Anda di halaman 1dari 18

BAHAN KIMIA RUMAH TANGGA Pernahkan kita mencermati bahwa bahan kimia di sekitar kita sangatlah banyak memberikan

manfaat bagi kita.Karena begitu banyaknya manfaat dari bahan kimia tersebut, kita dapat menggolongkan jenis bahan kimia tersebut menjadi tiga golongan besar, yaitu bahan kimia rumah tangga, bahan kimia dalam makanan dan bahan kimia bidang industri, pertanian, dan kesehatan. Namun karena sangat luasnya kajian tentang bahan kimia tersebut, maka dalam kesempatan ini kita hanya akan memperkenalkan pada bahan kimia rumah tangga saja. Bahan kimia rumah tangga adalah bahan-bahan kimia yang sering kita jumpai dan dipergunakan di dalam rumah tangga. Beberapa bahan kimia rumah tangga dapat dikelompokkan menjadi bahan pembersih, pemutih, pewangi, dan pestisida, bahan tersebut banyak terdapat di lingkungan kita, mari kita pelajari lebih jauh tentang bahan kimia rumah tangga!

A,Penggolong Bahan Kimia Di samping pada bahan pencemar yang lepas ke udara terdapat pula bahan tertentu yang tersimpan ataupun masih dalam proses di pabrik. Bahan ini karena sifat fisis dan kimianya cukup berbahaya bagi lingkungan apabila terlepas dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Sifat racun suatu bahan belum tentu sama dengan sifat bahaya. Bahan yang bersifat racun 591 belum tentu men imbulkan/merupakan bahaya apabila bahan tersebut digunakan secara tepat. Sifat racun menunjukkan efek biologis atau kemampuan untuk melukai tubuh, sedang sifat bahaya menunjukkan kemungkinan kerugian. Bahan semacam ini banyak digunakan sebagai bahan penolong ataupun bahan utama pabrik kimia. Juga banyak diperoleh sebagai hasil jadi atau sampingan. Tingkat bahaya yang ditimbulkan sebagai racun sangat membahayakan bagi manusia karena menimbulkan bermacammacam gangguan seperti: merusakkan kulit, menyulitkan pernafasan, akut maupun kronis, bahkan dapat mematikan. Di samping itu mempunyai daya ledak, mudah terbakar, mudah menyala, sehingga pengelolaannya harus dilakukan dengan sangat herhati-hati. Bensena, siklo hexanol, asam sulfat, amonium hidroksida,amonium sulfat, amonium nitrat, hidrogen karbon dioksida,belerang dioksida dan lain-lain yang terdiri dari 90 macam bahan,telah diklasifikasikan sebagabahan tersebut ialah tentang penyimpanan, pengolahan, pengemasan dan transportasi. Oleh sebab itu pengawasan dan pengamanan terhadap bahan ini harus ditingkatkan dari waktu ke waktu menyangkut sifat fisis dankimia. Besarnya resiko kerusakan lingkungan akibat bahan tersebut telah banyak terbukti seperti tragedi Chernobyl di Uni Soviet ataupun Bhopal di India.Kerusakan yang ditimbulkannya selain mengancam kehidupan manusia juga akan mengancam biota lainnya baik dalam jangka panjang maupun pendek. Kehadiran bahan beracun dan berbahaya sebagai limbah seperti mata rantai yang tak berujung. Bila kita bertolak dari sudut pengadaan akan jelas bahwa kebutuhan bahan tersebut selalu harus terpenuhi. Pengadaan dilakukan dari pabrik (produksi) maupun import. Bahan ini dalam bentuknya sesuai dengan sifatnya harus tersimpan secara baik. Lokasi penyimpanan dan wadahnya juga harus memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan. Barang-

barang tersebut bila hendak dipindahkan/diangkut untuk kebutuhan proses industri membutuhkan angkutan tersendiri, mungkin dibutuhkan desain khusus alat pengangkut sampai kepada proses, sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi untuk kemudian dikonsumsi oleh industri hilir atau konsumen langsung. Oleh pihak industri maupun konsumen untuk sebagian terbuang sebagai limbah. Sebagai limbah yang ekonomis dapat didaur ulang dan sebagai limbah nonekonomis akan dibuang melalui proses pangolahan. Bila dilihat dalam mata rantai tersebut, setiap titik akan menimbulkan peluang untuk mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan. Kriteria beracun dan berbahaya akan memenuhi setiap mata rantai tersebut. Berbahaya dan beracun yang dimaksudkan karena dapat mematikan seketika atau pun beberapa lama, dapat secara biologis, dapat berakumulasi dalam lingkungan dan terakhir tidak bisa terdegradasi. Ditinjau dari sudut pengawasan dan pengamanan bahan ini pengelolaannya harus dilaksanakan mulai dari pengadaan sampai kepada distribusi. Mengingat seringnya terjadi kecelakaan yang ditimbulkan bahan beracun dan berbahaya maka setiap pengusaha dianjurkan untuk membuat label setiap jenis bahan tersebut. Label itu menunjukkan jenis bahan, sifat kimia maupun Pengadaan Pengangkutan Penyimpanan Limbah ekonomis. isikanya sehingga setiap orang dapat melihat dan membaca. Dari penjelasan. dalam label mungkin juga terdapat beberapa usaha pencegahan andaikata terjadi hal-hal yang tidak sesuai menurut prosedur. Bahan kimia yang di pakai sebagai keperluan komersial, Beberapa bahan kimia yang dimanfaatkan untuk keperluan komersial antara lain Tri Etanol Amine (TEA), MEA, DEA. Selain itu ada pula bahan kimia diskret non daftar (DOC) seperti urea, formaldehid, alkyl benzene sulfonat, dan glyphosate. Bahan kimia yang terkandung dalam makanan yang menyebabkan penyakit pada manusia: 1. Makanan yang warnanya mencolok dan menarik perlu diwaspadai. Salah satunya saos. Saos yang warnanya membekas di tangan memungkinkan warna yang digunakan adalah pewarna tekstil yang bisa menyebakan kanker. 2. Boraks, .. bakso yang kenyal atau bisa dipantulkan seperti bola karet di tanah, berarti banyak mengandung boraks. Bisa juga dikenali dari bekas gigitan, yaitu bekas gigitan kembali ke tempat semula. 3. Tahu putih yang terlalu keras patut dicurigai mengandung formalin. Bahan Berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang 3 macam bahan kimia dalam kelompok besar : 1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat. 2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain. 3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

Bahan kimia berbahaya diklasifikasikan di bagi menjadi berapa golongan : 1. Bahan Kimia Beracun (Toxic) 2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive) 3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) 4. Bahan Kimia Peledak (Explosive) 5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation) 6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances) 7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances) 8. Gas Bertekanan (Compressed Gases) 9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances). Bahan Pembersih Bahan pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga yang bermanfaat sebagai pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini yang dapat membantu proses pencucian yaitu melepaskan kotoran dari tempatnya menempel dan menahan agar kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi. Contoh bahan kimia pembersih adalah sabun dan deterjen. A. Sabun Reaksi dalam pembuatan sabun: Gliserin + NaOH (soda api) gliserol + natrium karboksilat (sabun) B. Detergen Reaksi pembentukan detergen: Lauril alkohol + asam sulfat lauril hidrogen sulfat Lauril hidrogen sulfat + Soda api Detergen C.Bahan Pemutih Bahan pemutih adalah senyawa kimia yang biasa dipergunakan dan dimanfaatkan selain sebagai pemutih pada bahan tertentu juga sebagai penghilang noda maupun desinfektan. Pemutih berdasarkan wujudnya dapat dibedakan menjadi dua :

1. Padat(bubuk putih) Sebagai kalsium hipoklorit dengan rumus kimianya Ca(OCl)2 , pada umumnya masyarakat mengenal sebagai kaporit. Kaporit dapat dimanfaatkan dalam mensterilkan air dari bakteri.

2. Cair Pemutih cair biasa disebut sebagai natrium hipoklorit (NaOCl) Selain dalam komposisi senyawa tersebut pemutih cair umumnya juga mengandung : alkyl sulphate, parfum (jika diperlukan) dan air. Di pasaran produk pemutih cair biasanya mengandung natrium hipoklorit dengan konsentrasi sekitar 12%-13%. Alkyl sulphate dalam merek dagang sering disebutemal-70 ditambahkan dan berfungsi sebagai penghilang noda (stain remover).

Prinsip kerja sabun dan deterjen: Air dan lemak/kotoran tidak bercampur. Sabun maupun deterjen memiliki dua bagian, yaitu bagian lipophob dan bagian lipophil. Bagian lipophob atau bagian hidrophil bersifat polar sehingga dapat melarut dalam air yang juga bersifat polar. Bagian lipophil atau hidrophob bersifat non polar sehingga dapat bercampur dengan lemak-lemak atau kotoran. Dengan adanya sabun atau deterjen maka air dan lemak/kotoran dapat bercampur, sehingga lemak/kotoran dapat dihilangkan dari tempatnya menempel. Bahan Pewangi Pewangi atau parfum adalah hasil percampuran berbagai macam bahan pewangi (fragrance) yang bersifat mudah menguap. Produk yang sering ditambahkan bahan pewangi antara lain adalah sabun, detergen, sampo, pembersih kaca, pelembut pakaian, pengharum ruangan bahkan untuk memberikan aroma wangi pada badan manusia. Komposisi pewangi umumnya adalah etil alkohol (50%-90%) difungsikan sebagai pelarut, air suling(5%-20%) dan fragrance (10%-30%)

Tabel daftar beberapa contoh Spesifikasi Bau Parfum dan Nama Zat Kimia

Tabel daftar beberapa contoh Spesifikasi Bau Parfum dan Nama Zat Kimia

Selain memberikan manfaat wangi, kandungan yang terdapat dalam parfum juga memiliki efek samping. Insektisida Botol berisi diklorodifeniltrikloroetana (DDT). DDT adalah insektisida golongan organoklorin. Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman Insektisida termasuk salah satu jenis pestisida. Jenis-jenis insektisida Insektisida dapat dibedakan menjadi golongan organik dan anorganik. Insekstisida organik mengandung unsur karbon sedangkan insektisida anorganik tidak Insektisida anorganik umumnya bersifat alami, yaitu diperoleh dari makhluk hidup sehingga disebut insektisida hayati. Insektisida Sintetik Insektisida organik sintetik yang banyak dipakai dibagi-bagi lagi menjadi beberapa golongan besar: Senyawa Organofosfat Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan fosfat. Insektisida sintetik yang masuk dalam golongan ini adalah Chlorpyrifos, Chlorpyrifosmethyl, Diazinon, Dichlorvos, Pirimphos-methyl, Fenitrothion, dan Malathion. Senyawa Organoklorin Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan klorin. Insektisida organoklorin bersifat sangat persisten, dimana senyawa ini mashi tetap aktif hingga bertahun-tahun. Oleh karena itu, kini insektisida golongan organoklorin sudah dilarang penggunaannya karena memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Contohcontoh insektisida golongan organoklorin adalah Lindane, Chlordane, dan DDT.

Karbamat Insektisida golongan karbamat diketahui sangat efektif mematikan banyak jenis hama pada suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam jumlah sedang. Namun, insektisida karbamat akan terurai pada suasana yang terlalu basa. Salah satu contoh karbamat yang sering dipakai adalah bendiokarbamat. Pirethrin/ Pirethroid Sintetik Insektisida golongan ini terdiri dari dua katergori, yaitu berisfat fotostabil serta bersfiat tidak non fotostabil namun kemostabil Produknya sering dicampur dengan senyawa lain untuk menghasilkan efek yang lebih baik. Salah satu contoh produk insektisida ini adalah Permethrin. Pengatur Tumbuh Serangga Insektisida golongan ini merupakan hormon yang berperan dalam siklus pertumbuhan serangga, misalnya menghambat perkembangan normal. Beberapa contoh produknya adalah Methoprene, Hydramethylnon, Pyriproxyfen, dan Flufenoxuron. Fumigan Fumigan adalah gas-gas mudah menguap yang dapat membunuh hama serangga. Fumigan hanya boleh digunakan oleh personel terlatih karena tingkat toksisitasnya yang tinggi. Contoh-contohnya adalah Metil Bromida (CH3Br), Aluminium Fosfit, Magnesium Fosfit, Kalsium Sianida, dan Hidrogen Sianida. Insektisida Hayati Meskipun insektisida lebih dikenal merupakan senyawa sintetik, namun terdapat juga insektisida alami yang berasal dari bakteri, pohon, maupun bunga.

Silica (SiO2) merupakan insektisida anorganik yang bekerja dengan menghilangkan selubung lilin pada kutikula serangga sehingga menyebabkan mati lemas. Insektisida jenis ini sering dibuat dari tanah diatom atau kieselgurh, yang tersusun dari molekul diatom Bacillariophyceae. Asam Borat (H3BO3) adalah insektisida anorganik yang dipakai untuk menarik perhatian semut. Pirethrum adalah insektisida organik alami yang berasal dari kepala bunga tropis krisan. Senyawa ini memiliki kemampuan penghambatan serangga yang baik pada konsentrasi rendahNamun berkaitan dengan proses ekstraksinya, senyawa ini sangat mahal. Rotenon adalah insektisida organik alami yang diperoleh dari pohon Derris. Senyawa ini berfungsi sebagai insektisida yang menyerang permukaan tubuh hama. Neem merupakan ekstrak dari pohon Neem (Azadirachta indica). Penggunaan Neem sebagai insektisida hayati dimulai sejak 40 tahun lalu. Ekstrak neem mengganggu aktivitas sistem pencernaan serangga, khususnya golongan Lepidoptera (ngengat dan kupu-kupu beserta larvanya). Selain itu neem juga berperan sebagai pengatur tumbuh dimana menyebabkan beberapa jenis serangga terus berada pada kondisi larva dan tidak bisa tumbuh dewasa. Bakteri Bacillus thuringiensis memproduksi toksin Bt yang dapat mematikan serangga yang memakannya. Toksin Bt aktif pada pH basa dan menyebabkan saluran pencernaan serangga berlubang sehingga berujung pada kematian. Para peneliti telah berhasil memindahkan gen yang berperan dalam produksi toksin Bt dari B. thuringiensis ke tanaman kapas sehingga serangga yang memakan tanaman

kapas tersebut akan mati. Kapas Bt merupakan salah satu organisme transgenik yang paling banyak ditanam di dunia. Efek penggunaan insektisida Pada tahun 1960, Rachel Carson menerbitkan buku yang sangat berpengaruh dalam sejarah penggunaan insektisida berjudul Silent Spring (Musim Sepi yang Sunyi). Buku tersebut menyorot penggunaan DDT yang sangat marak di masa itu karena sangat efektif, sekaligus menyadarkan manusia akan bahaya dari penggunaan pestisida berlebihan. Insektisida yang dipakai seringkali menyerang organisme non target seperti burung dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, penggunaan insektisida juga dikhawatirkan berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Insektisida seringkali digunakan melebihi dosis yang seharusnya karena petani beranggapan semakin banyak insektisida yang diaplikasikan maka akan semakin bagus hasilnya. Beberapa petani bahkan mencampurkan perekat pada insektisidanya agar tidak mudah larut terbawa air hujanNamun, penggunaan perekat ini justru mengakibatkan tingginya jumlah residu pestisida pada hasil panen yang nantinya akan menjadi bahan konsumsi manusia Menurut data WHO sekitar 500 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya dan diperkirakan 5 ribu orang meninggal setiap 1 jam 45 menit akibat pestisida dan/atau insektisida Penggunaan insektisida sintetik juga dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan di dalam tanah selama bertahun-tahun, dapat merusak komposisi mikroba tanah, serta mengganggu ekosistem perairan Resistensi insektisida Resistensi insektisida merupakan suatu kenaikan proporsi individu dalam populasi yang secara genetik memiliki kemampuan untuk tetap hidup meski terpapar satu atau lebih senyawa insektisida. Peningkatan individu ini terutama oleh karena matinya individuindividu yang sensitif insektisida sehingga memberikan peluang bagi individu yang resisten untuk terus berkembangbiak dan meneruskan gen resistensi pada keturunannya. Resistensi terhadap insektisida pertama kali dilaporkan terjadi pada tahun 1914 oleh AL Melander. Penggunaan kapur sulfur untuk mematikan hama pada anggrek pada satu minggu pertama percobaan. Namun ketika dilakukan pengulangan perlakuan insektisida, 90% hama tetap hidup Tingkat resistensi serangga hama pada insektisida terus meningkat seiiring dengan kemunculan dan pemakaian berbagai jenis insektisida sintetik di tahuntahun berikutnya. 2. EFEK SAMPING PENGGUNAAN BAHAN KIMIA DI RUMAH TANGGA DAN PENCEGAHAN NYA a. Efek samping penggunaan produk pembersih dan pencegahannya Busah sabun dapat di uraikan oleh mikro organisme. Adapun detergen terbuat dari bahan sintetik yang sulit diuraikan sehingga busah detergen dapat mencemari lingkungan. Detergen terdiri atas senyawa rantai lurus yaitu linear alkyl benzene sulphonate dan senyawa rantai bercabang yaitu alkyl benzene sulphonate. b. Efek samping penggunaan produk pemutih dan pencegahannya Bbahan pemutih pakaian umumnya mengandung senyawa klorin. Produk pemutih wajah mengandung senyawa kimia yang bernama hidrokuinon. Dan pemutih wajah lainnya adalah senyawa yang mengandung merkuri atau air raksa. Produk pemutih dapat menyebab kan merusak ginjal.

c.

Efek samping penggunaan produk pewangi dan pencegahannya Produk pewangi semprot menggunakan suatu zat pendorong, bahan pendorong ini ada yang berupa chlorofluorocarbon. Produk yang mengandung cfc akan lepas di atmosfer sehingga ozon di atmosfer berkurang d. Efek samping penggunaan produk pembasmi serangga dan pencegahannya Meskipun produk pembasmi serangga digunakan sebagai racun serangga, produk ini juga dapat meracuni tubuh manusia. Senyawa DDT yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat mengakibatkan keracunan. terhadap suhu rendah ini berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Sebagai contoh, buah pisang dan tomat tidak boleh disimpan pada suhu lebih rendah dari 13oC karena akan mengalami chilling injury yaitu kerusakan karena suhu rendah. Buah pisang yang disimpan pada suhu terlalu rendahkulitnya akan menjadi bernoda hitam atau berubah menjadi coklat, sedangkan buah tomat akanmenjadi lunak karena teksturnya rusak.

BAHAN KIMIA DALAM MAKANAN Zat Aditif yang terkandung dalam Bahan Makanan Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air. Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari. Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak bahan-bahan kimia lain. Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain. Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat: 1.memperbaiki kualitas atau gizi makanan; 2. membuat makanan tampak lebih menarik; 3. meningkatkan cita rasa makanan; dan 4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk. Zat-zat aditif tidak hanya zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat proses pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga termasuk zat-zat yang masuk tanpa sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat; 2 zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat. Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Zat aditif dalam produk makanan biasanya dicantumkan pada kemasannya. 1. Zat Pewarna Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna yang biasa digunakan sebagai zat aditif pada makanan adalah: a. Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.9, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia. b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama. Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang sama, namun belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan minuman. Perlu diketahui bahwa zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman

(pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna. Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai sebagai zat aditif pada makanan atau minuman tersebut adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman. Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak. 2. Zat Pemanis Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Zat pemanis alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi. b. Zat pemanis buatan atau sintetik. Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orangorang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garamgaram siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%. Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel. 3. Zat Pengawet Ada sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak untuk dimakan atau diminum walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menambahkan zat aditif kelompok pengawet (zat pengawet) ke dalam makanan dan minuman. Zat pengawet adalah zatzat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/ jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan beberapa tahun. Dalam makanan atau minuman yang dikemas dan dijual di toko-toko atau supermarket biasanya tercantum tanggal kadaluarsanya, tanggal yang menunjukkan sampai kapan makanan atau minuman tersebut masih dapat dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan. Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat

pengawet alami dan zat pengawet buatan. Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. a. Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet. Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks. Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya: a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit; b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat; c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan d. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 36 gram. Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan. 4. Zat Penyedap Cita Rasa a.oktil asetat,makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat makanan b. etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada Di Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempahrempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan. Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis: a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat makanan; c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang; d. amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel. Selain zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan, yaitu

penyedap rasa monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan Chinese restaurant syndrome yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang menyukai zat penyedap ini tak perlu khawatir dulu. Kecurigaan ini masih bersifat pro dan kontra. Bagi yang mencoba menghindari untuk mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang mencantumkan label tidak mengandung MSG dalam kemasannya. Pada pembahasan sebelumnya, kamu sudah mempelajari tentang pengelompokan zat aditif berdasarkan fungsinya beserta contoh-contohnya. Perlu kamu ketahui bahwa suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi. Seringkali suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan.Untuk penggunaan zat-zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikonsumsi perharinya. Untuk zat-zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan. Jika kita mengonsumsinya melebihi ambang batas maka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Jika kita mengidentifikasi zat aditif yang dipakai dalam makanan/minuman, lihatlah kemasan pada makanan/minuman tersebut.

ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA


Masa remaja seperti kita merupakan masa2 yang paling rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Apa sih NARKOBA tu? Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah:Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. kenapa sih remaja sekarang banyak banget yang mengkonsumsi narkoba? masalah utamanya mungkin karena remaja masih labil, masih mencari jati dirinya. mengalami krisis identitas, dibilang masih anak-anak, tapi udah merasa gede, dan masih terlalu muda untuk dikelompokan menjadi orang dewasa. karenanya remaja butuh pengertian dan perhatian dari orang-orang sekelilingnya khususnya orang tua. Kalau hal ini kurang terpenuhi, sangat dimungkinkan remaja ini akan menjadi pribadi yang lemah, mudah putus asa dan akan mudah terjerat lingkaran narkoba. selain itu karena bujuk rayu dari teman sebaya yang mengkonsumsi narkoba. Rasa ingin tahu yang gak bisa dibendug. Lari dari kenyataan yang ada untuk merasakan ketenangan dan kenikmatan sesaat. Menganggap kalomak e narkoba akan terlihat keren, padahal make narkoba gak ada keren-kerennya amat, narkoba malah akan membuat badan kita rusak, perubahannya antara lain: Saat menggunakan NAPZA, dia akan jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif. kalo udah mulai Overdosis dia akan merasakan nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal. dan kalau dia sakau, matanya merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun. Apabila dalam jangka panjang itu terjadi, maka penampilannya gak kliatan sehat, gak perduli kesehatan dan kebersihan diri, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan. Selain itu sikap dan perilaku juga mulai berubah, antara lain : Prestasi di sekolah atau kantor menurun, tugas-tugas terbengkalai, sering bolos, pemalas, kurang bertanggung jawab. Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja. Sering pergi ampe larut malam, bahkan sampe gak pulang Sering mengurung diri, berlama lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain. Sering berbohong, minta banyak uang dengan banyak alasan, tapi gak jelas dipake apa, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi. Sering bersikap emosional, cepat tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan, pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia. hayo, temen2 ada yang bersikap gitu gak? wah, jangan sampe yah karena kasian banget ortu kita, diri kita sendiri pun pasti menderita. Efek dari narkoba parah banget yah, trus cara pencegahannya gimana? yup, mencegah lebih baik daripada mengobati, yang pertama yaitu kita harus mencari lebih banyak lagi tentang narkoba, apa itu narkoba, cara kerjanya gimana, ampe dampak negatifnya bagi kehidupan kita. bisa kita lihat dari Internet, seminar-seminar, siaran TV dll. lebih terbuka pada orang tua, Jangan sekali-kali mendekati sesuatu yang dapat menjerumuskan kita pada lingakaran setan itu. Pertebal iman dan perbanyaklah kegiatan-kegiatan positif seperti olahraga,atau menekuni bidang-bidang lain yang kita sukai. Kalau temen kita yang uda keburu terjerumus gimana?

Arti Definisi/Pengertian Zat Adiktif, Jenis/Macam & Dampak/Efek - Ketergantungan Pada Organisme Hidup
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa. B. Jenis Obat Yang Berzat Adiktif Sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika menyebutkan beberapa obat yang mengandung zat adiktif di antaranya adalah : 1. Amfetamin 2. Amobarbital, Flunitrazepam 3. Diahepam, Bromazepam, Fenobarbital 4. Minuman Beralkohol / Minuman Keras / Miras 5. Tembakau / Rokok / Lisong 6. Halusinogen 7. Bahan Pelarut seperti bensin, tiner, lem, cat, solvent, dll C. Dampak / Efek yang Dapat Ditimbulkan Zat Adiktif 1. Efek/Dampak Penyalahgunaan Minuman Alkohol Alkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan gangguan jantung dan otot syaraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat janis menjadi cacat, impoten serta gangguan seks lainnya. 2. Efek/Dampak Penyalahgunaan Ganja Zat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit dan infeksi serta memperburuk aliran darah koroner. 3. Efek/Dampak Penyalahgunaan Halusinogen Halusinogen dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan pendarahan otak. 4. Efek/Dampak Penyalahgunaan Kokain Zat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan sel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus kering. Selain itu kokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus) dan aritma pada jantung. 5. Efek/Dampak Penyalahgunaan Opiat / Opioda Zat opioda atau opiat yang masuk ke dalam badan manusia dapat mengganggu menstruasi pada perempuan / wanita serta impotensi dan konstipasi khronuk pada pria / laki-laki. 6. Efek/Dampak Penyalahgunaan Inhalasia Inhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever.

7. Efek/Dampak Penyalahgunaan Non Obat Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda yang disalahgunakan oleh banyak orang untuk mendapatkan efek tertentu yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Contoh barang yang dijadikan candu antara lain seperti bensin, thiner, racun serangga, lem uhu, lem aica aibon. Efek dari penggunaan yang salah pada tubuh manusia adalah dapat menimbulkan infeksi emboli.

Psikotropika.
Psikotropika adalah merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Efek pemakaian psikotropika Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian JENIS-JENIS PSIKOTROPIKA : Jenis-Jenis Psikotropika Psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu: 1.Psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat, contoh: LSD, MDMA dan mascalin. 2.Psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan seperti amfetamin. 3.Psikotropika dari kelompok hipnotik sedatif, seperti barbiturat. Efek ketergantungannya sedang. 4.Psikotropika yang efek ketergantungannya ringan, seperti diazepam, nitrazepam.

DISUSUN OLEH : ACHMAD ASIZI

SMP NEGERI 05 BANGKALAN TAHUN AJARAN 2011-2012

DISUSUN OLEH : ACHMAD ASIZI

SMP NEGERI 05 BANGKALAN TAHUN AJARAN 2011-2012

Anda mungkin juga menyukai

  • 316
    316
    Dokumen2 halaman
    316
    Ade Rosa Diantin
    Belum ada peringkat
  • Kosongan
    Kosongan
    Dokumen4 halaman
    Kosongan
    Ade Rosa Diantin
    Belum ada peringkat
  • KURIKULUM
    KURIKULUM
    Dokumen3 halaman
    KURIKULUM
    Ade Rosa Diantin
    Belum ada peringkat
  • Bidadari Lahir
    Bidadari Lahir
    Dokumen3 halaman
    Bidadari Lahir
    Ade Rosa Diantin
    Belum ada peringkat
  • Punya Dea
    Punya Dea
    Dokumen1 halaman
    Punya Dea
    Ade Rosa Diantin
    Belum ada peringkat