Anda di halaman 1dari 13

PERHITUNGAN KEMAJUAN TAMBANG (PROGRESS MINING) DENGAN METODE PENAMPANG MELINTANG PADA PT.

UNITED COAL INDONESIA (UCI) SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROPOSAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI(PRAKRIN)

OLEH: JEFRY

SEKOAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) GEOLOGI PERTAMBANGAN TENGGARONG 2011

PERHITUNGAN KEMAJUAN TAMBANG (PROGRESS MINING) DENGAN METODE PENAMPANG MELINTANG PADA PT.UNITED COAL INDONESIA (UCI) SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROPOSAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI(PRAKRIN)

Usulan proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh program kurikulum sekolah SMK Geologi Pertambangan Tenggarong

Oleh: JEFRY

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Geologi Pertambangan Tenggarong 2011

PROPOSAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKRIN) OLEH : JEFRY

Di setujui oleh : Kepala Sekolah Pembimbing

MOHAMAD

FADLI, Sp.Mp

SEKOAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) GEOLOGI PERTAMBANGAN TENGGARONG 2011

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan kesehatan kepada kita semua umat manusia, pembuatan Proposal Praktek Kerja Industri (prakrin) ini dapat terselesaikan dengan baik. Usulan proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melakukan praktek sistem Ganda yang merupakan salah satu program pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan Pertambangan Tenggarong. Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Mohammad Fadli, Sp. Mp, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Geologi Pertambangan Tenggarong. 2. Bapak Ngatimin Suroputro, A.Md selaku pembimbing sekaligus pengajar pemetaan topografi pada Sekolah Menengah Kejuruan Geologi Pertambangan Tenggarong. 3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusun proposal ini. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyajian usulan karena tulisan proposal Praktek Kerja Industri (prakrin) ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan proposal praktek ini. Akhir kata, penulis berharap agar usulan proposal praktek ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.... Tenggarong, Desember 2011

JEFRY

DAFTAR ISI Halaman Judul........................... Halaman Pengesahan................... Kata Pengantar........................... Daftar Isi.................... BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar balakang............ 1.2 perumusan masalah 1.3 maksud dan tujuan praktek........ 1.4 metode praktek...... II. DASAR TEORI................................. 2.1 Pengertian survey................. 2.2 Arah............... 2.3 Jarak Miring............................................... 2.4 Jarak Datar...................... 2.5 Beda Tinggi......................... 2.6 Theodolit..................... 2.7 Bagian theodolit dan Kegunaannya........ III. JADWAL KEGIATA 3.1 Tempat dan waktu Penelitian................. DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengingat betapa besar peranan batubara pada saat ini terutama dalam kegiatannya untuk menggantikan peranan Bahan Bakar Minyak(BBM) atau minyak bumi di tinjau dari segi ekonominya maka batubara lebih efisien(murah) bila di bandingkan dengan BBM. Seiring dengan kemajuan teknologi yang cukup maju di dalam negeri maupun di luar negeri telah menggantikan bahan bakarnya dengan batubara, dalam hal inilah batubara mulai menggambil alih sebagian besar dari perannan energi di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan yang melimpah,baik yang berupa bijih,minyak bumi maupun batubara.Secara geologi batubara terbentuk pada erayang sangat lama yaitu berjuta juta tahun,dimana dipengaruhi oleh faktor Fisika, Kimia dan kondisi geologi. Faktor Fisika di pengaruhi oleh suhu dan tekanan sangat tinggi sedangkan Kimia adalah proses perubahan pembentuk batubara secara geologi mulai dari gambut_lignit_subbituminus_bituminus_antrasit, dimana keadaan geologi dipengaruhi oleh umur geologi, struktur,topografi,vegetasi,iklim dan lainlain. 1.2 Perumusan masalah Kegiatan survey dalam dunia pertambangan memegang peranan sangat penting karna tugastugasnya sangat penting bertujuan untuk mengambil data lapangan kemudian digambar dan menghitung volume serta luas penampang yang akan ditambang. Kegiatan penambangan dimulai dari propeksi eksplorasi,survey,pengukuran areal,evaluasi, pengolahan dan pemasaran, akan tetapi tidak seluruh ketetepan tersebut selalu dilaksanakan, hal ini tergantung pada jenis bahan galian, pemakaian bahan galian tersebut dan permintaan pasar. 1.3 Maksud dan tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk melaksanakan tugas Praktek Kerja Industri yang harus di laksanakan oleh siswa-siswa SMK Geologi Pertambangan pada saaat berada dikelas dua. Sedangkan tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengukuran survey progress overburden dan batubara di areal penambangan. 1.4 Metode Praktek Persiapan - Study referensi

- Persiapan alat dan perlengkapan survey - Penentuan lokasi yang akan diteliti Penelitian lapangan Pengolahan data Persentasi hasil praktek

BAB II DASAR TEORI Kegiatan persiapan penambangan adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum penambangan itu sendiri dimulai, yang meliputi: Pembersihan tempat kerja dengan tujuan untuk membersihkan front penambangan dari pohon besar, semak belukar, setelah lokasi berhasil baru dilakukan pengukuran original untuk mengetahui data awal yang nantinya dipakai untuk mengetahui kemajuan tambang. Selanjutnya kegitan perintisan untuk mempersiapkan penambangan dengan melakukan pembuatan jalan serta meratakan tempat kerja.Kegiatan pengusapan lapisan tanah penutup (Overburden) adalah untuk mengupas tanah pucuk yang berada pada bagian paling atas dan memngambil material yang dilanjutkan dengan kegiatan pemuatan (loading) dan pengangkutan material (houling). 2.1 Pengertian survey Pengertian survey dalam dunia tambang ada 2 macam Survey Original = Bertujuan untuk mengetahui bentuk awal atau bentuk Asli (Original) sebelum lokasi atau tempat di tambang Survey Progress = Survey yang bertujuan untuk menghitung atau mengetahui berapa banyak material yang telah dipindahkan atau diambil selama 1(satu) bulan. Survey adalah dunia pertambangan memegang peranan sangat penting, karna dengan melakukan survey original akan diketahui bentuk asli dari permukaan tanah tersebut, dan juga dengan pelaksanaan survey progress maka akan diketahui berapa jumlah overburden atau tanah yang diambil selama 1(satu) bulan. Kegiatan penambangan dimulai dari prospeksi,survey original, pekerjaan pengamgbilan overburden+batubara, dan survey progress. 2.2 Arah Dalam pekerjaan survey, baik untuk survey geologi, pemetaan topografi,pemetaan situasi, maupun untuk survey progress, arah atau azimuth merupakan hal yang harus di cari dilapangan. Ada dua cara untuk mencari arah ; 1. Setiap alat berdiri, arah Utara disejajarkan dengan 0 pada hitungan skala horizontal.kelebihan dari cara ini tidak perlu menghitung besarnya sudut dari titik-titik yang ditembak karna begitu ditembak (dishoting) skala horizontal sudah menunjukan arah sebenarnya. Sedangkan kekurangannya adalah pada setiap berdiri alat harus mensejajarkan arah Utara dengan arah 0 pada alat. Dengan demikian setiap berdiri alat harus memasang kompas arah, dan mensejajarkan arah utara dengan 0 pada piringan skala horizontal. Seperti

diketahui magnet pada kompas arah peka sekali terhadap bahan logam atau besi misalnya parang, tongkat, payung dan lain-lain yan berpotensi menimbulkan kesalahan arah.

2. Setiap berdiri alat, arah 0 pada skala horizontal diarahkan ketitik sebelumnya. Keuntungan dari cara ini adalah penggunaan kompas arah hanya pada waktu pemasangan alat untuk penembakan pertama kali atau pada awal pekerjaan. Kerugian dari cara ini terlalu banyak menghitung sudut-sudut yang menggunakan bilangan drajat(0), menit ('), dan detik () sedangkan bilangan drajat, menit dan detik merupakan bilangan yang sulit untuk dihitung kecuali bagi yang sudah terbiasa menggunakannya.

2.3 Jarak Miring Jarak miring didapat dari pembacaan mistar bag atau rambu dengan rumus sebagai berikut: JM = (BA-BB) X 100 dimana JM=Jarak Miring BA = Benang Atas BB = Benang Bawah 100 = Bilangan konstanta pengali teropong Untuk mengetahui bacaan rambu salah atau benar dapat dibandingkan dengan menggunakan rumus: BT = BA+BB dimana BA = Benang Atas BT = Benang Tengah BB = Benang Bawah 2.4 Jarak Datar JD = cos2 x JM dimana JD = Jarak Datar BA = Benang Tengah BB = Benang Bawah JM = Jarak Miring 2.5 Beda Tinggi Pada pekerjaan pengukuran beda tinggi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: BT = sin 2 x JM dimana BT = Beda tinggi JM = Jarak Miring 2.6 Theodolit Secara garis besar theodolit terbagi 2 : Theodolit bagian atas : 1. Plat atas yang langsung dipasang pada sumbu vertical 2. Sumbu Horizontal 3. Nivo tabung 4. Telescop (teropong) 5. Teropong kecil untuk melihat bacaan horizontal dan vertical Pada teropong ini terdapat dua lensa yang dapat disebut lensa objektif dan belakang disebut lensa okuler dimana kedua lensa diletakan sedemikian rupa sehingga sumbu optisnya berimpit. Agar teropong bisa digunakan sebagai alat bidik, pada bagian belakang dilengkapi dengan dua garis selip

sumbu yang terbuat dari benang laba-laba atau dengan cara digoreskan pada kaca. Garis selip sumbu biasa berupa garis tegak dan tiga garis mendatar yabg biasa digunakan untuk pembacaan. Theodolit bagian bawah terdiri dari: 1. Plat bawah 2. lingkaran horizontal 3. Tabung sumbu luar dari sumbu vertical 4. Sekrup pengikat datar(penyetel nivo) 5. Statif atau tripot atau kaki tiga yang berguna untuk menyanggah(theodolit 6. Centring. 2.7 Bagian-bagian theodolit dan kegunaannya Tombol focos Berguna untuk memperjelas objek yang dituju. Nivo Pada alat theodolit biasanya terdapat dua buah nivo yaitu nivo kotak yang terletak dibawah nivo tabung yang terletak diatas dimana nivo sendiri berfungsi untuk mengetahui kedudukan theodolit dalam keadaan waterpas dari kedua arah. Teropong kecil Untuk melihat bacaan horizontal dan vertical. Biasanya terletak di sebelah kanan dari teropong besar yang berguna untuk membaca sudut horizontal dan vertical. Mikrometer Alat ini pada keadaan biasa terletak pada kanan atas dan berfungsi untuk mengepaskan pembacaan sudut baik horizontal maupun vertical, dengan cara diputar ke belakang atau pun ke depan agar angka drajatnya ada di tengah-tengah. Centring Berguna untuk melihat posisi alat, apakah sudah berada di atas patok. Statif Berfungsi untuk menopang alat ukur theodolit agar ketinggiannya sesuai dengan ketinggian pembacaannya dimana kaki statif biasa digerakan naik turun. Rambu ukur dan prisma Berupa garis-garis yang tebalnya 1 cm yang berguna untuk menghitung jarak yang diukur yaitu jarak antara alat berdiri dengan rambu yang menghasilkan jarak miring.

BAB III JADWAL KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan di PT. UNITED COAL INDONESIA (UCI) di SAMARINDA, provensi Kalimantan Timur.

Anda mungkin juga menyukai