Anda di halaman 1dari 18

HAJI

Pengertian Haji, Syarat Sah Haji, Wajib Dan Rukun Ibadah Haji
A. Arti Definisi / Pengertian Ibadah Haji Ibadah haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam yang mampu atau kuasa untuk melaksanakannya baik secara ekonomi, fisik, psikologis, keamanan, perizinan dan lain-lain sebagainya. Pergi haji adalah ibadah yang masuk dalam rukun islam yakni rukun islam ke lima yang dilakukan minimal sekali seumur hidup. B. Syarat Sah Haji 1. Agama Islam 2. Dewasa / baligh (bukan mumayyis) 3. Tidak gila / waras 4. Bukan budak (merdeka) C. Persyaratan Muslim yang Wajib Haji 1. Beragama Islam (Bukan orang kafir/murtad) 2. Baligh / dewasa 3. Waras / berakal 4. Merdeka (bukan budak) 5. Mampu melaksanakan ibadah haji Syarat "Mampu" dalam Ibadah Haji 1. Sehat jasmani dan rohani tidak dalam keadaan tua renta, sakit berat, lumpuh, mengalami sakit parah menular, gila, stress berat, dan lain sebagainya. Sebaiknya haji dilaksanakan ketika masih muda belia, sehat dan gesit sehingga mudah dalam menjalankan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur. 2. Memiliki uang yang cukup untuk ongkos naik haji (onh) pulang pergi serta punya bekal selama menjalankan ibadah haji. Jangan sampai terlunta-lunta di Arab Saudi karena tidak punya uang lagi. Jika punya tanggungan keluarga pun harus tetap diberi nafkah selama berhaji. 3. Keamanan yang cukup selama perjalanan dan melakukan ibadah haji serta keluarga dan harta yang ditinggalkan selama berhaji. Bagi wanita harus didampingi oleh suami atau muhrim laki-laki dewasa yang dapat dipercaya.

Ibadah Haji Syarat, Rukun, dan Wajib Haji Syarat Haji


1. Islam 2. Akil Balig 3. Dewasa 4. Berakal 5. Waras 6. Orang merdeka (bukan budak) 7. Mampu, baik dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi keluarga yang ditinggal berhaji Rukun Haji

Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji. Rukun haji tsb adalah: 1. Ihram 2. 3. 4. 5. 6. Wukuf Tawaf Mencukur rambut di kepala atau memotongnya di Arafah ifdah Sa'i sebagian Tertib

Rukun haji tsb harus dilakukan secara berurutan dan menyeluruh. Jika salah satu ditinggalkan, maka hajinya tidak sah. Wajib Haji 1. Memulai ihram dari mqt (batas waktu dan tempat yang ditentukan untuk melakukan ibadah haji dan umrah) 2. Melontar jumrah 3. Mabt (menginap) di Mudzdalifah, Mekah 4. Mabt di Mina 5. Tawaf wada' (tawaf perpisahan) Jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka hajinya tetap sah, namun harus membayar dam (denda). Pelaksanaan Ibadah Haji (Manasik Haji) Tata 1. cara Melakukan manasik ihram haji dari adalah mqt yang sebagai telah berikut: ditentukan

Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi sunah, berwudhu, memakai pakaian ihram, dan berniat haji dengan mengucapkan Labbaik Allhumma hajjan, yang artinya "aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah, untuk berhaji". Kemudian berangkat menuju arafah dengan membaca talbiah untuk menyatakan niat:

Labbaik Allhumma labbaik, labbaik l syarka laka labbaik, inna al-hamda, wa ni'mata laka wa al-mulk, l syarka laka Artinya: Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu; Aku datang, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang; Sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan seluruh kerajaan, adalah milik Engkau; tiada sekutu bagi-Mu. 2. Wukuf di Arafah

Dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah, waktunya dimulai setelah matahari tergelincir sampai terbit fajar pada hari nahar (hari menyembelih kurban) tanggal 10 Zulhijah. Saat wukuf, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: shalat jamak taqdim dan qashar zuhur-ashar, berdoa, berzikir bersama, membaca Al-Qur'an, shalat jamak taqdim dan qashar maghrib-isya. 3. Mabt di Muzdalifah, Mekah Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar. Disini mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk melempar jumrah di Mina, dan melakukan shalat subuh di awal waktu, dilanjutkan dengan berangkat menuju Mina. Kemudian berhenti sebentar di masy'ar al-harm (monumen suci) atau Muzdalifah untuk berzikir kepada Allah SWT (QS 2: 198), dan mengerjakan shalat subuh ketika fajar telah menyingsing. 4. Melontar jumrah 'aqaba Dilakukan di bukit 'Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijah, dengan 7 butir kerikil, kemudian menyembelih hewan kurban. 5. Tahalul Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan amalan-amalan haji. Tahalul awal, dilaksanakan setelah selesai melontar jumrah 'aqobah, dengan cara mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai. Setelah tahalul, boleh memakai pakaian biasa dan melakukan semua perbuatan yang dilarang selama ihram, kecuali berhubungan seks. Bagi yang ingin melaksanakan tawaf ifdah pada hari itu dapat langsung pergi ke Mekah untuk tawaf. Dengan membaca talbiah masuk ke Masjidil Haram melalui Bbussalm (pintu salam) dan melakukan tawaf. Selesai tawaf disunahkan mencium Hajar Aswad (batu hitam), lalu shalat sunah 2 rakaat di dekat makam Ibrahim, berdoa di Multazam, dan shalat sunah 2 rakaat di Hijr Ismail (semuanya ada di kompleks Masjidil Haram). Kemudian melakukan sa'i antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari Bukit Shafa dan berakhir di Bukit Marwa. Lalu dilanjutkan dengan tahalul kedua, yaitu

mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai. Dengan demikian, seluruh perbuatan yang dilarang selama ihram telah dihapuskan, sehingga semuanya kembali halal untuk dilakukan. Selanjutnya kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk mabt di sana. 6. Mabt di Mina Dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk berpuasa), yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setiap siang pada hari-hari tasyrik itu melontar jumrah l, wust, dan 'aqabah, masing-masing 7 kali. Bagi yang menghendaki nafar awwal (meninggalkan Mina tanggal 12 Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar jumrah dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah saja. Tetapi bagi yang menghendaki nafar sn atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar jumrah dilakukan selama tiga hari (11, 12, dan 13 Zulhijah). Dengan selesainya melontar jumrah maka selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dan kembali ke Mekah. 7. Tawaf ifdah Bagi yang belum melaksanakan tawaf ifdah ketika berada di Mekah, maka harus melakukan tawaf ifdah dan sa'i. Lalu melakukan tawaf wada' sebelum meninggalkan Mekah untuk kembali pulang ke daerah asal. Umrah Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Setiap orang yang melakukan ibadah haji wajib melakukan umrah, yaitu perbuatan ibadah yang merupakan kesatuan dari ibadah haji. Pelaksanaan umrah ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah: 196 yang artinya "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah..." Mengenai hukum umrah, ada beberapa perbedaan pendapat. Menurut Imam Syafi'i hukumnya wajib. Menurut Mazhab Maliki dan Mazhab Hanafi hukumnya sunah mu'akkad (sunah yang dipentingkan). Umrah diwajibkan bagi setiap muslim hanya 1 kali saja, tetapi banyak melakukan umrah juga disukai, terlebih jika dilakukan di bulan Ramadhan. Hal ini didasarkan pada hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya "Umrah di dalam bulan Ramadhan itu sama dengan melakukan haji sekali". Pelaksanaan umrah Tata cara pelaksanaan ibadah umrah adalah: mandi, berwudhu, memakai pakaian ihram di mqt, shalat sunah ihram 2 rakaat, niat umrah dan membaca Labbaik Allhumma 'umrat(an) (Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, untuk umrah), membaca talbiah serta doa, memasuki Masjidil Haram, tawaf, sa'i, dan tahalul. Syarat, Rukun, dan Wajib Umrah Syarat untuk melakukan umrah adalah sama dengan syarat dalam melakukan ibadah haji. Adapun rukun umrah adalah:

1. 2. 3. 4. 5. Sementara Larangan

Mencukur Tertib, itu

rambut kepala dilaksanakan hanya satu, Haji

atau secara yaitu ihram dan

Ihram Tawaf Sa'i memotongnya berurutan dari mqt. Umrah

wajib umrah dalam

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sudah memakai pakaian ihram dan sudah berniat melakukan ibadah haji/umrah adalah: 1. Melakukan hubungan seksual atau apa pun yang dapat mengarah pada perbuatan hubungan seksual 2. Melakukan perbuatan tercela dan maksiat 3. Bertengkar dengan orang lain 4. Memakai pakaian yang berjahit (bagi laki-laki) 5. Memakai wangi-wangian 6. Memakai khuff (kaus kaki atau sepatu yang menutup mata kaki) 7. Melakukan akad nikah 8. Memotong kuku 9. Mencukur atau mencabut rambut 10. Memakai pakaian yang dicelup yang mempunyai bau harum 11. Membunuh binatang buruan 12. Memakan daging binatang buruan Macam-macam 1. Haji Haji ifrd

Haji ifrd yaitu membedakan ibadah haji dengan umrah. Ibadah haji dan umrah masingmasing dikerjakan tersendiri. Pelaksanaannya, ibadah haji dilakukan terlebih dulu, setelah selesai baru melakukan umrah. Semuanya dilakukan masih dalam bulan haji. Cara a. b. 2. ihram ihram dari dari pelaksanaannya mqt dengan mqt dengan Haji niat niat untuk untuk adalah: haji umrah tamattu'

Haji tamattu' adalah melakukan umrah terlebih dulu pada bulan haji, setelah selesai baru melakukan haji. Orang yang melakukan haji tamattu' wajib membayar hadyu (denda), yaitu dengan menyembelih seekor kambing. Jika tidak mampu dapat diganti dengan berpuasa selama 10 hari, yaitu 3 hari selagi masih berada di tanah suci, dan 7 hari setelah kembali di tanah air.

Cara a. ihram b. melaksanakan 3.

dari haji

pelaksanaannya adalah: mqt dengan niat untuk umrah setelah selesai melaksanakan semua amalan umrah Haji qirn

Haji qirn adalah melaksanakan ibadah haji dan umrah secara bersama-sama. Dengan demikian segala amalan umrah sudah tercakup dalam amalan haji. Cara a. ihram dari mqt b. melakukan Amalan-Amalan 1. pelaksanaannya dengan niat untuk seluruh Haji haji dan dan umrah amalan adalah: sekaligus haji Umrah Mqt

Mqt adalah batas waktu dan tempat melakukan ibadah haji dan umrah. Mqt terdiri atas mqt zamn dan mqt makn. Mqt zamn adalah kapan ibadah haji sudah boleh dilaksanakan. Berdasarkan kesepakatan para ulama yang bersumber dari sunah Rasulullah SAW, mqt zamn jatuh pada bulan Syawal, Zulkaidah, sampai dengan tanggal 10 Zulhijah. Mqt makn adalah dari tempat mana ibadah haji sudah boleh dilaksanakan. Tempat-tempat untuk mqt makn adalah: * Zulhulaifah atau Bir-Ali (450 km dari Mekah) bagi orang yang datang dari arah Madinah * Al-Juhfah atau Rabiq (204 km dari Mekah) bagi orang yang datang dari arah Suriah, Mesir, dan wilayah-wilayah Maghrib * Yalamlan (sebuah gunung yang letaknya 94 km di selatan Mekah) bagi orang yang datang dari arah Yaman * Qarnul Manazir (94 km di timur Mekah) bagi orang yang datang dari arah Nejd * Zatu Irqin (94 km sebelah timur Mekah) bagi orang yang datang dari arah Irak 2. Ihram

Ihram ialah niat melaksanakan ibadah haji atau umrah dan memakai pakaian ihram. Bagi laki-laki, pakaian ihram adalah dua helai pakaian tak berjahit untuk menutup badan bagian atas dan sehelai lagi untuk menutup badan bagian bawah. Kepala tidak ditutup dan memakai alas kaki yang tidak menutup mata kaki. Bagi wanita, pakaian ihram adalah kain berjahit yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah. Sunah ihram adalah memotong kuku, kumis, rambut ketiak, rambut kemaluan, dan mandi. Kemudian melakukan shalat sunah ihram 2 rakaat (sebelum ihram), membaca talbiah, shalawat, dan istighfar (sesudah ihram dimulai). 3. Tawaf

Tawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dimulai dari arah yang sejajar dengan Hajar Aswad dan Ka'bah selalu ada di sebelah kiri (berputar berlawanan arah jarum jam). Syarat tawaf adalah: 1. Suci dari hadas besar, hadas kecil, dan najis 2. Menutup aurat 3. Melakukan 7 kali putaran berturut-turut 4. Mulai dan mengakhiri tawaf di tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad 5. Ka'bah selalu berada di sisi kiri 6. Bertawaf di luar Ka'bah Sedangkan sunah tawaf adalah:

1. Menghadap Hajar Aswad ketika memulai tawaf 2. Berjalan kaki 3. al-idtib, yaitu meletakkan pertengahan kain ihram di bawah ketiak tangan kanan dan kedua ujungnya di atas bahu kiri 4. Menyentuh Hajar Aswad atau memberi isyarat ketika mulai tawaf 5. Niat. Niat untuk tawaf yang terkandung dalam ibadah haji hukumnya tidak wajib karena niatnya sudah terkandung dalam niat ihram haji, tetapi kalau tawaf itu bukan dalam ibadah haji, maka hukum niat tawaf menjadi wajib, seperti dalam tawaf wada' dan tawaf nazar. 6. Mencapai rukun yaman (pada putaran ke-7) dan mencium atau menyentuh Hajar Aswad 7. Memperbanyak doa dan zikir selama dalam tawaf 8. Tertib, dilaksanakan secara berurutan Macam-macam tawaf adalah:

Tawaf ifdah Tawaf sebagai rukun haji yang apabila ditinggalkan maka hajinya menjadi tidak sah. Tawaf ziyrah Tawaf kunjungan, sering juga disebut tawaf qudm, yaitu tawaf yang dilakukan setibanya di kota Mekah. Tawaf sunah Tawaf yang dapat dilakukan kapan saja. Tawaf wada' Tawaf perpisahan, yaitu tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan Mekah setelah selesai melakukan seluruh rangkaian ibadah haji. 4. Sa'i

Sa'i adalah berjalan dari Bukit Shafa ke Bukit Marwa sebanyak 7 kali. Syarat sa'i adalah:

1. Seluruh perjalanan sa'i dilakukan secara lengkap, tidak boleh ada jarak yang tersisa 2. Dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwa 3. Dilakukan sesudah tawaf 4. Dilakukan sebanyak 7 kali perjalanan Sedangkan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 5. Berdoa Dalam Berlari sunah di keadaan kecil Dikerjakan Wukuf dalam antara suci antara Tidak Berjalan Shafa dan 2 secara di sa'i dan menutup tonggak adalah: Marwa aurat hijau berdesakan kaki berturut-turut Arafah

Wukud di Arafah adalah berdiam diri di padang Arafah sejak matahari tergelincir pada tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijah (hari nahar), baik dalam keadaan suci maupun tidak suci. Haji tanpa wukuf tidak sah dan harus diulang lagi pada tahun berikutnya. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud: Haji itu 'arafah, siapa yang datang pada malam mabt di Muzdalifah sebelum fajar menyingsing, ia sudah mendapatkan haji. Ketika melakukan wukuf, disunahkan untuk tidak berpuasa, menghadap kiblat, berzikir, membaca istighfar, dan berdoa. Menurut riwayat Imam Ahmad, doa Nabi SAW ketika di hari arafah adalah: Tiada Tuhan kecuali Allah, yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya seluruh kerajaan, bagi-Nya pula segala pujian, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Ia Maha Kuasa atas segalanya. 6. Melontar Jumrah

Melontar jumrah ialah melempar batu kerikil ke arah 3 buah tonggak, yaitu l, wust, dan ukhr, masing-masing 7 kali lemparan. Hari melontar jumrah dimulai pada tanggal 10 Zulhijah, ke arah jumrah 'aqabah atau jumrah kubra, dan 2 atau 3 hari dari hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah) ke arah 3 jumrah yang telah disebutkan di atas. Waktu melontar jumrah disunahkan sesudah matahari terbit. Bagi orang yang lemah atau berhalangan boleh melakukannya pada malam hari. Adapun melontar jumrah pada 3 hari yang lain, hendaknya dimulai pada waktu matahari sudah mulai turun ke barat sampai saat matahari terbenam. Ketika melontar jumrah disunahkan:

1. Berdiri dengan posisi Mekah ada di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan 2. Mengangkat tangan tinggi-tinggi bagi laki-laki 3. Membaca takbir ketika melempar batu yang pertama Bagi orang yang berhalangan menyelesaikan haji dengan tidak melakukan wukuf di Arafah, tawaf, ataupun sa'i, apa pun penyebabnya, menurut pendapat jumhur ulama orang tsb wajib menyembelih seekor kambing, sapi, atau unta di tempat ia bertahalul. Apabila ibadahnya itu ibadah wajib, ia harus meng-qadha pada tahun berikutnya, tetapi bila bukan ibadah wajib, ia tidak perlu meng-qadha. Haji Akbar dan Haji Mabrur Haji akbar (haji besar) Istilah haji akbar disebut dalam firman Allah SWT pada surah At-Taubah: 3 yang artinya: Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin... Ada beberapa pendapat ulama tentang haji akbar, yaitu haji akbar adalah: * * * * haji haji ibadah haji yang haji pada hari wukuf di pada hari wukufnya bertepatan dengan hari itu sendiri beserta wukufnya di Arafah nahar jum'at Arafah

Namun pendapat yang paling masyhur adalah pendapat yang menyatakan bahwa haji akbar adalah haji yang wukufnya jatuh pada hari jum'at. Ada haji besar, ada pula haji asgar (haji kecil) yang merupakan istilah lain untuk umrah. Haji mabrur Haji mabrur adalah ibadah haji seseorang yang seluruh rangkaian ibadah hajinya dapat dilaksanakan dengan benar, ikhlas, tidak dicampuri dosa, menggunakan biaya yang halal, dan yang terpenting, setelah ibadah haji menjadi orang yang lebih baik. Balasan bagi orang yang mendapat haji mabrur adalah surga. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang artinya: Umrah ke satu ke umrah berikutnya adalah penebus dosa di antara keduanya, dan haji mabrur ganjarannya tiada lain kecuali surga (HR Bukhari dan Muslim) Dam (Denda)

Dam dalam bentuk darah adalah menyembelih binatang sebagai karafat (tebusan) terhadap beberapa pelanggaran yang dilakukan ketika melakukan ibadah haji atau umrah.

Jenis 1. 2. 3. 4. 1. Dam Dam Dam

dam Dam takhyr tartb takhyr Dam dan dan dan

adalah: tartb taqdr ta'dl ta'dl tartb

Dam tartb yaitu bila binatang yang disembelih adalah kambing, tetapi bila tidak mendapat kambing, harus melaksanakan puasa 3 hari di tanah suci dan 7 hari apabila telah pulang ke kampung halaman. Orang diwajibkan membayar dam tartb karena 9 hal, yaitu: 1. Mengerjakan haji tammatu' 2. Mengerjakan haji qirn 3. Tidak wukuf di Arafah 4. Tidak melontar jumrah yang ke-3 5. Tidak mabt di Muzdalifah pada malam nahar 6. Tidak mabt di Mina pada malam hari tasyrik 7. Tidak berihram dari mqt 8. Tidak melakukan tawaf wada' 9. Tidak berjalan kaki bagi yang bernazar untuk mengerjakan haji dengan berjalan kaki 2. Dam takhyr dan taqdr

Dam takhyr dan taqdr ialah boleh memilih menyembelih seekor kambing, berpuasa, atau bersedekah memberi makan kepada 6 orang miskin sebanyak 3 sa' (1 sa' = 3,1 liter). Dam jenis ini dikenakan untuk satu diantara sebab-sebab berikut: 1. Mencabut 3 helai rambut atau lebih secara berturut-turut 2. Memotong 3 kuku atau lebih 3. Berpakaian yang berjahit 4. Menutup kepala 5. Memakai wewangian 6. Melakukan perbuatan yang menjadi pengantar bagi perbuatan seksual 7. Melakukan hubungan seksual antara tahalul pertama dan tahalul kedua. 3. Dam tartb dan ta'dl

Dam tartb dan ta'dl adalah pertama kali wajib menyembelih unta, apabila tidak mampu boleh menyembelih sapi, apabila tidak mampu juga baru menyembelih kambing 7 ekor. Apabila tidak mendapat 7 ekor kambing, si pelanggar harus membeli makanan seharga itu dan disedekahkan kepada fakir miskin di tanah suci. Dam jenis ini dikenakan karena pelanggaran melakukan hubungan seksual. 4.Damtakhyr dan ta'dl

Dam * * *

takhyr

dan

ta'dl

adalah

boleh

memilih

diantara

hal

yaitu:

Menyembelih Membeli makanan Berpuasa satu jenis

binatang buruan yang diburu seharga binatang buruan tsb dan disedekahkan hari untuk setiap 1 mud (5/6 liter) ini dikenakan karena sebab-sebab: buruan haram. dam

Dam 1. 2.

Merusak, memburu, atau membunuh binatang Memotong pohon-pohon atau mencabut rerumputan di tanah dan tempat penyembelihan

Waktu

Waktu penyembelihan dam yang disebabkan pelanggaran yang tidak sampai membatalkan atau kehilangan haji harus dilakukan pada waktu si pelanggar melakukan ibadah haji. Tetapi bagi dam yang disebabkan pelanggaran yang berakibat kehilangan haji, pelaksanaannya wajib ditunda sampai pada waktu melakukan ihram ketika mengqadha haji. Sedangkan tempat penyembelihan dam dan penyaluran dagingnya adalah di tanah haram. Bagi orang yang melakukan haji, diutamakan menyembelihnya di Mina, sedangkan bagi orang yang melakukan umrah, menyembelihnya di Marwa. Mewakilkan Haji Perwakilan haji berlaku untuk seseorang yang mampu melakukan haji dari segi biaya, tapi kesehatannya tidak memungkinkan, seperti sakit yang parah atau karena usia tua. Dalam hal ini wajib orang lain untuk menghajikannya dengan biaya dari orang yang bersangkutan, dengan syarat orang yang menggantikan tsb sudah mengerjakan haji untuk dirinya sendiri. Tetapi bila setelah dihajikan orang itu sembuh, menurut Imam Syafi'i, ia tetap wajib melakukan haji. Perwakilan haji juga dapat dilakukan atas orang yang sudah meninggal, asalkan orang tsb berkewajiban haji, antara lain mempunyai nazar dan belum dapat melaksanakannya. Hal ini didasarkan pada hadist yang meriwayatkan bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi SAW: "Ayah saya sudah meninggal dan ia mempunya kewajiban haji, apakah aku harus menghajikannya?" Nabi SAW menjawab, "Bagaimana pendapatmu apabila ayahmu meninggalkan hutang, apakah engkau wajib membayarnya?" Orang itu menjawab, "Ya". Nabi SAW berkata, "Berhajilah engkau untuk ayahmu".(HR. Ibnu Abbas RA). Di antara Asmaul Husna yang dimiliki Allah Subhanahu wa Taala adalah Al-Hakim yang bermakna : Yang menetapkan hukum, atau Yang mempunyai sifat hikmah, di mana Allah tidak berkata dan bertindak dengan sia-sia. Oleh karena itulah semua syariat Allah

Subhanahu wa Taala mempunyai kebaikan yang besar dan manfaat yang banyak bagi hamba-Nya di dunia seperti kebagusan hati, ketenangan jiwa dan kebaikan keadaan. Juga akibat yang baik dan kemenangan yang besar di kampung kenikmatan (akhirat) dengan melihat wajah-Nya dan mendapatkan ridha-Nya. Demikian pula haji, sebuah ibadah tahunan yang besar yang Allah syariatkan bagi para hamba-Nya, mempunyai berbagai manfaat yang besar dan tujuan yang besar pula, yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat. Dan di antara hikmah ibadah haji ini adalah: [1]. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Taala dan menghadapkan hati kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan hak, kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satusatunya pemilik nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-Nya dan tidak ada tandingan-Nya. Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya. Artinya : Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk Ibrahim dengan menyatakan Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apapun dan sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, beribadah, ruku dan sujud [Al-Hajj : 26] Mensucikan rumah-Nya di dalam hal ini adalah dengan cara beribadah semata-mata kepada Allah di dekat rumah-Nya (Kabah) yang mulia, membersihkan sekitar Kabah dari berhala-berhala, patung-patung, najis-najis yang Allah Subhanahu wa Taala haramkan serta dari segala hal yang mengganggu orang-orang yang sedang menjalankan haji atau umrah atau hal-hal lain yang menyibukkan (melalaikan) dari tujuan mereka. [2]. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa dan Balasan Jannah Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Satu umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah [HR Bukhari dan Muslim, Bahjatun Nanzhirin no. 1275] Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata : Aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini karena Allah, tidak melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya [HR Bukhari]

Rafats : jima ; pendahuluannya dan ucapan kotor, Fusuuq : kemaksiatan Sesungguhnya barangsiapa mendatangi Kabah, kemudian menunaikan haji atau umrah dengan baik, tanpa rafats dan fusuuq serta dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Taala semata, niscaya Allah Subhanahu wa Taala mengampuni dosa-dosanya dan menuliskan jannah baginya. Dan hal inilah yang didambakan oleh setiap mumin dan muminah yaitu meraih keberuntungan berupa jannah dan selamat dari neraka. [3]. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh [Al-Hajj : 27] Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan Allah Subhanahu wa Taala menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut dan menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga sekarang. [4]. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin Allah Subhanahu wa Taala berfirman : Agar supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka [Al-Hajj : 28] Alah Subhanahu wa Taala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq (secara umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa penjelasan) karena banyaknya dan besarnya menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik duniawi maupun ukhrawi. Dan di antara yang terbesar adalah menyaksikan tauhid-Nya, yakni mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Taala semata-mata. Mereka datang dengan niat mencari wajah-Nya yang mulia bukan karena riya (dilihat orang lain) dan juga bukan karena sumah (dibicarakan orang lain). Bahkan, mereka betauhid dan ikhlas kepadaNya, serta mengikrarkan (tauhid) di antara hamba-hamba-Nya, dan saling menasehati di antara orang-orang yang datang (berhaji dan sebagainya,-pent) tentangnya (tauhid). Mereka thawaf mengelilingi Kabah, mengagungkan-Nya, menjalankan shalat di rumah-Nya, memohon karunia-Nya, berdoa supaya ibadah haji mereka diterima, dosa-dosa mereka diampuni, dikembalikan

dengan selamat ke nergara masing-masing dan diberi anugerah kembali lagi untuk berdoa dan merendah diri kepda-Nya. Mereka mengucapkan talbiyah dengan keras, sehingga didengar oleh orang yang dekat ataupun yang jauh, dan yang lain bisa mempelajarinya agar mengetahui maknanya, merasakannya, mewujudkan di dalam hati, lisan dan amalan mereka. Dan bahwa maknanya adalah : Mengikhlaskan ibadah semata-mata untuk Allah dan beriman bahwa Dia adalah ilah mereka yang haq, Pencipta mereka, Pemberi rizki mereka, Yang diibadahi sewaktu haji dan lainnya. [5]. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati Dan di antara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang dari segala penjuru, dari barat, timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah Allah Subhanahu wa Taala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di Makkah. Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang lain, membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat, maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan, pengarahan dan dakwah ke jalan Allah. Mereka bisa mendengar dari para ulama, apa yang bermanfaat bagi mereka yang di sana terdapat petunjuk dan bimbingan menuju jalan yang lurus, jalan kebahagiaan menuju tauhidullah dan ikhlas kepadaNya, menuju ketaatan yang diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Taala dan mengetahui kemaksiatan untuk dijauhi, dan supaya mereka mengetahui batas-batas Allah dan mereka bisa saling menolong di dalam kebaikan dan takwa. [6]. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Taala Dan di antara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid Nabawi dari para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa yang mereka tidak ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan lainnya. Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu. Dari Makkah inilah tertib ilmu itu, yaitu Kemudian (berkembang) dari Madinah, dari seluruh negeri-negeri Allah Subhanahu wa ahli ilmu. Namun, semua asalnya adalah rumah Allah ilmu tauhid dan agama. seluruh jazirah ini dan dari Taala yang ada ilmu dan dari sini, dari lingkungan yang tua.

Maka wajib bagi para ulama dan dai, di mana saja mereka berada, terlebih lagi di lingkungan rumah Allah Subhanahu wa Taala ini, untuk mengajari manusia, orang-orang yang menunaikan haji dan umrah, orang-orang asli dan pendatang serta para penziarah, tentang agama dan manasik haji mereka. Seorang Muslim diperintahkan untuk belajar, bagaimanapun (keadaannya) ia, dimana saja dan kapan saja ; tetapi di lingkungan rumah Allah yang tua, urusan ini (belajar agama) lebih penting dan mendesak. Dan di antara tanda-tanda kebaikan dan kebahagian seseorang adalah belajar tentang agama Allah Subhanahu wa Taala. Artinya : Nabi Shallallahu alaihi bersabda : Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Taala memperoleh kebaikan, niscaya Dia menjadikan faqih terhadap agama [HR Bukhari, Kitab Al-Ilmi 3 bab : 14] Di sini, di negeri Allah, di negerimu dan di negeri mana saja, jika engkau dapati seorang alim ahli syariat Allah, maka pergunakanlah kesempatan. Janganlah engkau takabur dan malas. Karena ilmu itu tidak bisa diraih oleh orang-orang yang takabur, pemalas, lemah serta pemalu. Ilmu itu membutuhkan kesigapan dan kemauan yang tinggi. Mundur dari menuntut ilmu, itu bukanlah sifat malu, tetapi suatu kelemahan. Allah Subhanahu wa Taala berfirman. Artinya : Dan Allah tidak malu dari kebenaran [Al-Ahzab : 53] Karenanya seorang mukmin dan mukminah yang berpandangan luas, tidak akan malu dalam bab ini ; bahkan ia maju, bertanya, menyelidiki dan menampakkan kemusykilan yang ia miliki, sehingga hilanglah kemusykilan tersebut. [7]. Menyebarkan Ilmu Di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada saudarasaudaranya yang melaksanakan ibadah haji dan teman-temannya seperjalanan, yang di mobil, di pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini adalah kesempatan yang Allah Subhanahu wa Taala anugerahkan. Engkau bisa menyebarkan ilmu-mu dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi haruslah dengan apa yang engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah dan istimbath ahli ilmu dari keduanya. Bukan dari kebodohan dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari Al-Kitab dan As-Sunnah.

[8]. Memperbanyak Ketaatan Di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan thawaf, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala. Artinya : Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Kabah) [Al-Hajj : 29] Maka disyariatkan bagi orang yang menjalankan haji dan umrah untuk memperbanyak thawaf semampunya dan memperbanyak shalat di tanah haram. Oleh karena itu perbanyaklah shalat, qiraatul quran, tasbih, tahlil, dzikir. Juga perbanyaklah amar maruf nahi mungkar dan dawah kepada jalan Allah Subhanahu wa Taala di mana banyak orang berkumpul dari Afrika, Eropa, Amerika, Asia dan lainnya. Maka wajib bagi mereka untuk mempergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. [9]. Menunaikan Nazar Walaupun nazar itu sebaiknya tidak dilakukan, akan tetapi seandainya seseorang telah bernadzar untuk melakukan ketaatan, maka wajib baginya untuk memenuhinya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. Artinya : Barangsiapa bernadzar untuk mentaati Allah, maka hendaklah dia mentaati-Nya [HR Bukhari] Maka apabila seseorang bernadzar di tanah haram ini berupa shalat, thawaf ataupun ibadah lainnya, maka wajib baginya untuk menunaikannya di tanah haram ini. Allah Subhanahu wa Taala berfirman. Artinya : Dan hendaklah mereka menunaikan nadzar [Al-Hajj : 29] [10]. Menolong Dan Berbuat Baik Kepada Orang Miskin Di antara manfaat haji adalah bisa menolong dan berbuat baik kepada orang miskin baik yang sedang menjalankan haji atau tidak di negeri yang aman ini. Seseorang dapat mengobati orang sakit, menjenguknya, menunjukkan ke rumah sakit dan menolongnya dengan harta serta obat. Ini semua termasuk manfaat-manfaat haji. Artinya : mereka .agar mereka menyaksikan [Al-Hajj berbagai : manfaat bagi 28]

[11].

Memperbanyak

Dzikir

Kepada

Allah

Di negeri yang aman ini hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk dan bebaring, dengan tasbih (ucapan Subhanallah), hamdalah (ucapan Alhamdulillah), tahlil (ucapan Laa ilaaha ilallah), takbir (ucapan Allahu Akbar) dan hauqallah (ucapan Laa haula wa laa quwata illa billah). Artinya : Dari Abu Musa Al-Asari Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Perumpamaan orang yang mengingat Rabb-nya dan yang tidak mengingat-Nya adalah sebagai orang hidup dan yang mati. [HR Bukhari, Bahjatun Nadzirin no. 1434] [12]. Berdoa Kepada-Nya Di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan diri dan terus menerus berdoa kepada Allah Subhanahu wa Taala, agar Dia menerima amal, membereskan hati dan perbuatan ; agar Dia menolong untuk mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya; agar Dia menolong untuk menunaikan kewajiban dengan sifat yang Dia ridhai serta agar Dia menolong untuk berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya. [13]. Menunaikan Manasik Dengan Sebaik-Baiknya Di antara manfaat haji, hendaknya melaksanakannya dengan sesempurna mungkin, dengan sebaik-baiknya dan seikhlas mungkin baik sewaktu melakukan thawaf, sai, wukuf di Arafah, berada di Muzdalifah, melempar jumrah, maupun sewaktu shalat, qiraatul quran, berdzikir, berdoa dan lainnya. Juga hendaknya mengupayakannya dengan kosentrasi dan ikhlas. [14]. Menyembelih Kurban Di antara manfaat haji adalah menyembelih (binatang) kurban, baik yang wajib tatkala berihram tammatu dan qiran, maupun tidak wajib yaitu untuk taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Taala. Sewaktu haji wada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah berkurban 100 ekor binatang. Para sahabat juga menyembelih kurban. Kurban itu adalah suatu ibadah, karena daging kurban dibagikan kepada orang-orang miskin dan yang membutuhkan di hari-hari Mina dan lainnya. Demikianlah sebagian hikmah dari ibadah haji (rukun Islam yang ke lima) mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaatnya, dan

senantiasa diberi petunjuk dari Allah Subhanahu wa Taala serta diberi kemudahan untuk menunaikannya. Amin

Anda mungkin juga menyukai