Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DAFTAR ISI:
KATA PENGANTAR .......................................................................... i DAFTAR ISI: ................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR: ....................................................................... vii DAFTAR TABEL: ........................................................................... viii 1. PENDAHULUAN ....................................................................... 9
1.1. Latar Belakang ......................................................... 9 1.2. Maksud dan Tujuan .............................................. 10 1.3. Ruang Lingkup Pedoman ....................................... 14 1.4. Istilah dan Definisi ................................................. 10 1.5. Acuan Normatif ..................................................... 11 1.6. Kedudukan Pedoman .............................................. 6
2.1. Arah Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Bidang Penataan Ruang .................................................... 16 2.2. Prinsip dan Kriteria Kerjasama Luar Negeri Bidang Penataan Ruang .................................................... 18 2.3. Prioritas Kerjasama Luar Negeri Bidang Penataan Ruang ......................... Error! Bookmark not defined.
3. KETENTUAN TEKNIS...................... Error! Bookmark not defined.
3.1. Materi Kerja Sama Luar Negeri Error! Bookmark not defined.
3.1.1. Kerja Sama Luar Negeri Non-PHLN........ Error! Bookmark not defined. 3.1.2. Kerja Sama Luar Negeri PHLN ............... Error! Bookmark not defined. 3.2. Kelengkapan Persyaratan Usulan..... Error! Bookmark not defined. 3.2.1. Kerja Sama Luar Negeri Non-PHLN........ Error! Bookmark not defined. 3.2.2. Kerja Sama Luar Negeri PHLN ............... Error! Bookmark not defined.
4. PROSEDUR DAN MEKANISME KERJA SAMA LUAR NEGERI .... 27
4.1. Tahap Kerja Sama Luar Negeri .............................. 27 4.1.1. Tahap Persiapan ............ Error! Bookmark not defined. 4.1.2. Tahapan Pengajuan Usulan.. Error! Bookmark not defined. 4.1.3. Tahap Pasca Persetujuan ..... Error! Bookmark not defined. 4.2. Pinjaman dan Hibah Luar NegeriError! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR:
Gambar 1 Mekanisme penentuan karakteristik program PHLN.................... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. Alur usulan kegiatan PHLNError! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL:
Tabel 1. Public Sector Linkages ProgramError! Bookmark not defined. Tabel 2. Project Brief Information Sheet (PBIS)Error! Bookmark not defined. Tabel 3. Form aplikasi untuk Japan's Technical CooperationError! Bookmark not def Tabel 4. Form aplikasi untuk Japan's Technical CooperationError! Bookmark not def Tabel 5. Proses seleksi Proyek ICCTF .. Error! Bookmark not defined. Tabel 6. Jenis kegiatan GFDRR ............ Error! Bookmark not defined. Tabel 7. Kegiatan REDD........................ Error! Bookmark not defined.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan penataan ruang yang berkelanjutan maka perlu dibangun kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dengan negara atau lembaga kerjasama pembangunan luar negeri. Kegiatan yang dikerjasamakan dengan mempertimbangkan bahwa
kegiatan-kegiatan strategis tersebut dapat meningkatkan kinerja pembangunan penataan ruang untuk mencapai kondisi aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Kegiatan kerjasama luar negeri dilakukan dalam rangka menuwujudkan visi penataan ruang yaitu terwujudnya
sinergi pembangunan wilayah yang berkelanjutan berbasis penataan ruang . Untuk dapat mendapatkan manfaat dari kegiatan kerja sama luar negeri, maka pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Penataan Ruang
sama luar negeri yang sesuai serta mengenali ketentuan dan prosedur dalam melakukan kegiatan kerja sama luar negeri.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, perlu adanya pedoman kerja sama luar negeri sebagai panduan dalam mempersiapkan dan melakukan kegiatan kerja sama luar negeri dalam bidang penataan ruang.
1.2 Maksud dan Tujuan Pedoman ini dimaksudkan sebagai panduan dalam kegiatan kerja sama luar negeri dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi bidang penataan ruang.
Tujuan
pedoman
ini
adalah
untuk
1.3 Ruang Lingkup Pedoman ini memuat ketentuan umum, ketentuan teknis, serta prosedur dan mekanisme kerja sama luar negeri bidang penataan ruang.
1.4 Istilah dan Definisi Kata Kunci a. Hubungan dan kerjasama luar negeri adalah segala kegiatan yang menyangkut aspek regional dan
internasional yang dilakukan oleh Pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau Warga Negara Indonesia. b. Kerjasama Bilateral adalah kerjasama yang dilakukan antara dua pemerintahan negara atau Government to Government (G to G). c. Kerjasama Regional adalah kerjasama yang dilakukan oleh negara-negara dalam suatu kawasan atau dalam satu kepentingan. d. Kerjasama Multilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari dua negara dan tidak dibatasi oleh suatu kawasan. e. Pinjaman Luar Negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri
yang harus dibayarkan kembali dengan persyaratan tertentu. f. Hibah Luar Negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dikembalikan. g. Official Development Assistance (ODA) adalah arus dana kepada negara-negara berkembang dan kepada lembaga-lembaga multilateral yang diberikan oleh lembaga-lembaga resmi, termasuk negara dan
pemerintah atau oleh lembaga pelaksananya, yang masing-masing transaksinya memenuhi persyaratan sebagai berikut: (a) dilaksanakan dalam ekonomi rangka dan
mempromosikan
pembangunan
kesejahteraan negara-negara berkembang, dan (b) bersifat lunak dan memiliki elemen hibah sekurangkurangnya 35%. h. Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH) adalah daftar yang memuat rencana kegiatan yang diajukan untuk dibiayai dari hibah yang diusulkan oleh instansi pengusul (Kementerian/Lembaga), baik berupa kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga ataupun
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda). i. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) Hibah adalah dokumen yang berisi ringkasan informasi untuk
pengusulan kegiatan yang dibiayai dari hibah. j. Executing Agency (EA) adalah Lembaga Pemerintah, Kementerian terkait, Pemerintah Daerah yang
melakukan pengajuan usulan program kepada pihak kerjasama pembangunan dan bertanggung jawab melaksanakan program. k. Implementing Agency (IA) adalah lembaga termasuk Pemerintah, lembaga masyarakat, sektor swasta dan/atau pihak
akademis,
bekerjasama
dengan
pelaksana (EA) bertanggung jawab dalam pelaksanaan di lapangan terhadap program pendukung. (PERLU
DITAMBAHAN KATA KUNCI : Pelaksana teknis) l. Letter of Agreement adalah kontrak yang
ditandatangani oleh EA dan Trustee merincikan kondisi dan sasaran pendanaan kepada EA dari pihak pemberi dana. m. Memorandum of Understanding (MoU)
................ BELUM ADA PENJELASAN ......................... Tambahan seperti yg terdapat dalam istilah perjanjian dan nota kesepakatan pada bab 4. MOU, LOI, dll
1.5 Landasan Hukum Pedoman ini disusun berdasarkan: a. Undang-undang No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; b. Undang-Undang No.37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. c. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; d. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah; e. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor
09/A/KP/XII/2006/1; f. Peraturan Menteri PU No.18/PRT/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Pengendalian Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Bidang Pekerjaan Umum; g. Permen PPN No.4 tahun 2011
h. i.
Perpres 80 tahun 2011 Peraturan Menteri Keuangan NO. 151/PMK.05/2011 Tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
Kedudukan Pedoman ............................................................................ Sesuai dengan tata cara urutan landasan hukum Penggambaran dalam struktur/kedudukan
2. KETENTUAN UMUM
2.1 Arah Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Bidang Penataan Ruang a. Arah kebijakan dan strategi kerjasama luar negeri bidang penataan ruang adalah: b. mendorong peran aktif Indonesia dalam peran global / international. Seminar international, anggota dalam Organisasi international, transfer knownledge etc c. Mengembangan kemitraan dan kerjasama secara multi/bilateral dalam konten spatial(penataan ruang) d. Memanfaatkan sumber pembiayaan yang tersedia untuk peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM bidang penataan ruang. ( Pelatihan , alternatif pembiayaan) e. Mewujudkan kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional yang mendorong keterpaduan pembangunan infrastruktur serta pelaksanaan program pembangunan nasional, provinsi, Kabupaten dan Kota serta
meningkatkan efektifitas pembinaan dan pengawasan penataan ruang sesuai dengan kewenangan
penyelenggaraan penataan ruang. f. Kegiatan kerjasama luar negeri sebagai salah satu media kerjasama pembangunan dalam sektor sains, transfer teknologi dan studi manajemen dari negara-negara kerjasama pembangunan dengan mempertimbangkan peningkatan kerjasama internasional dalam mengatasi global isu g. Muatan Ampres (amanat presiden) , pointer dimasukkan Pointer 1 Pointer 2 Pointer 3 Pointer 4, dsb
4.1.3 Pelaksanaan
kegiatan
kerjasama
luar negeri mengedepankan prinsip independen, kesamaan, kerjasama saling menguntungkan, dan
Ada penjelasan mengenai independen, kesamaan, kerjasama sakling menguntungkan dan tata kelola.
h.
Pelaksanaan kerjasama Luar Negeri dengan skema pendanaan pinjaman/hibah luar negeri PHLN) dilakukan jika terdapat keterbatasan pendanaan domestik,
keahlian dan teknologi dan dalam rangka mengurangi beban hutang negara, maka penekanan kerjasama adalah pada pendanaan hibah luar negeri.
Prinsip dan Kriteria Kerjasama Luar Negeri Prinsip kerjasama luar negeri adalah: 1. kerjasama dilaksanakan dengan tetap mengacu pada prioritas program dan pengembangan bidang penataan ruang; 2. Kerjasama dilaksanakan atas dasar persamaan kedudukan yang saling menguntungkan serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Kerjasama dilaksanakan dengan memperhatikan
Kriteria kegiatan kerjasama luar negeri bidang penataan ruang sebagai berikut: 1. Inline dengan issu global (lingkuingan , perubahan iklim dll)
2. 3.
Cakupan regional, kesesuai kelembagaan/bussiness core kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program yang merupakan prioritas pembangunan nasional;
4.
kegiatan
harus
mempertimbangkan
kemampuan
pelaksanaan; 5. bagi kegiatan yang diusulkan untuk kegiatan kerjasama luar negeri melalui skema pinjaman hibah luar negeri adalah bagi kegiatan yang secara teknis dan pembiayaan lebih efisien untuk dibiayai dari pinjaman dan/ atau hibah luar negeri; dan 6. hasil kegiatan dapat dioperasikan oleh sumberdaya dalam negeri dan dapat diperluas untuk kegiatan lainnya.
Prioritas Kerja sama Luar Negeri Bidang Penataan Ruang Prioritas kegiatan yang diusulkan untuk kerja sama luar negeri bidang penataan ruang hendaknya merupakan pelaksanaan dari amanat dari Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Kegiatan ini juga mendukung atau sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Bidang Penataan Ruang. i. Program Terkait dengan Penataan Ruang di Kementerian memiliki sasaran-sasaran sebagai berikut:
a.
b.
Tercapainya
kesesuaian
perwujudan
program
pembangunan infrastruktur (terutama infrastruktur PU dan permukiman) dengan rencana tata ruang wilayah nasional c. Meningkatnya penataaan ruang j. Kebijakan Kementerian PU terkait Penataan Ruang adalah: a. Mempercepat penyelesaian peraturan perundangkualitas manajemen penyelenggaraan
undangan, standar, pedoman dan manual di bidang penataan ruang. Hal ini terkait dengan ketersediaan panduan bagi pengembangan infrastruktur dan
permukiman terpadu (hingga saat ini diidentifikasi terdapat 133 pedoman bidang penataan ruang yang sudah dihasilkan) b. Mengefektifkan pembinaan dan pengawasan teknis dalam pelaksanaan penataan ruang termasuk dengan
meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang oleh pemerintah daerah c. Meningkatkan kualitas pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional yang mendorong keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah dan implementasi program pembangunan daerah.
d.
Mengembangkan prakarsa dan peran serta meningkatkan rasa memiliki seluruh pemangki kepentingan dalam percepatan produk pengaturan
e.
Mengembangkan kapasitas kelembagaan pusat dan daerah serta sinergi dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan teknis pelaksanaan penataan ruang. f. Mendapatkan komitmen berbagai pemangku kepentingan termasuk masyarakat dalam pelaksanaan Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang g. Mengembangkan rencana terpadu pengembangan wilayah di berbagai area.
Ditjen
Penataan
Ruang
Renstra Ditjen Penataan Ruang pada dasarnya adalah produk kebijakan turunan dari RPJMN, disusun sebagai penjabaran dari RPJMN khusus untuk kewenangan Ditjen Penataan Ruang. Dari kajian mengenai Renstra Ditjen Penataan Ruang, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan master plan program PHLN bidang Penataan Ruang, yaitu:
a. b.
Keterpaduan pembangunan berbasis penataan ruang. Kelembagaan penataan ruang yang efektif
c.
Pemantapan penyelenggaraan penataan ruang melalui perwujudan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
d. l.
Pengendalian pemanfaatan ruang. Keempat catatan di atas kurang lebih menggambarkan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan Ditjen Penataan Ruang ke depan.
permasalahan yang mendapatkan perhatian dunia, terutama dari negara-negara donor. Dalam konteks kerja sama internasional antara negara-negara
berkembang dan negara-negara maju, telah disepakati permasalahan-permasalahan utama dunia yang akan diselesaikan melalui kerja sama internasional.
e. f. g.
Teknologi Informasi; dan Sustainable Urban Development Bencana dan perubahan iklim
Terdapat beberapa bentuk kerjasama luar negeri yang dibedakan berdasarka yang terlibat dan berdasarkan skema pendanaan.
berdasarkan tipologi ( G to B , goverment to bussiness , goverment to NGO (LSM berdasarkan pendanaan kegiatan Berdasarkan bentuk aktifitas, desain kebijakan, peralatan (teknologi tranfer), technical cooperation, assistance
a.
Kerjasama Bilateral
Australia (melalui AUSaid), Amerika Serikat (USAID), China, Jerman (GT Jepang (JICA), dan lain-lain. Rincian tentang profil negara-negara
dan kerjasama di berbagai sekto; (3) Indonesia-Malaysia-Thailand Grow New Asian African Strategic Partnership (NAASP), kerjasama Regional termuat dalam Lampiran 2.
dan lain-lain R
c.
Kerjasama multilateral
Kerjasama ini dilakukan oleh lebih dari dua negara dan tidak dibatasi ole dari kerjasama ini antara lain kerjasama dengan Lembaga Multilateral:
(ADB); World Bank (WB); Indonesian Climate Change Trust Fund (IC Selatan; Reduction Emission DD (REDD).
d. Kerjasama Lain
dan perusahaan swasta, atau komunitas tertentu, sesuai dengan kep disepakati kedua belah pihak.
3. KETENTUAN TEKNIS
Materi Teknis Kerjasama Luar Negeri Tingkatan/level dalam kerjasama 1. 2. 3. Level konten teknis ( subyek, dll ) Level pelaksana teknis Level administrasi
perlu menyiapkan materi kerjasama yang memuat hal-hal sebagai berikut: (1) Subyek kerjasama (2) Maksud dan tujuan kerjasama (3) Obyek kerjasama (4) Ruang lingkup kerjasama dan kewenangan (5) Hak, kewajiban dan tanggung jawab (6) Tata cara pelaksanaan (7) Pengorganisasian (8) Pembiayaan (9) Penyelesaian perselisihan (10) Perubahan (amandement) kerjasama (11) Jangka waktu kerjasama (12) Keadaan memaksa (force majeur) (13) Pemberlakuan dan pengakhiran kerjasama
Hubungan dan kerjasama luar negeri dapat dilakukan atas prakarsa dari: (1) Pihak Indonesia, dalam hal ini Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum (2) Pihak Asing: a. b. c. d. Pemerintah Daerah/Pemerintah Negara Bagian Badan/ Lembaga Internasional Badan/Lembaga Negara Asing Lembaga Non Pemerintah / Lembaga Swadaya Masyarakat Asing
4.1. Tahap Pangajuan Usulan Kerjasama Mekanisme kerjasama luar negeri atas prakarsa Pihak Indonesia, sebagai berikut: a. Instansi terkait sebagai pemrakarsa melakukan
koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan mengajukan usulan program kerjasama yang berisi latar belakang kerjasama, tujuan, sasaran, pertimbangan, potensi, keunggulan komparatif, dan profil pihak asing yang akan menjadi mitra kerjasama; b. Kementerian Luar Negeri selanjutnya memberikan pertimbangan politis/yuridis kerjasama Luar Negeri sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia; c. Kementerian Luar Negeri berdasarkan masukan dari Perwakilan RI menyediakan informasi yang diperlukan dalam rangka menjalin kerjasama dengan Pihak Asing; d. Kementerian Luar Negeri mengkomunikasikan rencana kerjasama dengan Perwakilan Diplomatik dan Konsuler pihak asing di Indonesia dan Perwakilan RI di luar negeri;
e.
Kementerian
Luar
Negeri
memberitahukan
hasil
koordinasi kerjasama dengan pihak asing kepada instansi terkait. Mekanisme kerjasama luar negeri atas prakarsa Pihak Asing, sebagai berikut: a. Setelah melalui pertimbangan politis/yuridis
Kementerian Luar Negeri secara resmi menyampaikan tawaran program kerjasama dari perwakilan RI di luar negeri atau pihak asing kepada instansi terkait; b. Terhadap tawaran program kerjasama tersebut, instansi terkait menyampaikan tanggapan diantaranya berupa usulan program kerjasama, tujuan, sasaran,
pertimbangan, potensi, keunggulan komparatif, dan profil (wilayah). c. Usulan program kerjasama dibahas dalam rapat interdep yang dikoordinasikan oleh Kementerian PPN dan Kementerian Luar Negeri. d. Kementerian Luar Negeri menyampaikan hasil rapat interdep kepada perwakilan RI di luar negeri dan berkoordinasi dengan Perwakilan Diplomatik dan
4.2. Tahap Persiapan n. Persiapan usulan kegiatan dilakukan oleh pihak pengusul dan dapat bekerjasama dengan mitra, dalam hal ini dilakukan oleh kementerian / lembaga, Bappenas dan Kementerian Keuangan. Penyiapan proyek meliputi identifikasi terhadap proyek dan studi kelayakan dari proyek tersebut. Dalam penyiapan proyek ini koordinasi dengan pihak untuk mitra kerjasama pembangunan proses
diperlukan negosiasi. o.
menunjang
kelancaran
Tahap Appraisal Penjelasan dalam tahapan penilaian. Usulan, format, monitoring dan hasil/ announcement. Bagi kegiatan yang didanai melalui mekanisme PHLN, maka peminjam dalam hal ini Pemerintah Indonesia mengajukan permintaan pinjaman secara resmi kepada pihak donor yang diwakili oleh Kementerian Luar negeri negara donor atau agensi yang bertanggung jawab dan pihak bank milik pemerintah negara donor yang bertanggung jawab menyalurkan pinjaman. Pihak bank akan melakukan penilaian terhadap proposal yang
dimasukkan Pemerintah Indonesia. Hasil penilaian akan disampaikan kepada Pemerintah negara donor sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.
p.
Konsep perjanjian disiapkan oleh pihak pengusul beserta mitra. Bentuk perjanjian kerjasama akan tergantung pada bentuk lembaga internasional dan negosiasi yang dilakukan. Beberapa bentuk perjanjian kerjasama sebagai berikut:
a.
Aggrement atau Memorandum of Understanding (MoU) yaitu bentuk perjanjian kerjasama dengan suatu lembaga internasional formal atau bersifat kenegaraan. Dalam hal ini bentuk perjanjian kerjasama harus mengikuti aturan atau format pada lembaga
internasional tersebut. q. MoU juga digunakan untuk kerjasama dengan lembaga internasional yang akan melibatkan penempatan tenaga ahli dalam jangka panjang, dan/atau pemberian peralatan dalam jumlah besar, bidang kerjasama yang memerlukan sistem kontrol yang ketat secara politis, dimana lembaga internasional tersebut mempunyai kantor perwakilan di Indonesia, maka format perjanjian kerjasama harus mengikuti format Sekretariat Negara RI.
Disamping itu perjanjian kerjasama tersebut harus diproses melalui Biro Kerjasama Luar Negeri (KLN). b. Letter of Intent (LoI) ..... tahapan-tahapan,
skema/format, muatan dan keterkaitan d. Arrangement ..... tahapan-tahapan, skema/format, muatan dan keterkaitan e. Technical Arrangement ..... tahapan-tahapan,
skema/format, muatan dan keterkaitan s. Aid of Memoar ..... tahapan-tahapan, skema/format, muatan dan keterkaitan t. Tahapan setelah adanya dalam meregisterasi. Penjelasan registerasi keuangan Proses setelah registerasi antara Keuangan dan Bappenas Dll. Perjanjian/Kesepakatan
4.3.
Implementasi
u. Setelah perjanjian/kesepakatan pinjaman disepakati dan ditandatangani oleh kedua negara, penerima pinjaman selanjutnya melakukan proses implementasi atas proyek yang sebelumnya diajukan. Proses implementasi
meliputi proses-proses: 1. Tender Pelaksanaan Proyek Tahapan2, kesiapan dokumen 2. Pelaksanaan Proyek Paket/bagian yang akan ditenderkan atau akan dilaksanakan secara tersendiri. 3. Model time schedule/ kurva S
v.
Dalam proses implementasi ini, untuk kegiatan dengan mekanisme PHLN, maka pembangunan pengawasan. akan pihak mitra kerjasama dalam kegiatan
terlibat
w.
4.4.
Penjelasan mengenai proyeksi hasil yang didapatkan dan keuntungan dalam pembangunan