Anda di halaman 1dari 5

EMULSI

Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair. Berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi tiga:

1. Emulsi gas (aerosol cair)


Emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan obat nyamuk, dapat membentuk sistem koloid dengan bantuan bahan pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti SOL LIOFOB yaitu efek Tyndall, gerak brown.

2. Emulsi cair
Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak. Sifat cair emulsi yang penting ialah : *Demulsifikasi Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi.

*Pengenceran
Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya.

3. Emulsi padat (gel)


Emulsi padat merupakan koloid dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi padat. Contohnya jelly, keju, mentega, nasi dll.

BUIH

Buih adalah koloid dengan fase terdisperasi gas dan medium pendisperasi zat cair atau zat padat. Berdasarkan medium pendisperasinya, buih dekelompokkan menjadi dikelompokkan menjadi dua :

1. Buih cair
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atau karbondioksida yang terbentuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembunggelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan. Ukuran koloid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hampir seperti bola. Jika kurang dari 5% maka gelembung gas akan berbentuk polihedral. Sifat buih cair : Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena pemisahan medium pendispersi atau drainase, terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke besar akibat tegangan permukaan, rusaknya film antara dua gelembung gas. Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.

Contoh buih cair :


Buih Hasil Kocokan Putih Telur Karena udara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih, yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untuk membentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang. Buih Hasil Akibat Pemadam Kebakaran Alat pemadam kebakaran mengandung czmpuran air, natrium bikarbonat, aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan bantuan zat pembuih tersebut.

2. Buih Padat
Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat padat. kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh contoh buih padat yang mungkin dapat kita ketahui : Roti Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilingi gelembung gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat. Batu Apung Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung. Styrofoam Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena.

Anda mungkin juga menyukai