Anda di halaman 1dari 20

Bab V dan VI profesi kependidikan - PELAYANAN & PENGEMBANGAN DIRI SISWA PELAYANAN & PENGEMBANGAN DIRI SISWA

A. Pengembangan Diri Melalui Pelayanan Konseling

Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu siswa dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan diri siswa, baik secara individual maupun kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga bertujuan membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi siswa. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dilkaksanakan dengan pola 17, yang terdiri dari: empat (4) macam bimbingan, yaitu : bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier; tujuh (7) macam layanan, yaitu : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok; serta lima (5) kegiatan pendukung, yaitu : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dilaksanakan melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan siswa yang berkenaan dengan permasalahan ataupun kebutuhan tertentu yang dirasakannya. Sedangkan kegiatan pendukung dilaksanakan tanpa harus kontak langsung, dengan tujuan untuk mempermudah dan meningkatkan kelancaran serta keberhasilan kegiatan pelayanan. Pelayanan Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan oleh siswa, dari semenjak mereka memasuki sekolah di hari pertama, yaitu membantu berorientasi terhadap situasi, kondisi dan segala hal baru bahkan dirasakan asing bagi mereka. Lebih dari itu, bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam berorientasi, pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat lebih mendalam menjadi pelayanan konseling individu/kelompok, bukan hanya pelayanan orientasi. Dan, semenjak itulah pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari seorang siswa. Peranan Bimbingan dan Konseling di sekolah sangat sentral, yaitu sebagai komponen yang memberikan pelayanan kepada peserta didik untuk membantunya menuju kearah kemandirian, sesuai dengan potensi yang dimiliki. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat dikelompokan pada pengembangan diri bidang akademik, non akademik, serta psikologis.

1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Akademik Guru Bimbingan dan Konseling tidak mengajar pada kelompok mata pelajaran, namun demikian bukan berarti mereka tidak memiliki peranan pada bidang akademik. Justru Guru Bimbingan dan Konseling dapat menjadi penunjang keberhasilan siswa pada bidang akademik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada bidang akademik dimulai dari saat pertama peserta didik memasuki sekolah, dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya pada bidang akademik. Pada Masa Orientasi Siswa (MOS) Guru Bimbingan dan Konseling memberikan pelayanan dalam bentuk pemberian informasi tentang kurikulum, antara lain: macam-macam mata pelajaran yang akan diikuti oleh peserta didik selama satu (1) tahun pembelajaran, persyaratan nilai yang harus dipenuhi, sarana prasarana, (perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain), struktur organisasi sekolah, personil sekolah dan sebagainya, yang dapat menunjang keberhasilan pengembangan diri siswa pada bidang akademik. Setelah proses pembelajaran berlangsung, pelayanan Bimbingan Konseling pada bidang akademik adalah bimbingan belajar, penempatan dan penyaluran, serta bagi siswa yang duduk di SMA kelas sepuluh (X) semester dua (2) dilakukan penjurusan. Untuk penjurusan Guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan biro psikologi yang melaksanakan tes IQ ( tes kecerdasan), agar penjurusan sesuai dengan bakat, minat serta tingkat kecerdasan siswa. Pelayanan Bimbingan Konseling pada bidang akademik untuk siswas SMA kelas XII lebih mengarah kepada pengembangan karier, meliputi informasi berbagai macam jurusan di perguruan tinggi, persyaratan untuk

memsukinyaa serta prospek masa depan dari perguruan tinggi tersebut. Disamping itu berbagai macam jabatan serta persyaratannya juga merupakan informasi penting yang diberikan oleh pelayanan Bimbingan dan Konseling bagi siswa di SMA kelas XII. Bagi siswa yang mengalami kesulitan pada bidang akademik (baik untuk kelas X, XI maupun XII), Guru Bimbingan dan Konseling melakukan konseling individual maupun konseling kelompok. Konseling yang dilakukan biasanya mengenai masalah belajar yang baik, cara membagi waktu, pemilihan jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat, cara mengatasi kesulitan belajar, masalah kehadiran siswa di kelas, merencanakan masa depan, dan sebagainya. Dalam menangani masalah kesulitan belajar, Guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan guru bidang studi, termasuk untuk pelayanan remedial.

2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Non Akademik Disamping pada bidang akademik, pelayanan Bimbingan dan Konseling juga dilaksanakan pada bidang non akademik. Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk mengembangkan potensi siswa pada bidang non akademik, sehingga bakat maupun minat peserta didik dapat berkembang secara optimal.

Pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) Guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan kesiswaan menyebarkan angket minat untuk siswa baru pada bidang non akademik, khususnya untuk kegiatan ekstra kurikuler. Angket tersebut sudah disusun berdasarkan identifikasi kebutuhan siswa, dengan patokan tahun sebelumnya. Kemudian angket tersebut dianalisa serta disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan sekolah dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats). Kegiatan serupa dilaksanakan untuk peserta didik kelas XI dan XII, dengan pertimbangan apakah mereka akan tetap mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang sama atau akan berubah/pindah ke kegiatan ekstra kurikuler yang lain. Pelayanan Bimbingan dan Konseling selanjutnya adalah konseling individual/kelompok bagi siswa yang memiliki masalah dengan kegiatan ekstra kurikuler yang sedang dijalaninya.

3. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Psikologis Pemahaman aspek psikologis siswa pada institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa yang unik dilihat dari segi perilaku, kepribadian, sikap, minat motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, intelegensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain. Tidak ada dua individu yang sama. Perbedaan karakteristik psikologis siswa harus dipahami oleh semua guru. Namun kenyataan tidak semua guru dapat memperhatikan hal tersebut, apalagi guru mata pelajaran yang sering kali dikejar dengan target kurikulum yang harus dipenuhi. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada bidang psikologis meliputi pengembangan pribadi siswa pada bidang psikologis seperti pemahaman terhadap diri sendiri, konsep diri, minat, bakat, kemampuan, sikap, sifat dan sebagainya. Pelayanan ini bertujuan agar siswa lebih memahami dirinya, sehingga dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. B. Pengembangan Diri Melalaui Kegiatan Ekstra Kurikuler Secara konseptual, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 kita mendapati rumusan tentang pengembangan diri, sebagai berikut : Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Berdasarkan rumusan di atas dapat diketahui bahwa Pengembangan Diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Dengan sendirinya, pelaksanaan kegiatan pengembangan diri jelas berbeda dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran. Seperti pada umumnya, kegiatan belajar mengajar untuk setiap mata pelajaran dilaksanakan dengan lebih mengutamakan pada kegiatan tatap muka di kelas, sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum (pembelajaran reguler), di bawah tanggung jawab guru yang berkelayakan dan memiliki kompetensi di bidangnya. Walaupun untuk hal ini dimungkinkan dan bahkan sangat disarankan untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran di luar kelas guna memperdalam materi dan kompetensi yang sedang dikaji dari setiap mata pelajaran. Sedangkan kegiatan pengembangan diri seyogyanya lebih banyak dilakukan di luar jam reguler (jam efektif), melalui berbagai jenis kegiatan pengembangan diri. Salah satunya dapat disalurkan melalui berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan sekolah, di bawah bimbingan pembina ekstra kurikuler terkait, baik pembina dari unsur sekolah maupun luar sekolah. Namun perlu diingat bahwa kegiatan ekstra kurikuler yang lazim diselenggarakan di sekolah, seperti: pramuka, olah raga, kesenian, PMR, kerohanian atau jenis-jenis ekstra kurikuler lainnya yang sudah terorganisir dan melembaga bukanlah satu-satunya kegiatan untuk pengembangan diri. Di bawah bimbingan guru maupun orang lain yang memiliki kompetensi di bidangnya, kegiatan pengembangan diri dapat pula dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di luar jam efektif yang bersifat temporer, seperti mengadakan diskusi kelompok, permainan kelompok, bimbingan kelompok, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat kelompok. Selain dilakukan melalui kegiatan yang bersifat kelompok, kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan pula melalui kegiatan mandiri, misalnya seorang siswa diberi tugas untuk mengkaji buku, mengunjungi nara sumber atau mengunjungi suatu tempat tertentu untuk kepentingan pembelajaran dan pengembangan diri siswa itu sendiri. C. Program BK di Sekolah Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: a) empat bidang, b) jenis layanan dan kegiatan pendukung, c) format kegiatan, d) sasaran pelayanan dan e) volume/beban tugas konselor. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah. Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu: 1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah. 2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan. 3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran. 4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan. 5. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) >Bimbingan dan Konseling. D. Bidang Pengembangan a) Guru BK sebagai Change Agent (Agen perubahan) Penulis sampaikan dua kutipan untuk menjelaskan betapa pentingnya seorang guru Bimbingan dan Konseling memahami perubahan. Memahami perannya yang sentral, tugas guru bimbingan dan konseling yang harus dilakukan pertama kali adalah memahami dan memaknai tentang langgengnya proses perubahan. Dengan menyadari hal tersebut, selanjutnya dirinya diharapkan mampu menyesuaikan dengan perubahan itu, dan selanjutnya barulah dia bisa diharapkan menjadi change agent atau agen perubahan bagi yang lain. Seorang guru bimbingan dan konseling harus terbiasa mengidentifikasi tentang tantangan bangsa masa depan di segala bidang, selanjutnya dia analisis apa saja yang akan menjadi kesempatan dan tantangan bagi siswa nya di kemudian hari, dan terakhir dia akan tuangkan hasil analisis itu dalam program program pengembangan diri yang harus diikuti siswa untuk menghadapi tantangan tersebut. Dia akan senantiasa belajar dan belajar untuk mengubah dirinya sehingga kemampuan, ketrampilan, wawasan, dan kepribadiannya tumbuh dan berkembang. Perubahannya akan dia transformasikan kepada orang lain di sekelilingnya sesuai dengan peran dan fungsinya di lingkungannya. Sebagai agen perubahan, maka dia harus memprioritaskan untuk meletakkan landasan yang kokoh kepada guru, siswa, dan orang tua. tentang paradigma belajar. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang memadai, keberanian, dan

keuletan yang ditunjang oleh kemampuan komunikasi serta kepribadian. Seorang guru Bimbingan dan Konseling harus memiliki program yang berkesinambungan dan variatif untuk menanamkan paradigma belajar ini dan yakin bahwa konsep tersebut dilaksanakan dalam keseharian. Saat paradigma belajar sudah difahami semua pihak, selanjutnya guru Bimbingan dan konseling harus membangun sistem yang memfasilitasi semua kegiatan sedang menuju kepada optimalisasi tercapainya tujuan pembelajaran. Guru Bimbingan dan Konseling harus mampu menciptakan standar, prosedur, buku pedoman, buku panduan, manual, format, serta formulir sebagai acuan para guru dan siswa dalam melaksanakan program. Namun demikian, standarisasi ini tetap dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa semua program sejalan dengan tujuan pembelajaran dan bukan untuk mempersulit guru atau memasung kreativitas. b) Guru Bimbingan Konseling Sebagai Integrator Potensi yang tersimpan pada para guru, orang tua, dan siswa harus mampu dikemas bimbingan dan konseling menjadi sebuah program yang mengembangkan kompetensi siswa sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Guru bimbingan dan konseling harus mengetahui lebih awal tentang profil siswa dan guru. Dia harus mengenali secara umum, berada pada kwadran manakah para siswanya, apakah dia termasuk type promotor, fasilitator, analytical, atau controller. Setelah guru bimbingan dan konseling mengidentifikasi masing masing siswa, maka kewajibannya adalah mengembangkan segala hal yang positif yang ada pada diri siswa dan meminimumkan hal-hal negatif. Melalui program yang telah dipersiapkan, guru bimbingan dan konseling harus memanfaatkan potensi guru, para orang tua, bahkan para alumni untuk dapat menggali dan mengembangkan potensi masing masing siswa sesuai kondisi psikhologisnya. Sebagai integrator, dia harus faham bahwa setiap siswa memiliki potensi dan bisa dikembangkan secara optimum sesuai dengan kapasitasnya. Kompetensi siswa harus difasilitasi dengan suhu, tanah, dan lingkungan yang kondusif untuk partumbuhannya. c) Program Pengembangan Potensi Siswa Program yang baik idealnya dilakukan dengan memperhatikan masing-masing siswa sebagai individu yang unique atau berbeda satu sama lainnya. Dalam beberapa hal kondisi ini bisa dilaksanakan. Meskipun tak jarang juga sulit dilaksanakan dalam banyak hal mengingat kendala siswa, guru, dan kemampuan sekolah. Banyak program pengembangan diri yang bagus jika dilaksanakan, namun memerlukan biaya yang sangat mahal. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan dengan mempertimbangkan biaya, fasilitas, dan keahlian yang terjangkau: a) Perbaikan terhadap proses belajar mengajar yang menekankan pada kebermaknaan Penugasan yang mengembangkan aspek pengembangan diri selain pengembangan nalar; Berikan tugas yang menantang dan attractif, hubungkan dengan kondisi lingkungan makro (perkembangan di masyarakat); Buatkan siswa presentasi ttg penemuan, hasil wawancara dsb. Buatkan majalah dinding yang menantang dan attractif; Majalah sekolah yang menantang; Hidupkan milis yang ilmiah. Outward bound kepemimpinan yang diselenggarakan oleh alumni; Penyelenggaraan seminar rutin oleh siswa tentang aktualisasi diri; Penyelenggaraan pelatihan dengan melibatkan ahli sebagai nara sumber; Mengikuti berbagai kompetisi. b) Optimalisasi Media komunikasi yang ada agar lebih Challenging c) Program Ekstrakurikuler Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak Kerjasama dengan instansi terkait; Kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta; Mencari sponsor sebagai pendukung berbagai kegiatan untuk menekan pembiayaan. E. Jenis Layanan Macam-macam layanan bimbingan dan konseling : 1. Layanan Orientasi Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. 2. Layanan Informasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). 3. Layanan Penempatan dan penyaluran Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya. 4. Layanan pembelajaran Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. 5. Layanan Konseling Individual Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. 6. Layanan Bimbingan Kelompok Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjanguntuk pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu. 7. Layanan Konseling Kelompok Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. F. Kegiatan Pendukung Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, antara lain yaitu : a) Aplikasi instrumentasi bk (tes/ non-tes) b) Himpunan data (pribadi siswa, prestasi, observasi, absensi, catatan kejadian) c) Konferensi kasus d) Kunjungan rumah e) Alih tangan kasus f) Aplikasi instrumentasi 1. Aplikasi Instrumentasi Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan denagn berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun nontes. 2. Himpunan Data Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (klien). Himpunan data perlu dielenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup. 3. Konferensi Kasus Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. 4. Kunjungan Rumah Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keteranang, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lainnya. 5. Alih tangan kasus Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan amntap antara berbagi pihak yang dapat memberikan

bantuan dan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan). Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling ini, kesemuanya saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung. Saling keterkaitan dan tunjang menunjang antara layanan dan pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungi yang diemban oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung . Kegiatan pendukung bk untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes. BAB VII PK - PERANAN DAN KERJASAMA PERSONIL SEKOLAH DALAM PELAYANAN BK DI SEKOLAH PERANAN DAN KERJASAMA PERSONIL SEKOLAH DALAM PELAYANAN BK DI SEKOLAH A. Peranan Kepala/Wakil Kepala Sekolah Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut : l Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis. l Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. l Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling. l Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. l Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi. l Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : 1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik) 2. Kepala sekolah sebagai manajer 3. Kepala sekolah sebagai administrator 4. Kepala sekolah sebagai supervisor 5. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) 6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja 7. Kepala sekolah sebagai wirausahawan Peran wakil kepala sekolah sebagai pembantu kepala sekolah, wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah. B. Peranan Guru Pembimbing Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat. Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula. Sehubungan dengan peranannya sebagai pembimbing, seorang guru harus : Mengumpulkan data tentang siswa Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orangtua siswa baik secara individu maupun secara kelompok untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik

Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu Bekerja sama dengan petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.

C. Peranan Guru MataPelajaran Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah : Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan). Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya. D. Peranan Wali Kelas Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling, Wali Kelas berperan : Membantu guru pembimbing/konselor melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya; Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya; Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling; Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi kasus; dan Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor. E. Peranan Pengawas BK Pengawas BK mempunyai peranan : 1. Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam : Memasyarakatkan pelayanan BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan personil sekolah lainnya), orang tua siswa dan masyarakat. Menyusun program kegiatan BK (prohram satuan layanan dan kegiatan pendukung, program mingguan, bulanan, caturwulan, dan tahunan). Melaksanakan program BK

Mengadministrasikan program kegiatan BK Menilai hasil pelaksanaan program BK Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan BK Memberikan timdak lanjut terhadap analisis penilaian BK 2. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi kepentingan tenaga, prasarana, dan sarana alat dan perlengkapan pelayanan BK. F. Kerjasama antar Personil Sekolah dan Pelayanan BK Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses belajar pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses bimbingan. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini yaitu : 1. Proses belajar menjadi sangat efektif apabila bahan yang dipelajari dikaitkan langsung dengan tujuan pribadi siswa. 2. Guru memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya lebih peka terhadapa hal-hal yang dapat memperlancar dan mengganggu kelancaran kegiatan kelas. 3. Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah/kesulitan secara lebih nyata. Guru pembimbing mempunyai keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan: 1. Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa dalam hal ini karena tenaga pembimbing masih sangat terbatas, sehingga pelayanan siswa dalam jumlah yang cukup banyak tidak bisa dilakukan secara intensif. 2. Keterlibatan guru pembimbing sehingga tidak mungkin dapat memberikan semua bentuk pelayanan seperti memberikann pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu Dilain pihak, guru juga mempunyai beberapa ketentuan menurut Koestoer Pratowisastro (1982). Keterbatasanketerbatasan guru tersebut antara lain : 1. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah siswa yang bermacam-macam, karena guru tidak terlatih untuk melakukan semua tugas. 2. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah. BAB X profesi kependidikan - administrasi kurikulum ADMINISTRASI KURIKULUM A. PENGERTIAN Terdapat delapan definisi kurikulum menurut beberapa ahli, yaitu : a. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva, 191:6) b. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6) c. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6) d. Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus, menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan meanifestasikan pola belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome (Hilda Taba dalam Oliva, 1991:6) e. Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991:7) f. Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N. Tanner dalam Oliva, 1991:7) g. Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu program belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi (Abert I. Oliver dalam Oliva, 1991:7).

h. Kurikulum mengandung konten (suject matter), pernyataan tujuan (terminal objective), urutan konten, preasesmen dari entri skil yang dipersyaratkan pada siswa ketika mulai belajar konten (Roert M. Gagne dalam Oliva, 1991:7). Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan definisi kurikulum adalah sebagai berikut: Kurikulum adalah seperangkat perencanaan pengajaran yang sistematik yang berisi pernyataan tujuan, organisasi konten, organisasi pengalaman belajar, program pelayanan, pola belajar mengajar, dan program evaluasi agar pebelajar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dan perubahan tingkah laku. Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yuang direncanakan dan diusahan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Administrasi kurikulum menekankan pada upaya bagaimana mengarahkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dilaksanakan secara tepat dalam berbagai kegiatan pendidikan. Ada tiga konsep yang terkait dengan kurikulum: 1. Kurikulum merupakan inti pokok yang menjadi substansi kegiatan di sekolah. Kurikulum berisi perencanaan kegiatan belajar serta tujuan yang akan dicapai. 2. Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem yang meliputi sistem sekolah, sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Dalam hal ini, tercakup tata laksana perencanaan kurikulum, pelaksanaan serta evaluasi dan penyempurnaan kurikulum. 3. Kurikulum sebagai suatu studi yang dikaji oleh para ahli di bidang kurikulum. Dalam kaitan ini, para ahli kurikulum berupaya melakukan pengembangan dan inovasi di bidang kurikulum. Secara oprasional kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu dapat meliputi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, peserta didik, dan seluruh civitas akademika atau warga sekolah/lembaga pendidikan. 1. Kegiatan yang berhubugan dengan tugas guru/pengajar, yaitu ; a. Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program pengajaran dan ketentuan tentang beban mengajar wajib bagi guru, b. Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran, c. Tugas guru dalam kegiatan PBM. 2. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas peserta didik/siswa Kegiatan-kegiatan peserta didik demi suksesnya PBM tertera dalam jadwal kegiatan belajar yang telah disusun oleh sekolah secara paedagogis beserta jadwal tes/ulangan/ujian, dan jadwal kegitan belajar yang diatur sendiri oleh siswa dalam strategi mensukseskan hasil studinya. Seorang pelajar/mahasiswa yang studi aktif dan kreatif biasa menyusun jadwal untuk waktu-waktu belajar, rekreasi/releks, tugas sosial, membaca koran, dan sebagainya. 3. Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh civitas akademik Kegiatan ini merupakan pedoman sinkronisasi segala kegiatan sekolah, yang kurikuler, ekstra kurikuler, akademik/non akademik, hari-hari kerja, libur, karya wisata, hari-hari besar, nasional/agama dan sebagainya. 4. Kegiatan- Kegiatan penunjang PBM Disamping ketiga kegiatan pokok tersebut diatas tersebut, nampaknya masih perlu diketengahkan kegiatan-kegiatan penunjang PBM untuk dibahas, yaitu bimbingan-penyuluhan (BP),Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),dan perpustakaan. Dalam upaya meningkatkan suksesnya kesehatan non-fisik, factor kesehatan fisik, dan faktor kelengkapan bahan bacaan. Administrasi kurikulum bertujuan untuk : 1. Membantu para pelaksana pendidikan dalam memahami cara merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan, serta menilai proses belajar mengajar di sekolah. 2. Meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan pendidikan dengan lingkungan sebagai sumber belajar dan kebutuhan siswa untuk bekal hidup di masyarakat. B. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan

orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidahkaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru., lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu : 1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis). 2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik. 3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan. 4.Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai. 5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. C. PELAKSANAAN KURIKULUM Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada pelaksanaan kurikulum adalah : a. Penyusunan program pengajaran semester/catur wulan Tujuan dari penyusunan program pengajaran semester ini adalah : Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan gurudalam proses belajar mengajar Menyarankan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat dilakukan secara bertahap dan tepat. Fungsi dari program pengajaran semester/ caturwulan adalah : Pedoman bagi guru dalam penyelengaraan pembelajran selama satu semester/ catur wulan Bahan oleh kepela sekolah dan pengawas dalam melakukan pembinaan terhadap guru. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyusun program pengajaran semester/caturwulan : Mempelajari GBPP mata pelajaran yang dibina Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP menjadi beberapa satuan bahasan Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selama satu semester/caturwulan Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah (belajar) selama satu semester/caturwulan dengan melihat kelender pendidikan sekolah yang bersangkutan Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahsan yang sesuai dengan hari efektif sekolah Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan banyaknya minggu efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kelender pendidikan. b. Penyusunan persiapan pengajaran (satuan pelajaran) Satuan pelajaran berisikan antara lain : Identitas mata pelajaran Tujuan pengajaran, baik tujuan instruksional umum maupun tujuan instruksional khusus Materi pengajaran Langkah-langkah penyampain pengjaran Prosedur memperoleh balikan formatif melalui monitoring atau balikan sumatif melalui tes bagian itu. c. Pelaksanaan proses belajar mengajar Didalam melaksanakan proses belajar mengajar, guru harus selalu waspada terhadap gangguan yang mungkin terjadi karena kesalahan perencanaan fasilitas serta sumber lain yang mendukung proses belajar mengajar, dsb. d. Evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar Evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan melalui hasil belajar siswa, sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain melalui ujian formatif/subsumatif dan sumatif. D. EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM

Evaluasi adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Evaluasi pendidikan adalah Evaluasi program pendidikan bagi peserta didik dalam lingkup luas atau terbatas, dilakukan terhadap kurikulum potensial maupun kurikulum aktual. Evaluasi kurikulum dapat dilakukan dengan dua cara : 1. Melalui evaluasi hasil belajar Tujuan dan fungsi hasil belajar adalah : Memberikan umpan balik kepada siswa dan guru dengan tujuan untuk memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Memberikan info kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam belajar dengan bertujuan memperbaiki, mendalami, atau memperluas pelajarannya. Menentukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas dan kelulusan. 2. Melalui evaluasi program pengajaran Merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan program tersebut. Bentuk dari evaluasi kurikulum adalah Penilaian formatif (monitoring) Dilaksanakan pada saat berlangsungnya suatu program Tujuan utamanya memperbaiki kelemahan sesegera mungkin, build in dalam pelaksanaan program Dilaksanakan secara kontinu agar objektif dan komprehensif Hasilnya segera disusun dan digunakan dalam program selanjutnya Alat penilaian : observasi, wawancara, tes Penilai : pengajar/pelatih, kepala diklat, supervisor, tim penilai khusus Segi yang dinilai : pelaksanaan pengajaran, penilaian, bimbingan, administrasi, penggunaan sumber belajar, sarana pendidikan, dll. Penilaian sumatif Dilaksanakan setelah selesainya suatu program Tujuan utamanya menilai keberhasilan suatu program dilihat dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya Aspek yang dinilai terutama produk atau hasil dari program Prosedur evaluasi kurikulum adalah : 1. Tahap persiapan Menyusun TOR (term of reference) Target dan sasaran penilaian Lingkup dan objek yang dinilai Alat dan instrumen yang digunakan Prosedur dan cara penilaian Organisasi pelaksana Biaya, dsb. Klarifikasi (penjabaran dari TOR) Mengadakan penelaahan perangkat evaluasi (tujuan, isi, strategi, sumber data, instrumen, dan jadwal) Ujicoba Penilaian (try-out) Melaksanakan teknik dan prosedur penilaian di luar sampel penilaian Tujuannya untuk melihat keterandalan alat penilaian dan melatih tenaga penilai Hasil ujicoba dijadikan dasar perbaikan dan penyempurnaan 2. Tahap pelaksanaan Pengumpulan data lapangan Penyusunan dan pengolahan data Penyajian/deskripsi data Menentukan judgement, rekomendasi,implikasi Menyusun laporan

E. PERANAN GURU DALAM ADMINISTRASI KURIKULUM Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai berikut ; a. Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota suatu masyarakat. c. Orang yang ahli dalam mata pencaharian. d. Penegak disipplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disipplin. e. Pelaksanan administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, gurupun beranggungjawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi, f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak ditangan guru, g. Penerjemah kepada masyarakat, artiya guru beerperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru/pengajar, yaitu ; a. Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program pengajaran dan ketentuan tentang beban mengajar wajib bagi guru, b. Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran, c. Tugas guru dalam kegiatan PBM. BAB XI profesi kependidikan - Administrasi personalia Administrasi personalia A. Pengertian Administrasi Personalia Kata administrasi berasal dari kata ad yang berarti ke atau kepada, dan ministrare yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan. Sedangkan kata personalia berasal dari kata personil atau personnel yang berarti pegawai. Jadi administrasi personalia tidak lain adalah administrasi dalam bidang pegawai atau kepegawaian, yaitu administrasi atau manajemen yang menagani masalah masalah kepegawaian dalam suatu badan usaha atau lembaga. Pengertian lain dari administrasi personalia adalah proses kerja sama mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dalam bidang personalia dengan mendayagunakansumber yanga da secara efektif dan efisien, sehingga semua personil sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan/ sekolah yang telah ditetapkan. Administrasi Personalia pada dasarnya proses ini adalah proses yang paling dasar dalam pengumpulan informasi yang berhubungan dengan sistem kepegawaian. Dimana dalam hal ini dilakukan pengumpulan informasi yang berhubungan dengan kelengkapan atau pelengkap dari proses administrasi umum yang berhubungan dengan seorang personel. Adapun proses yang termasuk didalamnya adalah proses perekaman data umum kepegawaian seperti : Biodata Pegawai Sejarah Kepangkatan Sejarah jabatan Sejarah Pendidikan Formal Sejarah Pendidikan Penjenjangan Sejarah Pendidikan Substantial Keahlian berbahasa asing Penggunaan fasilitas perusahaan Sejarah kunjungan ke luar negeri Daftar Keluarga Sejarah hukuman dan penghargaan yang diperoleh Memo Khusus Sehubungan dengan itu, pada sistem ini telah dibentuk suatu standarisasi tabel-tabel pendukung, yang mana mengacu pada standar pengkodean yang ditetapkan untuk Sistem Kepegawaian di Indonesia. Keuntungan dari hal ini adalah : a. Kemudahan dalam pengelompokan informasi, karena sebagian besar informasi menggunakan kode. b. Mempercepat pengisian dan akurasi data, sebab operator tidak perlu mengingat daftar kode yang diperlukan untuk

pengisian data, semua dapat diperoleh secara cepat oleh sistem. c. Tampilan grafis dalam pemasukan data, sehingga membantu pemakai dalam pengoperasiannya. d. Jumlah data yang direkam per transaksi lebih sedikit dengan pengkodean. e. Setiap histori yang dimiliki oleh personel akan direkam selama atau sebanyak jumlah data yang akan disimpan (ditentukan oleh pihak manajemen kepegawaian). B. Perencanaan Administrasi Personalia Perencanaan pegawai bertujuan untuk mengetahui secara pasti akan kebutuhan pegawai, baik mengenai jumlahnya maupun mengenai jenis dan tingkatannya. Untuk mengetahui kebutuhan pegawai ini ada tiga hal yang perlu diketahui lebih dahulu, yaitu : Jumlah dan jenis pegawai yang telah ada Beban kerja (load) dari lembaga ataupun unit-unitnya Kapasitas kerja pegawai Dalam rangka perencanaan penentuan penambahan atau pengurangan pegawai secara umum dapat dikatakan, bahwa ada dua kebijakan dalam hal ini, yaitu : 1. Kebijakan kepegawaian didasarkan pada kebutuhan (need oriented) ; berarti apabila suatu unit kerja mengalami perkembangan, berarti beban kerja bertambah. Bila beban kerja bertambah, berarti perlu adanya penambahan pegawai. Sebaliknya, apabila suatu unit kerja (usaha) mengalami kemunduran, berarti beban kerja menyusut. Bila beban kerja menyusut berarti ada pegawai tidak berfungsi. Dalam hal ini diadakan pengurangan pegawai. Penyusutan atau pengurangan pegawai ini dalam istilah kepegawaian biasa disebut rasionalisasi. 2. Kebijakan kepegawaian didasarkan pada anggaran biaya (budget oriented) ; berarti penentuan penambahan atau pengurangan pegawai didasarkan pada anggaran biaya yang tersedia. Bila naggaran tersedia, maka boleh mengadakan penambahan pegawai. Tapi, bila anggaran tidak tersedia/menurun, maka tidak diperbolehkan menambah pegawai, bahakan bila perlu mengurangi pegawai. Perencanaan personil adalah penentuan jumlah dan spesifikasi (kualitas dan kuantitas) orang-orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Langkah-langkah dalam perencanaan personil sebagai berikut : a. Analisis pekerjaan Menurut Simamora (1999) adalah proses pengumpulan dan pemeriksaan dalam pengorganisasian semua aktivitasaktivitas kerja pokok di dalam suatu organisasi beserta kualifikasi (pengetahuan, kemampuan, serta sifat-sifat individu) yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut. b. Penentuan formasi Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat pegawai yang diperlukan dalam suatu organisasi untuk melaksanakan tugas pokoknya dalam jangka waktu tertentu. c. Penentuan kebutuhan Dimulai dari kegiatan inventarisasi personal, yaitu : pendataan ulang personil yang sudah ada. C. Pengadaan Administrasi Personalia Pegawai adalah orang yang mengerjakan atau melaksanakan suatu pekerjaan atau disingkat orang yang bekerja. Jika bentuknya dibalik (dijadikan bentuk pasif), maka menjadi orang yang dipekerjakan. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian, bab I pasa I dirumuskan pengertian tentang pegawai : yang dimaksud dengan Pegawai (Negri) adalah mereka yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan (negri) atau diserahi tugas (negara) lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan lembaga/instansi tempat kerjanya, pegawai bisa dibedakan dalam dua macam, yaitu : 1. Pegawai Negri : pegawai yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah 2. Pegawai Swasta : pegawai yang bekerja pada lembaga-lembaga swasta Pada pokoknya pengadaan pegawai negri sipil diselenggarakan melalui langkah-langkah atau prosedur sebagai berikut : 1. Pengumuman 2. Pendaftaran

3. Seleksi atau Penyaringan Dalam pasal 16 ayat 1 UU No. 8 Tahun 1974 yang diubah menjadi UU No. 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dan pasal 1 PP No. 8 tahun 2000 tentang pengadaan pegawai dengan perubahan PP No. 11 tahun 2002 mengatakan bahwa pengadaan pegawai negeri sipil dilakukan mulai dari : a. Perencanaan pengadaan personil b. Pengumuman c. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelamar/calon pegawai negeri sipil, adalah : WNI Berusia serendahnya 18 tahun dan setingginya 35 tahun Tidak pernah dihukum penjara/kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan Tidak pernah diberhentikan dengan hormat, tidak atas permintaan atau dengan hormat PNS, atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta Tidak berkedudukan sebagai calon/pegawai negeri Mempunyai pendidikan, keahlian, kecakapan dan keterampilan yang diperlukan Berkelakuan baik Sehat jasmani dan rohani Bersedi ditempatkan diseluruh wilayah NKRI/negara lain yang ditentukan pemerintah Syarat-syarat yang lain ditentukan dalam persyaratan jabatan d. Lamaran e. Penyaringan/seleksi f. Pengangkatan sebagai calon PNS g. Pengangkatan sebagai PNS Setelah melalui masa percobaab sekurang-kurangnya satu tahun dan paling lama dua tahun, maka calon PNS diangkat menjadi PNS dengan syarat : Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani Telah lulus pendidikan dan latihan pra jabatan Kewajiban dan Hak Pegawai Negri Sipil Dalam UU No. 8 tahun 1974 disebutkankewajiban PNS sebagai berikut : 1. Setiap PNS wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pncasila, UUD 45 dan Pemerintah 2. Setiap PNS wajib mentaati segala perundang-undangan yang berlaku 3. Setiap PNS wajib melaksanakan segala tugas kedinasan 4. Setiap PNS wajib menyimpan rahasia jabatan 5. Setiap PNS bekerja secara jujur, tertib, cermat dan bersemangat Adapun hak-hak PNS ialah : 1. Setiap PNS berhak memperoleh gaji yang layak 2. Setiap PNS dan keluarganya yang sakit berhak akan perawatan kesehatan 3. Setiap PNS berhak atas cuti 4. Setiap PNS berhak mendapatkan tunjangan 5. Setiap keluarga PNS berhak mendapatkan uang duka bila meninggal 6. Setiap PNS berhak atas pensiun sesuai dengan ketentuan yang berlaku D. Pemanfaatan dan Pembinaan Administrasi Personalia Pemanfaatan personil merupakan upaya perlibatan secara aktif para personil dalam kegiatan penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan lembaga. Pembinaan personil adalah kegiatan yang diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas-tugas lembaga/pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. Upaya yang dilakukan dalam pendayagunaan personil adalah: a. Orientasi personil b. Pendidikan dan pelatihan c. Penggajian personil : gaji pokok + tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan pangan, dll. d. Kenaikan pangkat personil e. Pembinaan disiplin pegawai

f. Cuti personil (PNS) g. Peningkatan kesejahteraan pegawai a. Kesejahteraan Rohani 1. Kebutuhan akan rasa aman dan tenteram 2. Kebutuhan akan rasa kasih sayang 3. Kebutuhan akan rasa harga diri, dihargai dan dihormati 4. Kebutuhan akan mengaktualisasi diri dan berprestasi b. Kesejahteraan Materi 1. Peningkatan penghasilan PNS 2. Tabungan dan Asuransi PNS (Taspen) 3. Keoperasi Pegawai Negri 4. Asuransi Kesehatan Pegawai Negri h. Mutasi, promosi dan demosi Mutasi ; pemindahan seorang PNS dari suatu jabatan ke jabatan lain yang sama tingkatnya. Pemindahan ini disebut juga tour of duty. Demosi ; penurunan pangkat setingkat lebih rendah dari pangkat sebelumnya. Demosi diberikan antara 6 bulan s/d 1 tahun, setelah itu PNS bersangkutan kembali pada jabatannya semula i. Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) E. Pemberhentian Administrasi Personalia Pada garis besarnya sebab-sbebab pemberhentian PNS itu dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis, yaitu : 1. Permohonan pegawai sendiri 2. Pemberhentian oleh Dinas/Pemerintah : dikarenakan PNS tersebut tidak cakap jasmani/rohani, penciutan organisasi, peremajaan atau melakukan kriminal. 3. Pemberhentian karena sebab lain : meninggal dunia, PNS tersebut hilang, cuti di luar tanggungan Negara, telah mencapai batas usia pensiun. Pensiun Diantara sebab-sebab pensiun adalah : 1. Telah mencapai batas usia pensiun 2. Meninggal dunia karena dalam menjalankan tugas 3. Kuzuran jasmani/rokhani Macam-macam pensiun : 1. Pensiun Pegawai Negri ; diberikan dengan ketentuan pensiun 2. Pensiun janda/duda ; diberikan kepada suami/istri dari PNS yang meninggal 3. Pensiun Anak ; diberikan kepada anak dari seorang PNS yang meninggal 4. Pensiun Orang Tua ; diberikan bila tidak ada ahli waris dari PNS yang meninggal selain orang tuanya. F. Peranan Guru dalam Administrasi personalia Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan Memberikan informasi tentang keadaan personil sekolah Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personel sekolah. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukan Membantu mencapai suatu tujuan, atau proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Mengatur dan mengurus penggunaan tenaga-tenaga kerja yang di perlukan dalam usaha kerjasama Mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai

BAB XII ADMINISTRASI PERSONALIA DAN SARANA PRASARANA

ADMINISTRASI PERSONALIA DAN SARANA PRASARANA

A.

Pendahuluan Sumber daya organisasi secara garis besar dapat dikelompokkan atas dua yaitu sumber daya materil dan sumber daya personil. Keberadaan sumber daya personil sangat menentukan bagaimana sumber daya yang lain menunjang untuk mencapai tujuan organisasi. Personillah yang memberi cetusan kreatif, menghasilkan barang dan jasa, mengendalikan mutu, menentukan strategi dan prosedur-prosedur kerja yang yang lebih baik. Disamping itu sumber daya materil diantaranya sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendukung agar personil dapat melaksanakan tugas-tugas organisasi secara optimal. Maka dari itu pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengelolaan sumber daya ini dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam administrasi personalia, dan administrasi sarana dan prasarana pendidikan.

B.

Materi I. Administrasi Personalia

1.

Pengertian Administrasi personalia Administrasi personalia, adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan mendayagunakan sumber daya yang ada dan efisien, sehingga semua personil sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan /sekolah yang telah ditetapkan

2.

Perencanaan personil Perencanaan personil adalah penentuan jumlah dan spesifikasi orang-orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Langkah-langkag dalam perencanaan personil adalah sebagai berikut :

1. 2. 3.

Analisis pekerjaan Penentuan formasi Penetuan kebutuhan

3.

Pengadaan personil Pada pasal 16 ayat 1 undang-undang no 8 tahun 1974 yang diubah menjadi undang-undang no 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dan pasal 1 Peraturan Perundangan no 98 tahun 2000 tentang pengadaan pegawai dengan perubahan PP no 11 tahun 2002 menyatakan bahwa pengadaan pegawai negeri sipil adalah kegiatan mengisi formasi yang lowong. Pengadaan pegawai negeri sipil dilakukan dimulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan calon pegawai negeri sipil sampai dengan pengangkatan menjadi pegawai negeri sipil.

4.

Pemamfaatan, pembinaan dan pengembangan personil

Pemamfaatan personil merupakan upaya pelibatan secara aktif para personil dalam kegiatan penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan lembaga. Pembinaan personil adalah kegiatan yang diarahakan untuk menjamin penyelenggaraan tugas-tugas lembaga/pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pengembangan personil adalah upaya peningkatan kemampuan personil dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan lembaga. Kegiatan-kegiatan administrasi personalia diatas merupakan upaya pendayagunaan personil secara optimal. Upaya pendayagunaan personil meliputi kegiatan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 5. Orientasi personil Pendidikan dan pelatihan Pengkajian dan kenaikan gaji personil Kenaikan pangkat Pembinaan disiplin Cuti Kesejahteraan personil Pemindahan atau mutasi dan promosi Penilaian pelaksanaan pekerjaan. Pemberhentian Pemberhentian pegawai negeri sipil diatur dalam peraturan pemerintah no 32 tahun 1979 dengan perubahan PP no 1 tahun 1994. Pemberhentian sebagai PNS maksudnya adalah berakhirnya status seseorang sebagai PNS karena alasan-alasan tertentu. Pemberhentian PNS dapat terjadi karena: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Permintaan sendiri Mencapai batas usia pensiun Adanya penyerdehanaan organisasi Melakukan pelangggaran atau tindak pidana penyelewengan Tidak cakap jasmani atau rohani Meninggalkan tugas Meninggal dunia atau hilang Dll

6.

Pensiunan PNS Pensiunan adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap pegawai atau pegawai negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara. Pegawai yang berhak atas pension adalah : Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan pada saat pemberhentan tersebut :

Mencapai usia 50 tahun dan masa kerja sekurang-kurangnya 20 tahun Dinyatakan oleh pihak yang berwenang tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani dan rohani Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun

1.

Pegawai negeri sipil yang diberhentikan dengan hormat karena penyederhanaan organisasi, perubahan susunan pegawai, penertiban aparatur Negara, atau alas an dinas lainnya yang pada saat pemberhentian telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun.

2.

Pegewai negeri sipil yang setelah menjalankan suatu tugas Negara tidak dipekerjakan sebagai PNS berhak menerima pension bila diberhentikan dengan hormat, dan usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan masa kerja pension 10 tahun.

3.

Pegawai yang diberhentiakn dengan hormat sebagai PNS karena mencapai batas usia pension, berhak atas pensiunapabila dia memiliki masa kerja pension sekurang-kurangnya 10 tahun.

4. 7. Peranan guru dalam administrasi personalia 1. 2. Dapat memberi masukan tentang keadaan personil yang ada dan kebutuhan personil yang akan datang. Pada kegiatan pemamfaatn pembinaan dan pengembangan guru sebagai orang yang dilayani hendaknya berperan aktif sesuai dengan fungsinya, sehingga ia mendapatkan pelayanan seperti yang diharapkan dan tujuan organisasi atau sekolah dapat dicapai secara optimal. 3. Guru dituntut untuk memahami aturan-aturan kepegawaian yang berlaku dan terkait dengannya serta berusaha dengan mengalaksanakannya secara konsisten dan penuh tanggung jawab

Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

A. MATERI a. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb. Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu : a. b. c. Bangunan dan perabot sekolah Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil.

b.

Macam Macam Sarana Dan Prasarana Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang di perlukan di sekolah demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah :

1. 2.

Ruang kelas: tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Ruang perpustakaan: tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari sinilah siswa dapat menambah pengetahuan.

3.

Ruang laboratorium ( tempat praktek) : tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan .

4. 5. 6. c.

Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan mengenai keterampilan tertentu. Ruang kesenian: adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni Fasilitas olah raga: tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga. Fungsi Administrasi Sarana Dan Prasarana Selain memberi makna penting bagi terciptanya dan terpeliharanya kondisi sekolah yang optimal administrasi sarana dan prasarana sekolah berfungsi sebagai:

a. b.

Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di perlukan dalam proses belajar mengajar. Memelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan optimal. Fungsi administrasi yang di pandang perlu dilaksanakan secara khusus oleh kepala sekolah adalah :

1.

Perencanaan Perencanaan dapat di pandang sebagai suatu proses penentuan dan penyusunan rencana dan programprogram kegiatan yang akan di lakukan pada masa yang akan datangsecara terpadu dan sistematis berdasarkan

landasan ,prinsip-prinsip dasardan data atau informasi yang terkait serta menggunakan sumber-sumber daya lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. 2. Pengkoordinasian Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menyelaraskan gerak langkah dan memelihara prinsip taat asas (konsisten) pada setiap dan seluruh guru dalam melaksanakan seluruh tugas dan kegiatannya agar dapat tujuan dan sasaran yang telah di rencanakan .Hal ini di lakukan oleh kepala sekolah melalui pembinaan kerja sama antar guru, dan antar guru dengan pihak-pihak luar yang terkait. Di samping itu penyelarasan dan ketaatan pada sas diupayakan agar fungsi yang satu gengan yang lainnya dapat mercapai dan memenuhi target yang di tetapkan sebelumnya. 3. Pengendalian Fungsi ini mencakup upaya kepala sekolah untuk: a. b. c. d. e. Mengamati seluruh aspek dan unsur persiapan dan pelaksanaan program-program kegiatan yang telah di rencanakan Menilai seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang ada dapat mencapai sasaran-sasaran dan tujuan. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan beserta faktor-faktor penyebabnya. Mencari dan menyarankan atau menentukan cara-cara pemecahan masalah-masalah tersebut. Mengujicobakan atau menerapkan cara pemecahan masalah yang telah dipilih guna menghilagkan atau mengurangi kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai