Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DESTILASI

Proses Destilasi Dalam Pembuatan Polipropilen PT.Tri Polyta Indonesia Tbk

Disusun oleh : 1. Ahmad Roji


2. Bai Fuadiyah

3. Gery Uhono 4. Mahmudin 5. Muntasir

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (AMC//CMA) TAHUN AJARAN 2010-2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmatNya sehingga dapat menyelesaikan makalah proses destilasi di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat memenuhi tugas mata kuliah destilasi di program pendidikan dan pelatihan teknisi industri kimia. Makalah ini disusun berdasarkan penjelasan yang kami ketahui melalui sumber-sumber yang ada. Selama pembuatan makalah, penyusun mendapat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna tercapainya perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Cilegon,

November 2010

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang Kebutuhan masyarakat akan hasil produksi dengan bahan baku plastik semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka laju pertumbuhan industri polimer di indonesia makin meningkat. Salah satu bahan baku yang digunakan dalam industri plastik adalah polipropilen. Oleh karena itu kami membuat makalah ini untuk mengetahui aplikasi menara destilasi di pabrik industri kimia yang ada di cilegon. Salah satunya adalah PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

1.2. Tujuan 1. Mengetahui proses destilasi di PT.Tripolyta Indonesia Tbk 2. Mengetahui memahami teori yang telah didapat dari perkuliahan.

1.3 Metode Penelitian Metode yang kami gunakan dalam makalah ini yaitu wawancara da

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Destilasi Destilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas sebagai pemisah atau separating agent . Contoh : Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang cukup mudah menguap, misalnya larutan benzena toluena, larutan n-Heptane dan n-Heksane dan larutan sejenis dididihkan, maka fase uap yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan fase cair. Secara fundamental semua proses proses distilasi memerlukan beberapa peralatan penting 1. Kondenser dan Cooler 2. Menara Fraksionasi 3. Kolom Stripping Proses pemisahan destilasi dengan mudah dapat dilakukan terhadap campuran, dimana antara komponen satu dengan komponen yang lain terdapat dalam campuran : a. Dalam keadaan standar berupa cairan, saling melarutkan menjadi campuran homogen
b. Mempunyai sifat penguapan relatif ( ) cukup besar

c. Tidak membentuk cairan azeotrop Pada proses pemisahan secara destilasi, fase uap akan segera terbentuk setelah sejumlah cairan dipanaskan. Uap dipertahankan kontak dengan sisa cairannya (dalam waktu relatif cukup) dengan harapan pada suhu dan tekanan tertentu, antara uap dan sisa cairan akan berada dalam kesetimbangan, sebelum campuran dipisahkan menjadi distilat dan residu. Fase uap yang mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap relatif terhadap fase cair, berarti menunjukan adanya suatu pemisahan. Sehingga kalau uap yang terbentuk selanjutnya diembunkan dan dipanaskan secara berulang ulang, maka akhirnya akan diperoleh komponen komponen dalam keadaan yang relatif murni 2.2 PT. Tri Polyta Indonesia Tbk PT. Tri Polyta Indonesia Tbk adalah suatu perusahaan yang memproduksi polipropylen atau bijih plastic dengan bentuk kecil seperti biji jagung dan berwarna putih.

Bahan baku yang digunakan adalah propylene, co katalis dan katalis. Bentuk propylen adalah liquid gas petroleum yang di peroleh dari PT. Chandra Asri dan impor dari luar negeri. Katalis yang di gunakan adalah TiCl4 dan CoKatalis yang digunakan adalah Tri Etil Alumunium (Al(CH3)3). Untuk menghasilkan produk, propylene mengalami beberapa proses diantaranya polimerisasi dan destilasi.

2.3 Polypropilen Polypropilen atau yang sering dikenal dengan biji plastik merupakan bahan baku untuk pembuatan berbagai macam barang plastic. Polimer ini termasuk jenis polimer termoplastik. Polypropilen merupakan paling ringan dibandingkan dengan jenis biji plastic yang lain. Permukaan licin, tidak menyerap air, kelembaban, kekuuatan termal dan renggang lebih besar dari polietilen. Pemanfaatan polypropilen sangat luas diberbagai sektor industri, polipropilen dimanfaatkan dalam industri automotif appliances , barang plastic rumah tangga film, pembungkus kabel fiber dan filament, container, mainan anak-anak serta peralatan kesehatan. Umumnya jenis polypropilen yang diproduksi oleh PT. Tri Polyta Indonesia Tbk ada tiga jenis yaitu: 1. Homopolimer Jenis polimer yang terdiri dari monomer propilen yang dihasilkan dari satu tahap reaksi. Penggunaan produk akhir polimer jenis ini untuk aplikasi yang memerlukan sifat-sifat kekakuan, kekerasan dan kuat yang tinggi. 2. Random Copolimer Jenis polimer yang dibuat dengan menambahkan etilen dalam jumlah tertentu, proses ini dibuat dalam satu reaktor yang sama dengan pembuatan homopolimer. Jenis ini menghasilkan plastik yang lebih bening dibandingkan plastik homo polimer. 3. Block (impact) copolymer Jenis polimer yang dihasilkan dari dua buah reaktor, pada reaktor pertama dihasilkan produk resin homopolymer, yang kemudian resin ini dimasukan kedalam reaktor kedua dan direaksikan dengan etilen dan propilen untuk menghasilkan impact copolymer 2.4 Bahan Baku , Bahan penunjang dan aditif
Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan polipropilen di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk terdiri atas propilen sebagai bahan baku utama untuk pruduksi homopolimer , etilen untuk pembuatan random copolymer, Katalis, kokatalis, selectivity Control Agent (Sca), aditif, hidrogen dan nitrogen sebagai bahan baku penunjang.

2.4.1 Propilen Propilen merupakan bahan baku dari polypropilen. Adapun nama lain dari propylen adalah propena ( CH3 CH = CH2 ) Merupakan senyawa Kimia yang pada kondisi atmosfir berbentuk gas berwarna dengan densita lebih besar dari udara, propilen bersifat anestik dan mudah terbakar. 2.4.1.2 Sifat kimia propilen Sifat kimia propilen yaitu sebagai berikut: 1. Propilen termasuk senyawa yang berisomer dengan siklo propana (C3H6) Homolog dengan etilen, Golongan olefin, anaog dengan propana propadiena dan metal asetilen. 2. Pada kondisi gas propilen lebih berat dari udara dan memiliki aroma kemanis manisan 3. Propilen mudah teroksidasi pada konsentrasi tertentu dan mudah terbakar. 4. Propilen lebih reaktif jika dibandingkan dengan propane dan etilen, hal ini disebabkan karena adanya gugus metal dan ikatan rangkap yang tidak simetris.

2.4.2 Etilen Etilen merupakan monomer yang ditambahkan ke dalam reaktor apabila produk yang diinginkan adalah random kopolimer. Kadang-kadang etilen juga ditambahkan pada produksi homopolimer. Peningkatan kandungan etilen dalam produk akan meningkatkan kekuatan impact dan kejernihan produk. Etilen yang ditambahkan ke dalam proses memiliki kemurnian sekitar 99,5 %. 2.4.3 Katalis Katalis yang digunakan adalah SHAC (Shell High Activity Catalist) 201 dan LYNX 1010. Katalis SHAC terdiri dari TiCl4 dalam MgCl2 dan white mineral oil. White mineral oil berfungsi untuk melindungi kompleks TiCl4/MgCl2 dari kontak dengan udara lembab karena TiCl4/MgCl2 sangat reaktif terhadap air. Wujudnya berupa slurry (padatan tersuspensi dalam minyak) yang berwarna kecoklatan. Wujud slurry ini memungkinkan katalis dapat dialirkan kedalam reaktor. Katalis SHAC 201 mempunyai selektivitas yang tinggi. LYNX 1010 mempunyai keaktifan yang lebih besar dari SHAC 201 tetapi LYNX 1010 bukanlah katalis utama dalam produksi, karena sulit mengendalikan katalis ini pada kondisi reaktor dan sangat sensitive terhadap perubahan temperatur. 2.4.4 Kokatalis Kokatalis berfungsi untuk membentuk kompleks katalis aktif yang mempermudah terjadinya polimerisasi. Kokatalis yang digunakan adalah Tri Etil Aluminium (TEAL). TEAL berwujud cairan pada kondisi ruang, bening, dan tidak berwarna.

2.4.5 Selectivity Control Agent (SCA) SCA berfungsi untuk mengatur katalis agar lebih cenderung menghasilkan polimer isotaktik. SCA yang dipakai adalah NPTMS (Normal Para Tri Metoksi Silane). 2.4.5 Hidrogen (H2) Hidrogen berfungsi sebagai terminator akhir reaksi polimerisasi sehingga diperoleh polimer dengan panjang rantai dan berat molekul tertentu.

2.4.6 Nitrogen (N2) Nitrogen digunakan karena bersifat inert (tidak bereaksi) sehingga tidak mengganggu jalannya reaksi polimerisasi. Sifat nitrogen antara lain tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mudah terbakar. Nitrogen yang digunakan dalam proses memiliki kemurnian 99,9 % dengan kandungan oksigen kurang dari 6 ppm. 2.4.7 Karbon Monoksida (CO) Gas CO berfungsi sebagai racun pada kill system ( penghentian reaksi bila temperature di dalam reactor melampaui temperatur pelelehan polipropilen). Kill system bekerja dengan menyuntikkan gas CO katalis ke dalam reaktor lewat aliran ke siklus. Gas CO akan mendeaktivasi katalis dan menghentikan reaksi polimerisasi. Gas CO merupakan gas buang yang tidak berwarna, tidak berbau, sangat mudah terbakar dan beracun. 2.4.8 Aditif Aditif ditambahkan untuk mendapatkan produk polipropilen denagn sifat tertentu yang diinginkan. Aditif berbentuk serbuk padatan dan cairan. Aditif ditambahkan pada resin sebelum proses pelleting. Jenis-jenis aditif yang ditambahkan adalah antioksidant dan acid receptor.

2.5 Sistem pemurnian bahan baku Pemurnian bahan baku dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan sejumlah pengotor seperti : CO2, CO, O2, H2S, propadiena, asetilena, dan air yang dapat menurunkan keaktifan katalis dan meracuni katalis. 2.5.1 Unit pemurnian propilen Unit pemurnian propilen meliputi : 1. Degassing Column Sistem ini merupakan system destilasi dengan 26 tray yang digunakan untuk memisahkan gas-gas seperti : CO, CO2, H2S, dan metal asetilen. Produk atas berupa gas-gas pengotor, yang selanjutnya dialirkan ke flare untuk di bakar, sedangkan bottom produk berupa propilen yang didinginkan dengan Heat Exchanger-01 untuk menjaga suhunya tetap 40oC, kemudian propilen dialirkan ke sulfur removal (SPV).

2. Bejana Pemisah Sulfur (SPV) Dalam kolom ini sulfur dipisahkan dari propilen cair dengan menggunakan katalis alumina aktif dengan cara adsorpsi. Pemisahan ini diperlukan karena sulfur merupakan racun bagi katalis. Unggun diregenerasi dengan menggunakan nitrogen panas pada suhu 250-280 oC. Propilen masuk pada dasar kolom dan keluar pada bagian atas menuju bejana pemisah arsen.

3. Bejana Pemisah Arsen (ARV) Arsen dipisahkan dalam bejana pemisah yang berisi unggun tembaga oksida (CuO) dengan cara adsorpsi secara kimia. 4. Bejana Pemisah MRV ( Metil Asetilen Propadiena Removal Vessel ) Metal asetilen propadiena ( MAP ) dipisahkan dalam bejana pemisah yang berisi unggun katalis vanadium dan alumina. Suhu umpan diatur 40 71oC. 5. Pengering Propilen ( propilen dryer D-01 dan D-02 ) Pengering propilen digunakan untuk menghilangkan air dan alcohol dari propilen. Media yang digunakan yaitu molecular sieve yang diregenerasi setiap 6 bulan sekali menggunakan nitrogen panas. 6. Filter Propilen murni dilewatkan dalam propilen filter yang berfungsi untuk mencegah kontaminasi partikel terhadap resin. 2.5.2. Unit pemurnian hidrogen Hydrogen yang berasal dari CAPC ( Chandra Asri Petrochemical Centre ) dinaikkan tekanannya dari 31 kg/cm2G dengan bantuan compressor. Selanjutnya hydrogen yang berasal dari CAPC dan unit proses digabung menjadi satu aliran untuk dinaikkan temperaturnya dari 38 oC hingga 160 oC. kemudian hydrogen dialirkan ke metanator untuk dihilangkan gasc CO dan CO2. Hydrogen keluaran metanator diturunkan suhunya dari 160 oC menjadi 40 oC didalam Heat Exchanger-03. Setelah itu hydrogen dialirkan ke dryer yang berisi molecular sieves untuk dihilangkan pengotor-pengotor kering dengan cara adsorpsi. Tekanan H2 keluar dryer mencapai 40 kg/cm2G, dialirkan ke dalam reaktor untuk digunakan dalam proses. 2.5.3. Unit pemurnian etilen Etilen yang berasal dari CAPC dinaikkan temperaturnya hingga mencapai 100 C dengan bantuan steam bertekanan 5,9 kg/cm2G dan temperature 151 oC. Setelah itu etilen dialirkan ke Etilen Deoxo Vessel ( EDV ), dimana pada kolom ini dilakukan pemisahan etilen dari zat-zat pengotor seperti CO, CO2, H2O. EDV merupakan kolom
o

yang berisi unggun tembaga. Unggun ini berfungsi untuk menghilangkan oksigen yang terdapat pada etilen dengan cara pengoksidasian tembaga menjadi tembaga oksida. Etilen yang keluar kemudian didinginkan menggunakan Heat Exchanger-07 hingga mencapai temperature 40 oC. Pengering (dryer) dipasang untuk menghilangkan methanol dan air menggunakan molecular sieves dengan metode adsorpsi fisik. Molecular sieves diregenerasi menggunakan nitrogen panas. Etilen selanjutnya disaring menggunakan filter untuk menghilangkan partikel-partikel padat yang terbawa. Sebelum etilen masuk proses terlebih dahulu tekanannya dinaikkan sampai 43 kg/cm2G dengan menggunakan kompressor. 2.5.4. Unit pemurnian nitrogen Nitrogen murni digunakan untuk pencucian dan mengendalikan komposisi gas didalam reaktor. Nitrogen harus dimurnikan terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan air dan oksigen yang dapat meracuni katalis polimerisasi. Kandungan air dan oksigen keluaran diharapkan kurang dari 0,001 ppm. Nitrogen memasuki preheater sisi tube untuk dipanaskan hingga 100 oC oleh kukus yang berada pada sisi shell sebelum memasuki Nitrogen Deoxo Vessel (NDV). Nitrogen panas yang mengandung oksigen dilewatkan pada Nitrogen Deoxo Vessel. Peristiwa yang terjadi didalam bejana ini adalah chemisorption melalui pereaksian oksigen dengan katalis tembaga menjadi senyawa oksida. 2.6 Deskripsi Proses PT. Tri Polyta Indonesia Tbk dalam proses produksi polipropilen menggunakan proses fase gas UNIPOL PP yang dikembangkan oleh Union Carbide Coorporation (UCC) dengan mengadopsi proses fase gas untuk pembuatan polietilen. Proses ini merupakan proses bersih karena limbah yang dihasilkan sangat sedikit dan semua bahan baku diperoleh kembali (recovery). Proses produksi polipropilen diawali dari persiapan bahan baku yang di ambil dari unit utilitas, kemudian masuk kedalam reaktor melalui system umpan masuk. Dari reactor masuk ke product receiver (sistem penampung produk) untuk dihilangkan kandungan hidrokarbonnya dengan menggunakan sweep gas (gas penyapu) yang berasal dari N2 surge tank, setelah itu ke product surge bin (deaktivasi katalis). Hasil dari product surge bin diteruskan ke sistem pelletizer untuk dibentuk menjadi butiran resin disimpan dalam kantongkantong penyimpanan dibagian bagging system. Proses produksi polipropilen dengan proses UNIPOL PP terdiri atas :
1. System Reaksi Polimerisasi

2. Vent recovery System

2.6 Reaksi Polimerisasi Reaksi polimerisasi di reactor fluidaisbed. Bahan baku dimurnikan di unit purifikasi dari impurities atau pengotor-pengotornya seperti H2O, CO, CO2, O2, Sulfur dan arsin. CO, CO2, O2 di murnikan melalui unit degassing coloumn, H2O di murnikan di dryer, Sulfur di sulfur remover dan Arsin di arsin remover. Propylene yang diperoleh masih mengandung propane yang tidak diinginkan karena propane yang terkandung dalam bahan baku tidak ikut bereaksi dalam reaksi polimerisasi. Untuk itu bahan baku di murnikan lagi dalam proses destilasi agar menghasilkan propylene yang lebih murni.
Variable-variabel yang harus dikendalikan supaya produksi polipropilena dapat terus berjalan antara lain : 1. Laju alir katalis 2. Tekanan parsial propilena 3. Temperature reaktor 4. Rasio molar TEAl/katalis 5. Rasio molar TEAl/SCA 6. Rasio H2/propilena

2.7Vent Recovery System Vent recovery system dirancang untuk mengkondensasi monomer propilena dari aliran gas yang keluar dari reaktor dan product blow tank. Unit ini memerlukan sarana berupa nitrogen, kukus, air pendingin, udara instrument dan listrik. Vent recovery system terdiri atas 4 sistem, yaitu : 1. Sistem kompresi yang akan meningkatkan aliran gas. 2. Sistem autorefrigerasi yang dirancang untuk mendinginkan aliran gas sehingga propane dan propilena dapat di embunkan 3. System daur ulang gas ringan yang menghasilkan gas-gas yang didaur ulang ke system reaksi dan system pemisahan gas dan resin 4. System destilasi yang digunakan untuk memisahkan propilena dan propane. Propilena didaur ulang ke reactor dan propane di kirim ke utilitas untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler. 2.8Jenis-jenis produk Berdasarkan jenis polimernya, ada 2 macam produk polipropilen yang dihasilkan, yaitu : 1. Homopolimer

3.3.

Dasar penyulingan. Sebuah proses dimana campuran cairan atau uap dari dua atau lebih zat yang dipisahkan fraksi komponen kemurnian yang diinginkan oleh aplikasi dan panas penghapusan. Distilasi didasarkan pada kenyataan bahwa uap campuran mendidih akan lebih kaya dalam komponen yang memiliki titik didih lebih rendah. Oleh karena itu, ketika uap ini didinginkan dan terkondensasi akan mengandung komponen yang lebih volatile. Pemulihan vent sistem kolom distilasi digunakan untuk memisahkan propana dari propylene dalam rangka memberikan aliran propana terkonsentrasi untuk menggunakan bahan bakar a1 burner boiler dan pilot pembakaran. Dalam penyulingan ada tiga peralatan utama seperti berikut: Re-boiler untuk memberikan penguapan yang diperlukan untuk proses penyulingan. Dalam sistem kami, kolom Pemulihan rc-boiler E-5x68 menyediakan untuk memanaskan makan tl-e dengan mengalirkan uap tekanan rendah di sepanjang sisi tube. Kondensor untuk mendinginkan dan memadatkan uap meninggalkan bagian atas kolom. kolom pemulihan kondensor E - 5x61 memberikan untuk mendinginkan uap yang masuk melalui garis tengah yang mengalir ke atas, kemudian mengubah arah pada memimpin atas dan masukkan tabung, dimana uap mengalir ke bawah sepanjang tabung, whle aliran air pendingin sepanjang sisi shell dan menghilangkan panas dari ular berbisa, akhirnya suhu uap tetes sehingga mengembun propylene dan dikumpulkan pada celana bawah kondensor ini.

Distilasi Kolom - Internal. Kolom ini menyediakan 46 nampan ayakan atau piring. baki Saringan adalah pelat logam sederhana dengan lubang di dalamnya. Uap melewati lurus ke atas melalui cairan di piring.

Anda mungkin juga menyukai