Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Biokimia

Hari / Tanggal : Senin / 26 September 2011 Waktu PJP Asisten : 09.00-10.40 WIB : Waras Nurcholis, M.Si : Muhammad Bagja Tyas Ayu Lestari

PROTEIN II Kelompok VI Nurul Huda Maulia Rachma (J3L110010) (J3L110116)

Nur Kartika Ulfa (J3L110141)

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Pendahuluan Tujuan Praktikum bertujuan mengamati beberapa reaksi uji protein secara kualitatif seperti pengendapan oleh logam, pengendapan oleh garam, uji Koagulasi, pengendapan oleh alkiohol, dan Denaturasi protein. Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan ialah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet mohr 10ml, pipet tetes, bunsen, penangas air, kaki tiga, kasa asbes, gelas piala 250ml: 100ml, gegep kayu, batang pengaduk, dan botol semprot. Bahan bahan yang digunakan ialah albumin, HgCl2 2%, Pb-asetat 5%, AgNO3 5%, (NH4)2SO4, pereaksi Millon, pereaksi Biuret, asam asetat 1M,HCl 0,1 M, NaOH 0,1M, buffer asetat pH 4 ; 7, etanol 95%, kertas saring, dan akuades. Prosedur Kerja Pengendapan oleh Logam, sebanyak 1mL albumin dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5tetes larutan HgCl2 2%. Perubahan atau reaksi yang terjadi pada tabung diamati. Hal yang sama dilakukan terhadap larutan Pb-asetat 5% dan AgNO3 5%. Pengendapan oleh Garam, ke dalam 3ml larutan protein ditambahkan larutan garam (NH4)2SO4 sedikit demi sedikit, kemudian campuran larutan tersebut diaduk sampai mencapai titik jenuh, setelah itu larutan disaring dan diuji kelarutannya dengan air. Endapan dari penyaringan tersebut diuji kelarutannya dengan pereaksi Millon dan filtratnya diuji dengan pereaksi Biuret. Reaksi yang terjadi pada larutan tersebut diamati dan juga perubahan warnanya. Uji Koagulasi, sebanyak 5mL larutan protein dipipet dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2tetes asam asetat 1M. Tabung diletakkan dalam air mendidih selama 5menit. Endapan yang dihasilkan dalam tabung itu diambil dengan batang pengaduk dan diuji kelarutannya dengan pereaksi Millon, sedangkan kelarutan endapannya diuji dalam air. Pengendapan oleh Alkohol, ke dalam 3 buah tabung reaksi diisi dengan campuran larutan. Tabung pertama diisi dengan 5mL larutan albumin, HCl 0,1M 1mL, dan 6mL etanol 95%. Tabung yang kedua diisi dengan 5mL larutan albumin, NaOH 0,1M, dan 6mL etanol 95%. Tabung ketiga, sebanyak 5mL larutan albumin, 1mL buffer asetat pH 4 ; 7, dan 6mL etanol 95%. Larutan tersebut diamati kelarutannya dan dapat menunjukkan hasil protein yang tidak larut serta perubahan warna yang terjadi diamati.

Denaturasi Protein, , ke dalam 3 buah tabung reaksi diisi dengan campuran larutan. Tabung pertama diisi dengan 9mL larutan albumin dan HCl 0,1M 1mL. Tabung yang kedua diisi dengan 9mL larutan albumin dan NaOH 0,1M. Tabung ketiga, sebanyak 9mL larutan albumin dan 1mL buffer asetat pH 4 ; 7. Ketiga tabung tersebut diletakkan dalam air mendidih selama 15menit, kemudian didinginkan pada suhu kamar dan diamati apa yang terjadi. Untuk tabung 1 dan 2 ditambahkan 10mL buffer asetat pH 4 ; 7, lalu diamati perubahan yang terjadi. Data Pengamatan Tabel 1 Pengendapan oleh Logam Pembahasan Larutan protein yang digunakan dalam pratikum ini adalah larutan albumin.Albumin adalah protein yang dapat larut dalan air serta dapat terkoagulasi oleh panas.Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur(Poedjiadi 1994).Denaturasi dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi struktur molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen.Denaturasi terjadi karna adanya gangguan pada struktur protein sekunder dan tersier.Pada struktur protein tersier terdapat empat jenis interaksi yang menbentuk ikatan seperti ikatan hidrogen jembatan garam,ikatan disulfida,dan interaksihidrofobik non polar yang mengalami gangguan. Pada pratikum ini denaturasi terjadi karena adanya pemansan terhadap albumin.Panas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar.Hal ini terjadi karna suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut.denaturasi dapat kembali kebentuk semula .Pengembalian ini biasanya terjadi karena perubahan pH atau suhu yang disebut renaturasi.Renaturasi adalah denaturasi protein yang berlansung reversible(poedjiadi 1994).Proses renaturasi ini tidak dilakukan dalam pratikum. Protein ada yang bermuatan positif yaitu pada suasana asam sedangkan dalam suasana basa akan menbentuk muatan negatif.Pada titik isolistrik protein menpunyai muatan positif dan negatif yang sama,sehingga tidak bergerak kearah positf dan negatif.Titik isolitrik berhubungan dengan pH.Pada percobaan ditambahkan buffer pH 4,7 supaya dapat menpertahankan pH larutan.Pada pH di atas titik isolistrik Protein bermuatan negatif,sedangkan di bawah titik isolistrik protein bermuatan positif.Titik isolistrik albumin adalah pada pH 4,55 4,90 (poedjiadi 1994).

Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi ataupun dihancurkan dan merupakan zat yang berbahaya karena dapat terjadi bioakumulasi. Bioakumulasi adalah peningkatan konsentrasi zat kimia dalam tubuh mahluk hidup dalam waktu yang cukup lama, dibandingkan dengan konsentrasi zat kimia yang terdapat di alam.Logam berat terbagi atas dua kelompok yaitu logam berat yang bersifat sangat beracun (toksik) seperti Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Cadmium (Cd),Chromium (Cr) dan logam esensial yang juga dapat menjadi racun apabila dikonsumsi secara berlebihan, antara lain: Tembaga (Cu), Besi (Fe), Zink (Zn) dan Selenium. Penambahan logam Ag,Hg dan Pb,protein akan membentuk endapan logam proteinat.Ikatan yang terbentuk sangat kuat dan akan memutuskan jembatan garam sehingga protein akan mengalami denaturasi.Hasil percobaan menbuktikan bahwa reaksi antara logam berat dengan albumin menghasilkan endapan,endapan yang paling banyak oleh AgNo3 dan yang kedua HgCl2 dan yang paling sedikit adalah Pb-asetat.Logam Ag dan Hg lebih reaktif dari pada logam Pb karena kedua logam tersebut merupakan logam golongan transisi.Hal inilah yang menyebabkan logam Ag dan Hg lebih banyak menbetuk endapan. Penambahan garam anorganik akan menyebabkan kelarutan berkurang,sehingga protein akan terpisah sebagai endapan.Proses ini disebut salting out.Garam yang ditambahkan pada percobaan adalah ammoniumsulfat (NH4)2SO4.Penambahan ammoniumsulfat (NH4 )2SO4 hingga jenuh bertujuan untuk mengedapkan albumin.Setelah larutan mengendap,dilakukan pemisahan antara filtrat dan endapan.Endapannya dilakukan pengujian kelarutan dengan air,menurut percobaan hasilnya positif.hal ini di tandai dengan larutnya protein dan terdapat butiran-butiran.Kemudian filtratnya di uji dengan pereaksi biuret dan hasilnya negatif.Hal ini ditandai dengan adanya warna biru pada larutan.Pengujian dengan pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui adanya gugus amida pada filtrat yang di uji. Simpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa denaturasi dapat terjadi karena pengendapan oleh logam berat,pemasan dan pH larutan,oleh garam,dan pengendapan oleh alkohol.Lagam yang paling banyak mengendapkan protein adalah Ag. Daftar Pustaka Poedjiadi Anna.1994.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta:UI-press Sastrohamidjojo Hardjono.2005.Kimia Dasar Yogyakarta:Universitas Gajah Mada-Press

Hart H,Craine LEhart DJ.2003.Kimia Organik Achmadi SS,Penerjemah,Erlangga.Terjemahan dari:Organic Chemistry

Anda mungkin juga menyukai