Anda di halaman 1dari 10

Eka Budi Utami 1102011085 TM SK2 Bengkak

1. Mempelajari dan Memahami Kapiler Darah

1.1 Mempelajari dan Memahami Definisi Kapiler Darah

Kapiler adalah tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan jaringan, bercabang cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau setiap sel. Jaringan Pembuluh darah yang bekerja membentuk anyaman anyaman terdiri dari suatu jaringan dengan kandungan lebih dari 2000 kapiler darah permilimeter. Sumber: Kapiler adalah pembuluh halus yang menghubungkan anteriol dan venul, membentuk suatu jalinan pada hampir seluruh bagian tubuh. Dindingnya bekerja sebagai membran semi permiabel untuk pertukaran berbagai substansi,termasuk cairan,antara darah dan cairan jaringan. Sumber: Dorland

Kapiler adalah saluran mikroskopik untuk pertukaran nutrien dan zat sisa diantara darah dan jaringan. Dindingnya bersifat semipermeabel untuk pertukaran substansi

1.2 Mempelajari dan Memahami Struktur Kapiler Darah

Eka budi utami 1102011085

Page 1

Susunan sirkulasi kapiler y Struktur dinding kapiler tersusun atas satu lapisan uniseluler sel-sel endotel dan disebelah luarnya dikelilingi oleh membran dasar. Total ketebalan kira-kira 0,5 um. y Diameter kapiler besarnya 4-9 um, yaitu ukuran yang cukup besar untuk dapat dilewati oleh sel darah merah dan sel darah lainnya. y Luas total semua dinding kapiler di dalam tubuh melebihi 6300 m2

Di dinding kapiler terdapat 2 penghubung kecil menghubungkan bagian dalam dan bagian luar : celah Interselular yaitu, celah tipis yang terletak diantara sel-sel endotel yang saling berdekatan. Dalam otot rangka, otot jantung, otot polos hubungan antara sel endotel yang memungkinkan lewatnya molekul sampai diameter 10 nm. Sitoplasma sel endotel yang menipis disebut fenestrasi, yaitu lewatnya molekul yang relatif lebih besar dan membuat kapiler seperti seperti berpori.

Eka budi utami 1102011085

Page 2

Anatomi sistem kapiler Darah mengalir masuk dari arteriol, melewati metarteriol kemudian masuk ke venula. Arteriol mempunyai muscular coat (lapisan otot) yang berfungsi relaksasi dan kontraksi untuk merespon stimuli dari saraf simpatik. Metarteriol mempunyai serat otot polos yang mengelilingi pembuluh darah. Venula ukurannya lebih besar daripada arteriol tetapi lapisan ototnya lebih lemah. 1.3 Mempelajari dan Memahami Jenis Kapiler Darah Kapiler dibagii menjadi 3 jenis, yaitu : a. Kapiler sempurna Banyak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru, susunan saraf pusat dan kulit. Sitoplasma sel endotel menebal ditempat yang berinti dan menipis dibagian lainnya. b. Kapiler bertingkat Pembuluh kapiler bertingkap dijumpai pada mukosa usus, glomerulus, ginjal dan pankreas, sitoplasma tipis dan bertempat pori-pori c. Kapiler sinusidal Mempunyai garis tengah, lumen lebih besar dan normal

1.4 Mempelajari dan Memahami Fungsi Kapiler Darah

a. Pertukaran oksigen Oksigen dan zat zat makanan dimasukkan ke dalam sel melalui pembuluh kapiler. Zat zat ini digunakan untuk sumber enegri b. Menghubungkan ujung pembuluh nadi terkecil dan berhubungan langsung dengan sel sel tubuh c. Mengangkut zat zat sisa pembakaran

2. Mempelajari dan Memahami Tekanan Hidrostatik dan Tekanan Osmotik Koloid

2.1 Mempelajari dan Memahami Definisi Tekanan Hidrostatik dan Tekanan Osmotik Koloid Eka budi utami 1102011085 Page 3

Tekanan hidrostatik adalah tekanan di dalam pembuluh darah yang sangat ditentukan oleh tekanan darah. Tekanan ini semakin menurun ke arah perifer. Tekanan ini cemderung mendorong cairan keluar dari kapiler kemudian masuk ke dalam cairan interstisium Tekanan Osmotik Koloid adalah gaya yang disebabkan oleh dispersi koloid protein plasma, tekanan ini mendorong cairan ke dalam kapiler. Tekanan koloid rata rata adalah 25 mmhg. Tekanan osmotik ada 2 macam: a. Tekanan osmotik kristaloid yaitu, tekanan osmotik yang ditimbulkan oleh mineral dan ion mineral b. Tekanan osmotik koloid plasma (tekanan onkotik) yaitu tekanan yang dihasilkan oleh molekulmolekul koloid yg tidak dapat berdifusi, contohnya protein. Nah protein ini menarik air ke dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi. mendorong perpindahan cairan ke dalam kapiler Karena protein plasma tetap berada di dalam plasma dan tidak masuk ke dalam cairan interstisium maka terbentuk perbedaan konsentrasi protein. Konsentrasi protein di plasma lebih besar dibantingkan di interstisial, tetapi konsentrasi air di plasma lebih kecil daripada di interstisial. Karena perbedaan konsentrasi inilah maka timbul efek osmotik dimana memindhkan air dari daerah konsentrasi air tinggi di cairan interstisial ke konsentrasi air di plasma.

2.2 Mempelajari dan Memahami Fungsi Tekanan Hidrostatik dan Tekanan Osmotik Koloid pengaruh tekanan osmotik berhubungan dengan osmoregulasi yaitu mekanisme homeostatis suatu sel organisme untuk mencapai kesetimbangan tekanan osmotik dengan lingkungannya. Jika tekanan osmotik didalam sel dengan luar sel seimbang maka dikatakan sebagai keadaan isotonik pada keadaan ini volume sel tidak mengalami perubahan volume. Jika tekanan osmotik didalam sel lebih besar maka cairan dalam sel bisa keluar sehingga sel akan mengkerut, sebaliknya disebut hipotonik yaitu liquid diluar sel akan masuk ke sel sehingga sel akan bertambah besar.

2.3 Mempelajari dan Memahami Mekanisme Tekanan Hidrostatik dan Tekanan Osmotik Koloid dalam Mengatur Keseimbangan cairan dalam Tubuh

Eka budi utami 1102011085

Page 4

Pertukaran cairan secara normal, diajukan oleh Starling, yaitu diatur oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik di dalam dan di luar daerah vaskular. Tekanan hidrostatik intravaskular dan tekanan osmotik koloid interstitial cenderung menggerakkan cairan keluar melalui dinding kapiler, dimana tekanan cairan interstitial dan tekanan osmotik intravaskular cenderung mengerakkan cairan masuk ke dalam. Empat daya osmotik koloid dan hidrostatik utama menentukan pergerakan cairan melalui membran kapiler: 1. Tekanan hisdrostatik kapiler (Pc) Tekanan ini cenderung untuk mendorong cairan dan zat- zat terlarutnya melewati pori- pori kapiler ke dalam ruang interstisial. 2. Tekanan hisdrostatik interstisium (Pif) Tekanan ini cenderung mendorong cairan ke dalam melalui membran kapiler bila nilai Pif positif tetapi keluar bila nilai Pif negatif 3. Tekanan osmotik koloid plasma kapiler (p) Tekanan ini cenderung menimbulkan osmosis cairan ke dalam melalui membran kapiler. Nilai normal untuk tekanan osmotik koloid plasma kira- kira 28 mmHg, 19 mm dari nilai yang ditimbulkan oleh efek molekuler dari protein yang larut dan 9 mm oleh efek Donnan, yaitu tekanan ekstra yang ditimbulkan oleh natrium, kalium, dan kation lainnnya yang ditahan didalam plasma oleh protein. Protein plasma merupakan suatu campuran yang mengandung albumin, globulin, dan fibrinogen. 80% dari tekanan osmotik koloid total dalam plasma berasal dari fraksi albumin, 20% dari globulin, dan hampir tidak ada dari fibrinogen. Oleh karena itu, dilihat dari sudut pandang dinamika kapiler dan cairan jaringan, protein plasma yang penting terutama adalah albumin.

3. Mempelajari dan Memahami Edema

3.1 Mempelajari dan Memahami Definisi Edema

Eka budi utami 1102011085

Page 5

Edema adalah : - Pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstitium. - Pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume cairan interstisium. - Akumulasi volume abnormal cairan interstisial dalam ruang-ruang yang mengelilingi sel

3.2 Mempelajari dan Memahami Jenis Edema Edema dapat dibedakan menjadi: a. Edema lokalisata yaitu edema yang hanya terbatas pada organ pembuluh darah tertentu. Terdiri dari : o o o o o Ekstremitas unilateral, terjadi pada vena atau pembuluh darah limfe Ektremitasbilateral, terjadi pada vena atau pembukuh darah limfe Muka (facial) Asites Hidrotoraks ((cairan di rongga pleura)

b. Edema generalisata yaitu pembengkakan yang terjadi pada seluruh tubuh atau sebagia besar tubuh pasien. Biasanya terjadi pada gagal jantung, sirosis hepatitis, ganggunan ekskresi Edema juga dapat dibedakan menjadi: a. Edema intraseluler : terjadi akibat depresi sistem metabolik jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yang adekuat b. Edema ekstraseluler : disebabkan oleh kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisium dengan melintasi kapiler dan kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstisium ke dalam darah.

3.3 Mempelajari dan Memahami Gejala Edema Berikut adalah beberapa gejala edema: 1. Peningkatan tekanan darah, Denyut nadi penuh,kuat 2. Melambatnya waktu pengosongan vena-vena tanga 3. Edema perifer dan periorbita 4. Asites, Efusi pleura, Edema paru akut (dispnea,takipnea,ronki basah di seluruh lapangan paru) Eka budi utami 1102011085 Page 6

5.

Penambahan berat badan secara cepat : penambahan 2% = kelebihan ringan, penambahna 5% = kelebihan sedang, penambahan 8% = kelebihan berat

6. Hasil laboratorium : penurunan hematokrit, protein serum rendah, natrium serum normal, natrium urine rendah ( <10 mEq/24 jam )

3.4 Mempelajari dan Memahami Penyebab Edema Edema terjadi jika tekanan hidrostatik kapiler dan tekanan onkotik interstitial yang memindahkan cairan dari vaskuler ke ekstravaskuler lebih besar dari pada tekanan hidrostatik interstitial dan tekanan onkotik kapiler yang memindakan cairan dari ekstravaskuler ke vaskuler. Hal ini yang menyebabkan pembengkakan jaringan lunak di ekstraseluler ( interstitial) yang biasa di sebut edema.

3.5 Mempelajari dan Memahami Mekanisme Edema a. Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid plasma. b. Peningkatan permaebilitas dinding kapiler memungkinkan lebih banyak protein plasma keluar dari kapiler ke cairan interstitium di sekitarnya-sebagai contoh, melalui pelebaran pori-pori kapiler yang dicetuskan oleh histamin pada cedera jaringan atau reaksi alergi. c. Terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan tekanan osmotik koloid cairan interstitium yang disebabkan oleh kelebihan protein dicairan interstitium meningkatkan tekanan ke arah luar. d. Peningkatan tekanan vena, misalnya ketika darah terbendung di vena, akan disertai peningkatan tekanan darah kapiler, karena kapiler mengalirkan isinya ke dalam vena. Peningkatan tekanan ke arah luar dinding kapiler ini terutama berperan pada edema yang terjadi pada gagal jantung kongestif. e. Penyumbatan pembuluh limfe menimbulkan edema karena kelebihan cairan yang di filtrasi keluar tertahan di cairan interstitium dan tidak dapat di kembalikan ke darah melalui sistem limfe. Akumulasi protein di cairan interstitium memperberat masah melalui efek osmotiknya. Pada intinya mekanisme edema adalah :

Sesuai dengan hokum starling , jika tekanan kapiler starling tidak seimbang , yaitu
Eka budi utami 1102011085 Page 7

Hpc + Opi > Opc + Hpi. Hpc Opc Hpc : Tekanan Hidrostatik Kapiler = 35 mmHg Opc : Tekanan Onkotik Kapiler = 25 mmHg Hpi : Tekanan Hidrostatik interstitial = 0 mmHg Opc : Tekanan Onkotik interstitial = 1 mmHg

Hpi

Opi

-Hpc dan Opi : memindahkan cairan dari vaskuler ke intravaskuler

-Hpi dan Opc : memindahkan cairan dari eksravaskuler ke vaskuler

3.6 Mempelajari dan Memahami Penatalaksanaan Edema

y y

Tirah baring. Diet rendah natrium (<500 mg/hari).

Restriksi cairan <1500 mg/hari. Pemberian diuretik.

Pemakaian stocking suportif dan elevasi kaki.

4. Mempelajari dan Memahami Asites 4.1 Mempelajari dan Memahami Definisi Asites Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum.Disebabkan oleh banyak penyakit dan berhubungan dengan sirosis hati dan hipertensi porta.

4.2 Mempelajari dan Memahami Gejala Asites

Eka budi utami 1102011085

Page 8

4.3 Mempelajari dan Memahami Penyebab Asites

Penyebab Asites a. Penyakit hati kronik b. Gagal jantung, perkaditis konstriksif, hipotiroid c. Sindroma nefrotik, gagal ginjal d. Hipoalbuminemia yang berat e. Ganguan intra abdomen: karsinomatosis, peritonitis tuberkulosis, pankreatitis (asites pankreatik)

4.4 Mempelajari dan Memahami Mekanisme Asites Penimbunan cairan di rongga peritoneum dapat melalui 2 mekanisme, yaitu transudasi dan eksudasi. Asites yang berhubungan dengan sirosis hati dan hipertensi porta adalah contoh penimbunan cairan di rongga peritoneum yg terjadi melalui mekanisme transudasi. Teori transudasi ada 3 macam yaitu underfilling, overfilling dan vasodilatasi periferal

4.5 Mempelajari dan Memahami Penatalaksanaan Asites Pengobatan asites transudan dilakukan dengan : a. Tirah baring b. Diet rendah garam c. Diuretika d. Terapi parasentesis e. Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari

Sumber : Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi. Jakarta : EGC

Eka budi utami 1102011085

Page 9

Kamus Besar Kedokteran Dorland Univesitas FK UI.2008. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Jakarta: UI. Sherwood, Lauralee.2001. Fisologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC Sudoyo, Aru W.2010. Ilmu Penyakit Dalam jilid I edisi V. Jakarta: Internal Publishing Sudoyo, Aru W.2010. Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi V. Jakarta: Internal Publishing http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2171026-definisi-fungsi-pembuluh-darah-arteri/#ixzz1mucab1sI. http://www.scribd.com/doc/37003939/Pembuluh-Kapiler-Struktur-Dan-Fungsi http://belajarkimia.com/2010/07/tekanan-osmotik/ Posted by indigoMorie on Jul 18, 2010

Eka budi utami 1102011085

Page 10

Anda mungkin juga menyukai