Anda di halaman 1dari 2

Kode Etik Profesi Keguruan 1. Pengertian kode etik a) Menurut undang-undang nomor 8 tahun 1978 tentang pokok-pokok kepegawain.

Pasal 28 undang-undang ini dengan jelas menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman, sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan. Dalam penjelasan undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dengan adannya kode etik ini, pegawai negeri sipil sebagai aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat mempunyaai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya, dalamkodde etik pegawai negeri sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksankan tugas dan tangung jawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat disimpulkan, bahw kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalamm melaksankan tugas dan dalam hidup sehari-hari. b) Dalam pidato pembukaaan kongres PGRI XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksankan pangilan pengabdiannya bekerja sebagai guru(PGRI,1973). Dari pendapat ketua etik guru Indonesia terdapat dua unsure pokok yakni: (1) sebagai landasan moral. (2)sebagai pedoman tingkah laku. Dari uraian tersebut kelihatan, bahwa kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakn tugas profesinya dan dalam hidaupnya dalam masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksankan profesinya dan laranganlarangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak bole diperbuat atau dilaksankan oleh mereka, tiak saja dalam melaksankan tugas mereka, melainkan juga menyangkut tinghkah laku angggota profesi pada umumnya dalam pergaulanya sehari-hari di dalm masyarakat.

2. Tujuan Kode Etik Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalh sebagai berikut (R. Hermawan S,1979): a) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi Dalam hal ini kodeetik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai

Anda mungkin juga menyukai