Kuliah Obstetri Ginekologi dr. Handaya / dr. Bambang Karsono / Prof.dr. Gulardi H. Wiknjosastro
KESEJAHTERAAN JANIN
Artinya : janin dalam keadaan hidup, sehat, tidak sakit, selamat, terbebas dari ancaman. Janin mungkin saja berada dalam keadaan hidup sehat dan tidak sakit, TETAPI berada dalam keadaan yang mengancam atau membahayakan, misalnya : pada ibu yang mengalami penyakit / kelainan tertentu seperti preeklampsia.
Ultrasonografi (USG) Ideal untuk pemeriksaan pada trimester pertama sampai ketiga. Jika memungkinkan, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan USG. USG dapat menilai : 1. kantong gestasi : jumlah, ukuran, lokasi, bentuk, keadaan 2. janin : hidup / mati, jumlah, presentasi, perkiraan usia gestasi melalui biometri janin (gambar), pertumbuhan, kelainan bawaan, dan sebagainya. Gambar : Perkiraan usia gestasi melalui pemeriksaan biometri janin. Pada trimester pertama, parameter yang dipakai adalah jarak puncak kepala sampai bokong (CRL - crown-rump length). Pada trimester kedua dan ketiga, parameter yang dipakai di antaranya adalah diameter biparietal kepala (BPD - biparietal diameter), lingkar perut (AC abdominal circumference - tidak ada dalam gambar) dan panjang tulang femur (FL - femur length). 3. tali pusat : jumlah pembuluh darah, sirkulasi (dengan Doppler dapat menilai FDJP/ Fungsi Dinamik Janin Plasenta - SDAU/ Sirkulasi Darah Arteri Umbilikalis - gambar) 4. membran / cairan amnion : keadaan, jumlah 5. plasenta : lokasi, jumlah, ukuran, maturasi, insersi 6. keadaan patologik : kehamilan ektopik, mola hidatidosa, tumor, inkompetensia serviks, dan sebagainya. dapat juga untuk membantu tindakan khusus : amniocentesis, fetoskopi, transfusi intrauterin, biopsi villi korialis Pemantauan aktifitas / gerakan janin Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi). Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : "tidur", atau hipoksia. Pengamatan mekoneum dan cairan ketuban Caranya dengan amniocentesis atau amnioskopi. Pada keadaan normal otot sfingter ani janin berkontraksi, mekoneum tidak keluar, tidak bercampur dengan cairan ketuban sehingga cairan ketuban tetap jernih. Pada hipoksia akut, terjadi hiperperistaltik otot-otot tubuh janin, tetapi terjadi juga relaksasi sfingter ani sehingga mekoneum akan keluar dan bercampur dengan cairan ketuban, menyebabkan warna kehijauan. Pada infeksi, terjadi juga koloni kuman dalam selaput dan cairan ketuban (korioamnionitis), menyebabkan juga warna keruh atau kehijauan. Pemeriksaan rasio lecithin/sphyngomyelin (L/S ratio) pada cairan ketuban dapat untuk menilai prediksi pematangan paru janin (pembentukan surfaktan). Pengamatan hormon yang diproduksi oleh plasenta Estriol dan Human Placental Lactogen (HPL) adalah hormon plasenta spesifik yang dapat diperiksa kadarnya pada darah ibu, untuk menilai fungsi plasenta. Jika abnormal, berarti terjadi gangguan fungsi plasenta dan berakibat risiko pertumbuhan janin terhambat sampai kematian janin. Namun pemeriksaan ini makan waktu lama, bisa terlambat bertindak kalau menunggu hasilnya. Pemeriksaan darah dan analisis gas darah janin Pengambilan sampel darah bisa dari tali pusat (umbilical cord Yong M & Fitri 08-Feb-12 Pemantauan Janin
blood sampling), atau dari kulit kepala janin (fetal scalp blood sampling). Pada janin dengan hipoksia, terjadi asidosis. Kardiotokografi (CTG) Menggunakan dua elektrode yang dipasang pada fundus (untuk menilai aktifitas uterus) dan pada lokasi punctum maximum denyut jantung janin pada perut ibu. Dapat menilai aktifitas jantung janin pada saat his / kontraksi maupun pada saat di luar his / kontraksi. Menilai juga hubungan antara denyut jantung dan tekanan intrauterin. Janin normal : pada saat kontraksi : jika frekuensi denyut jantung tetap normal atau meningkat dalam batas normal, berarti cadangan oksigen janin baik (tidak ada hipoksia). Pada janin hipoksia : tidak ada akselerasi, pada saat kontraksi justru terjadi deselerasi / perlambatan, setelah kontraksi kemudian mulai menghilang (tanda insufisiensi plasenta). Jika ada deselerasi dini : dalam batas normal, observasi. Kemungkinan akibat turunnya kepala, atau refleks vasovagal. Jika ada deselerasi lambat : indikasi untuk terminasi segera. Jika ada deselerasi variabel (seperti deselerasi dini tetapi ekstrim), hal ini merupakan tanda keadaan patologis misalnya akibat kompresi pada tali pusat (oligohidramnion, lilitan tali pusat, dan sebagainya). Juga indikasi untuk terminasi segera. Batasan waktu untuk menilai deselerasi : tidak ada. Seharusnya penilaian ideal sampai waktu 20 menit, tapi dalam praktek, kalau menunggu lebih lama pada keadaan hipoksia atau gawat janin akan makin memperburuk prognosis. Kalau grafik denyut datar terus : keadaan janin non-reaktif. Uji dengan bel ("klakson"ngooook), normal frekuensi denyut jantung akan meningkat. CTG bisa digunakan untuk menilai fungsi kompensasi jantung janin terhadap stress fisiologik, dengan cara : Non Stress Test (NST), Oxytocyn Challenge Test (OCT), dan sebagainya. (detail, lain2, silakan cari/baca sendiri)