Anda di halaman 1dari 63

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A MTs NU 01 LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL PADA POKOK BAHASA MENGHITUNG

LUAS DAERAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TYPE PRE SOLUTION POSING DALAM KELOMPOK KECIL

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Nama Nim Program Studi Jurusan : Abdul Kholiq : 4101905015 : Pendidikan Matematika : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika masih menjadi masalah serius, hal ini dapat dillihat dari hasil belajar matematika siswa pada mata pelajaran matematika yang masih kurang dari nilai tujuh pada rata-rata kelas. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah klasik salah satu diantaranya karena model pembelajaran matematika yang kurang variatif dan jarang melibatkan siswa dalam menyelesaikan dan menemukan suatu masalah. Proses belajar mengajar yang baik menitikberatkan pada

pemberdayaan peserta didik. Hal ini berimbas pada pemilihan model pembelajaran bukan hanya memorisasi materi dan menjelaskan saja, bukan sekedar penekanan pada penguasaan materi yang diajarkan sehingga dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa. Proses belajar mengajar lebih menekankan pada bekerja, belajar hidup bersama dan memperoleh hasil yang maksimal. Proses pembelajaran pada pokok bahasan menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VII MTs pada saat ini dengan model pembelajaran konvensional masih kurang memberi nilai lebih karena pokok bahasan ini sebenarnya sangat menarik dan dengan penerapan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing dalam kelompok kecil, dapat digali potensi pemahaman penerapan, dan aplikasi pengetahuan siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika yang dapat diterapkan

dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mengurangi kejenuhan dalam belajar matematika yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Siswa dalam interaksi belajar mengajar adalah subyek yang akan mencapai tujuan pembelajaran dalam bentuk hasil belajar. Tuntutan kurikulum 2004 pada tingkat sekolah menengah pertama yang berupa standar kompetensi, menghendaki tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut. 1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsisten. 2. Mengembalikan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Dengan melihat tuntutan kurikulum diatas dan kenyataan dilapangan bahwa hasil belajar siswa pada pokok bahasan menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi, nilai masih kurang dari 70. Maka perlu model pembelajaran yang mampu mengajak peran aktif siswa dalam ikut serta menemukan dan menyelesaikan masalah supaya hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal. Maka peneliti

membuat salah satu solusi yaitu dengan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing dalam kelompok kecil. Yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan menghitung luas persegi panjang dan persegi. Adapun beberapa alasan penulis untuk menerapkan model

pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil adalah sebagai berikut. 1. Model pembelajaran merupakan interaksi belajar dua arah sehingga dapat memberikan motivasi belajar dan mengurangi kejenuhan siswa. 2. Bagi guru dapat membuat rencana perbaikan karena mendapat umpan balik dari siswa yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. 3. Dengan bekerja secara berkelompok siswa akan memperoleh masukan dari siswa lain. 4. Penguasaan materi oleh siswa akan lebih matang karena dituntut untuk membuat pertanyaan dari pernyataan yang dibuat guru. 5. Penulis mengharapkan dengan model pembelajaran problem posing tipe pre solution dalam kelompok kecil, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah pada penelitian ini adalah, Apakah model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas VIIA MTs NU 01 Lebaksiu Kabupaten Tegal pada pokok bahasan menghitung luas persegi panjang dan persegi?

C. Penegasan Istilah 1. Model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil. Model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Sedangkan tipe pre solution posing adalah tipe pada model pembelajaran problem posing dimana siswa membuat pertanyaan berdasarkan pertanyaan yang dibuat oleh guru. 2. Meningkatkan Meningkatkan adalah suatu usaha untuk menjadikan sesuatu menjadi lebih baik. 3. Hasil belajar Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam menuntut suatu mata pelajaran yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar sesuai dengan kurikulum yang ditentukan.

D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIa MTs NU 01 Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal melalui model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil pada pokok bahasan menghitung luas daerah Persegi Panjang dan Persegi.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa a. Diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa. b. Diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. c. Diharapkan siswa dapat menerapkan prinsip kerjasama dalam kelompok kecil. d. Mengurangi kejenuhan siswa dalam balajar metematika. e. Diharapkan siswa terampil dalam menyelesaikan soal menghitung luas persegi panjang dan persegi 2. Manfaat bagi guru a. Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. b. Guru mengenal karakter dan kemampuan konsep siswa sehingga akan mempermudah dalam tindakan evaluasi. c. Kemampuan penelitian tindakan kelas yang bervariatif dan inovatif. 3. Manfaat bagi sekolah a. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa, dapat menjadi acuan bagi sekolah dalam menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah. b. Sekolah menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas akan memperoleh hasil pengembangan ilmu.

F. Sistematika Penulisan Skripsi Pedoman penyusunan skripsi dibagi menjadi tiga bagian yakni, bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. 1. Bagian awal Pada bagian awal penulisan skripsi ini memuat halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran. 2. Bagian isi pada bagian isi penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut. a. Bab I Pendahuluan Dalam bab I berisi tentang latar belakang, permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. b. Bab II Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan Dalam bab II ini memuat tentang tinjauan pustaka dan hipotesis tindakan. Berisi teori yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini yang merupakan tinjauan dari buku-buku pustaka. Dalam bagian ini peneliti membahas tentang belajar menurut beberapa ahli dari berbagai sumber, dan peneliti juga membahas tentang belajar faktor yang mempengaruhi belajar, model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dibahas dari sumber. Bagian selanjutnya peneliti mengajukan hipotesis tindakan yang merupakan jawaban dari hasil analisis dari landasan teori yang peneliti ajukan.

c. Bab III Metode Penelitian Pada bab III memuat siklus tentang dan setiap lokasi suklus penelitian terdiri yang dari

terdiri atas tiga empat tahap

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. (W.S. Winkel, 1989:36). d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini berisi tentang pelaksanaan pada siklus I dan siklus II dan selanjutnya dibahas hasil penelitian tersebut. e. Bab V Penutup Dalam bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran. 3. Bagian akhir Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

d. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam potensi bertindak, yang berlangsung sebagai akibat adanya latihan yang diperkuat (et, al. Kimble dalam B.R. Hergenhahn, 1982:3). 2. Ciri-ciri belajar Yang dimaksud dengan cirri-ciri belajar ialah perubahan perilaku akibat belajar yang tidak dimiliki oleh perubahan perilaku yang lain. Untuk mempertegas ciri ini akan dikemukakan beberapa contoh perubahan yang terjadi dalam kehidupan seseorang tanpa melalui proses belajar, yaitu.

a. Perubahan akibat kematangan Kematangan merupakan proses yang berlangsung secara biologis yang polanya sudah diterapkan secara alami. Perubahan perilaku yang desebabkan tidak dapat dijadwalkan, karena kematangan itu bersifat individual. b. Perubahan akibat kondisi fisik tertentu Kalu kita mengamati cara manusia memnuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, psikologi, maupun social akan terlihat berbagai ragam tingkahn laku yang dilakukan mereka. Beberapa diantaranya terjadi karena perubahan kondisi fisik dan mental. Misal orang tua yang penglihatannya kabur Karena menderita katarak, kemudian dioperasi. Sekarang orang tua tersebut dapat melihat sesuatu dengan jelas. Perubahan seperti ini bukan karena belajar.

c. Perubahan yang tidak bertahan lama Ada kemungkinan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan secara kebetulan, tanpa sedikitpun disertai usaha belajar. Hasil belajar semacm itu tidak akan bertahan lama, cepat terlupakan. Misalnya seorang siswa yang menjawab soal yang berbentuk pilihan ganda, sebenarnya siswa tersebut belum mempelajari materi dan setelah dipilih secara acak ternyata jawaban siswa tersebut benar. Hal semacam ini juga belum termasuk proses belajar. Dengan demikian cirri-ciri belajar dapat kita ketahui dari proses terjadinya perubahan yang relatif menetap. 3. Tujuan belajar

Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam belajar, karena tujuan menjadi pedoman bagi seluruh aktifitas belajar. Tujuan belajar harus dirumuskan dengan jelas karena tujuan yang efektif dan efisien akan memudahkan baik bagi guru atau siswa untuk mencapainya. Tujuan belajar juga dapat dipakai sebagai kriteria internal bagi siswa untuk menilai keberhasilannya dalam belajar. Kegunaan tujuan belajar ialah untuk memandu guru menciptakan kondisi belajar yang menunjang pencapaian tujuan belajar itu sendiri. Masih ada tujuan belajar yang lain yaitu membantu guru menyusun alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui apakah proses belajar dan pembelajaran telah berhasil atau gagal. 4. Matematika sekolah Menurut kurikulum sekolah 1994 (1994:1) matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Matematika sekolah tersebut terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna : a. menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan ; b. membentuk pribadi siswa ; c. berpandu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Adapun fungsi dari metematika sekolah adalah sebagai masukan instrumental, yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebenaran konsistensi adalah suatu kebenaran yang didasarkan pada kebenaran-kebenaran terdahulu.

Tujuan umum dari matematika sekolah menurut kurikulum sekolah 1994 (1994:1-2) adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapakan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran ligis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dam efisien. 2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Tujuan umum matematika sekolah yang tertulis dalam GBPP SMP 1994 ini bersesuaikan dengan pendapat R. Soedjadi (1994:20) yang mengatakan, bahwa tujuan pendidikan matematika untuk masa depan haruslah memperhatikan (1) tujuan yang bersifat formal. (2) tujuan yang bersifat material, yaitu penerapan matematika serta keterampilan matematika.

Selain pendapat R. Soedjadi di atas sejalan pula dengan pendapat Pandoyo (1993:2), yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan matematika

mempunyai nilai sebagai berikut. a. Nilai material, yaitu berguna untuk mengembangkan dan menemukan matematika yang baru dan model yang telah dimilikinya. b. Nilai formal, yakni bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya (logis-kritis), dapat membuat analisis dan sintesis. c. Nilai fungsional, yakni memperoleh kegunaan matematika baik dalam melakukan perhitungan-perhitungan maupun keperluan yang lain.

Tujuan pengajaran matematika di SMP sebagai berikut. a. Memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika. b. Memiliki pengetahuan matematika sebgai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah. c. Memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. d. Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin serta menghargai kegunaan. 5. Pola Pikir Matematika a. Pengertian Pola Pikir Matematika Menurut Anton M. Meliono (1990:692), pola dapat berarti sistem, cara kerja, bentuk (struktur yang tetap). Pola pikir dapat diartikan sebagai kerangka pikir. Sedangkan pola pemikiran berarti sesuatu yang

Diterima seseorang dan dipakai sebagai pedoman sebagaiman diterimanya dari masyarakat sekelilingnya. Selanjutnya Anton M. Meliono (1990:682) menulis bahwa berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Berdasarkan makna kata yang diuraikan diatas, maka pola pikir matematika dapat diartikan sebagai cara kerja yang tetap dari akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu dengan bepedoman pada sifatsifat karakteristik (aspek-aspek) matematika. Pembahasan berikut, lebih

ditekankan kepada pola piker matematika sebagaimana yang dikehendaki dalam kurikulum matematika sekolah. b. Pola Pikir yang dikehendaki kurikulum matematika Berdasarkan sifat khas yang ada pada matematika serta dengan melihat fungsi dan tujuan matematika pola piker yang hendak diterapkan kepada siswa adalah pola pikir mathematical reasoning. Ini berarti pola piker matematika adalah deduktif dan konsisten atau deduktif aksiomatis. Pola pikir difungsikan untuk, 1) Meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol. Buku petunjuk teknis mata pelajaran matematika (1995:3) menguraikan bahwa, Matematika yang dibicarkan di GBPP ini adalah matematika Sekolah, dengan pengertian bahwa materi dan pola pikirnya telah dipilih dan diesuaikan dengan proses perkembangan kemampuan siswa. Walaupun objek matematika adalah objek abstrak, namun pengarajaran dapat dimulai dari objek yang konkret. Demikian pula pola pikir matematika adalah deduktif aksiomatis. Selain itu matematika sekolah juga disesuaikan dengan kebutuhan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Penjabaran dari pola pikir mathematical reasoning yang merupakan pola pikir deduktif aksiomatis ini berarti memenuntut adanya aspekaspek sebagai berikut.

1) Kesepakatan Bila seorang siswa mempelajari matematika, berarti siswa tersebut telah menggunakan kesepakatan-kesepakatan tertentu. Kesepakatan tersebut misalnya berupa simbol-simbol, aksioma, konsep, dan definisi. Sebagai contoh Segiempat adalah istilah yang disepakati untuk menunjuk suatu konsep dalam matematika. Bagamana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari?

Kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya banyak kesepakatan-kesepakatan (baik tertulis maupun tidak) yang harus kita lakukan. Diharapkan bila seseorang telah belajar matematika, maka siswa yang bersangkutan sudah terbiasa untuk memahami perlunya kesepakatan dalam hidup bermasyarakat.

2) Ketaatazazan Dalam matematika, ketaatazazan sangat penting dan mutlak harus dilaksanakan. Sebagai contoh, jika konsep trapesium didefinisikan sebagai Segiempat yang mempunyai tepat sepasang sisi yang sejajar; maka jajar genjang harus dinyatakan sebagai bukan trapesium.

Bagaimana penerapan dari pola pikir ini dalam kehidupan seharihari? R. Soedjadi (1994:23) memberikan contoh bahwa Pancasila dan UUD 1945 dapat dipandang sebagai aksioma yang merupakan kesepakatan nasional. Perlukah warga negara Indonesia dalam perilakunya konsisten/taat azaz dengan hal tersebut? Jelas, bahwa sikap konsisten sengat diperlukan dalam bermasyarakat dan berbangsa. Diharapkan jika seseorang telah mathematical

reasoning, tidak terlalu sulit untuk memahami perlunya sikap konsisten dalam kehidupan sehari-hari. 3) Kesemestaan Dalam matematika dikenal semesta pembicaraan. Dengan adanya semesta ini, maka kemungkinan jawaban salah dapat dihindari. 4) Ketajaman Penalaran Ketajaman penalaran dapat dikembangkan pada saat siswa memahami suatu konsep, atau menemukan dan membuktikan suatu prinsip. Ketika memahami suatu konsep, siswa dibiasakan untuk menangkap kesamaan-kesamaan dengan mengabaikan

ketidaksamaannya dari suatu kumpulan objek (abstraksi) dan melakukan penyempurnaan untuk mempertajam pengertian

(idealisasi), dan akhirnya menangkap pengertian itu sebagai konsep abstrak (generalisasi). Ketika menemukan atau membuktikan suatu prinsip, dikembangkan pola pikir deduktif (untuk menyesuaikan bahan ajar dengan tingkat perkembangan intelektuial siswa).

5) Mengembangkan kemampuan-kemampuan dengan menggunakan bilangan atau simbol. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas, siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai cara utnuk

mengkomunikasikan suatu informasi, misalnya melalui grafik, tabel, persamaan, dan fungsi matematika. Contoh. Sebuah halaman rumah berbentuk persegi panjang dengan ukuran 8 m x 10 m. di tengah halaman dibuat kolam berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4 m x 4,5m. Tentukan luas halaman di luar kolam itu?. Maka model matematikanya adalah sebagai berikut. Luas halaman di Luar Kolam = Luas halaman Luas kolam = 10m x 8m 4,5m x 4m = 80m2 - 18m2 = 62 m2 Jadi Luas halaman di luar kolam itu adalah 62 m2

BAB III METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN Penelitaian tindakan kelas yang berjudul Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIa MTs NU 01 Lebaksiu melalui Model Pembelajaran Problem Posing Type Pre Solution Posing dalam Kelompok Kecil pada Pokok Bahasan Menghitung Luas persegi panjang dan persegi, dilaksanakan di MTs NU 01 Lebaksiu Kabupaten Tegal yang beralamat di Desa Tegalandong Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. A. SUBYEK PENELITIAN Subyek yang diteliti adalah siswa kelas VIIa MTs NU 01 Lebaksiu Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2003/2004 sejumlah 39 siswa, dengan jumlah siswa lakilaki 19 dan jumlah siswa perempuan 20. B. PROSEDUR KERJA DALAM PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus yang dirancang dalam tiga siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut disusun dalam siklus dan setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. 1. Siklus 1 a. Rencana Tindakan 1) Menyusun rencana pembelajaran 2) Mempersiapkan alat peraga sebagai pendukung materi pelajaran 3) Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 5 orang dengan penyebaran tingka kecerdasan.

4) Menyusun soal-soal sebagai bahan rujukan bagi siswa untuk membuat soal dengan tingkat kesulitan soal yang sama. 5) Menentukan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai partner dalam penelitian tindakan kelas. 6) Merancang tugas kelompok dan individu untuk dikerjakan di luar jam pelajaran sekolah. 7) Merancang lembar kerja siswa 8) Merancang tes formatif. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru mengadakan presensi terhadap siswa 2) Dengan metode ceramah, tanya jawab dan penggunaan alat peraga guru menjelaskan materi menghitung luas bangun datar. 3) Guru membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara berkelompok. 4) Dengan bimbingan guru, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. 5) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang sudah diselesaikan. 6) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran. 7) Guru memberi tugas individu untuk untuk dikerjakan di rumah.

c. Pengamatan Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati yaitu :

a. Pengamatan terhadap siswa: 1. Kehadiran siswa 2. Perhatian terhadap materi yang dijelaskan oleh guru. 3. Dinamika kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 4. Hasil belajar yang dicapai siswa baik secara kelompok maupun individu. b. Pengamatan terhadap guru: 1. Kehadiran guru. 2. Penampilan guru didepan kelas. 3. Cara menyampaikan materi pelajaran. 4. Suara guru dalam menyampaikan pelajaran. 5. Cara guru membimbing kelompok. 6. Buku-buku pelajaran yang diperlukan guru. 7. Waktu yang diperlukan guru. c. Sarana dan Prasarana 1. Situasi kelas yang kondusif sebagai ruang belajar. 2. Penataan tempat duduk siswa 3. Buku-buku pelajaran yang diperlukan. d. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I, kemudian mendiskusikan hasil analisis secara kolaboratif untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II. 2. Siklus II

a. Perencanaan 1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. 2) Menyusun kembali rencana pembelajaran. 3) Mempersiapkan kembali alat peraga sebagai pendukung materi pelajaran. 4) Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 5 orang dengan penyebaran tingka kecerdasan. 5). Menentukan kembali kolaborasi dengan teman sejawat sebagai partner dalam penelitian tindakan kelas. 6) Merancang kembali tugas kelompok dan individu untuk dikerjakan di luar jam pelajaran sekolah. 7) Merancang kembali lembar kerja siswa. 8) Merancang kembali tes formatif. d. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru mengadakan kembali presensi terhadap siswa 2) Dengan metode ceramah, tanya jawab dan penggunaan alat peraga guru menjelaskan materi menghitung luas persegi panjang dan persegi. 3) Guru membagikan kembali secara berkelompok. 4) Guru membimbing kembali kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. lembar kerja siswa untuk dikerjakan

5) Guru dan siswa membuat kembali kesimpulan dari materi pelajaran yang sudah diselesaikan. 6) Siswa mengerjakan kembali tes formatif pada akhir pelajaran. 7) Guru memberi rumah. e. Pengamatan Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan kembali dengan beberapa aspek yang diamati yaitu : d. Pengamatan terhadap siswa: 1. Kehadiran siswa 2. Perhatian terhadap materi yang dijelaskan oleh guru. 3. Dinamika kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 4. Hasil belajar yang dicapai siswa baik secara kelompok maupun individu. e. Pengamatan terhadap guru: 8. Kehadiran guru. 9. Penampilan guru didepan kelas. 10. Cara menyampaikan materi pelajaran. 11. Suara guru dalam menyampaikan pelajaran. 12. Cara guru membimbing kelompok. 13. Buku-buku pelajaran yang diperlukan guru. 14. Waktu yang diperlukan guru. f. Sarana dan Prasarana 4. Situasi kelas yang kondusif sebagai ruang belajar. kembali tugas individu untuk untuk dikerjakan di

5. Penataan tempat duduk siswa 6. Buku-buku pelajaran yang diperlukan. d. Refleksi Menganalisis kembali untuk mendapatkan simpulan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Maka diharapkan pada akhir siklus II ini hasil belajar siswa kelas VIIa MTs NU 01 Kabupaten Tegal pada pokok bahasan menghitung luas bangun datar dapat ditingkatkan. 3. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data a. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil pengamatan teman sejawat yang membantu sebagai observer. 2. Hasil tes tertulis siswa kelas VIIa MTs NU 01 Lebaksiu Kabupaten Tegal.. b. Cara Pengambilan Data Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lembar kerja siswa pada siklus I, II. 2. Tes formatif pada siklus I. 3. Tes formatif pada siklus II. 4. Lembar pengamatan dari teman sejawat sebagai mitra dalam penelitian.

5.

Tolok Ukur Keberhasilan

Yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika melalui model

pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil diharapkan akan mengalami peningkatan dari pencapaian rata-rata

sebelumnya menjadi minimal 7,0. hasil pembelajaran siswa dalam menyelesaikan soal-soal menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi Yang mendapat nilai minimal 7,0 dengan pencapaian persentase hasil belajar minimal 75%.

Lampiran RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II Satuan Pendidikan: MTs Mapel : Matematika Kompetensi Dasar: Menemukan sifat dan menghitung besaran-besaran segi empat Aspek : Segitiga dan Segiempat Kelas : VII Waktu : 1 x 45 menit Pertemuan : 23 TUJUAN A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) / Kompetensi Dasar Siswa menemukan sifat dan besaran-besaran segiempat B. Indikator Siswa diharapkan minimal dapat : a. Menjelaskan pengertian persegi panjang dan persegi b. Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang dan persegi ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya. c. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas persegi panjang dan persegi. C. Sumber Pembelajaran Bulu Paket Siswa LKS

D. Model Pembelajaran Model pembelajaran Metode : Problem Posing type Pre Solution Posing. : Ceramah bervariasi, tanya jawab dan pemberian tugas.

E. Kegiatan Belajar Mengajar I. Pendahuluan a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan.

II. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan pengertian persegi panjang dan persegi. b. Guru membimbing siswa menemukan sifat persegi panjang dan persegi dengan menggunakan benda berbentuk persegi panjang dan persegi. c. Guru menemukan rumus luas persegi panjang dan persegi. d. Guru memberikan contoh pernyataan yang berhubungan dengan luas persegi panjang dan persegi.

Tegal,., 2006 Penulis

ABDUL KHOLIQ

KISI KISI SOAL TES FORMATIF I

KISI KISI SOAL TES FORMATIF I PB/SPB Pokok Bahasan Kelas/Semester Jumlah Soal Bentuk Waktu PB / PSB Materi Luas persegi panjang dan persegi : Matematika : 12.1.3. Luas Persegi Panjang dan Persegi : VII/II : 10 : Objektif tes : 45 menit Indikator Jumlah Soal Siswa dapat menyebutkan 1 a. Pengertian pengertian luas daerah Luas daerah persegi panjang dan persegi. persegi panjang Siswa dapat menyatakan 1 dan persegi. luas daerah persegi panjang b. Rumus luas dan persegi. daerah persegi Siswa dapat menyatakan panjang dan rumus luas daerah persegi 2 persegi. panjang dan persegi. c. Perhitungan Siswa dapat menghitung luas daerah bangun lain, luas daerah persegi panjang 3 dan persegi. seperti jajar Siswa dapat menggunakan genjang, dan rumus luas persegi panjang 3 segitiga untuk menghitung luas menggunakan rumus luas daerah bangun datar lainnya. daerah persegi panjang dan persegi.

No

TPU/Kompetensi Dasar Siswa mampu menyelesaikan Luas daerah bangun persegi panjang dan persegi.

No. Soal 4

Aspek C1 Ingatan C2 Pemahaman

Kesukaran Sedang

Mudah

1,9

C3 Aplikasi C3 C3

Mudah

2,3,10

Sukar

5,7,8

Sedang

C3

Sukar

Lampiran lampiran DAFTAR NAMA SISWA SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN Nama Sekolah : MTs NU 01 Lebaksiu Tegal Kelas : VII A Jumlah Siswa : 37 Anak Kode Siswa 1 2 3 4 981 956 957 961 Jenis Kelamin L P L L L L

No

Nama Siswa Abdul Aziz (A) Agus Suindro Ahmad Subhan Ali Ramdon

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

959 963 964 970 966 967 972 973 974 975 976 985 980 982 989 992 984 986 1000 1002 1015 1017 1022 1025 1012 1013

Anisah Edi Susanto Fatimah Nada Fatoni Hikmah Muliyati Imamudin Ismawah Jaelani (A) Jamaludin Hkhaerul Umam Khunaenah Lutfiyah M. Soproni M. Subur Ma'afi Malikhatun Maulana Iskhak Nur aeni (A) Nur Hilmah Nur Laeli Putikhatun Bahiyyah Saefulloh Siti Rokhayati Sulaeman Wasruri Yusuf Iskandar

P L P L P L P L L L P P L L L P L P P P P L P L L L

LEMBAR SOAL TEST FORMATIF I Pokok Bahasan Kelas/Semester Waktu : 12.1.3. Luas Persegi Panjang dan Persegi : VII MTs/II : 45 menit ( 1 jam pelajaran )

Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Sebidang tanah berukuran panjang 9 m dan lebar 5 m. Hitunglah luas lantai tersebut adalah . a. 5 m2 b. 55 m2 c. 50 m2 d. 45 m2 2. Sebuah ubin berbentuk persegi memiliki luas 900 cm2 . panjang sisi ubin adalah . a. 30 cm2 b. 3 cm2 c. 33 cm2 d. 0,3 cm2

3. Sebuah persegi panjang yang mempunyai ukuran panjang 15 cm dan lebar 12 cm luas persegi panjang itu adalah a. 180 cm2 b. 180 cm2 c. 108 cm2 d. 801 cm2

4. Sebuah kebun milik Pak Hasan yang berbentuk persegi memiliki luas 361 m2 . Maka ukuran sisi kebun itu adalah .. a. 29 m b. 13 m c. 21m d. 19 m

5. Ayah membeli sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang ukuran penjangnya 25 m dan lebarnya 15 m. Jika harga tiap m2 Rp 30.000,00. Berapa ayah harus membayarnya a. Rp. 13.520.000,00 b. Rp. 25.110.000,00 a. 212 cm2 b. 221 cm2 c. Rp. 11.250.000,00 d. Rp. 11.520.000,00 c. 211 cm2 d. 321 cm2

6. Sebuah bangun memiliki panjang 17 cm dab lebar 13 cm. Berapakah luasnya

7. Pak kholik memiliki sebidang tanah berbentuk persegi jika luas tanah itu adalah 1.156 m2 . Berapakah masing-masing sisinya. a. 28 m b. 34 m c. 38 m d. 24 m

8. Diketahui panjang sebuah kolam renang 70 m dan lebar 30 m. Berapakah luas kolam renang tersebut. a. 2.100 m2 b. 1.200 m2 c. 21 m2 d. 3.100 m2

9. Heliling sebuah kolam ikan yang berbentuk persegi panjang dalah 540 cm jika diketahui penjangnya 150 cm. Berapakah luasnya ... a. 18.000 cm2 b. 1.800 cm2 c. 10.800 cm2 d. 1.080 cm2 10. Sebidang tanah yang berbentuk persegi dengan luas 189 m2 berapakah panjang sisinya. a. 71 m b. 13 m c. 22 m d. 17 m.

LEMBAR SOAL TEST FORMATIF II Pokok Bahasan Kelas/Semester Waktu : 12.1.3. Luas Persegi Panjang dan Persegi : VII MTs/II : 45 menit ( 1 jam pelajaran )

Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Diketahui sebidang tanah berukuran panjang 10 m dan lebar 3 m. Tentukanlah luas bidang tanah tersebut . a. 13 m2 b. 30 m2 c. 300 m2 d. 3 m2 2. Sebuah keramik berbentuk persegi memiliki luas 289 cm2 . panjang sisi keramik adalah . a. 13 cm2 b. 23 cm2 c. 19 cm2 d. 17 cm2

3. Sebuah persegi panjang yang mempunyai ukuran panjang 12 cm dan lebar 6 cm luas persegi panjang itu adalah a. 27 cm2 b. 18 cm2 c. 62 cm2 d. 72 cm2

4. Sebuah kebun milik Pak Hasan yang berbentuk persegi memiliki luas 144 m2 . Maka ukuran sisi kebun itu adalah .. a. 12 m b. 14 m c. 7 m d. 17 m

5. Ayah membeli sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang ukuran panjangnya 25 m dan lebarnya 15 m. Jika harga tiap m2 Rp 25.000,00. Berapa ayah harus membayarnya c. Rp. 3.750.000,00 d. Rp. 18.750.000,00 c. Rp. 9.375.000,00 d. Rp. 3.975.000,00

6. Diketahui papan tulis memiliki panjang 15 cm dan lebar 20 cm. Berapakah luasnya a. 30 cm2 b. 300 cm2 c. 13 cm2 d. 35 cm2

7. Pak Andi memiliki sebidang tanah berbentuk persegi jika luas tanah itu adalah 225 m2 . Berapakah masing-masing sisinya. a. 15 m b. 25 m c. 1,5 m d. 35 m

8. Keliling sebuah kolam ikan yang berbentuk persegi panjang dalah 540 cm jika diketahui penjangnya 150 cm. Berapakah luasnya ... a. 170 m2 a. 19 m2 b. 17 m2 b. 38 m2 c. 1,7 m2 c. 40 m2 d. 6,9 m2 d. 70 m2

9. Panjang sebuah kolam ikan 14 m, lebar 5 m berapa luas kolam ikan itu ? 10. Sebuah karpet yang berbentuk persegi dengan luas 256 m2 berapakah panjang sisinya. a. 14 m b. 16 m c. 18 m d. 24 m.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Penelitian Siklus I Atas dasar gagasan yang timbul dari guru sebagai pengajar sekaligus peneliti pada PTK ini selanjutnya dikembangkan rencana penelitian berupa prosedur kerja yang dilaksanakan pada kelas VIIa MTs Nahdlatul Ulama 01 Lebaksiu kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. Peneliti dalam siklus I melakukan pembelajaran mata pelajaran matematika dengan materi pokok menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi dengan menggunakan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil. Dengan penggunaan model pembelajaran ini diupayakan semaksimal mungkin dengan metode ceramah berfariasi, tanya jawab, dan pemberian tugas. Siklus I ini dilaksanakan pada hari rabu, kamis, dan jumat, tanggal 9, 10, 11 februari 2005, pada jam pelajaran pertama dan kedua. Ketiga pertemuan tersebut dilaksanakan dengan alokasi waktu selama 5 (lima) jam pelajaran (225 menit) dengan perincian 25 menit digunakan untuk persiapan, 140 menit untuk pelaksanaan tindakan dan 60 menit digunakan untuk mengadakan tes secara individu, koreksi,analisa nilai serta memberi tugas rumah (PR) Tahapan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi.

Pelaksanaan siklus I a. Proses Perencanaan 1) Guru menentukan pokok bahasan/materi yang akan diajarkan yaitu menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi. 2) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Merancang pembentukan kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan penyebaran kemampuan berfikir siswa. 4) Merancang soal-soal latihan untuk dikerjakan secara individual sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. 5) Observer menyiapkan sarana untuk dokumentasi pencatatan kegiatan serta menyiapkan lembar observasi. b. Proses Pelaksanaan Tindakan 1) Guru menyusun rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. 2) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing melalui model bangun persegi panjang dan persegi dengan alat ukur penggaris dan bangun persegi kecil. 3) Dengan menggunakan metode tanya jawab, guru mengamati pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dikuasai siswa. 4) Guru bersama siswa membentuk membentuk kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan pemerataan kemampuan berfikir siswa.

Siswa dibagi dalam 6 kelompok sehingga tiap kelompok terdiri dari 6 (enam) siswa ada 5 (lima) klompok dan 1 (satu) klompok berjumlah 7 (tujuh) siswa untuk ketua kelompok dipilih dari siswa yang

pandai. 5) Guru membagikan lembar soal matematika untuk dikerjakan secara kelompok oleh tiap kelompok. 6) setelah batas waktu yang disajikan untuk mengerjakan soal matematika selesai, salah seorang wakil dari tiap kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok didepan kelas, sementara kelompok yang lain memperhatikan dan memberi tanggapan sembari nunggu giliran berikutnya. 7) Guru membimbing siswa untuk membuat simpulan dari materi yang telah disampaikan. 8) Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberi latihan soal secara individual. c. Proses Pengamatan 1) Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran besertarekan sejawat guru peneliti sebagai supervisor dengan menggunakan observasi yang telah disiapkan. 2) Guru peneliti secara umum memiliki tugas, yaitu : (a) (b) menamati aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran. mengamati aktivitas guru peneliti sendiri. (c) melaksanakan mengajar. proses belajar

3) Guru supervisor bertugas mengamati jalannya proses belajar mengajar secara keseluruhan meliputi pengamatan aktivitas guru dan siswa. 4) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut. (a) Masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam kegiatan belajar mengajar (bikin ulah). (b) Masih ada beberapa siswa yang belum benar dalam menghitung luas persegi panjang dan persegi pada soal sederhana. (c) Masih ada siswa yang belum benar dalam menjawab soal-soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi panjang dan persegi. (d) Semua siswa telah menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan model pembelajaran yang dimaksud meskipun masih terdapat kesalahan. 5) Dari pengamatan terhadap guru diperoleh temuan sebagai berikut. (a) Guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan tentang menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi. (b) Guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa yang belum benar dalam mengukur luas daerah persegi panjang dan persegi. (c) Guru kurang memberi motivasi kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

d. Refleksi Tindakan Setelah melaksanakan tindakan pengamatan atas tindakan

pembelajaran di dalam kelas, selajutnya diadakan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus I didapatkan refleksi sebagai berikut. 1) Adanya beberapa siswa yang belum aktif dikarenakan oleh beberapa alas an antara lain tidaktahu apa yang harus dikerjakan dan tidak dapat menyerap penjelasan guru sehingga bikin ulah dengan temannya. Hal ini diasumsikan oleh peneliti karena terlalu cepatnya guru dalam memberikan penjelasan tentang cara menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi. Dengan demikian guru dianjurkan untuk mengulang penjelasannya atau memperlambat cara menjelaskan pada siswa. 2) Adanya beberapa siswa yang belum benar dalam menjawab tugas-tugas individu maupun kelompok yang meskipun sudah lengkap namun terdapat kesalahan. Hal ini dapat dikarenakan apabila siswa menjumpai soal sulit biasanya dikerjakan secara ngawur yang penting ada jawabannya. Oleh karena itu hendaknya guru memberikan materi pelajaran lebih jelas,terkontrol dan terbimbing. 3) Masih adanya siswa yang belum benar dalam menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi dikarenakan siswa masih bingung dalam menjumlah atau mengalikan sisi-sisi

bangun tersebut. Dengan demikian guru harus lebih berperan dalam penggunaan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dari dua bangun datar. 4) Dari pengamatan yang telah dilakukan secara menyeluruh oleh guru supervisor, berdasarkan data rata-rata hasiil tes pada siklus I adalah 70 sedang pada tes-tes sebelumnya (tes akhir pembelajaran) rata-rata nilai hanya mencapai 64, terlihat adanya sedikit peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil tes pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran belum berhasil karena belum memenuhi tolok ukur keberhasilan yaitu tuntas belajar klasikal minimal 75% jumlah siswa mendapat nilai >75 hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang masih acuh dan kurang aktif dalam mengikuti KBM, siswa tidak menguasai materi prasyarat yaitu luas bangun persegi panjang dan persegi, dengan demikian peneliti perlu melakukan tindakan selanjutnya untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal luas bangun persegi panjang dan persegi pada siklus II.

B.

PEMBAHASAN

Dengan melihat tabel tersebut diatas, maka peneliti menjelaskan bahwa : 1. Siklus Pertama Dari 37 siswa ternyata banyak siswa yang kurang aktif atau acuh dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini dapat disebabkan karena siswa tidak memiliki prasyarat dalam mengikuti pembelajaran pokok bahasan luas bangun persegi panjang dan persegi dan materi ini dianggap sukar oleh sebagian besar siswa. Maka siswa ini harus diberi motivasi agar lebih memiliki semangat dalam proses belajar mengajar , yaitu antara lain dengan diberi pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Apabila jawaban siswa benar, guru memberi penguatan supaya siswa merasa senang. Guru juga harus memberi tahu bahwa manfaat menguasai materi Luas persegi panjang dan persegi ini sangat penting, karena dapat digunakan menyelesaikan masalah masalah dalam kehidupan sehari hari yang berkaitan dengan sistem luas bangun. Dengan melihat hasil prestasi siswa ternyata dari 37 siswa terdapat 22 siswa (59,5 %) yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar yaitu mendapat nilai < 70, sedang siswa yang tuntas belajar ada 15 siswa (40,5 %) dengan perolehan nilai rata rata 7,1 dan daya serap terhadap materi pembelajaran 71 %. Dari siklus 1 dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran belum berhasil karena belum memenuhi tolak ukur kebrhasilan yaitu tuntas belajar

klasikal minimal 75% jumlah siswa mendapat nilai >75. Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang masih acuh dan kurang aktif dalam mengikuti KBM, siswa tidak menguasai materi prasyarat yaitu luas bangun persegi panjang dan persegi , dengan demikian peneliti perlu melakukan tidakan selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal luas bangun persegi panjang dan persegi.

2.

Siklus Kedua Pada siklus kedua ini, siswa yang kurang aktif sudah berkurang jika disbanding dengan siklus pertama. Dari hasil prestasi siswa juga terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti siswa yang tidak tuntas tinggal 7 anak (18,9 %). Hal ini sulit dihilangkan sebab faktor internal anak itu sendiri, namun peneliti memberi bimbingan khusus kepada siswa tersebut. Sedang siswa yang tuntas belajar ada 30 anak (81,1 %) yang mendapat nilai > 75 dengan perolehan nilai rata-rata kelas pada siklus kedua adalah 8,4 dengan taraf serap 84 %. Berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan linear dengan dua variable. Kesimpulannya pada siklus ke-2 terjadi peningkatan prestasi belajar persamaan linier dengan satu variable, hal ini disebabkan karena siswa semakin aktif dalam menikuti KBM. Dengan metode pemberian tugas siswa semakin terampil dalam menyelesaikan soal-soal dan kemampuan guru dalam proses pembelajaran semakin baik. Karena sudah memenuhi tolak

ukur keberhasilan yaitu tuntas belajar klasikal minimal 75 % jumlah siswa mendpat nilai > 75 maka penelitian dihentikan pada siklus ke-2. Dengan melihar hasil penelitian di kelas VII A MTs NU Lebaksiu tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang paling banyak menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang ada pokok bahasan tersebut adalah : 1. Siswa tidak mampu menyelesaikan luas bangun persegi panjang dan persegi karena tidak memahami konsep persamaan pada waktu kelas VII MTs. 2. Siswa tidak dapat menyelesaikan luas bangun persegi panjang dan persegi karena tidak menguasai prasyaratnya yaitu menguasai materi luas bangun persegi panjang dan persegi. 3. Siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal cerita karena siswa kurang dapat mengungkapkan soal cerita kedalam kalimat matematika. Sehingga jika salah dalam menuliskan kalimat matematikanya otomatis siswa akan mengalami kesalahan pada tahap perhitungan dalam menarik kesimpulan. Tindakan adalah : 1. Siswa yang tidak mampu meyelesaikan luas bangun persegi panjang dan persegi diberikan PR untuk latihan di rumah. 2. Siswa yang tidak dapat meyelesaikan luas bangun persegi panjang dan persegi diberikan soal-soal yang terstruktur dan lebih sederhana. yang harus dilakukan pada siswa yang mengetahui kesulitan

3.

Siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal-soal cerita dibimbing agar mampu mengungkapkan soal-soal cerita ke dalam kalimat matematika dan dibantu dengan diberikan contoh dan soal-soal yang lebih sederhana dan berjenjang. Kriteria keberhasilan siswa dalam mempelajari materi suatu pokok bahasan adalah : 1. Secara individu bila mereka sudah dapat mendapat nilai > 7,5 berarti sudah dapat menyerap materi yang diajarkan sebesar 75 % jumlah siswa dalam kelas tersebut.

2. Secara klasikal apabiula terdapat kelompok siswa dalam kelas yang mendapat nilai > 7,5 mencapai minimal 75 % jumlah siswa dalam kelas tersebut. 3. Dengan melihat table pengamatan oleh guru lain dalam kegiatan belajar mengajar dapat dijelaskan bahwa dalam siklus pertama penguasaaan guru terhadap materi pelajaran sudah baik, tetapi perhatian guru terhadap materi pelajaran terhadap anak kurang merata sehingga ada beberapa siswa yang pasif, yaitu ngantuk, ngobrol dan bermain sendiri, pada siklus kedua kegiatan guru dalam kegiatan belajar mengajar sudah baik, perhatiannya sudah merata keseluruh siswa dan siswa cukup aktif.

1. Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar Partisipasi Siswa Acuh Sedang Aktif Jumlah Siklus 1 Siklus 2 Persentase Jumlah Persentase Jumlah 18 48.6% 2 5.4% 12 32.4% 21 56.8% 7 18.9% 14 37.8% 37 100.0% 37 100.0%

2. Prestasi siswa dalam menyerap materi pelajaran Siklus 1 Siklus 2 Jumlah Persentase Jumlah Persentase Nilai < 75 22 59.5% 7 18.9% Nilai > 75 15 40.5% 30 81.1% Siklus 1 Siklus 2 Jumlah Persentase Jumlah Persentase Tidak Tuntas Belajar 22 59.5% 7 18.9% Tuntas Belajar 15 40.5% 30 81.1% Nilai Rata-rata 262: 37 = 7,1 309 : 37 = 8,4 Taraf Serap 71% 84% Prestasi Siswa

BAB V PENUTUP

A.

KESIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas VIIa MTs Nahdlatul Ulama 01 Lebaksiu kabupaten tegal dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil proses belajar mengajar dapat membangkitkan partisipasi/keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika pada pokok bahasan menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi. 2. Penggunaan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIa MTs Nahdlatul Ulama 01 Lebaksiu kecamatan Lebaksiu kabupaten Tegal sehingga pemahaman siswa tentang bangun datar juga meningkat. 3. Model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, dapat terlihat dari adanya peningkatan prestasi belajar siswa.

B.

SARAN - SARAN 1. Dalam pembelajaran pokok bahasan luas bangun persegi panjang dan persegi guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil, agar siswa semakin terampil dalam menyelesaikan soal.

2. Guru harus dengan sabar membimbing siswa, khususnya siswa di kelas rendah agar pokok bahasan luas bangun persegi panjang dan persegi bukan merupakan pokok bahsan yang dirasakan sulit. 3. Guru harus memiliki sifat dasar yaitu ikhlas dan ulet dalam melakukan pembelajaran kepada siswa.

TABEL IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DAN TINDAK LANJUT SIKLUS I

PB / SPB : 10.1.1. Luas bangun persegi panjang dan persegi Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 10 Butir Jumlah Peserta : 37 Siswa Jenis Kesalahan Prosentase Rencana Tindak Lanjut 1. Tidak mengetahui soal luas 23,3 % Guru memberikan latihan soal yang bangun persegi panjang dan sederhana untuk PR. persegi. 2. Tidak dapat memahami soal 28,9 % Diberi soal-soal yang terstruktur dan luas bangun persegi panjang sederhana. dan persegi. Diberi penjelasan tentang pengertian 3. Siswa tidak memahami 41,7 % luas bangun persegi panjang dan pengertian luas bangun persegi dengan contoh-contoh persegi panjang dan persegi. Diberi soal yang berjenjang dan 4. Tidak dapat menentukan luas 89,2 % bangun persegi panjang dan sederhana. persegi.

TABEL OBSERVASI PARTISIPASI DALAM KBM SIKLUS I

Hari / tanggal Pokok Bahasan No 1 2 3 Jumlah Tingkat partisipasi siswa Acuh Sedang Aktif

: Senin, 11 Februari 2005 : Luas bangun persegi panjang dan persegi Jumlah siswa 18 12 7 37 Prosentase 48,6 % 32,4 % 18,9 % 100 %

Aktivitas yang diamati 1. Oval Activities a. Bertanya b. Menjawab pertanyaan c. Mengeluarkan pendapat

2. Skill/Mental activities a. Aktif selama KBM. b. Memperhatikan dengan serius penjelasan guru. c. Mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

TABEL IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DAN TINDAK LANJUT SIKLUS II PB / SPB : 12.3.1. luas persegi panjang dan persegi Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 10 Butir Jumlah Peserta : 37 Siswa Jenis Kesalahan Prosentase Rencana Tindak Lanjut 1.Tidak mengetahui soal luas 0 % Guru memberikan latihan soal yang bangun persegi panjang dan seberhana untuk PR. persegi . 2.Tidak dapat memahami soal 13,3 % Diberi soal-soal yang terstruktur dan luas bangun persegi panjang sederhana. dan persegi. Diberi penjelasan tentang pengertian 3. Siswa tidak memahami 16,7 % luas bangun persegi panjang dan pengertian luas bangun persegi dengan contoh-contoh persegi panjang dan persegi. Diberi soal yang berjenjang dan 4. Tidak dapat menentukan luas 23,3 % bangun persegi panjang dan sederhana. persegi. 5. Tidak dapat menyelesaikan soal-soal cerita yang berkaitan dengan luas bangun persegi panjang dan -Dibimbing agar mampu persegi mengungkapkan soal cerita kedalam 23,3 % kalimat matematika dan dibantu dengan diberi rambu-rambu dalam menjawab

dan alur penyelesaiannya dengan diberi contoh dan soal yang sederhana dan berjenjang.

TABEL OBSERVASI PARTISIPASI DALAM KBM SIKLUS II

Hari / tanggal Pokok Bahasan

: Senin, 12 Maret 2005 : luas persegi panjang dan persegi

No 1 2 3 Jumlah

Tingkat partisipasi siswa Acuh Sedang Aktif

Jumlah siswa 2 21 14 37

Prosentase 5,4 % 56,8 % 37,8 % 100 %

Aktivitas yang diamati 1. Oval Activities d. Bertanya e. Menjawab pertanyaan f. Mengeluarkan pendapat

2. Skill/Mental activities d. Aktif selama KBM. e. Memperhatikan dengan serius penjelasan guru. f. Mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Kemampuan siswa dalam memahami soal

Lampiran - lampiran DAFTAR NAMA SISWA SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN Nama Sekolah : MTs NU 01 Lebaksiu Kelas : VII Tingkat pemahaman siswa pada soal A Siklus 1 Jumlah Siswa : 37 Anak Soal No. Persentase

1.

Kode Nama luas persegiNo Siswa panjang dan persegi Siswa 1 981 Abdul Chanan Tidak dapat memahami soal luas 2 956 Ali Mukson

Tidak dapat memahami soal 1

persegi panjang3dan957 Amaludin 2, 3, 4 persegi 2.


961 Ardiyanto Siswa tidak4 dapat memahami 5 959 Ani Hidayati

soal luas persegi 963 Bawon Sumiati panjang dan 6


7 964 Citra Mayangsari 5, 6 8 970 Dwi Wahyuningtyas 3. Tidak dapat menentukan luas 9 966 Dehil Bastian 10 persegi panjang dan967 Dimas Permadi persegi 7, 8,9,10 11 972 Erna Sari 4. Tidak dapat 973 Fikih Samsul Faris menyelesaikan 12 13 974 Fitriawari soal-soal cerita yang berkaitan 14 975 Holib Mawardi dengan luas persegi panjang Purwanto 15 976 Heri dan 16 985 M. Hilal Muarif persegi 17 980 Lis Suryani 18 982 M. Antoni 19 989 Masrohati 20 992 Mentari Fitriani 21 984 M. Haryono 22 986 M. Yusron 23 1000 Putri Nurkhanah 24 1002 Ridwan Sani 25 1015 Sugeng Riyadi 26 1017 Syahril Sahid 27 1022 Umul Karomah 28 1025 Yuli Yeni 29 1012 Siti Waiah 30 1013 Sriyatun 31 949 Abuseri 32 988 Maskuri 33 969 Masrukhi 34 991 Melisa 35 997 Neni Listianingsih 36 999 Nurul Ulfa 37 977 Indra Wijaya

persegi

Jenis Kelamin L P L L L 28,9 % L P P P 41,7 % P L L 89,2 % P L L L L L P LP P L L P L L L P P P P L P L P P P L

23,3 %

Siklus 2 No. Soal Persentase 1 0%

2, 3

13,3 %

4, 5

16,7 %

6, 7, 8

23,3 %

9, 10

23,3 %

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF I

1. C 2. B 3. A 4. A 5. C

6. D 7. A 8. B 9. D 10. C

Skor per butir soal = 1 Skor maksimal N N SP SM = = = = = 10

SP x 10 SM Nilai Skor Perolehan Skor Maksimal

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF II

1. 2. 3. 4. 5.

A A B C C

6. D 7. A 8. A 9. A 10. A

Skor per butir soal = 1 Skor maksimal N N SP SM = = = = = 10

SP x 10 SM Nilai Skor Perolehan Skor Maksimal

TABEL ANALISIS TES FORMATIF 1 PB / PSB : 12.3.1. Luas daerah persegi panjang dan persegi Kelas/ Smt : 2 MTs / 2 Jumlah Soal : 10 Bentuk : Pilihan Ganda Waktu : 45 menit NO Kode Siswa Nomor Soal 7 8 9 10 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 26 30 25 Ketuntasan Keterangan SP SM NA DS TB TTB 9 10 9.0 90 v SP = Skor Perolehan 6 10 6.0 60 v 9 10 9.0 90 v SM = Skor Maksimum 6 10 6.0 60 v 6 10 6.0 60 v NA = Nilai Akhir 7 10 7.0 70 v 10 10 10.0 100 v DS = Daya Serap 5 10 5.0 50 v 9 10 9.0 90 v TB = Tuntas Belajar 5 10 5.0 50 v 8 10 8.0 80 v TTB = Tidak Tuntas Belajar 6 10 6.0 60 v TB = 13/37 x 100% = 35,1 3 10 3.0 30 v % 7 10 7.0 70 v 9 10 9.0 90 v TTB =24/37 x 100% = 64,9 % 7 10 7.0 70 v Nilai Rata-rata Kelas = 3 10 3.0 30 v 262,0/37 =7,1 6 10 6.0 60 v 6 10 6.0 60 v Daya Serap= 71 % 7 10 7.0 70 v 6 10 6.0 60 v 8 10 8.0 80 v 9 10 9.0 90 v 10 10 10.0 100 v 6 10 6.0 60 v 6 10 6.0 60 v 7 10 7.0 70 v 9 10 9.0 90 v 7 10 7.0 70 v 6 10 6.0 60 v 7 10 7.0 70 v 8 10 8.0 80 v 6 10 6.0 60 v 9 10 9.0 90 v 10 10 10.0 100 v 7 10 7.0 70 v 7 10 7.0 70 v 209.0 2090 13 24

1 981 2 956 3 957 4 961 5 959 6 963 7 964 8 970 9 966 10 967 11 972 12 973 13 974 14 975 15 976 16 985 17 980 18 982 19 989 20 992 21 984 22 986 23 1000 24 1002 25 1015 26 1017 27 1022 28 1025 29 1012 30 1013 31 949 32 988 33 969 34 991 35 997 36 999 37 977 Jumlah

1 2 3 4 5 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 28 29 18 31 19 26

TABEL ANALISIS TES FORMATIF II PB / PSB : 12.3.1. Luas daerah persegi panjang dan persegi Kelas/ Smt : 2 MTs / 2 Jumlah Soal : 10 Bentuk : Pilihan Ganda Waktu : 45 menit NO Kode Siswa Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 30 32 23 35 31 34 34 31 32 27 Ketuntasan Keterangan NA DS TB TTB 9.0 90 v SP = Skor Perolehan 8.0 80 v 9.0 90 v SM = Skor Maksimum 8.0 80 v 8.0 80 v NA = Nilai Akhir 8.0 80 v 10.0 100 v DS = Daya Serap 8.0 80 v 10.0 100 v TB = Tuntas Belajar 8.0 80 v 10.0 100 v TTB = Tidak Tuntas Belajar 8.0 80 v 8.0 80 v TB = 31/37 x 100% = 83,8% 8.0 80 v 10.0 100 v TTB =6/37 x 100% = 16,2 % 6.0 60 v Nilai Rata-rata Kelas = 8.0 80 v 309,0/37 =8,4 7.0 70 v 8.0 80 v Daya Serap= 84% 8.0 80 v 6.0 60 v 8.0 80 v 10.0 100 v 10.0 100 v 8.0 80 v 8.0 80 v 7.0 70 v 10.0 100 v 8.0 80 v 6.0 60 v 8.0 80 v 9.0 90 v 7.0 70 v 10.0 100 v 10.0 100 v 8.0 80 v 9.0 90 v 309.0 3090 31 6

1 981 2 956 3 957 4 961 5 959 6 963 7 964 8 970 9 966 10 967 11 972 12 973 13 974 14 975 15 976 16 985 17 980 18 982 19 989 20 992 21 984 22 986 23 1000 24 1002 25 1015 26 1017 27 1022 28 1025 29 1012 30 1013 31 949 32 988 33 969 34 991 35 997 36 999 37 977 Jumlah

SP 9 8 9 8 8 8 10 8 10 8 10 8 8 8 10 6 8 7 8 8 6 8 10 10 8 8 7 10 8 6 8 9 7 10 10 8 9

SM 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SURAT KETERANGAN No :

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMP N Jatinegara Kabupaten Tegal, menerangkan dengan sesungguhnya bahwa : Nama NIM Jurusan Fakultas : MUHAMMAD SUGENG : 4101905007 : Matematika : MIPA

Mahasiswa tersebut sejak tanggal 9 Februari 2005 telah melaksanakan penelitian di SMP N Jatinegara Kabupaten Tegal semester 2 tahun pelajaran 2005/2006 untuk menyusun skripsi dengan judul : Penerapam Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Solution Posing Pada Pokok Bahasan Persamaan Linier dengan Dua Peubah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 02 Jatinegara Kecamatan Jatinegara . Demikian Surat Keterangan ini diberikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Tegal , 5 Maret 2005 Kepala Sekolah

Slamet, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai