Anda di halaman 1dari 8

ADSORPSI

I. TUJUAN  Mampu menjelaskan prinsip kerja proses adsorpsi  Menentukan titik belok dari grafik yang menunjukan kualitas penyaringan  Menghitung nilai effisiensi penyaringan II. TINJAUAN PUSTAKA Adsorpsi atau penyerapan adalah pembentukan lapisan gas pada permukaan padatan atau kadang-kadang cairan. Dalam proses adsorpsi ada zat yang terserap pada suatu permukaan zat lain yang disebut adsorbat, sedangkan zat yang permukaannya dapat menyerap zat lain disebut adsorben. Adsorpsi atau penyerapan berbeda dengan absorpsi atau penyerapan, sebab pada proses absorpsi zat yang terserap menembus ke dalam zat penyerap. Secara kimia absorpsi adalah masuknya gas ke dalam padatan atau lareutan, atau masuknya cairan ke dalam padatan. Sedangkan secara fisika, absorpsi adalah perubahan energi radiasi elektromagnetik, bunyi, berkas partikel, dan lain-lain ke dalam bentuk energi lain jika dilewatkan pada suatu medium. Bila foton diserap akan terjadi suatu peralihan ke keadan tereksitasi (Daintith, 1994). Molekul dan atom dapat menempel pada permukaan dengan dua cara. Dalam fisisorpsi (kependekan dari adsorpsi fisika), terdapat interaksi van der Waals antar adsorpat dan substrat. Antaraksi van der Waals mempunyai jarak jauh, tetapi lemah, dan energi yang dilepaskan jika partikel terfisiorpsi mempunyai orde besaran yang sama dengan entalpi kondensasi. Kuantitas energi sekecil ini dapat diadsorpsi sebagai vibrasi kisi dan dihilangkan sebagai gerakan termal. Molekul yang melambung pada permukaan seperti batuan itu akan kehilangan energinya perlahan-lahan dan akhirnya teradsorpsi padapermukaan itu, dalam proses yang disebut akomodasi. Entalpi fisorpsi dapat diukur dengan mencatat kenaikan temperatur sampel dengan kapasitas kalor yang diketahui, dan nilai khasnya berada di sekitar 20 kJ mol-1. Perubahan entalpi yang kecil ini tidak cukup untuk menghasilkan pemutusan ikatan, sehingga molekul yang terfisisorpsi tetap mempertahankan identitasnya, walaupun molekul itu dapat terdistorsi dengan adanya penukaran (Atkins, 1997). Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan

karbon atau arang tersebut, hanya dengan satu gram karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki permukaan sebesar 500m2. Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaan saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu sendiri (Anonim, 2009).

III. METODOLOGI PERCOBAAN

IV. DATA PENGAMATAN  Tinggi kolom  Diameter kolom  Massa bentonit 0.63 mm = 630 m = 315000 mesh  Volume media (karbon aktif) :  0,34)2(0,87) = 78,95 liter = 0,07895 m3 : 87 cm = 0,87 m : 34 cm = 0,34 m : 7 gram = 0,007 kg

 Ukuran diameter media (karbon aktif) : 0,63 mm

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13

Waktu (menit) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 110 120

TDS (mg/lt) 347 374 370 378 373 379 374 365 367 363 360 355

Kekeruhan (NTU)
9.64 2.47 1.99 1.72 1.64 1.45 1.53 1.23 1.23 1.94 2.32 2.51

Volume filtrat (ml) 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

V. PENGOLAHAN DATA 1. Kurva/Grafik Hubungan Kekeruhan terhadap Waktu


12 10 Kekeruhan (NTU) 8 6

Breakthrough
4 2 0 0 20 40 60 80 100 120 140

Waktu (menit)

2. Menghitung Effisiensi Penyaringan Rumus yang digunakan : = = NO 1 2 3 4 5 6 Waktu (menit) 0 10 20 30 40 50


         

 

 

Kekeruhan (NTU)
9.64 2.47 1.99 1.72 1.64 1.45

Efisiensi (%) 74.37 19.43 14.06 60.97 68.96 -

7 8 9 10 11 12

60 70 80 90 110 120

1.53 1.23 1.23 1.94 2.32 2.51

19.60 0 -

PEMBAHASAN Via Virginia (091411094) Praktikum Adsorpsi ini bertujuan untuk dapat mengetahui prinsip kerja proses adsorpsi, menentukan titik belok grafik yang menunjukan kualitas penyaringan, serta menghitung efisiensi penyaringan. Dalam praktikum ini, adsorban yang digunakan adalah karbon aktif, sedangkan yang berfungsi sebagai zat pengotor atau adsorbatnya adalah bentonit. Yang perlu diperhatikan selama proses, yakni pengadukan sampel air tersebut. Hal ini dimaksudkan agar penyerapan warna oleh larutan menjadi merata. Pengujian yang dilakukan diantaranya kekeruhan serta TDS. Dari data pengamatan, nilai TDS yang diperoleh menunjukan penurunan seiring dengan bertambahnya waktu. Hal ini menunjukan bahwa padatan terlarut yang ada dalam sampel tersebut diserap oleh karbon aktif. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin lama waktu, nilai padatan terlarut (TDS) dalam larutan semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa padatan terlarut telah diserap oleh karbon aktif. Untuk nilai kekeruhan dan DHL menunjukkan nilai yang fluktuatif. Dari grafik kekeruhan terhadap waktu menunjukkan banyaknya titik belok Hal tersebut bisa menunjukan jika karbon aktif yang digunakan untuk adsorpsi sudah jenuh sehingga membuat proses Adsorpsi berlangsung tidak baik. Padatan terlarut yang seharusnya terserap oleh karbon aktif, kemungkinannya menjadi lolos. Dilakukan pula penentuan effisiensi penyaringan, dimana effisiensi terbesar ditunjukkan pada saat t = 50 menit. Dari nilai efisiensi yang diperoleh, menunjukkan pula proses penyaringan yang dilakukan kurang maksimal karena effisiensi terbesar hanya 44,98 %.

Kesimpulan  Proses adsorpsi dapat dilakukan untuk menyerap bentonit dalam air menggunakan karbon aktif.  Effisiensi terbesar diperoleh pada t = 50 menit sebesar 44,98 % Daftar Pustaka Ghozali, Mukhtar. 2009. Adsorpsi dan Pertukaran Ion. Jakarta : Polban.

Anda mungkin juga menyukai