Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN TENTANG KEBIJAKAN PENGGUNAAN BUSWAY DAN PEMBERLAKUAN SISTEM 3-IN-1 UNTUK MENGURANGI KEMACETAN JALAN-JALAN UTAMA DI KOTA

JAKARTA

I.

PENDAHULUAN Dalam kapasitas kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian, hampir seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan dilakukan disini. Termasuk di antaranya adalah pengkajian dan pembuatan berbagai kebijakan untuk diterapkan di seluruh wilayah nusantara. Setiap tahun jumlah penduduk Jakarta bertambah akibat urbanisasi. Tidak hanya padat penduduknya saja, kota ini juga sarat dengan jumlah kendaraannya yang semakin bertambah. Dampak dari padatnya jumlah penduduk dan kendaraan bukan hanya dalam hal kemacetan saja, namun juga masalah lain seperti penggunaan bahan bakar yang berlebihan karena dan waktu tempuh yang lama untuk jarak yang dekat. Kemacetan diperparah dengan penggunaan kendaraan pribadi yang terlalu banyak, sehingga ruas dan panjang jalan yang ada di Jakarta tidak dapat lagi menampung jumlah kendaraan yang melintas. Faktanya, masyarakat Jakarta ternyata tidak terbiasa menggunakan angkutan umum yang tersedia dan lebih senang menggunakan kendaraan pribadi dengan alasan lebih nyaman, aman dan cepat daripada angkutan umum. Ketersediaan transportasi massal yang nyaman bagi masyarakat pada kondisi sekarang ini mutlak dibutuhkan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian mencari solusi melalui penyediaan sarana transportasi umum yang lebih efisien baik dari segi waktu maupun biaya, sekaligus untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi di jalan raya. Sarana transportasi umum yang dibuat oleh pemerintah adalah penyediaan Bus Trans Jakarta atau biasa disebut dengan Busway. Bus ini berfungsi sama dengan angkutan umum lainnya, namun diberi perlakuan spesial berupa jalur khusus yang tidak boleh dilewati oleh kendaraan lain. Tujuannya adalah untuk mempercepat waktu tempuh dengan menghindari kemacetan yang setiap waktu melanda Jakarta. Selain itu upaya lain yang ditempuh oleh Pemprov Kota Jakarta untuk mengatasi masalah kemacetan di jalan raya adalah melalui pemberlakuan jalur three in one, dimana pada jam-jam tertentu, kendaraan roda empat atau lebih yang tidak ditumpangi sebanyak tiga orang atau lebih pengendara dilarang untuk melewati jalur-jalur strategis tertentu. Kebijakan tentang Busway dan jalur 3-in-1 merupakan solusi pemerintah atas masalah publik yang apabila tidak ditangani secara dini akan menimbulkan masalah lainnya seperti kelumpuhan ekonomi, pemborosan bahan bakar kendaraan, hingga terjadinya tindak kriminal di jalan raya pada saat macet.

II.

PELAYANAN PUBLIK Dari sepanjang 150 km busway dengan sebanyak 14 koridor yang dicanangkan akan tersedia pada akhir 2010, Pemda DKI baru mampu merealisasikan 12.9 km dengan 1 koridor pada tahun 2004 yaitu koridor Blok M-Stasiun Kota. Diterapkannya kebijakan satu paket (busway dan three in one) adalah untuk mengurangi beroperasinya kendaraaan pribadi pada kawasan pengendalian lain lintas untuk beralih kepada angkutan umum.

Suatu kebijaksanaan bisa dikatakan berhasil dalam pelaksanaanya apabila mempunyai indikator diantaranya persetujuan, dukungan dan kepercayaan rakyat. Dampak kebijaksanaan merupakan salah satu bagian dari evaluasi yang dilakukan dengan membandingkan antara hasil dari suatu kebijaksanaan dengan tujuan yang telah ditetapkan dari awal. Tujuan yang ditetapkan adalah penyediaan sistem transportasi publik dengan penjadwalan yang handal bersama kualitas pclayanan yakni keamanan, kenyamanan dan keterjangkauan harga tiket yang diharapkan dapat memberikan alternatif bagi pengguna kendaraan pribadi sehingga hersedia untuk berpindah ke angkutan busway.

III.

KEPUASAN PUBLIK & INDEKS KEPUASAN PUBLIK Evaluasi akan pelayanan yang diberikan oleh Busway dan jalur 3-in-1 perlu dikaitkan dengan aspek regulasi, aspek kelembagaan, aspek teknis dan aspek pengelolaan. Hasil penelitian "Dampak Kebijakan Busway dan Three in One pada Koridor Blok M-Stasiun Kota" adalah sebagai berikut : Dampak Positif : * Masyarakat semakin terbantu dalam segi pelayanan transportasi dengan tingkat keamanan dan kenyamanan yang baik. Dari 208 responden terdapat 14,42% pengguna mobil pribadi beralih ke busway dan sisanya adalah jumlah pengguna kendaraan umum (scbanyak 83,17%) yang beralih ke busway, sedangkan sebanyak 2,41% adalah mereka yang berjalan kaki menuju lokasi yang kemudian pada akhirnya juga menggunakan jasa busway. * Sistem pengoperasian busway mengajak masyarakat menanamkan budaya tertib. Walaupun terkesan menyulitkan paling tidak masyarakat sudah menjalankan ketertiban dengan tidak saling serobot satu sama lain ditambah lagi dengan komponen dari petugas setiap shelternya yang lengkap akan menunjang upaya penertiban penumpang. Untuk itu cukup jelas busway dengan sarana dan prasarana yang disediakan akan mampu menciptakan budaya tertib bagi para pengguna angkutan umum. * Dampak posilif yang dapat dirasakan oleh masyarakat kota dengan dimulainya pengoperasian sarana transportasi busway adalah tereiptanya lapangan pekerjaan baru yang langsung menyedot tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak yaitu dari operator utama, operator pengumpan, perusahaan tiketing, dan Badan Pengelola TransJakarta. Dampak Negatif : * Menambah volume kemacetan. Busway memang memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan angkutan umum lainnya. Termasuk didalamnya adalah jalur khusus yang dibuat pada sisi sebelah kanan jalan. Dengan adanya jalur busway tersebut maka cenderung jalur yang digunakan akan tereduksi. Sehingga lebar jalan untuk kendaraan baik pribadi maupun angkutan umum lainnya akan menyempit. Tentunya hal ini menjadi permasalahan baru. Dengan lebar jalur penuh tanpa jalur busway saja jalan tersebut sudah dipenuhi kendaraan. Bagaimana dengan adanya penyempitan jalur. * Mengurangi pendapatan angkutan umum lainnya. Semenjak diadakannya program TransJakarta busway diakui oleh beberapa sopir dan kondektur bus (Kopaja, Metromini, dan lainnya), pendapatan mereka mengalami penurunan hingga 50%, akibatnya mereka tidak dapat memenuhi uang setoran. Untuk mengimbangi pendapatan tersebut diadakan travek kerjasama antara pengelola busway dengan pemilik bus, yakni dijadikan bus-bus tersebut sebagai feeder, namun kendala dilapangan yang dihadapi adalah kurangnya kerjasama antara operator feeder dengan awak bus sehingga bus feeder kurang memberikan pelayanan yang baik.

IV.

METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah penelitian survey untuk mendeskripsikan tingkat kepuasan publik dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung tercapainya pemuasan kebutuhan masyarakat secara komprehensif. Selain itu, identifikasi upaya yang tepat untuk menyelesaikan problematika menahun tentang kemacetan di Kota Jakarta dilakukan dengan cara pengumpulan data kualitatif melalui tanya jawab dengan beberapa responden. Sasaran penelitian adalah masyarakat pengguna jalan serta para pendukung kebijakan seperti para awak perusahaan TransJakarta dan pihak polisi lalu lintas. Data berupa penilaian atas keberhasilan maupun kegagalan program kebijakan satu paket diperoleh melalui sumber-sumber langsung dari para responden serta diolah oleh penulis.

V.

KESIMPULAN & SARAN Dari paparan di atas dapat ditentukan strategi untuk memperbaiki program kebijakan satu paket dengan memanfaatkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengadakan fasilitas parkir umum untuk menitipkan kendaraan calon pengguna busway pada terminal induk. 2. Perawatan kendaraan dan fasilitas pendukung lebih ditingkatkan. 3. Penambahan armada untuk mengurangi penumpukan calon penumpang. 4. Peningkatan selang waktu antar bus. 5. Penambahan fasilitas seperti toilet umum. 6. Pengaturan calon penumpang. 7. Penertiban jalur busway bersama dengan aparat kepolisian. 8. Sosialisasi penertiban penumpang dan penggunaan busway. 9. Pelatihan terhadap sopir busway dan petugas lainnya. 10. Memperketat pengaturan antrean. 11. Pengawasan lebih jauh terhadap adanya jasa joki 3-in-1 dengan cara patroli polisi. 12. Pengawasan lebih jauh pada titik-titik masuknya kendaraan ke jalur 3-in-1 dengan cara penempatan personil secara random. 13. Pengaturan yang lebih baik untuk menuntaskan hambatan kendaraan pada pintu-pintu masuk jalur 3-in-1, sehingga tidak menyebabkan kemacetan baru.

TINJAUAN TENTANG KEBIJAKAN PENGGUNAAN BUSWAY DAN PEMBERLAKUAN SISTEM 3-IN-1 UNTUK MENGURANGI KEMACETAN JALAN-JALAN UTAMA DI KOTA JAKARTA

Makalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebijakan Publik oleh ICHSAN MAULANA Program Magister Ilmu Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

2011

Anda mungkin juga menyukai