Anda di halaman 1dari 3

SISTEM PEMERINTAHAN CINA

Cina adalah negara kepulauan yang berbentuk republik yang pemerintahannya dipimpin oleh presiden. Cina mempunyai kekuasaan atas 4 cabang (Yuan) yaitu Yuan Eksekutif, Yuan Perwakilan, Yuan Kehakiman dan Yuan Pengawas. Presiden melantik anggota Yuan Eksekutif sebagai anggota kabinetnya termasuk Perdana Menteri yang bertanggungjawab terhadap polisi dan pengendalian ketertiban. Badan utama perwakilan merupakan Dewan Perwakilan Rakyat dengan 225 kursi dimana 168 darinya diisi oleh anggota hasil pemilu. Sisanya dibagikan secara proporsional antara keseluruhan yang diterima partai (41 kursi), wilayah seberang lautan 8 kursi) dan kursi khusus penduduk asli Taiwan (8 kursi). Para anggota dewan ini memiliki masa jabatan 3 tahun. Pada awalnya Dewan Konstituante Nasional, sebagai badan konstitusi dan wakil rakyat umumnya, mempunyai sedikit kekuasaan legislatif, akan tetapi dewan ini telah dihapuskan pada tahun 2005 dan kekuasaan untuk merancang konstitusi diserahkan kepada Yuan Perwakilan dan pemilih dari kalangan rakyat. Cina memiliki beberapa kebijakan lain yang sangat ketat, yaitu memberantas korupsi tanpa kenal ampun. Tahun-tahun belakangan ini lebih dari 3.000 pejabat Tiongkok telah dihukum karena menerima suap dan berbagai kesalahan lain, sebagian terkait paket stimulus Beijing sebesar 586 miliar dolar. Tindak korupsi itu terjadi antara Oktober 2009 hingga April tahun ini, dengan salah satu kasus terburuk melibatkan seorang pejabat yang menerima suap senilai 3,2 juta dolar, demikian kata Kementerian Pengawasan Cina. Contoh kebijakan pemerintah Cina yang lain adalah mengembangkan industri informasi dan elektronik yang menguasai pasar dunia yang melejitkan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Cina yang berideologi komunis telah berhasil mengadopsi semangat liberalisasi ekonomi Barat dengan tepat, dengan tetap mempertahankan ideologi politik dan budayanya. Pertumbuhan perusahaan industri dan manufaktur yang luar biasa dengan menyerap modal dari dalam dan luar negeri tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional Cina tapi juga menyerap tenaga kerja yang luar biasa. Salah satunya adalah industri informasi dan elektronik yang berkembang pesat selama 20 tahun terakhir sejak liberalisasi ekonomi di bawah kebijakan strategis nasional yang mempercepat informatisasi perkembangannya. Pada tahun 2005, sektor informasi dan elektronik Cina mengangkat 16,6% pertumbuhan ekonomi negara dan memberi nilai tambah 7% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Konflik China-Taiwan dan campur tangan AS


Pada kasus konflik China-Taiwan terjadi sebuah perbedaan kepentingan dan keinginan dari kedua belah pihak yaitu RRC yang ingin adanya satu China dan Taiwan yang ingin merdeka menjadi Negara sendiri. Hal ini dapat didasari dari segi kepentingan nasional dimana suatu Negara ingin merdeka karena ingin mengatur dan menjalani roda pemerintahan sendiri agar terciptanya kesejahteraan rakyatnya. Dari konflik ini dapat dilihat bahwa cina sangat agresif dalam melakukan serangkain gertakan kepada Taiwan agar Negara itu segera bergabung kembali ke dalam Negara kedaulatan cina seperti Hongkong yang sekarang sudah menjadi wilayah cina kembali setelah sempat dikuasai oleh Inggris. Namun dalam konflik yang terjadi diantara kedua negara ini ada negara besar seperti AS bermain di belakang Taiwan. Segala bentuk bantuan secara financial dan lainnya dilakukan oleh AS kepada Taiwan agar kekuatannyapun bisa setara dengan cina karena seperti kita ketahui bahwa kekuatan militer China sekarang ini sudah berkembang pesat, hal ini juga direspon AS untuk membendung China dikawasan asia timur. Selain itu cina juga sangat agresif dengan beberapa kali melakukan latihan militer di perairan dekat Taiwan yang membuat perhatian AS tertuju agar memberikan bantuan ke pada Taiwan dalam hal pertahanan militernya. Dalam hal ini kestabilan keamanan di kawasan asia timur menjadi tegang karena cina sekarang ini sedang gencar dalam mengembangkan tenaga nuklir jika perang terbuka terjadi dikhawatirkan perang nuklir juga terjadi karena ditakutkan Taiwan akan membalasnya dengan serangan-serangan yang besar karena dukungan senjata dari AS sangat lancar. Dan mau tak mau dampak dari ketegangan diantara kedua belah pihak ini ditakuti juga berdampak ke negaranegara lain seperti Vietnam, korea selatan, korea utara, dan jepang. Sehingga diharapkan adanya perundingan perdamaian diantara cina dan Taiwan sehingga dikawasan asia timur kestabilan keamanan disana akan lancer karena jika hal itu tidak tercapai maka akan berdampak ke dalam sisi ekonomi karena akan menganggu arus perdagangan dikawasan itu sendiri dan juga akan merugikan China dan Taiwan atau bahkan juga berdampak kepada negara di sekitar daerah konflik.

Anda mungkin juga menyukai