Anda di halaman 1dari 18

PENAMPILAN DAN PERILAKU BAYI BARU LAHIR

A. PENAMPILAN BAYI BARU LAHIR Umumnya para ibu dan ayah yang baru pertama kali menjadi orang tua tidak siap menghadapi penampilan bayi yang diserahkan kepada mereka untuk pertama kalinya. Terlepas dari semua seruan dan komentar temanteman dan keluarga, bayi yang baru lahir umumnya tidak manis. Biasanya bayi yang baru lahir mempunyai kepala yang nampak terlalu besar bagi tubuhnya (kira-kira seperempat dati panjang keseluruhannya), tungkai kaki yang kurus dan seringkali ada bekas-bekas lebam, kecuali jika dilahirkan melalui bedah caesar. Rambutnya mungkin tipis atau tebal, mungkin tidur atau berdiri. Jika rambutnya tipis, pembuluh darah bisa tampak membayang dan menonjol pada kulit kepala dan denyutnya bisa tampak pada bagian-bagian yang lunak, atau pada fontanela dibagian puncak kepala. Matanya bisa tampak sipit karena ada lipatan disudur bagian dalam dan karena ada pembengkakan akibat persalinan dan pemberian tetes mata untuk mencegah infeksi. Mungkin juga terdapat warna merah karena pecahnya pembuluh darah karena adanya tekanan selama persalinan. Hidungnya mungkin rata dan dagunya tidak simetris atau terdesak ketika melalui rongga pinggul. Jika desakannya sangat besar, kepala bisa menjadi berbentuk meruncing, sehingga bayi seperti memakai topi. Bisa terdapat lebam, atau cephalotoma, yang menonjol dikulit kepala. (umumnya, semua efek persalinan ini akan menghilang dalam beberapa hari, atau paling lama dalam beberapa minggu). Karena kulit bayi masih tipis, maka biasanya terlihat garis merah muda (ini juga terjadi pada bayi berkulit gelap) dari pembuluh darah dibawahnya. Seringkali kulit masih dilapisi oleh sisa-sisa vernix caseosa (lapisan seperti keju) yang melindungi kulit janin selama ia terendam dalam cairan amnion atau ketuban, meskipun makin terlambat bayi ini lahir, makin sedikit lapisan

yang masih tersisa. Banyak bayi, terutama yang lahir dini, juga ditutupi oleh lapisan lanugo, yaitu rambut-rambut halus pralahir yang biasanya terdapat dibagian pundak, punggung, dahi dan pipi, yang akan menghilang dalam minggu pertama pasca lahir. Karena terjadi pemasukan hormon perempuan dari plasenta tepat sebelum kelahiran, banyak bayi, baik perempuan maupun laki-laki, mempunyai payudara atau alat kelamin yang membengkak. Bahkan mungkin terdapat pengeluaran seperti susu dari payudara dan pada bayi perempuan juga terdapat pengeluaran dari vagina yang kadang-kadang berdarah. Tampilan bayi baru lahir seperti ini akan mulai menghilang dalam beberapa minggu. Dan bayi anda akan segera tampak manis.

a. Tubuh Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 3,75 kg dan panjangnya 50 cm. Bayi yang baru lahir mempunyai bahu yang sempit, perut yang menonjol, panggul kecil, dan lengan serta kaki yang relatif pendek, kecil, dan lentur.

b. Kepala Kepala bayi cukup besar bila dibandingkan dengan bagian tubuhnya yang lain. Kepala bayi dapat tampak lonjong atau gepeng akibat tekanan dalam panggul selama persalinan dan pelahiran.kondisi ini disebut molding. Kepala akan kembali ke bentuk bulat yang normal dalam waktu beberapa hari. Kadang-kadang kulit kepala atau wajahnya lecet dan bengkak, namun hal ini juga akan menghilang nantinya. Bayi lahir dengan dua titik lunak atau fontanel (daerah dimana tulang-tulang tengkorak belum menyatu sempurna). Akan terlihat bercak lunak yang besar dan berbentuk seperti intan pada bagian atas depan kepala, sementara bercak yang lebih kecil dan berbentuk segitiga terlihat dibagian belakang. Bercak yang lebih besar biasanya menutup pada usia delapan belas bulan; yang lebih kecil pada usia dua sampai enam bulan.

Selaput yang menutupi fontanel cukup tebal dan kuat, sehingga penyikat atau mencuci kulit kepala tidak akan membuat bayi kesakitan.

c. Rambut Beberapa bayi dilahirkan dengan rambut kepala yang lebat, sementara lainnya dilahirkan dengan keadaan hampir botak. Rambut halus dan lurus pada tubuh yang disebut lanugo dapat terlihat pada bagian punggung bayi, bahu, dahi, telinga, dan muka. Rambut ini terlihat sangat jelas pada bayi prematur. Lanugo biasanya menghilang selama beberapa minggu pertama.

d. Mata Bayi berkulit putih biasanya mempunyai mata biru abu-abu; bayi berkulit gelap mempunyai mata berwarna coklat atau abu-abu gelap. Jika warna mata nantinya akan berubah, perubahan ini biasanya terjadi pada usia enam bulan. Kelenjar air mata pada sebagian besar bayi baru lahir belum begitu banyak memproduksi air mata sampai bayi berusia tiga minggu.

e. Lepuh pada Bibir Aktivitas menghisap yang kuat sering menyebabkan terjadinya lepuh yang tidak nyeri dibagian tengah bibir atas bayi. Kadang-kadang lepuh akibat penghisapan ini akan terkelupas. Lepuh tidak memerlukan pengobatan dan akan hilang berangsur-angsur saat bibir menjadi makin kuat.

f. Kulit Pada saat lahir, kulit bayi berwarna biru keabuan, basah, dan bernoda darah serta verniks, suatu substansi seperti krem dan berwarna putih. Dalam waktu satu atau dua menit kemudian, bayi akan mulai dapat bernapas dengan baik dan warna kulitnya berubah menjadi warna

normal, dimulai pada bagian wajah dan anggota gerak, dan dengan segera akan mencapai jari tangan serta kaki. Kelenjar keringat dan minyak yang tersumbat akan menimbulkan titik-titik putih kecil yang disebut milia pada hidung, pipi, dan dagu bayi. Saat kelenjar ini mulai berfungsi, yang terjadi beberapa minggu sesudah pelahiran, milia akan hilang. Keadaan ini tidak perlu diobati atau mencoba menghilangkan titik-titik putih tersebut, basuh saja wajahnya dengan air. Bayi baru lahir yang berkulit putih seringkali tampak berbercakbercak dengan adanya daerah kemerahan dan daerah pucat. Sesudah beberapa minggu, kulit bayi akan mulai mempunyai warna yang merata, meskipun akan tampak berbercak-bercak saat ia kedinginan. Banyak bayi mempunyai kulit yang terkelupas, khususnya pada pergelangan tangan, tangan, pergelangan kaki, dan kaki. Bayi lewat bulan kulitnya lebih terkelupas dibanding bayi cukup bulan. Ini adalah normal dan biasanya tidak membutuhkan perawatan. Jika pecah-pecah pada kulit dibagian pergelangan tangan atau kaki berdarah, ulaskan salep A&D. Verniks Kaseosa, substansi putih seperti krem yang melindungi kulit bayi sebelum lahir, sering tetap ada pada lipatan kulit bahkan sesudah bayi selesai dimandikan. Verniks tidak perlu dihilangkan dengan usaha yang kuat. Gosok saja kulit bayi dengan lembut. Stork Bite dan Angel Kisses, daerah kemerahan pada kulit yang terbentuk dari gabungan pembuluh darah permukaan yang kecil, sering tampak pada bagian belakang leher bayi, kelopak mata, hidung atau dahi. Daerah ini akan berwarna merah saat bayi menangis. Kebanyakan bukan tanda lahir yang permanen dan tidak disebabkan oleh cidera selama pelahiran. Meskipun biasanya menghilang atau menjadi kabur sesudah enam sampai sembilan bulan, beberapa, terutama yang terletak pada leher, tetap ada untuk waktu yang lebih lama atau bahkan bersifat permanen.

Bercak Mongolian, daerah berpigmen gelap, umumnya muncul pada punggung bagian bawah dan bokong, kadang-kadang pada paha atau lengan beberapa bayi, khususnya penduduk asli Amerika, bangsa Asia, Afrika, atau Eropa Selatan. Bercak ini tampak seperti tanda atau lecet berwarna hitam dan biru, tetapi sesungguhnya bukan suatu luka lecet. Daerah ini akan berangsur-angsur menjadi kabur dan biasanya menghilang pada usia empat tahun. Pemberi perawatan maupun orang lain yang merawat bayi harus mengetahui bahwa bercak ini bukan lecet.

g. Payudara Akibat hormon-hormon kehamilan yang mencapai bayi dalam rahim, baik bayi laki-laki maupun perempuan akan mempunyai payudara yang bengkak. Beberapa bayi bahkan mempunyai puting yang mengeluarkan susu. Pembengkakan dan keluarnya air susu ini merupakan keadaan normal dan tidak membutuhkan perawatan. Jangan mencoba memeras air susu dari puting bayi karena ini akan mengakibatkan infeksi. Kondisi ini menghilang dalam waktu satu atau dua minggu.

h. Tali Pusat Tali pusat bayi baru lahir umumnya berwarna kebiruan dan panjangnya 2,5 atau 5 cm sesudah dipotong. Klem plastik akan dipasang pada potongan tali pusat untuk menghentikan perdarahan. Klem tali pusat dibuka jika tali pusat sudah kering, biasanya sebelum bayi pulang dari rumah sakit atau dalam waktu 24 sampai 48 jam sesudah lahir. Tali pusat biasanya kering dalam waktu dua minggu sesudah lahir. Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan tali pusat dari perut. Dalam upaya mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan, ada berbagai substansi dan ritual yang telah diguanakan untuk perawatan tali pusat. Hanya beberapa diantaranya yang sudah diteliti.

Substansi seperti pewarna tripel, alkohol, dan larutan klorheksidin dahulu dianggap dapat mencegah infeksi tetapi efektivitasnya belum terbukti. Selain itu, jika bayi ditempatkan dalam satu ruangan dengan ibunya, bukan dikamar bayi, tingkat infeksi tali pusat mencapai angka terendah. Pada penelitian acak yang terkontrol untuk membandingkan pembersihan tali pusat dengan alkohol setiap selesai diganti popoknya dengan membiarkan tali pusat mengering secara alami tanpa perawatan, para peneliti menemukan bahwa pada kedua kelompok tersebut tidak terjadi infeksi tali puat. Selain itu, tali pusat sehari lebih cepat pada kelompok dimana tali pusat dibiarkan mengering secara alami. Rekomendasi untuk perawatan tali pusat : y Siapapun yang merawat bayi dan tali pusatnya harus mencuci tangan bersih-bersih sebelum menyentuh si bayi. y Gunakan sabun bayi atau tanpa sabun sewaktu memandikan bayi baru lahir untuk mempertahankan pH asam dari kulit bayi dan mengurangi pertumbuhan bakteri. y Untuk menjaga tali pusat tetap kering dan bersih, pasang popok, pelapis popok, dan celana plastik warna merah terang yang merembes dari tali pusat. Keluarnya darah berwarna merah gelap atau cairan lengket berwarna kuning jernih adalah normal saat tali pusat putus. y Jika bayi pulang ke rumah dengan tali puast yang masih di klem, biarkan pemberi perawatan atau rumah sakit membuka klem nantinya.

i.

Kelamin Hormon-hormon kehamilan menyebabkan daerah genital baik pada bayi perempuan maupun laki-laki. Bayi perempuan mungkin tampak mengeluarkan air susu atau rembesan darah dari vagina yang disebut periode pseudo-menstruasi. Keluarnya cairan ini menandakan rahim bayi telah memberi respons dalam cara yang sehat terhadap hormon-

hormon dan sekarang sedang menanggalkan lapisan pertamanya. Bayi laki-laki mungkin mempunyai skrotum yang besar dan merah (tidak biasa). Kondisi ini normal, sementara, dan tidak membutuhkan perawatan.

B. PERILAKU BAYI BARU LAHIR Ketika bayi baru lahir yang sehat ditempatkan langsung ke dada ibu, bayi tersebut akan menangis selama 30 detik sampai 7 menit, membuka matanya, dan secara bertahap (dalam jam pertama) bergerak ke arah areola ibu, memasase payudara ibu dengan tangannya, menemukan puting dan kemudian menghisap. Masase tangan, kontak kulit ke kulit dan menghisap melepas oksitosin pada ibu, yang meningkatkan kelekatan dan produksi susu. Bagaimana bayi menempel ke areola untuk pertama kali ini dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pemberian susu dan durasi menyusu. Semakin jarang bayi terpisah dari ibunya dalam 90 menit pertama hidup bayi, semakin kecil frekuansinya menangis. Jam-jam pertama setelah melahirkan diyakini merupakan periode yang sensitif dan pada kurun waktu ini ibu dan ayah dapat membentuk ikatan dengan bayi yang baru lahir. Namun, bila pembentukan ikatan (bounding) yang segera terpaksa tidak dapat dilakukan, manusia adalah makhluk yang memiliki tingkat adaptasi yang tinggi dan pembentukan ikatan ini dapat dilakukan dengan banyak cara lain. Ikatan dapat dilakukan dengan beragam cara, sebanding jumlah pasangan ibu dan bayi.

Adapun perilaku bayi baru lahir yang lain, diantaranya : 1. Menangis Begitu lahir, bayi harus menangis. Ini merupakan reaksi pertama yang bisa dilakukan. Dengan menangis, otomatis paru-parunya berfungsi. Paru-paru akan membuka dan mengisap oksigen. Selain itu, menangis juga sebagai reaksi dari perubahan yang dialami oleh bayi. Ketika di kandungan, ia merasakan kehangatan dan kenyamanan; ia merasa

terlindungi. Suasana di rahim pun gelap. Sementara begitu lahir, ia merasakan udara luar yang dingin dan ada cahaya terang. Perubahan ini disikapinya dengan menangis. Oleh sebab itu, jika setelah lahir bayi tidak menangis, berarti tidak normal. Biasanya, ia mengalami asfiksia, yaitu kurang masukan oksigen ke dalam tubuhnya. Bahayanya, otak pun akan kekurangan oksigen hingga dapat merusak otak. Kejadian ini biasanya berkaitan dengan keadaan sejak di kandungan. Maka itu, bila ada sesuatu dengan kandungan ibu yang bermasalah, harus segera mendapat penanganan yang adekuat dan benar dari ahlinya. Ini untuk menghindari, salah satunya kejadian bayi tidak menangis. Ketika bayi menangis, anggota geraknya pun ikut aktif. Tangisan bayi yang sehat bila suaranya keras, bukan merintih atau melengking. Jika suara tangisannya merintih atau melengking, pertanda ada sesuatu pada si bayi atau ia sakit. Menangis pada bayi juga merupakan ungkapan ekspresinya. Bayi akan menangis lantaran minta perhatian, lapar, basah popoknya karena BAB/BAK, atau lainnya. Jadi, bayi menangis tidak selalu berarti lapar.

2. Kaget Bayi akan bereaksi seperti kaget. Ini merupakan refleks naluriah. Sejauh refleks ini tak berlebihan terjadinya, tidak ada masalah. Bila ia kaget, biasanya tubuhnya bergerak semua. Gerakannya itu harus simetris semua, tidak hanya sebagian tubuhnya saja yang bergerak. Jika tidak, harus dicurigai ada sesuatu di otaknya. Segera periksakan ke dokter. Gerak refleks ini bisa karena ia melihat cahaya yang menyilaukan atau lantaran ia sudah bisa mendengar suara/bunyi yang

mengagetkannya. Itu sebabnya, jika bayi sedang tertidur biasanya orang di sekitarnya diminta untuk tak terlalu berisik. Refleks ini masih boleh ada sampai usia 5 bulan. Jika setelah itu masih tetap ada, berarti tidak normal, yaitu ada sesuatu pada diri bayi

hingga harus dicari penyebabnya. Kemungkinan ada kerusakan di otaknya.

3. Bersin Jika sesekali atau tidak berlebihan hal tersebut merupakan hal yang wajar. Sebenarnya, bersin pertanda ia ingin mengeluarkan sesuatu atau kotoran dari hidungnya. Lagi pula hidung bayi masih sensitif; dengan bersin, lubang hidungnya dibersihkan. Jadi, bersin merupakan reaksi bayi untuk pertahanan tubuhnya. Selain itu, bersin bisa juga karena ia terekspos udara dingin.

4. Mengisap Refleks ini merupakan refleks paling primitif untuk mempertahankan hidup. Lapar atau tidak, bila kita taruh jari di mulutnya, ia akan mencari dan membuka mulutnya dan jari tersebut akan dihisapnya. Kemampuan inilah yang membuatnya bisa menyusu dan mendapatkan makanan. Bila usia kehamilan ibu 34 minggu ke atas dan bayi dilahirkan di usia itu, maka sudah ada refleks mengisapnya. Jika refleks ini tak ada, berarti bayi menderita sakit, apakah infeksi atau sakit berat lainnya, misal ada kerusakan otak hingga pusat yang mengatur refleksnya tidak berfungsi. Refleks mengisap akan terus ada sampai dewasa. Maka itu, adakalanya anak usia satu tahun pun masih suka mengisap ibu jarinya.

5. Tersedak Normalnya di tenggorokan terdapat jalan napas dan jalan makanan atau kerongkongan. Jika bayi sedang minum atau makan, jalan napasnya akan menutup. Pada bayi normal, lahir cukup bulan dan sehat, ia punya refleks otomatis seperti itu. Jadi, bila kebanyakan minum, ia akan berhenti dulu, tak akan gelagapan tersedak sampai masuk ke paru-paru. Bayi bisa

mengatur seberapa banyak harus mengisapnya. Jadi, jarang untuk bayi tersedak. Jika hanya sekali-kali tersedaknya tidak apa-apa, asalkan jangan sampai masuk ke jalan napas dan menyebabkannya biru. Bila sampai tersedak pun ia punya refleks untuk membatukkannya. Pada bayi yang menyusu ASI, tak mungkin tersedak karena bayi mengisap dan memompa ASI sesuai isapannya. Tersedak justru lebih sering terjadi pada bayi yang minum susu formula. Terutama karena posisi dalam memberikan susu yang mungkin tidak benar atau tidak hatihati. Selain itu, susu akan menetes terus dari dotnya hingga bayi sulit mengatur isapannya. Akibatnya, jika kebanyakan tetesan yang masuk ke dalam mulut, ia jadi gelagapan. Maka itu, dalam menyusui bayi, mata ibu tidak boleh ke mana-mana, harus memperhatikan dengan baik apakah bayi mengisap dengan baik atau tidak. Bila bayi tersedak, hentikan dulu menyusunya, lalu angkat dan sendawakan. Ada kelainan pada bayi yang membuatnya sering tersedak, misal, refleks hisapnya tidak ada karena ia sakit berat dan badannya lemah. Sebab, refleks tersebut akan timbul jika bayi sehat. Karena refleksnya itu tak ada lalu dipaksa, hingga membuatnya tersedak. Seharusnya bayi-bayi seperti ini dipasangkan selang dari mulut ke lambungnya. Bayi juga bisa tersedak karena kelainan anatomis, misal, fistula esophagus (ada lubang antara jalan napas dan jalan makan). Jadi, makanan atau minuman yang masuk, sebagian masuk ke paru-paru hingga membuatnya tersedak. Kelainan ini harus diperbaiki dengan operasi.

6. Mengeluarkan air liur Air liur diproduksi terus dan harus ditelan. Jika air liur keluar dari mulutnya hanya sekali-kali atau tidak berlebihan, itu hal yang normal dan akan hilang sendiri sejalan pertambahan usianya. Tetapi, jika air liur sudah terlalu banyak dan berlebihan, berarti ada penyakit. Misal, ada

atresia esophagus (buntunya saluran kerongkongan), hingga bayi tidak bisa menelan dan produksi air liurnya berlebihan. Mengatasinya, dengan operasi. Biasanya kelainan ini harus dicurigai ada pada bayi bila ibunya dalam kehamilan mengalami polihidramnion.

7. Buang air besar dan buang air kecil Sebenarnya, bayi saat didalam kandungan sudah makan dan ususnya sudah dapat membentuk kotoran. Itu sebabnya, umumnya bayi baru lahir dalam waktu 24 jam sudah BAB dan BAK. Jika dalam waktu 48 jam tidak BAB atau BAK, berarti ada yang tidak normal. Jika bayi tidak BAB, mungkin ada sumbatan di jalan ususnya sehingga kotoran tidak bisa keluar. Bisa karena memang jalannya buntu atau karena kotoran yang sudah terbentuk di kandungan begitu keras (mekonium plak). Untuk mengeluarkannya, kotoran ini harus distimulasi. Pada tiga hari pertama, kotoran bayi masih berwarna hitam kehijauan. Tapi lama-lama warnanya berubah menjadi kuning. Pada bayi yang mendapatkan ASI, frekuensi BAB-nya lebih sering. Dalam sehari bisa sampai 10 kali, tapi hanya sedikit-sedikit. Jika konsistensinya berupa cairan dan jumlahnya banyak, berarti bayi mengalami diare. Jika bayi tidak BAK, biasanya karena bayi sakit berat (syok) hingga aliran darah ke ginjal kurang. Dalam keadaan syok, aliran darahnya diutamakan ke otak dan jantung hingga aliran darah yang ke ginjal kurang. Bayi akan lebih sering BAK jika ia memang banyak minum atau bisa juga karena udara dingin membuatnya lebih sering BAK. Bayi dapat ganti popok 10-12 kali dalam sehari. Jika sudah BAK, otomatis cairan tubuhnya berkurang dan bayi pun akan minta minum kembali.

8. Tangan dan kaki lebih sering menekuk Ketika ditaruh dalam posisi telentang, biasanya tubuhnya tak lurus sama sekali, tapi menekuk di siku tangan dan lututnya. Tubuhnya pun lebih

banyak bergerak. Posisi anggota gerak bayi ini normal. Posisi ini secara fisiologis seperti ia berada didalam kandungan. Posisi ini tidak perlu dikhawatirkan. Namun bila tubuhnya menekuk berlebihan, dalam arti menekuk sekali dan tampak kaku atau tidak relaks, hal tersebut disebut spastis, ini berarti ada saraf yang tidak normal. Umumnya, setelah usia 56 bulan posisinya mulai tidur lurus. Jika tubuh bayi dari awal sudah lurus dan kaku, hal tersebut disebut ekstensi.

9. Melihat ke atas Bayi baru lahir hanya dapat membedakan terang dan gelap, ada sinar atau tidak. Fungsi penglihatannya belum sempurna. Jadi, jika bayi tampak seolah sering melihat ke atas, sebenarnya bukanlah demikian. Itu hanya reaksi karena ada sinar yang membuatnya silau dan matanya tampak bergerak-gerak. Mungkin karena ia melihat bayangan saja atau sesuatu seperti bayangan yang bergerak. Usia 2 bulan penglihatannya masih kabur dan buram, ia tahu hanya ada bayangan. Setelah 4 bulan, barulah penglihatannya lebih jelas.

10. Perut sering tampak bergerak Pernapasan bayi masih dominan dengan menggunakan otot perut. Itu sebabnya, otot perutnya akan bergerak. Setelah 6 bulan, pernapasannya berganti dengan otot dada. Maka itu, para ibu jangan memakaikan gurita atau bedong pada bayinya. Sebab, pemakaian gurita atau bedong tak hanya mengekang pergerakan dinding perut, tapi juga gerakan usus untuk mencerna makanan pun akan terganggu. Bahkan, makanan yang masuk bisa keluar atau muntah.

11. Gumoh atau muntah Gumoh atau muntah adalah bagian dari refleks bayi. Apalagi jarak antara kerongkongan dan jalan nasofaring ini pendek, hingga mudah terjadi

gumoh. Gumoh pertanda bayi kebanyakan minum atau sudah kenyang. Lambung bayi memiliki kapasitas kecil, jika makanan atau minumannya terlalu banyak akan membuatnya gumoh. Gumoh kadang keluar lewat hidung, bila gumoh keluar lewat hidung, selama bayi tak tampak biru hal tersebut tidak bermasalah. Jika sampai biru dan tersedak, berarti sudah masuk ke jalan napas. Perbedaan muntah dan gumoh, yaitu gumoh keluar begitu saja dari mulut dan sedikit. Sedangkan muntah, ada tekanan negatif dari perut mendorong diafragma. Jika muntahnya hanya sekali, mungkin bisa dipikirkan kekenyangan. Tapi jika muntahnya lebih dari 3 kali atau setiap minum muntah, mungkin ada obstruksi atau sumbatan, baik di sekitar lambung atau lebih ke bagian bawahnya. Jika demikian, harus dibawa ke dokter dan jika ternyata ada obstruksi, harus dilakukan operasi.

12. Tidur Dalam sehari, bayi baru lahir bisa tidur sampai 18 jam. Secara perlahan, makin usia bertambah, waktu tidurnya akan berkurang atau makin sedikit. Namun, ada juga bayi-bayi yang mengalami susah tidur, hal tersebut berarti termasuk bayi rewel atau ada sesuatu yang dirasanya atau sakit. Lebih ekstrem lagi, jika bayi banyak tidak tidurnya, ia akan sangat aktif, bertemperamen tinggi, seperti mengamuk, dan sebagainya. Biasanya bayi seperti ini karena ada keracunan dari sang ibu, misalkan pada ibu pecandu narkoba. Saat ditidurkan, sebaiknya bayi tak ditaruh telentang tapi menyamping agar jika muntah tidak akan ditelannya. Bayi bisa memilih sendiri posisi tidurnya yang dirasakannya nyaman.

13. Menguap menguap merupakan hal yang normal jika sesekali, hal tersebut bisa berarti ia mengantuk. Tapi, jika sebentar-sebentar menguap atau sering, bisa termasuk dalam salah satu sindrom keracunan obat-obatan, misal, dari ibu yang pecandu narkotika.

14. Menggeliat Menggeliat berarti menggerakkan otot-ototnya. Hal tersebut normal karena ia belum bisa tengkurap atau membalikkan badannya, maka gerakannya hanya sebatas menggeliat. Bayi memang harus banyak bergerak.

15. Tersenyum Sebenarnya, senyumnya itu tak berarti apa-apa. Apalagi bayi belum bisa melihat dengan jelas, masih berupa bayangan saja. Bayi tersenyum sekadar reaksinya menggerakkan otot-otot wajahnya.

Periode Transisi Karakteristik perilaku muncul selama jam-jam transisi segera setelah kelahiran bayi. Bidan yang memahami perilaku-perilaku ini akan memiliki pemahaman yang benar terhadap variasi yang terjadi selama jam-jam tersebut. Periode transisi adalah waktu ketika bayi menjadi stabil dan menyesuaikan diri dengan kemandirian ekstrauteri. Periode transisi ini pertama kali dijelaskan oleh desmond et al. Aktivitas periode transisi ini mencerminkan kombinasi respons simpati terhadap stress kelahiran (takipneu, takikardi) dan respons parasimpatis (yang ditandai dengan adanya mucus, muntah dan peristalsis). Keberadaan hormone stress membantu mengaktifkan aktivasi kehidupan ekstrauteri sepenuhnya. Perilaku bai baru lahir selama periode transisi dapat berubah jika bayi secara signifikan mengalami stress atau sangat dipengaruhi oleh penggunaan obat saat persalinan.

Periode transisi dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

a) Tahap pertama adalah periode reaktif yang segera dimulai setelah kelahiran bayi dan berlangsung sekitar 30 menit. b) Tahap kedua adalah interval yang berlansung dari 30 menit setelah kelahiran sampai sekitar 2 jam setelah kelahiran, selama bayi baru lahir tidur. c) Tahap ketiga adalah periode reaktif lain yang berlanjut dari 2 jam setelah kelahiran samapai bayi berusia sekitar 6 jam. Selama keseluruhan periode transisi bidan mengkaji frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, suhu, mukus, fungsi neurologis yang terdiri dari aktivitas, reaktivitas, tonus dan postur) dan fungsi usus (yang mencakup peristalsis dan pengeluaran mekonium). Bayi batu lahir cukup bulan yang sehat memiliki pola perilaku alami yang menyebabkan bayi mencari payudara ibu dan menghisapnya pada jam pertama setelah kelahiran bayi. Neonatus akan mengikuti bau untuk mencari lokasi payudara dan akhirnya menyusu. Selama periode kontak kulit dengan kulit ini, tangan bayi memasase payudara ibu khas terjadi yang sejalan dengan menyusu, meningkatkan pelepasan oksitosin. a. Periode Reaktivitas Pertama Periode reaktivitas pertama dimulai pada saat bayi baru lahir dan berlangsung seelama 30 menit. Pada saat tersebut, jantung bayi baru lahir berdebyut cepat dan denyut tali pusat terlihat. Warna bayi baru lahir memperlihatkan sianosis sementara atau akrosianosis. Pernapasan cepat, berada di tepi teratas rentang normal dan terdapat rales atau ronki. Rales seharusnya hilangg dalam 20 menit.bayi mungkin mulai memperlihatkan nafas cuping hidung disertai pernapasan mendengkur dan retraus ksi dinding dada. Adanya mucus biasanya akibat keluarnya cairan paru yang bertahan. Mucus ini encer, jernih dan mungkin memiliki gelembung-gelembung kecil.

Selama periode reaktivitas pertama setelah lahir, mata bayi baru lahir terbuka dan bayi memperlihatkan perilaku terjaga. Bayi mungkin menangis, terkejut atau mencari putting susu ibu. Selama periode terjaga, setiap usaha harus dilakukan untuk memfasilitasi kontak antara ibu dan bayi baru lahir. Walaupunn tidak direncanakan untuk memberikan ASI, membeiarkan ibu menggendong bayi pada waktu ini membantu proses pengenalan. Bayi memfokuskan pandangannya pada ibu atau ayah ketka mereka berada pada lapang penglihatan yang tepat. Bayi menunjukkan peningkatan tonus otot dengan ektremitas atas fleksi dan ektremitas bawah ekstensi posisi ini memungkinkan bayi untuk i tubuhnya dengan tubuh ibu ketika digendong. Banyak bayi akan meyusu selama periode reaktivitas pertama ini. Menyusui harus dianjurkan ketika bayi batu lahir berada pada tahap penuh sebagai perlindungan terhadap hipoglikemia fisiologis yang terjadi setelah bayi lahir. Bidan harus melakukan setiap upaya untuk meminimalkan setiap ketidaknyamanan akibat prosedur maternal selama periode waktu ini, bahkan sejenak menunda penjahitan perineum jika ibu

menginginkannya. Bayi sering kali mengeluarkan feses segera setelah lahir dan bising usus biasanya muncul 30 menit setelah bayi lahir. Bising usus menunjukkan sistem pencernaan mampu berfungsi. Namun, keberadaan feses saja tidak mengidentifikasikan bahwa peristalsis mulai bekerja, melainkan hanya mengindikasikan bahwa anus paten.

b. Periode Tidur yang Tidak Berespon Tahap kedua transisi berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai 2 jam. Frekuensi denyut jantung bayi baru lahir menurun selama periode ini hingga kurang dari 140 kali/menit. Murmur dapat terdengar, ini semata-mata merupakan indikasi bahwa duktus artiosus tidak sepenuhnya tertutup dan tidak dipertimbangkan sebagai temuan abnormal. Frekuensi pernapasan bayi menjadi lebih tenang dan

lambat.bayi berada tahap tidur nyenyak. Bising usus ada, tetapi kemudian berkurang. Apabila memungkinkan, bayi baru lahir janagn diganggu untuk pemeriksaan-pemeriksaan mayor atau untuk

dimandikan selama periode ini. Tidur nyenyak yang pertama memungkinkan bayi baru lahir pulih dari tuntutan kelahiran dan transisi segera ke kehidupan ekstrauteri.

c. Periode Reaktivasi Kedua Selama periode reaktivitas kedua (tahap ketiga transisi) dari usia sekitar 2 jam sampai 6 jam, frekuensi denyut jantung bayi labil dan perubahan warna terjadi dengan cepat yang dikaitkan dengan stimulasi

lingkungan. Frekuensi napas harus tetap dibawah 60 kali/menit dan seharusnya tidak lagi ada rales atau ronki. Bayi baru lahir mungkin tertarik untuk makan dan harus didorong untuk menyusu. Pemberian makan segera sangat peting untuk mencegah hipoglikemia dan dengan menstimulasi pengeluaran feses, mencegah ikterus. Pemberian makan segera jugamemungkinkan kolonisasi bakteri di usus, yang menyebabkan pembentukan vitamin Koleh saluran cerrna. Bidan harus membantu ibu menyusui selama pememberian makan pertama. Setiap mucus yang ada selama pemberian makan segera dapat mengganggu pemberian makan, khusunya jika mucus

berlebihan.adanya mucus dalam jumlah banyak merupakan indikasi suatu masalah, seperti atresia esophagus. Mucus bercampur empedu selalu merupakan tanda penyakit bayi baru lahir dan pemberian makan harus ditunda sampai penyebabnya telah diselidiki secara menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA Bobak, L. Jensen, 2005,Buku Ajar Perawatan Maternitas,EGC,Jakarta hal 387388

Simkin, Penny. 2002. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta : Arcan Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai