Anda di halaman 1dari 9

INTEGRASI KEBIJAKAN MONETER DAN MAKROPRUDENSIAL DALAM MENGHADAPI DERASNYA ALIRAN MODAL ASING DI INDONESIA

Disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir KMDP Dosen Pengampu : Hery Sulistyo JNS, SE., ME

oleh :

ADHIB EKA PAMBUDI F0108027

EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011


Page 1 of 9

INTEGRASI KEBIJAKAN MONETER DAN MAKROPRUDENSIAL DALAM MENGHADAPI DERASNYA ALIRAN MODAL ASING DI INDONESIA Adhib Eka Pambudi F0108027 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Pendahuluan Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi salah satu asset dalam menunjang pembangunan nasional, dikarenakan pada hakekatnya antara investasi dan pendapatan nasional memilikki pengaruh yang kuat dan penting. Kenaikan pendapatan dan tenaga kerja belum dapat menguntungkan apabila investasi berkurang dalam hal ini penanaman modal asing. Oleh karena itu peran investasi mempunyai nilai yang sangat tinggi pada pendapatan dan tenaga kerja. Dampak yang bisa dirasakan dengan adanya penanaman modal asing selain menambah pendapatan nasional, kegiatan investasi akan medorong kegiatan ekspor, dimana dengan memproduksi barang-barang. Dengan adanya kegiatan produksi maka terciptalah kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, yang selanjutnya menciptakan atau meningkatkan permintaan pasar. Pasar berkembang, berarti juga volume kegiatan produksi, kesempatan kerja dan pendapatan di dalam neger meningkat, sehingga terciptalah pertumbuhan ekonomi. Pada masa sekarang Indonesia mulai memetik hasil dari usaha-usaha yang dilakukan dalam memulihkan kondisi ekonomi setelah krisis keuangan yang terjadi pada tahun 2008. Salah satunya adalah membaiknya kinerja pasar keuangan domestik yang tercermin dari aliran modal asing yang masuk Indonesia mengalir begitu deras. Kementerian Keuangan Indonesia mencata, telah terjadi capital inflow di pasar surat utang Negara (SUN) sebesar Rp9,85 triliun, pasar saham sebesar Rp17,5 triliun, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mencapai Rp9,71 triliun. Aliran modal asing dalam bentuk portofolio diperkirakan masih akan tetap besar pada tahun depan. Sedangkan menurut Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution menyatakan bahwa aliran modal yang masuk juga akan mendorong nilai cadangan devisa Indonesia, dimana hingga

Page 2 of 9

akhir April cadangan devisa tercatat sebessar USD 113,8 miliar atau setara dengan 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri. Peningkatan aliran dana asing yang masuk ke dalam perekonomian Indonesia, ternyata juga dialami oleh beberapa negara yang masuk dalam negara emerging markets lainnya. Dengan adanya aliran modal asing yang cukup besar ini dapat memberikan manfaat kepada pembiayaan investasi dan pembangunan di Indonesia. Sedangkan pada sektor keuangan sendiri aliran dana asing ini mampu mendorong berkembangnya pasar keungan melalui peningkatan potensi pertumbuhan ekonomi melalui alokasi modal yang lebih efisien. Dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang semakin membaik ikut mendorong penguatan nilai tukar rupiah selama tahun 2010. Penguatan tersebut juga ditopang oleh keseimbangan pasokan dan permintaan valuta asing di pasar domestik. Penguatan nilai tukar rupiah juga dapat membantu menurunkan tekanan inflasi melalui penurunan harga barang-barang impor. Akan tetapi peningkatan aliran dana asing yang masuk ke Indonesia tidak seluruhnya membawa dampak positif bagi perekonomian. Karena pemerintah khususnya otoritas moneter juga harus mewaspadai dampak negatif yang akan terjadi akibat derasnya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia. Dengan adanya aliran dana asing yang semakin besar akan berpotensi menggangu upaya pencapaian kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan. Secara makro aliran dana asing yang deras amengakibatkan apresiasi nilai tukar yang cukup besar sehingga akan memberikan tekanan pada neraca pembayaran. Pada kasus ini kebijakan intrervensi valuta asing dan optimalisasi cadangan devisa di sejumlah negara menyebabkan dampak apresiasi yang berbeda dari satu negara ke negara emerging markets lainnya. Resiko dari investasi portofolio terutama mengemuka pada saat terjadi arus modal asing yang mendorong peningkatan tekanan inflasi sejalan dengan meningkatnya depresiasi nilai tukar. Selain permasalahan diatas aliran dana asing yang deras juga menyebabkan pilihan penempatan arus masuk modal asing sendiri menjadi terbatas karena kondisi pasar keuangan domestik yang masih dangkal dengan pilihan instrumen keuangan yang tidak beragam. Oleh karena itu bisa disimpulkan dengan derasnya aliran dana asing tidak sepenuhnya akan berdampak positif bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan permasalahan yang muncul akibat aliran dan asing yang deras seperti yang telah dijelaskan diatas. Sudah menjadi kewajiban
Page 3 of 9

pemerintah khususnya Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menyelesaikan permasalahan tersebut. Pada dasarnya otoritas moneter sendiri sudah mengantisipasi segala kemungkinan buruk akibat permasalahan ini, dan untuk menyelesaikannya permasalahan ini otoritas moneter sendiri menyadari bahwa tidak cukup jika hanya mengandalkan kebijakan moneter, sehingga perlu adanya inovasi yaitu salah satunya dengan mengintegrasikan kebijakan moneter dan makroprudensial dalam menghadapi derasnya aliran modal asing di Indonesia. Pembahasan Investasi asing (Foreign Investment) dibagi kedalam dua komponen, pertama; Investasi langsung (Direct Investment) yang melalui para investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk meperoleh imbalan manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka tanamkan. Kedua; investasi portofolio (Portofolio Investment), yakni pembelian saham dan obligasi yang semata-mata tujuannya untuk memperoleh hasil dari dana yang ditanamkan. Investasi langsung yang melalui para investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka tanamkan. Investasi asing langsung (FDI) adalah kepemilikan dan kendali asset asing. Dalam prakteknya, FDI biasanya melibatkan kepemilikan, sebagian atau keseluruhannya perusahaan di sebuah negara asing (Thomas,2005). Di Indonesia, kondisi tingkat penanaman modal asing mengalami pasang surut. Awalnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia pada tahun 1960-1970 an masih sedikit. Hal ini karena pemerintah saat itu sangat membatasi hadirnya investor asing Indonesia. Selain itu reputasi Indonesia yang kurang baik di mata kalangan investor asing membuat mereka enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Akan tetapi karena kehadiran investasi asing sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah terus berupaya untuk menarik minat investor asing agar bersedia menanamkan modalnya ke Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan mengupayakan terciptanya iklim investasi yang kondusif melalui deregulasi dan debirokratisasi. Sejak pertengahan tahun 1997, investasi asing di Indonesia mengalami penurunan sangat drastis, yang sebagian besar disebabkan oleh tidak stabilnya kondisi politik, lemahnya mata uang rupiah, dan perekonomian yang tidak pasti. Para pengusaha merasa
Page 4 of 9

tidak pasti tentang situasi politik dan ekonomi Indonesia. Tentu, hal ini berakibat pada arus PMA di Indonesia. Buruknya daya saing Indonesia dalam menarik PMA lebih nyata lagi jika dibandingkan dengan perkembangan PMA di negara-negara lain. Misalnya dalam kelompok ASEAN, Indonesia adalah satu-satunya negara yang mengalami arus PMA negatif sejak krisis ekonomi tahun 1998; walaupun nilai negatifnya cenderung mengecil sejak tahun 2000. Hal ini berkaitan dengan iklim politik yang semakin baik dibandingkan pada periode 1998-1999, yang memperkecil keraguan calon-calon investor untuk menanam modalnya di Indonesia. Saat ini ketika kondisi Indonesia mulai stabil kembali, sangat diharapkan bagi masyarakat untuk menarik investor asing kembali meningkat. Kendati situasi politik di Indonesia akhir-akhir ini sempat memanas yang ditandai dengan berbagai kerusuhan di berbagai daerah dan kasus korupsi yang menimpa beberapa pejabat pemerintahan, investasi asing yang masuk masih tetap mengalir. Ini adalah bukti bahwa tingkat iklim investasi Indonesia masih menarik, sebagai bukti Indonesia masih tetap menjadi tujuan investasi yang menarik dan para pengusaha asing masih tetap menaruh kepercayaan yang tinggi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Perkembangan aliran dana asing di Indonesia bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Sumber : Bank Indonesia (2011)

Gambar 1. Struktur Aliran Modal Asing di Indonesia 1990-2010

Page 5 of 9

Kondisi tersebut tidak terlepas dari pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut. Karakteristk perekonomian Indonesia yang termasuk dalam kriteria small open economy menyebabkan dinamika yang terjadi dalam perekonomian global dapat memengaruhi perekonomian domestik. Terintegrasinya pasar keuangan domestk dengan pasar keuangan internasional, sebagaimana negara-negara emerging markets lainnya, memberi tantangan tersendiri bagi keseimbangan eksternal perekonomian Indonesia, dalam bentuk derasnya aliran masuk modal asing. Pascakrisis global tahun 2008, aliran modal ke negara-negara emerging markets meningkat pesat. Besarnya aliran masuk modal asing dipengaruhi oleh faktor pendorong (push factors) berupa ekses likuiditas global dan lambatnya pemulihan ekonomi negara maju serta faktor penarik (pull factors) berupa pertumbuhan ekonomi tnggi, perbedaan suku bunga yang besar, dan ekspektasi apresiasi nilai tukar di negara-negara emerging markets. Faktor-faktor yang mendorong derasnya aliran masuk modal asing ke negaranegara emerging markets adalah kuatnya ekspektasi terhadap berlanjutnya kebijakan suku bunga rendah yang diterapkan negara-negara maju dan pelonggaran moneter lanjutan yang dilakukan Amerika Serikat). Sementara itu, negara-negara emerging markets mulai memperketat kebijakan moneternya. Perkembangan tersebut mendorong sentmen depresiasi dolar yang semakin meningkatkan aliran modal ke aset-aset yang memberikan imbal hasil lebih tnggi di negara-negara emerging markets, termasuk Indonesia.Seperti yang sudah dijelaskan dalam sebelumnya aliran modal asing yang masuk selain membawa dampak yang positif bagi perekonomian, ternyata juga bisa menimbulkan beberapa dampak negatif bagi perekonomian. Bagi Indonesia sendiri hal tersebut merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan. Bisa menjadi sebuah peluang ketika derasnya aliran modal asing ini dapat memberikan manfaat kepada pembiayaan investasi dan pembangunan di Indonesia. Sedangkan pada sektor keuangan sendiri aliran dana asing ini mampu mendorong berkembangnya pasar keungan melalui peningkatan potensi pertumbuhan ekonomi melalui alokasi modal yang lebih efisien. Dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang semakin membaik ikut mendorong penguatan nilai tukar rupiah selama tahun 2010.

Page 6 of 9

Tantangan yang akan dihadapi oleh perekonomian Indonesia dengan adanya arus modal asing yang besar diantaranya akan berpotensi menggangu upaya pencapaian kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan. Secara makro aliran dana asing yang deras mengakibatkan apresiasi nilai tukar yang cukup besar sehingga akan memberikan tekanan pada neraca pembayaran. Resiko dari investasi portofolio terutama mengemuka pada saat terjadi arus modal asing yang mendorong peningkatan tekanan inflasi sejalan dengan meningkatnya depresiasi nilai tukar dan kondisi pasar keuangan domestik yang masih dangkal dengan pilihan instrumen keuangan yang tidak beragam menyebabkan pilihan penempatan arus masuk modal asing sendiri menjadi terbatas. Sebagai respon kebijakan yang dilakukan otoritas moneter di Indonesia sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan yang timbul akibat derasnya aliran modal asing yang masuk ke perekonomian adalah mengintegrasikan kebijakan moneter dengan makroprudensial. Hal yang mendasari kebijakan ini adalah kesadaran otoritas moneter bahwa pencapaian stabilitas makroekonomi tidak hanya terkait dengan stabilitas moneter, namun juga berinteraksi dengan stabilitas sistem keuangan. Salah satu alasan masuknya kebijakan Makroprudential adalah karena fungsi dari kebijakan ini sendiri yang mampu membatasi risiko apabila pasar keuangan mengalami tekanan berat dalam periode lama, yang dapat menyembabkan turunnya output riil dalam perekonomian Indonesia. Dengan adanya pengintegrasian dua kebijakan ini diharapkan dapat menjadi strategi kebijakan yang optimal dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka waktu panjang. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut Bank Indonesia sebagai otoritas moneter mampu untuk lebih fleksibel dan kreatif dalam merespon ketidakpastian yang muncul dalam perekonomian. Tidak hanya terkait dengan penyelarasan preferensi untuk mengupayakan pengendalian inflasi dan pengelolaan kegiatan perekonomian secara makro, namun juga menempatkan peran stabilitas sistem keuangan.

Page 7 of 9

Simpulan Dengan membaiknya kinerja perekonomian Indonesia setelah melalui masa pemulihan akibat krisis finansial 2008 telah memberikan dampak positif bagi iklim investasi di Indonesia. Khususnya yang terjadi pada perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) yang semakin meningkat sebagai tanda kembalinya kepercayaan investor dari luar negeri, meskipun kondisi politik yang kurang kondusif dan beberapa kasus korupsi yang menimpa sejumlah pejabat tidak mengurangi derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia. Derasnya aliran modal asing bagi perekonomian Indonesia merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan. Dengan ditopang kondisi perekonomian yang semakin membaik hal ini merupakan sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi di semua sektor yang ada. Namun juga perlu adanya kewaspadaan dampak negatif yang timbul akibat derasnya aliran modal asing yang masuk seperti gangguan terhadap upaya pencapaian kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan. Secara makro aliran dana asing yang deras mengakibatkan apresiasi nilai tukar yang cukup besar sehingga akan memberikan tekanan pada neraca pembayaran. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia telah menyadari potensipotensi baik positif maupun negatif dari derasnya aliran modal asing yang masuk ke perekonomian Indonesia. Salah satunya dengan mengintergrasikan kebijakan moneter dan makroprudential sebagai respon solusi dalam menghadapai permasalahan yang timbul akibat derasnya aliran modal asing yang masuk. Hal yang mendasari kebijakan ini adalah kesadaran otoritas moneter bahwa pencapaian stabilitas makroekonomi tidak hanya terkait dengan stabilitas moneter, namun juga berinteraksi dengan stabilitas sistem keuangan. Dengan adanya pengintegrasian dua kebijakan ini diharapkan dapat menjadi strategi kebijakan yang optimal dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka waktu panjang.

Page 8 of 9

Daftar Pustaka Murwani, Sri. (2007). Analisis Kebijakan Moneter Kaitannya Dengan Penanaman Modal Asing : Pendekatan Taylor Rule. Universiats Diponegoro, Semarang. Sitanggang, Daniel. (2000). Analisis Peranan Modal Asing Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. STIE Teladan, Depok. Sholikhat, Cory. (2008). Analisis Simultan Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Tingkat Nasional Periode 2002-2007. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Thomas, B Syah,. (2005). Analisis Penanaman Modal Asing Di Indonesia Tahun 1983-2003. Universiats Islam Indonesia, Yogyakarta. ..................., (2010). Laporan Tahunan Perekonomian Indonesia Tahun 2010. Bank Indonesia Jakarta. http://okezone.com/economy/Aliran Modal Tahun Depan Diperkirakan Melemah.html [16 Juni 2011]

Page 9 of 9

Anda mungkin juga menyukai