Anda di halaman 1dari 9

1

1. Rencana Judul

Visualisasi Anaglyph Stereoscopy pada Pengolahan Citra Digital 3 Dimensi 2. Bidang Ilmu Ilmu Komputer Pengolahan Citra 3. Latar Belakang Masalah Majunya teknologi informasi merupakan suatu perkembangan yang memberikan akses terhadap perubahan kehidupan masyarakat. Dunia informasi menjadi salah satu wilayah yang berkembang pesat dan banyak mempengaruhi peradaban masyarakat. Sejalan dengan berkembangnya teknologi termasuk juga dalam bidang komputerisasi, dunia multimedia pun mengalami perubahan-perubahan untuk menyesuaikan dengan kemampuan komputer yang semakin tinggi dalam hal grafis. Multimedia banyak digunakan oleh para pembuat dan perancang video game, visualisasi architecture, design produk dan juga studio TV untuk pembuatan animasi. Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah media multimedia menggunakan teks, image, suara, dan video untuk menyampaikan pesan dan isi dengan cara yang bermakna. Ini mengenai mendesain, mengorganisasi, dan memproduksi proyek multimedia sehingga dapat menciptakan antarmuka komputer yang akrab dengan pengguna. Saat ini yang sangat nyata dirasakan adalah kemudahan dalam proses pembuatan animasi. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi. Teknik animasi telah berkembang pesat dari awalnya berupa animasi tradisional yang menggunakan bahan dasar gambar buatan artis juru gambar (freehand drawing) hingga ke animasi komputer yang keseluruhan prosesnya dikerjakan pada sebuah komputer. Pada animasi 3D, sebuah obyek dibuat secara digital berupa obyek 3D yang memiliki rumusan geometri matematis tertentu, dan dianimasi dengan menggunakan sejumlah metode, misalnya standar tradisional

keyframe animation, simulasi fisika, motion capture, rigging, dll. Softwere yang menggunakan animasi 3D membuat game berkualitas tinggi yang akan memberikan sensasi virtual reality. Untuk penggarapan animasi 3D dengan efek ilusi, dikenal sebuah teknik sederhana yaitu stereoscopy. Stereoscopy adalah adalah teknik yang membuat suatu gambar dua dimensi memiliki efek tiga dimensi. Salah satu teknik melihat stereoscopy yang paling sering digunakan

adalah anaglyph stereoscopy, dimana gambar mata kiri dan mata kanan disuperimposed atau ditumpuk menjadi satu gambar. Kedua gambar ditumpuk berdasarkan color channel, yaitu citra grayscale yang teranggelapnya mewakili masing-masing warna yang membangun suatu citra berwarna, contohnya sebuah citra RGB memiliki 3 buah color channel yaitu red channel, green channel, dan blue channel. Jadi gambar untuk tiap mata masing-masing akan membangun satu atau lebih color channel, misalkan pada red-cyan anaglyph, gambar mata kiri akan membangun red channel dari citra anaglyph dan gambar mata kanan akan membangun green channel dan blue channel (cyan channel) dari citra anaglyph. Teknik anaglyph stereoscopy dapat diterapkan dalam pengolahan citra 2

dimensi menjadi 3 dimensi, film animasi, games, perancangan alat pengajaran berbatuan komputer dengan efek ilusi kedalaman dan ketajaman warna. Tidak butuh latihan khusus untuk dapat melihat efek yang ditimbulkan, hanya membutuhkan alat bantu berupa kacamata anaglyph (mika berwarna merah dan biru).

4. Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu:


1. Bagaimana

mengolah

citra

dimensi

menjadi

dimensi

dengan

mengimplementasikan anaglyph stereoscopy.


2. Bagaimana merancang dan mendesign sistem yang dapat memvisualisasikan

anaglyph stereoscopy melalui media animasi 3d dengan persepti kedalaman yang baik.

5. Batasan Masalah Sesuai dengan rumusan yang telah dipaparkan, maka batasan yang diberlakukan dalam tugas akhir ini adalah pengolahan citra 2 dimensi menjadi 3 dimensi menggunakan Photoshop CS2 dan pembuatan animasi 3d dengan teknik anaglyph stereoscopy menggunakan 3D Max yang berjalan di sistem operasi Windows Vista Home Basic. Teknik anaglyph stereoscopy digunakan untuk menunjukkan efek reality pada animasi, dan untuk melihat efek tersebut diguanakan kacamata anaglyph (kacamata 3 dimensi, yang terbuat dari mika merah dan biru). Pembahasan tidak termasuk pada kacamata yang digunakan. 6. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Memvisualisasikan anaglyph stereoscopy pada pengolahan citra 2 dimensi

menjadi 3 dimensi .
2. Memvisualisasikan anaglyph stereoscopy melalui media animasi 3d.

7. Manfaat Penelitian Aplikasi yang dihasilkan diharapkan dapat menunjukkan efek reality pada citra yang diolah dan animasi yang diciptakan. Sehingga citra 2 dimensi dapat dilihat dalam bentuk 3 dimensi, dan pada animasi yang diciptakan dapat memberikan kemudahan dalam memahami isi atau pesan yang ingin disampaikan dari aplikasi tersebut. Teknik anaglyph stereoscopy dapat diterapkan dalam media pengajaran komputer, games, film, sistem informasi, dll dengan media animasi 3d dan 2d. 8. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka visualisasi anaglyph stereoscopy pada pengolahan citra digital 3 dimensi adalah: 8.1 Stereoscopy

Stereoscopy adalah teknik penyampaian informasi visual 3 dimensi melalui media citra 2 dimensi, sehingga penikmat akan merasakan adanya ilusi kedalaman pada citra tersebut. Citra stereoscopy mempunyai ilusi kedalaman. Efek stereoscopy dapat tercipta apabila mata melihat suatu scene pada citra seperti mata melihat scene tersebut pada dunia nyata. Pada dunia nyata kedua mata masing-masing melihat gambar yang sekilas sama namun sebenarnya berbeda dikarenakan oleh perbedaan orientasi objek dikarenakan oleh perbedaan sudut pandang tiap mata (paralax).

Gambar 8.1 Perbedaan orientasi objek sudut pandang tiap mata Objek akan mempunyai posisi yang berbeda terhadap latar dikarenakan perbedaan sudut pandang dan jarak antara objek dan latar. Untuk dapat melihat efek stereoscopy dibutuhkan dua buah gambar, satu gambar mata kiri dan satu gambar mata kanan, yang identik, baik dalam segi scene / point of interest, resolusi, maupun kualitas, tetapi berbeda sudut pengambilan gambarnya (sudut pengambilan mewakili mata kiri dan mata kanan). Gambar stereoscopy biasa diambil dengan menggunakan dua kamera untuk kesamaan scene. Ada banyak cara untuk melihat stereoscopy. Cara paling dasar adalah melihat paired image dengan teknik parallel viewing atau crossed viewing. Yaitu teknik menjulingkan mata agar masing-masing mata dapat melihat gambar yang berbeda. Cara ini menghasilkan warna yang akurat dan tetapi butuh latihan untuk melakukan teknik parallel viewing atau crossed viewing, dan juga teknik tersebut.

Teknik lainnya adalah dengan menggunakan kacamata terpolarisasi, dimana dua gambar yang terfilter polarisasi orthogonal diproyeksikan ke layar yang sama. Penikmat menggunakan kacamata dengan filter polarisasi yang sama sehingga cahaya proyeksi yang terpolarisasi hanya akan melewati filter polarisasi yang sejenis sehingga satu mata hanya akan melihat satu gambar. Teknik ini adalah teknik yang digunakan di teater- teater 3-D. Teknik ini menghasilkan warna yang akurat dan mudah dilihat, tetapi sulit diimplementasikan untuk melihat stereoscopy dalam skala kecil. Teknik lainnya adalah sequential shutter projection. Yaitu dengan menggunakan video yang frame-nya secara bergantian manampilkan gambar untuk mata kiri dan mata kanan. Diperlukan alat bantu yaitu electronic shutter glasses yang telah tersinkronisasi dengan video sehingga pada saat video sedang menampilkan gambar untuk mata kiri, filter pada mata kanan akan berubah gelap, sehingga hanya mata kiri yang bisa melihat gambar itu, begitu pula sebaliknya. Teknik ini menghasilkan warna yang akurat dan juga mudah untuk dilihat, tetapi mumbutuhkan biaya yang cukup mahal. 8.2 Anaglyph Stereoscopy Anaglyph adalah teknik stereoscopy dimana gambar mata kiri dan mata kanan disuperimposed atau ditumpuk menjadi satu gambar. Kedua gambar disuperimposed berdasarkan color channel, yaitu citra grayscale yang teranggelapnya mewakili masing-masing warna yang membangun suatu citra berwarna, contohnya sebuah citra RGB memiliki 3 buah color channel yaitu red channel, green channel, dan blue channel. Jadi gambar untuk tiap mata masing-masing akan membangun satu atau lebih color channel, misalkan pada red-cyan anaglyph, gambar mata kiri akan membangun red channel dari citra anaglyph dan gambar mata kanan akan membangun green channel dan blue channel (cyan channel) dari citra anaglyph.

Gambar 8.2 Gambar mata kiri dan mata kanan ditumpuk berdasarkan color channel

Untuk dapat melihat efek anaglyph stereoscopy, penikmat diharuskan untuk mengenakan kacamata anagyph yaitu kacamata berfilter warna sesuai dengan color channel citra anaglyph dimana masing-masing filter warna pada kacamata akan mem-block color channel yang berlawanan. Misalkan pada redcyan anaglyph, filter merah untuk mata kiri pada kacamata akan mem-block cyan channel dari citra anaglyph sehingga yang terlihat hanya red channel yang notabene adalah gambar mata kiri, begitu juga sebaliknya untuk filter cyan untuk mata kanan pada kacamata. Ada berbagai jenis kombinasi color channel dalam anaglyph, diantaranya adalah red-blue, red-green, dan yang paling popular adalah red-cyan. Anaglph stereoscopy adalah teknik stereoscopy yang paling popular dikarenakan mudah dan murah. Tidak butuh latihan khusus dan hanya membutuhkan alat bantu berupa kacamata anaglyph yang versi murahnya dapat dengan mudah dibuat dengan hanya bermodalkan kertas karton dan kertas mika berwarna. Sayangnya teknik ini juga memiliki beberapa kekurangan. Yang paling

signifikan adalah masalah keakuratan warna pada anaglyph untuk citra berwarna. Dikarenakan proses pemisahan channel pada pembuatan citra anaglyph dan proses filterisasi pada kacamata, terdapat informasi warna yang hilang.

9. Metode Penelitian Tahapan yang diambil dalam penelitian ini yaitu:


1. Studi literatur.

Penulis mempelejari teori dari berbagai sumber seperti buku, artikel, jurnal dan situs situs internet yang berhubungan dengan judul tugas akhir.
2. Analisis anaglyph stereoscopy.

Pada tahap ini dilakukan analisis pembuatan teknik stereoscopy pada sebuah citra digital. 3. Implementasi Citra yang telah diolah dengan menggunakan Photoshop CS2 akan dianimasikan dalam bentuk 3d dengan softwere 3D Max. 4. Pengujian Sistem Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah produk 3 dimensi yang dihasilkan telah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. 5. Menyusun laporan dan dokumentasi Menyusun laporan hasil analisis dan visualisasi ke dalam format penulisan tugas akhir dengan disertai kesimpulan akhir.

10. Rencana Kegiatan Jadwal Adapun rencana jadwal kegiatan kerja yang akan dilaksanakan dalam skripsi ini dijelaskan pada Tabel 1:

Tabel 1 Rencana Jadwal Kegiatan Kerja Tahun 2011 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Kegiatan
Pembuatan Proposal Studi Literatur Seminar Proposal Perbaikan Proposal Analisis dan Perancangan Sistem Implementasi dan Pengujian Sistem Penulisan Skripsi Seminar Hasil Perbaikan Skripsi Sidang Meja Hijau

Diketahui Dosen Pembimbing I,

Medan, 21 Februari 2011 Dibuat oleh,

(Dr. Poltak Sihombing, M.Kom) NIP. 196203171991021001

(Souchi Juneda Rambe) NIM. 071401068

Daftar Pustaka

Sitorus, S., Suyanto, dkk. 2006. Pengolahan Citra Digital. Medan:USU Press. Dubois, Erick. 2010. A Projection Method To Generate Anaglyph Stereo Images. Hal. 2-5. Canada:School of Information Technology and Engineering University of Ottawa. Tran, Vu M. 2005. New Methods for Rendering of Anaglyph Stereoscopic Images on CRT Display and Photo-Quality Ink-Jet Printers. hal. 28-34. Canada:School of Information Technology & Engineering (SITE). Yogesan, K., Kumar, S., dkk. 2009. Telephthalmology. hal. 30-33. Jerman:Springer. 3D Anaglyph / Stereoscopy. 12 Februari 2011. http://www.visual9motion.com/anaglyph.html.

Anda mungkin juga menyukai