembatan Dampak Penting Hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan Perubahan iklim mikro akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P) Perubahan iklim mikro akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P) Perubahan iklim mikro akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (+P) Penurunan kualitas udara dan debu akibat mobilisasi alat berat (-P Penurunan kualitas udara dan debu akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P) Penurunan kualitas udara dan debu akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P) Penurunan kualitas udara dan debu akibat pematangan lahan (-P) Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P) Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan jembatan (-P) Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan flyover (-P) Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan (-P) Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan (-P) Peningkatan kebisingan akibat mobilisasi alat berat (-P) Peningkatan kebisingan akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P) Peningkatan kebisingan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P) Peningkatan kebisingan akibat pematangan lahan (-P) Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P) Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan jembatan (-P) Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan flyover (-P) Peningkatan kebisingan akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan (-P) Peningkatan kebisingan akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan (-P) Peningkatan getaran akibat pematangan lahan (-TP) Peningkatan getaran akibat pekerjaan jembatan (-TP) Peningkatan getaran akibat pekerjaan flyover (-TP) Penurunan kualitas air permukaan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P) Penurunan kualitas air permukaan akibat pematangan lahan (-P) Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P) Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan jembatan (-TP) Penurunan kualitas air permukaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P) Peningkatan air larian (runoff) akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P) Peningkatan air larian (runoff) akibat pematangan lahan (-P) Peningkatan air larian (runoff) akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P) Peningkatan air larian (runoff) akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P) Sedimentasi sungai akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P) Sedimentasi sungai akibat pematangan lahan (-P) Sedimentasi sungai akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P) Penurunan muka air tanah akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP) Penurunan muka air tanah akibat pematangan lahan (-P) Penurunan muka air tanah akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P) Penurunan muka air tanah akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P) Perubahan ruang dan lahan akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P) Hilangnya flora darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP) Gangguan terhadap fauna darat akibat mobilisasi alat berat (-TP) Gangguan terhadap fauna darat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-TP) Gangguan terhadap fauna darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP) Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (TP)

47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93.

Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan jembatan (-TP) Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan flyover (-TP) Gangguan terhadap fauna darat akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP) Gangguan terhadap fauna darat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (+TP) Gangguan terhadap flora air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP) Gangguan terhadap flora air akibat pematangan lahan (-TP) Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-TP) Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan jembatan (-TP) Gangguan terhadap flora air akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP) Gangguan terhadap biota air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P) Gangguan terhadap biota air akibat pematangan lahan (-P) Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P) Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan jembatan (-TP) Gangguan terhadap biota air akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP) Peningkatan penduduk akibat rekrutmen tenaga kerja (-TP) Peningkatan penduduk akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P) Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan (-P) Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat rekrutmen tenaga kerja (+P) Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengoperasian jalan dan jembatan (+P) Terbukanya kesempatan kerja akibat rekrutmen tenaga kerja (+P) Adanya peluang/kesempatan berusaha akibat pengoperasian jalan dan jembatan (+P) Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat rekrutmen tenaga kerja (-/+TP) Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-/+TP) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat survey lapangan (-P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan (-P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat rekrutmen tenaga kerja (-P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat mobilisasi alat berat (-TP) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pematangan lahan (-P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan jembatan (-P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan flyover (-P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemasangan rambu dan marka jalan (leger) (+P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat penghijauan (+P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan (+P) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (+P) Gangguan kesehatan masyarakat akibat mobilisasi alat berat (-TP) Gangguan kesehatan masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P) Gangguan kesehatan masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P) Gangguan kesehatan masyarakat akibat pematangan lahan (-P) Gangguan kesehatan masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (P) Gangguan kesehatan masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P) Terjadinya konflik penerimaan ganti rugi akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan (-P) Kerusakan jalan umum akibat mobilisasi alat berat (-TP) Kerusakan jalan umum akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P) Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP)

94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104.

Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan jembatan (-TP) Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan flyover (-TP) Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP) Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat mobilisasi alat berat (-P) Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (P) Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pematangan lahan (-P) Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P) Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan flyover (-P) Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemasangan rambu dan marka jalan (leger) (P) Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P) Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (-TP)

c. Klasifikasi dan prioritas dampak penting Hipotetik Pada tahap pra-konstruksi tidak terdapat dampak-dampak potensial yang dihapuskan. Dampakdampak yang ditimbulkan dari dua komponen kegiatan pra-konstruksi dinilai relevan untuk ditelaah lebih lanjut, sehingga tetap dipandang sebagai dampak penting hipotetik. Pada tahap konstruksi dari kegiatan rekrutmen tenaga kerja untuk dampak berupa kependudukan, adat istiadat dan kebiasaan dan sikap dan persepsi masyarakat. Penerimaan tenaga kerja yang memprioritaskan penduduk lokal tidak akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah penduduk maupun adat istiadat dan kebiasaan serta hal tersebut juga tidak akan terlalu mempengaruhi sikap dan persepsi masyarakat jika dilihat dari sisi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan; Kegiatan mobilisasi alat berat terhadap dampak berupa gangguang terhadap fauna burung (aves), kesehatan masyarakat, sikap dan persepsi masyarakat dan kerusakan jalan umum dinilai kecil. Lalu lalang kendaraan pada saat pengangkutan alat berat yaitu meningkatnya kebisingan, peningkatan debu dan gas buang diprakirakan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap terganggunya burung, kesehatan masyarakat, sikap dan persepsi masyarakat serta terhadap kerusakan jalan umum jika dilihat dari sisi intensitas kegiatan pengangkutan alat berat; Dampak kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pengangkutan tanah dan material bangunan, pekerjaan badan jalan dan pekerjaan pelapisan pengkerasan jalan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover terhadap komponen lingkungan fauna darat yaitu terganggunya burung (aves) yang disebabkan oleh aktifitas-aktifitas pekerja dan kebisingan di sekitar tapak proyek dan berkurangnya habitat burung. Gangguan terhadap fauna burung dirakirakan tidak penting karena dilokasi pengamatan tidak ditemukan spesies yang endemik, dilindungi ataupun spesies kunci juga burung-burung tersebut masih dapat melakukan aktifitasnya di sekitar tapak proyek; Kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan menyebabkan hilangnya flora darat. Kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan yaitu kegiatan land clearing menyebabkan hilangnya vegetasi pada tapak proyek. Hilangnya vegetasi pada tapak proyek diprakirakan tidak penting karena jenis tanaman termasuk kedalam jenis tanaman budidaya dan tidak dilindungi; Kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan Lahan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover berupa gangguan terhadap komponen lingkungan flora air (fitoplankton) pada daerah aliran sungai tidak penting untuk dikaji karena sifat fitoplankton yang pasif (mudah terbawa arus) dan ekosistem sungai merupakan tipe perairan mengalir sehingga fitoplankton tidak dapat dijadikan sebagai bioindikator; Dampak kegiatan pematangan lahan yaitu adanya kegiatan galian dan timbunan (cut & fill) untuk mendapatkan kondisi lahan yang sesuai dengan persyaratan teknis, kegiatan piling (pemancangan) pada saat pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover terhadap getaran. Volume galian pengupasan lahan penutup mencapai 676.817 m3, sedangkan volume urugan mencapai 1.055.328 m3 dan pemasangan tiang pancang (piling) dengan menggunakan bore pile. Dampak terhadap geologi terutama kaitannya dengan getaran mekanik dinilai kecil sehingga tidak layak untuk dikaji lebih lanjut. Dampak dari kegiatan pekerjaan jembatan yaitu terganggunya kualitas air permukaan dan biota air. Kegiatan pembangunan jembatan yaitu jatuhnya material konstruksi

kedalam perairan dan jembatan yang akan dibangun < 20 m sehingga tidak diperlukan tiang di badan sungai sehingga diprakirakarikan kecil dan tidak layak untuk dikaji lebih lanjut; Dan kegiatan pemebersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover dampaknya terhadap kegiatan di sekitar. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu terjadinya peningkatan kebisingan, peningkatan debu yang akan mengganggu fasilitas umum seperti sekolah, kantor, dll dan gangguan terhadap jaringan listrik (pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan) dinilai kecil sehingga tidak dikaji lebih lanjut. Dampak-dampak potensial tersebut dihapuskan karena tidak dipandang sebagai dampak penting hipotetik Pada tahap operasi, secara umum semua dampak dipandang relevan untuk dikaji lebih lanjut, kecuali dampak berupa gangguan terhadap fauna burung (aves), kualitas air permukaan, flora air, biota air, adat istiadat dan kebiasaan serta kegiatan di sekitar dari kegiatan operasional jalan. Dan dari kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan pada komponen lingkungan fauna darat dan bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas. Gangguan terhadap komponen-komponen lingkungan tersebut dinilai tidak layak untuk dikaji lebih lanjut. Sebagai langkah akhir dari proses pelingkupan adalah klasifikasi dan prioritas dampak penting. Tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan atau mengorganisir berdasarkan komponen lingkungan yang terkena dampak penting yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya dengan maksud agar diperoleh klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut dalam dokumen ANDAL dan memudahkan dalam perumusan dokumen RKL dan RPL dengan diarahkan dampakdampak penting yang akan terjadi. 1) Klasifikasi Dampak Penting Hipotetik

Telah diuraikan pada identifikasi dampak potensial telah dihilangkan beberapa komponen lingkungan pada tahapan kegiatan yang ditampilkan pada matrik evaluasi dampak potensial yang selanjutnya menjadi dampak penting hipotetik, yang dijadikan klasifikasi dampak yang akan dikaji sebagai berikut: a) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. b) 1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 2) Kepentingan aspek sosial ekonomi Kependudukan Pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi Kesempatan berusaha Sikap dan Persepsi masyarakat Kesehatan mayarakat Konflik penerimaan ganti rugi Kerusakan jalan umum Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas Kesempatan kerja Kepentingan aspek ekologi Iklim mikro Kualitas udara dan debu Kebisingan Kualitas air permukaan Air Larian (runoff) Sedimentasi sungai Muka air tanah Ruang dan lahan Biota air Prioritas Dampak Penting Hipotetik

Salah satu cara untuk membuat prioritas dampak ialah dengan menggunakan metoda yang memprakirakan besarnya peluang terhadap dampak (probability) dan memprakirakan besarnya akibat atau konsekuensi (consequensi) yang mungkin terjadi. Peluang kejadian dibuatkan suatu gradasi nilai yang mewakili gradasi peluang kejadian yang kemungkinan kecil (1), sedang (2), dan besar (3). Besar konsekuensi dibuat pula gradasi nilai yang mewakili gradasi besarnya dari yang kemungkinan kecil (1), sedang (2), dan besar (3). Dari daftar dampak penting hipotetik yang akan dikaji, masing-masing dampak terlebih dahulu diberi nilai untuk mewakili besar peluang kejadian dan besar akibat. Kedua nilai dikalikan, sehingga diperoleh nilai total untuk dampak tersebut. Prioritas dampak penting hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede Kemang, untuk klasifikasi dampak kepentingan aspek sosial ekonomi disajikan pada Tabel IV-4. Tabel IV-4. Nilai Prioritas Dampak Penting Hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede Kemang, Klasifikasi Dampak Kepentingan Aspek Sosial Ekonomi Nilai Peluang Kejadian 1 Nilai Akibat Urutan Prioritas

Dampak penting hipotetik

Total Nilai

Kependudukan 2 2 8 Pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi 2 2 4 7 Kesempatan kerja 1 1 1 9 Kesempatan berusaha 2 2 4 6 Sikap dan Persepsi masyarakat 2 3 6 5 Kesehatan mayarakat 2 3 6 2 Konflik penerimaan ganti rugi 2 3 6 4 Kerusakan jalan umum 2 3 6 3 Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas 3 3 9 1 Dari Tabel IV-4. urutan prioritas kajian dampak penting hipotetik adalah bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas, kesehatan mayarakat, kerusakan jalan umum, konflik penerimaan ganti rugi, sikap dan persepsi masyarakat, kesempatan berusaha, pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi, kependudukan, kesempatan kerja. Prioritas dampak penting hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede Kemang, untuk klasifikasi dampak kepentingan aspek ekologi disajikan pada Tabel IV-5.

Tabel IV-5.

Nilai Prioritas Dampak Penting Hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan, Klasifikasi Dampak Kepentingan Aspek Ekologi Nilai Peluang Kejadian 2 3 3 2 3 2 2 2 1 Nilai Akibat 2 3 3 3 2 3 2 2 2 Urutan Prioritas 6 1 2 3 5 4 8 7 9

Dampak penting hipotetik Iklim mikro Kualitas udara dan debu Kebisingan Kualitas air permukaan Air larian (runoff) Sedimentasi sungai Muka air tanah Ruang dan lahan Biota air

Total Nilai 4 6 6 5 5 5 4 4 3

Dari Tabel IV-5 urutan prioritas kajian dampak penting hipotetik adalah Kualitas udara dan debu, Kebisingan, kualitas air permukaan, sedimentasi sungai, air larian (runoff), iklim mikro, Ruang dan lahan, muka air tanah, biota air, 2. Hasil Proses Pelingkupan

Berdasarkan hasil proses pelingkupan dampak penting Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede Kemang yang dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan, maka diperoleh secara runtut dampak penting hipotetik. Secara keseluruhan alur proses pelingkupan dampak penting hipotetik Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang disajikan pada Gambar IV-2.

Tabel IV-6.

Matriks Interaksi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan dengan Komponen Lingkungan Kec. Bojonggede Kecamatan Tajurhalang Kecamatan Kemang I II III I II III I II III 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2

Kegiatan Proyek Komponen Lingkungan I. Fisika Kimia 1 Iklim mikro 2 Kualitas Udara dan debu 3 Kebisingan 4 Getaran 5 Kualitas air permukaan 6 Air larian (runoff) 7 Sedimentasi sungai 8 Muka air tanah 9 Ruang dan lahan II. Biologi 1 Flora Darat 2 Fauna Darat 3 Flora Air 4 Biota Air III. Sosekbudkesmas 1 Kependudukan Pendapatan masyarakat dan 2 pertumbuhan ekonomi 3 Kesempatan kerja 4 Kesempatan berusaha 5 Adat istiadat dan kebiasaan 6 Sikap dan Persepsi masyarakat 7 Kesehatan mayarakat 8 Konflik penerimaan ganti rugi 9 Kerusakan jalan umum 10 Kegiatan di sekitar

Kegiatan Proyek

Kec. Bojonggede Kecamatan Tajurhalang Kecamatan Kemang I II III I II III I II III 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2

Komponen Lingkungan Bangkitan lalu 11 lintas/kecelakaan lalu lintas Keterangan : = Dampak Potensial I. Tahap Pra Konstruksi : 1. Survey lapangan, 2. Pengadaan lahan dan pembebasan lahan; II. Tahap Konstruksi : 1. Rekrutmen tenaga kerja, 2. Mobilisasi alat berat, 3. Pengangkutan tanah dan material bangunan, 4. Pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, 5. Pematangan lahan, 6. Pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan, 7. Pekerjaan jembatan, 8. Pekerjaan flyover, 9. Pemasangan rambu dan marka jalan (leger), 10. Penghijauan; III. Tahap Oprerasi : 1. Pengoperasian jalan dan Jembatan, 2. Pemeliharaan jalan dan jembatan.

Gambar IV-2. Bagan Alir Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang
DAMPAK POTENSIAL Rencana Kegiatan 1. Pra Konstruksi 2. Konstruksi 3. Operasi A. Fisik Kimia 1. Iklim mikro 2. Kualitas udara dan debu 3. Kebisingan 4. Getaran 5. Kualitas air permukaan 6. Air larian (runoff) 7. Sedimentasi sungai 8. Muka air tanah 9. Ruang dan lahan B. Biologi

DAMPAK PENTING HIPOTETIK A. Fisik Kimia 1. Iklim mikro 2. Kualitas udara dan debu 3. Kebisingan 4. Kualitas air permukaan 5 Air Larian (runoff) 6. Sedimentasi sungai 7. Muka air tanah 8. Ruang dan lahan

PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK a. Kepentingan aspek sosial ekonomi 1. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas 2. Kesehatan mayarakat 3. Kerusakan jalan umum 4. Konflik penerimaan ganti rugi

Identifikasi Dampak Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

Klasifikasi dan Prioritas

Rona Lingkungan 1. Fisik Kimia 2. Biologi 3. Sosekbud dan Kesmas

y Diskusi antar pakar y Studi pustaka y Survei lapang y Profesional judgement y Konsultasi publik

Gambar IV-3. Diagram Alir Pelingkupan Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang

B. 1.

WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN Lingkup Wilayah Studi

Lingkup wilayah studi dibentuk dari empat unsur yang berhubungan dengan dampak lingkungan suatu rencana kegiatan, yaitu unsur kegiatan/proyek, ekologi, sosial dan administrasi pemerintahan. a. Batas Proyek

Batas proyek adalah lokasi dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan dilakukan, terutama komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak. Batas proyek ditetapkan berdasarkan batas kepemilikan lahan (property right) yang dimiliki oleh pemrakarsa. Batas kegiatan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede -Kemang adalah batas dimana kegiatan-kegiatan proyek dilakukan selama tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi. Daerah ini meliputi lahan yang diperuntukan untuk kegiatan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede Kemang dengan panjang 8.719 m dan lebar 50 meter seluas 43,6 ha yang melalui 9 desa di Kecamatan Bojonggede, Kecamatan Tajurhalang, dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. b. Batas Ekologis

Batas ekologis adalah wilayah terjadinya sebaran dampak yang akan dikaji, mengikuti medium lingkungan masing-masing (air dan udara). Batas ekologis akan mengarahkan penentuan lokasi pengumpulan data rona lingkungan awal. Batas ekologis ditentukan berdasarkan luas persebaran dampak suatu rencana kegiatan yang menyebabkan proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diprakirakan akan mengalami perubahan yang mendasar. Batas ekologis maksimal / terluar berdasarkan persebaran dampak melalui medium air adalah sekitar 500 m dari tapak proyek dengan asumsi setelah jarak 500 m dari proyek persebaran dampak yang melalui medium air tidak signifikan disebabkan proses purifikasi dan pengenceran. Berdasarkan Heavy Equipment for Noise (Komatsu Japan, 1995), jarak aman dari kebisingan alat-alat berat seperti loader 64 dBa, Grader 68 dBa, Dozer 67 dBa, Concrete Pump 70 dBa. Nilai kebisingan tersebut masih dibawah baku mutu bila dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 Tahun 1987 tentang kebisingan pada area sekitar kegiatan. Dengan besar kebisingan alat-alat berat tersebut, maka batas ekologis persebaran dampak melalui medium udara adalah 200 meter dari kiri dan kanan jalan yang akan dibangun c. Batas Sosial

Batas sosial adalah ruang di mana masyarakat, yang terkena dampak limbah, emisi atau kerusakan lingkungan, tinggal atau melakukan kegiatan. Batas sosial akan mempengaruhi identifikasi kelompok masyarakat yang terkena dampak sosial-ekonomi-kesehatan masyarakat dan penentuan masyarakat yang perlu dikonsultasikan (pada tahap lanjutan keterlibatan masyarakat). Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat rencana kegiatan tersebut. Batas sosial wilayah studi ANDAL rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang ditentukan berdasarkan wilayah yang diprakirakan terkena dampak langsung atau wilayah dampak primer. Wilayah yang diprakirakan terkena dampak langsung adalah pemukiman di Desa Jampang Kecamatan Kemang; Desa Nanggerang, Desa Sukmajaya, Desa Tajurhalang, Desa Tonjong dan Desa

Kalisuren, Kecamatan Tajurhalang; dan di Desa Bojongbaru, Desa Susukan, Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede; Kabupaten Bogor. d. Batas Administratif

Batas administratif adalah wilayah administratif (desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten) yang wilayahnya tercakup dalam salah-satu unsur diatas. Batas administratif sebenarnya diperlukan untuk mengarahkan Pelaksana Kajian ke lembaga pemerintah daerah yang relevan, baik untuk koordinasi administratif (misalnya peniliaian AMDAL dan pelaksanaan konsultasi masyarakat), pengumpulan data tentang kondisi rona lingkungan awal, Kegiatan di sekitar lokasi kegiatan, dan sebagainya. Batas administratif adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam ruang tersebut. Batas administratif kegiatan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede -Kemang yaitu wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Tajurhalang dan Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor. Batas wilayah studi adalah perpaduan dari ke-empat wilayah di atas yang membentuk lokasi dimana kajian akan dilakukan, seperti yang disajikan pada Gambar IV-4.

2.

Batas Waktu Kajian

Waktu kajian adalah penjelasan tentang rentang waktu dimana dampak diprakirakan terjadi. Ada dampak yang diprakirakan terjadi hanya selama beberapa bulan (tahap pra konstruksi dan tahap konstruksi) dan ada dampak-dampak yang diprakirakan berlangsung selama usia kegiatan (tahap operasi). Menurut laporan Detailed Engineering Desain (DED), jalan Inidapat bertahan selama 10 tahun. Dengan demikian, batas waktu kajian adalah sejak tahap pra konstruksi hingga tahap operasi, yaitu selama 13 tahun.

Anda mungkin juga menyukai