Anda di halaman 1dari 8

3 Pokok Ajaran Islam

Kategori: Aqidah 19 Komentar // 28 October 2008 Sejauh Mana Pemahaman Kita? Tak terasa, sudah sejak lama sekali (mungkin sudah 20-an tahun atau bahkan lebih) kita menjadi sebagai seorang muslim. Nikmat yang besar ini patutlah kita syukuri, karena banyak diantara manusia yang tidak memperoleh nikmat ini. Dan nikmat inilah yang sangat menentukan bahagia atau sengsaranya kita di hari akhir nanti. Pada kesempatan ini, tidaklah kami ingin menanyakan Sejak kapan kita masuk islam? atau Bagaimana ceritanya kita masuk islam? karena jawaban pertanyaan ini bukanlah suatu yang paling mendasar dan paling penting. Namun pertanyaan paling penting yang harus kita renungkan dan kita jawab pada setiap diri kita adalah: Sudah sejauh manakah kita telah memahami dan mengamalkan ajaran kita ini? Pertanyaan inilah yang paling penting yang harus direnungkan dan dijawab, karena jawaban pertanyaan inilah yang nantinya sangat menentukan kualitas keislaman dan ketakwaan seseorang. Alloh berfirman, Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati di dalam kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al Ashr: 1-3) Alloh berfirman, Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Alloh ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (Al Hujurot: 13) Pokok Ajaran Islam Sebagaimana yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini adalah ajaran yang paling sempurna, karena memang semuanya ada dalam Islam, mulai dari urusan buang air besar sampai urusan negara, Islam telah memberikan petunjuk di dalamnya. Alloh berfirman, Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu. (Al-Maidah: 3) Salman Al-Farisi berkata,Telah berkata kepada kami orang-orang musyrikin, Sesungguhnya Nabi kamu telah mengajarkan kepada kamu segala sesuatu sampai buang air besar! Jawab Salman, benar! (Hadits Shohih riwayat Muslim). Semua ini menunjukkan sempurnanya agama Islam dan luasnya petunjuk yang tercakup di dalamnya, yang tidaklah seseorang itu butuh kepada petunjuk selainnya, baik itu teori demokrasi, filsafat atau lainnya; ataupun ucapan Plato, Aristoteles atau siapa pun juga.

Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan baroah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para Nabi dan Rosul yang diutus oleh Alloh kepada ummat manusia. Maka barangsiapa yang tidak melaksanakan ketiga hal ini pada hakikatnya dia bukanlah pengikut dakwah para Nabi. Keadaan orang semacam ini tidak ubahnya seperti orang yang digambarkan oleh seorang penyair, Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila, namun laila tidak mengakui perkataan mereka Berserah Diri Kepada Alloh Dengan Merealisasikan Tauhid Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada Alloh dengan tauhid, yakni mengesakan Alloh dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh menujukan satu saja dari jenis ibadah kita kepada selainNya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk diibadahi. Dia lah yang telah menciptakan kita, memberi rizki kita dan mengatur alam semesta ini, pantaskah kita tujukan ibadah kita kepada selain-Nya, yang tidak berkuasa dan berperan sedikitpun pada diri kita? Semua yang disembah selain Alloh tidak mampu memberikan pertolongan bahkan terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Alloh berfirman, Apakah mereka mempersekutukan dengan berhalaberhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedang berhala-berhala itu sendiri yang diciptakan. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada para penyembahnya, bahkan kepada diri meraka sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan. (Al -Arof: 191-192) Semua yang disembah selain Alloh tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam semesta ini. Alloh berfirman, Dan orang-orang yang kamu seru selain Alloh tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (Fathir: 13-14) Tunduk dan Patuh Kepada Alloh Dengan Sepenuh Ketaatan Pokok Islam yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang mutlak kepada Alloh. Dan inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran pengakuan imannya. Penyerahan dan perendahan semata tidak cukup apabila tidak disertai ketundukan terhadap perintah-perintah Alloh dan Rosul-Nya dan menjauhi apa-apa yang dilarang, semata-mata hanya karena taat kepada Alloh dan hanya mengharap wajah-Nya semata, berharap dengan balasan yang ada di sisi-Nya serta takut akan adzab-Nya. Kita tidak dibiarkan mengatakan sudah beriman lantas tidak ada ujian yang membuktikan kebenaran pengakuan tersebut. Alloh berfirman, Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. ( Al-Ankabut: 2-3)

Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan keputusan. Alloh berfirman, Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak pula perempuan yang beriman, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata. (Al Ahzab: 36) Orang yang beriman tidak membantah ketetapan Alloh dan Rosul-Nya akan tetapi mereka mentaatinya lahir maupun batin. Alloh berfirman, Sesungguhnya jawaban orang-orang beriman, bila mereka diseru kepada Alloh dan Rosul-Nya agar rosul menghukum di antara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (An Nur: 51) Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya Seorang muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Alloh, maka konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri dan membenci perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan beriman dengan sebenar-benarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Alloh dan membenci apa yang dibenci Alloh. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Alloh. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, kedzaliman yang paling dzalim dan sikap kurang ajar yang paling bejat terhadap Alloh, padahal Allohlah Robb yang telah menciptakan, memelihara dan mencurahkan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Alloh telah memberikan teladan kepada bagi kita yakni pada diri Nabiyulloh Ibrohim alaihis salam agar berlepas diri dan memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan. Alloh berfirman, Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Alloh, kami mengingkari kamu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja. (Al-Mumtahanah: 4) Jadi ajaran Nabi Ibrohim alaihis salam bukan mengajak kepada persatuan agama-agama sebagaimana yang didakwakan oleh tokoh-tokoh Islam Liberal, akan tetapi dakwah beliau ialah memerangi syirik dan para pemujanya. Inilah millah Ibrohim yang lurus! Demikian pula Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam senantiasa mengobarkan peperangan terhadap segala bentuk kesyirikan dan memusuhi para pemujanya. Inilah tiga pokok ajaran Islam yang harus kita ketahui dan pahami bersama untuk dapat menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban yang yakin dan pasti. Dan di atas ketiga pokok inilah aqidah dan syariah ini dibangun. Maka kita mohon kepada Alloh semoga Alloh memberikan taufiq kepada kita untuk dapat memahami agama ini, serta diteguhkan di atas meniti din ini. Wallohu alam
http://muslim.or.id/aqidah/3-pokok-ajaran-islam.html

POKOK-POKOK AJARAN ISLAM A. Akidah Akidah adalah segala maksud dan tujuan hanyalah kepada Allah SWT, yang meliputi keyakinan dan keimanan. Akidah secara bahasa adalah sebuah ikatan/. Artinya kita terikat oleh ajaran Islam seseorang wajib untuk menyakini hal-hal yang dapat dipercaya dengan keimanan. Sehingga orang Islam betul-betul harus memiliki keimanan yang sangat kuat. Adapun pengertian iman diterangkan dalam sebuah hadits :

Artinya :

Iman adalah diucapkan dengan lisan, nembenarkan dengan hati dengan melaksanakan dengan perbuatan . Sebagai orang islam wajib dan percaya terhadap 6 atau disebut dengan Rukun Iman. Adapun Rukun Iman tersebut antra lain : 1. Iman Kepada Allah. Iman kepada Allah merupakan pokok keimanan karena Allah yang menciptakan segalanya (Causa Prima) dan memerintahkan kepada kita untuk mempunyai adanya malaikat, kitab, Rasul, hari akhir serta qodo dan qodar. 2. Iman kepada Malaikat Allah SWT. Allah menciptakan malaikat dan diberi tugas oleh Allah, Malaikat yang wajib diketahui ada 10 yaitu : a. Malaikat Jibril, diberi tugas untuk menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul.

b. Malaikat Mikail, diberi tugas untuk menurunkan hujan kebumi c. Malaikat Isrofil, diberi tugas untuk meniup terompet sebagai pertanda terjadinya hari kiamat.

d. Malaikat Izrofil, diberi tugas untuk mencabut nyawa. e. f. g. h. i. Malaikat Munkar dan Nakir, diberi tugas untuk meminta pertanggung jawaban manusia dialam kubur. Malaikat Rokib, diberi tugas untuk mencatat amal baik manusia. Malaikat Atid, diberi tugas untuk mencatat amal buruk manusia. Malaikat Malik, diberi tugas untuk menjaga pintu neraka. Malaikat Ridwan, diberi tugas untuk menjaga pintu surga.

3. Iman kepada Kitab Allah SWT.

Kita harus meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab kepada rasul sebagai pedoman hidup, kitab-kitab tersebut antara lain : a. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As.

b. Kitab Zabur Diturunkan kepada Nabi Daud AS. c. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.

d. Kitab Al-quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. 4. Iman kepada Rasul Allah Rasul yang diketahui yang wajib dikrtahui oleh umat Islam yaitu ada 25 Rosul. 5. Iman kepada Hari Akhir atau Hari Kiamat. Kita harus meyakini akan terjadinya hari kiamat. 6. Iman Kepada Qodo dan Qodar. Artinya segala sesuatu yang terjadi karena ketentuan Allah SWT.

B. Tauhid Tauhid artinya mengesakan Allah danmenyembah nya kepada Allah dijelaskan didalam Al-quran :

Artinya :

Sembahlah Allah SWT dan janganlah kamu memyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. (An-Nisa.36). Kita sebagai umat Islam harus yakin bahwa Allah yang menciptakan segala sesuatu. Kita menyembah dan memohon hanya kepada Allah SWT.

Artinya :

Kepadanu kami menyembah dan memohon pertolongan.

Tauhid ada dua macam yaitu: 1. Tauhid Rubudiyah Artinya kita meyakini bahwa segala sesuaru ciptaan Allah SWT. 2. Tauhid Uluhiyah.

Artinya kita menyembah dan memohon hanya kepada Allah SWT.

C. Ahlak Ahlak yaitu perilaku manusia terhadap orang lain dan alam sekitarnya. Pada jaman Jahiliyah ahlak manusia sangat rusak sekali sehingga Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan ahlak manusia.

Artinya :

Sesungguhnya Aku mengutus kamu (Muhammad) untuk menyempurnakan ahlak. Ahlalak dibagi menjadi dua yaiu:

1. Ahlak kepada Allah SWT. Kita sebagai manusia harus memiliki ahlak yang mulia dihadapan Allah SWT. Kita wajib mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dengan cara menjalankan segala perintahnya dan menjauhi laranganya. 2. Ahlak Kepada Sesama Manusia. Kita sebagai sesama mahluk Allah SWT yang lemah tentu tidak bisa sendirian, artinya kita hidup memerlukan orang lain. Oleh karena itu kita harus berbuat baik kepada sesama, lebih-lebih kepada orang tua kita. Kewajiban mematuhi orang diperkuat dengan firman Allah SWT surat Al Isra 23:

Artinya :

Dan Tuhan kanu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang duantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lamjut dalam memeliharamu, maka jangan sekali-kali mengatakan kepada keduanya dengan perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

A. Syahriah

Syariah adalah sistem norma / aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Sumber hukum dari pada syariat adalah Al-Qur an dan hadits. Jadi syariah sebagai hasil atau hukum yang dipahami dari Al-Qur an dan hadits yang kemudian dibukukan dalam sebuah kitab yang disebut fiqih, jadi fiqih adalah syariat. Contoh : Di dalam Al-Qur an Allah memerintahkan kita berwudu

Artinya :

Dan ketika kamu hendak menunaikan sholat maka cucilah mukamu dan basuhlah kedua tangan mu sampai kesiku dan kakimu sampai ke mata kaki . Hukum wudhu sebelum sholat adalah wajib karena harus dilaksanakan. Jadi kapan wajib disana adalah ungkapan Fiqih.

B. Fiqih Definisi Fiqih

Artinya :

Fikih adalah ilmu mengenai hukum syara yang berhubungan dengan perbuatan orang mukalaf yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang terperinci .

Hukum fikih ada lima yaitu : 1. Wajib, artinya barang siapa yang melakukannya akan medapat pahala dan sebaliknya barang siapa meninggalkan akan mendapat dosa. 2. Sunat, artinya barang siapa melakukan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak mendapat dosa. 3. Haram, artinya barang siapa melakukannya akan medapat dosa dan apabila ditinggalkan akan medapat pahala. 4. Makruh, artinya barangsiapa melakukannya tidak mendapat dosa dan apabila ditinggalkan akan mendapat pahala.

5. Mubah artinya barangsiapa yang melaksanakannya dan meninggalkannya tidak akan mendapat pahala dan dosa. http://usepirwanherdiana.blogspot.com/2010/09/pokok-pokok-ajaran-islam.html

Anda mungkin juga menyukai