Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN LAB.

DSP

TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4A Disusun Oleh:


Arya Wahyu Wibowo (1309030197) Indra Kurniawan (1309030231)

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2011

4.1. Penguatan Sinyal


1. Bangkitkan gelombang pertama dengan langkah berikut: T=100; t=0:1/T:2; f1=1; y1=sin(2*pi*t); subplot(2,1,1) plot(t,y1) Hasil dari program tersebut adalah
1 0.5 0 -0.5 -1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Dengan a 2,5 2. Lanjutkan dengan langkah berikut ini

T=100; t=0:1/T:2; f1=1; y1=sin(2*pi*t); subplot(2,1,1) plot(t,y1) a=input('Nilai Pengali Yang Anda Gunakan (>0): '); dB=10*log10(a); disp(['Penguatan (dB)= ' num2str(dB)])

y1_kuat=a*sin(2*pi*t); subplot(2,1,2) plot(t,y1_kuat) Hasil dari program diatas adalah


1 0.5 0 -0.5 -1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

2 1 0 -1 -2

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Perbandingan antara hasil program pertama dengan program kedua dengan nilai a ditambahkan pada program kedua sebesar 1.5. Besar penguatany adalah 1.7609 dB 3. Ulangi langkah 1 dan 2, tetapi dengan nilai a berbeda misalnya

1.7, 2.5, 3.0 atau yang lain. Dan jangan lupa anda simpan gambarnya dan buatlah analisa dari apa yang anda amati dari gambar tersebut? Jangan lupa dalam setiap penggambaran anda cantumkan nilai dB setiap percobaan.

1 0.5 0 -0.5 -1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

2 1 0 -1 -2

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Gambar gelombang dengan a = 1.7, besar penguatan = 2.3045 dB

1 0.5 0 -0.5 -1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

4 2 0 -2 -4

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Gambar gelombang dengan a = 2.5, besar penguatan = 3.9794 dB

1 0.5 0 -0.5 -1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

4 2 0 -2 -4

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Gambar gelombang dengan a = 3.0, besar penguatan = 4.7712 dB

4.2. Pelemahan Sinyal


Seperti yang kita ketahui bahwa pelemahan merupakan penguatan negatif, atau dalam hal ini konstanta penguatan bernilai <1. Berdasar pemahaman ini coba anda susun sebuah program pelemahan sinyal dengan memanfaatkan contoh program yang sudha anda buat pada langkah 4.1. T=100; t=0:1/T:2; f1=1; y1=sin(2*pi*t); subplot(2,1,1) plot(t,y1) a=input('Nilai Pengali Yang Anda Gunakan (>0): ');

dB=10*log10(a); disp(['Pelemahan (dB)= ' num2str(dB)]) y1_lemah=a*sin(2*pi*t); subplot(2,1,2) plot(t,y1_lemah) Hasil dari program diatas adalah
1 0.5 0 -0.5 -1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

1 0.5 0 -0.5 -1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Gambar gelombang dengan a = 0.75, besar pelemahan = -1.2494 dB

1 0.5 0 -0.5 -1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

0.5

-0.5

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Gambar gelombang dengan a = 0.5, besar pelemahan = -3.0103 dB

1 0.5 0 -0.5 -1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

0.4 0.2 0 -0.2 -0.4

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Gambar gelombang dengan a = 0.25, besar pelemahan = -6.0206 dB

Gelombang yang terlihat pada gambar-gambar diatas dapat dilihat menglami pelemahan sebesar nilai pengali pada input yang diberikan (a). Semakin kecil nilai pengali maka nilai pelemahannya akan semakin besar.

4.3.

Penjumlahan dua sinyal

- Membuat program penjumlahan dua sinyal dengan perintah : Sinyal y1 : T=100; t=0:1/T:2; f1=1; y1=sin(2*pi*t); subplot(3,1,1) plot(t,y1) hasil dari program tersebut adalah :

Kemudian membuat program sinyal y2 :

f2=2; pha2=pi/2; y2=sin(2*pi*t+pha2); subplot(3,1,2) plot(t,y2) Hasil dari program tersebut adalah :

Lalu dilakukan penjumlahan dua buah sinyal yaitu y1 dan y2 :

T=100; t=0:1/T:2; f1=1; f2=2; pha2=pi/2; y1=sin(f1*pi*t); subplot(3,1,1) plot(t,y1) y2=sin(f2*pi*t+ pha2); subplot(3,1,2) plot(t,y2)

y3=y1+y2; subplot(3,1,3) plot(t,y3) Hasil dari program tersebut adalah :

Nilai f2 diubah menjadi 3, hasil dari programnya adalah :

Nilai f2 diubah menjadi 4, hasil dari programnya adalah :

Nilai f2 diubah menjadi 5, hasil dari programnya adalah :

Nilai f2 diubah menjadi 6, hasil dari programnya adalah :

Nilai f2 diubah menjadi 7, hasil dari programnya adalah :

Nilai f2 diubah menjadi 8, hasil dari programnya adalah :

Nilai f2 diubah menjadi 9, hasil dari programnya adalah :

Nilai f2 diubah menjadi 10, hasil dari programnya adalah :

Dengan mengubah-ubah nilai frekuensi yang semakin tinggi, terlihat bahwa gambar ke 2, gelombang sinyal y2 tersebut semakin rapat dan pada saat penjumlahan sinyal tersebut hasil penjumlahan mengikuti fasa dari sinyal y1 namun frekuensinya semakin merapat seiring diubah-ubahnya frekuensi menjadi lebih besar. Merubah nilai pha2 menjadi 0.1*pi, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai pha2 menjadi 0.25*pi, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai pha2 menjadi 0.5*pi, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai pha2 menjadi 1.5*pi, hasil dari programnya adalah :

Dengan merubah-rubah nilai dari pha2, lalu melakukan penjumlahan terlihat dari hasil hasil penjumlahan yang dilakukan fasanya berubah tergantung nilai pha2 yang di masukkan namun frekuensinya tetap 2.

4.4. Perkalian dua sinyal


- Membangkitkan gelombang pertama. Program yang dijalankan : T=100; t=0:1/T:2; f1=1; y1=sin(2*pi*t); subplot(3,1,1) plot(t,y1) Hasil dari program tersebut adalah :

Membangkitkan gelombang kedua.

Program yang dijalankan : f2=2; pha2=pi/2; y2=sin(2*pi*t+pi); subplot(3,1,2) plot(t,y2) Hasil dari program tersebut adalah :

Melakukan proses perkalian sinyal 1 dan 2.

Dengan menggunakan program : T=100; t=0:1/T:2; f1=1; f2=2; pha2=pi/2; y1=sin(f1*pi*t); subplot(3,1,1) plot(t,y1) y2=sin(f2*pi*t+ pha2); subplot(3,1,2) plot(t,y2) y3=y1.*y2; subplot(3,1,3) plot(t,y3) Hasil dari program tersebut adalah :

Merubah nilai f2 menjadi 3, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai f2 menjadi 4, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai f2 menjadi 5, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai f2 menjadi 6, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai f2 menjadi 7, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai f2 menjadi 8, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai f2 menjadi 9, hasil dari programnya adalah :

Merubah nilai f2 menjadi 10, hasil dari programnya adalah :

Dengan mengganti-ganti nilai frekuensi menjadi semakin besar, terlihat pada gambar sinyal ke-2 mempunyai gelombang yang semakin merapat seiring dengan semakin besarnya frekuensi yang

dimaksukkan. Sehingga pada hasil perkalian juga berpengaruh dengan semakin rapatnya gelombang hasil perkalian apabila frekuensi semakin diperbesar namun tetap mengikuti fasa dari sinyal pertama.

Merubah nilai pha2 menjadi 0.1*pi, hasil dari program tersebut adalah :

Merubah nilai pha2 menjadi 0.25*pi, hasil dari program tersebut adalah :

Merubah nilai pha2 menjadi 0.5*pi, hasil dari program tersebut adalah :

Merubah nilai pha2 menjadi 1.5*pi, hasil dari program tersebut adalah :

Dengan mengganti-ganti nilai pha2 pada gelombang sinyal ke-2, hasil dari perkalian gelombang pertama dan kedua mengalami perubahan karena nilai pha2 berubah tergantung dari fasa yang dimasukkan.

4.5. Penambahan Noise Gaussian pada Sinyal Audio


1. Untuk contoh kasus ini ikuti langkah pertama dengan membuat seperti berikut. y1 = wavread('CHIMES.wav'); Fs = 8192; Fs1 = Fs; plot(y1); wavplay(y1,Fs1,'sync') %Sinyal asli dimainkan Hasil dari program diatas adalah
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

2.

Tambahkan perintah berikut ini setelah langkah satu diatas

y1 = wavread('CHIMES.wav');

Fs = 8192; Fs1 = Fs; N = length(y1);%menghitung dimensi file wav var = 0.1; noise_1 = var*randn(N,1);%membangkitkan noise Gaussian y_1n=y1 + noise_1 y_1n = y1+noise_1 ;%menambahkan noise ke file subplot(2,1,1) plot(y1) subplot(2,1,2) plot(y_1n) wavplay(y_1n,Fs1,'sync') % Sinyal bernoise dimainkan Hasil program diatas adalah
1 0.5 0 -0.5 -1

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

2 1 0 -1 -2

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

Meskipun terlihat pada gambar terlihat lebih kecil, tetapi bila dilihat pada skala gambar terjadi penambahan. Hal ini menunjukkan terjadi penambahan sinyal noise pada gelombang input yang diberikan. Var yang dimasukkan sebesar 0.1. 3. Apakah anda melihat ada sesuatu yang baru dengan langkah yang terjadi?

anda? Coba anda lakukan sekali lagi pangkah 2 dengan nilai var 0.2, 0.3, 0.5, dst. Coba amati apa
1 0.5 0 -0.5 -1

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

2 1 0 -1 -2

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

Dengan Var 0.2

1 0.5 0 -0.5 -1

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

2 1 0 -1 -2

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

Dengan Var 0.3

1 0.5 0 -0.5 -1

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

4 2 0 -2 -4

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

Dengan Var 0.5 1 0.5 0 -0.5 -1

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

4 2 0 -2 -4

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

Dengan Var 0.7

1 0.5 0 -0.5 -1

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

4 2 0 -2 -4

0.5

1.5

2.5

3.5 x 10

4
4

Dengan Var 0.9

Dapat dilihat semakin besar nilai Var yang diberikan maka sinyal audio yang dimasukkan akan semakin tidak terlihat. Karena noise yang dimasukkan semkin besar, suara file audio yang didengar tidak dapat terdengar dengan bagus.

4.6. Proses Penguatan pada Sinyal Sinyal Audio


Membuat program seperti berikut :

%File Name: kuat_1.m %Description: how to read and play a wav file %Programer: Tri Budi Santoso

%Group: Signal Processing, EEPIS y1=wavread('CHIMES.wav'); Fs=8192; wavplay(y1,Fs,'async') % Memainkan audio sinyal asli plot(y1) Hasil dari Program tersebut :

Kemudian menambahkan

amp =1.5; y2=amp* y1; wavplay(y1,Fs,'async') % Memainkan audio sinyal setelah pengua tan kemudian program menjadi :

%File Name: kuat_1.m %Description: how to read and play a wav file

%Programer: Tri Budi Santoso %Group: Signal Processing, EEPIS y1=wavread('CHIMES.wav'); Fs=8192; wavplay(y1,Fs,'async') % Memainkan audio sinyal asli amp =1.5; y2=amp*y1; wavplay(y1,Fs,'async') % Memainkan audio sinyal setelah penguatan plot(y2) Hasil dari program tersebut :

Merubah nilai amp menjadi 0.1, hasil dari program tersebut :

Merubah nilai amp menjadi 0.2, hasil dari program tersebut :

Merubah nilai amp menjadi 0.5, hasil dari program tersebut :

Merubah nilai amp menjadi 1.3, hasil dari program tersebut :

Merubah nilai amp menjadi 1.8, hasil dari program tersebut :

Merubah nilai amp menjadi 2, hasil dari program tersebut :

Dengan mengubah-ubah nilai dari amp, dapat dilihat dari hasil program tersebut mengalami penguatan atau pelemahan.

Anda mungkin juga menyukai