Cahayaaaaaaaaaaa
Cahayaaaaaaaaaaa
Pencahayaan buatan adalahpancaran elektromagnetik yang berasal dari sumber cahaya buatan manusia yang dikenal dengan luminer.
Sifat-sifat tergantung dari material yang dilalui oleh cahaya, yaitu : 1.Memantul (refleksi) : cermin, perak, aluminium, parket. 2.Menembus (transmisi) : kaca tipis 3.Membias : kaca tebal, air marmer dsb. 4.Menyerap : permukaan gelap (bata, kayu) dsb
FUNGSI : Untuk memberi kesanggupan melihat Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan efektivitas pekerjaan.
Beberapa faktor yang perlu dihindari untuk mendapatkan kenyamanan penglihatan pada bidang kerja dalam IESNA (Illuminating Engineering Society of North America)
(1) Silau (Glare) Terdapat dua buah silau disability glare dan discomfort glare. Disability Glare adalah silau yang menyebabkan mata tidak mampu melihat apapun akibat dari pancaran sinar yang besar ke arah mata. Misalnya cahaya yang berlebihan Discomfort Glare adalah silau yang ditimbulkan akibat pantulan sinar terhadap bidang kerja atau unsur-unsur di sekitarnya yang menuju mata.
(2) Bayangan (Shadow) Hal ini terjadi juga karena pancaran sinar terlalu kuat sementara tidak terdapat sumber cahaya dari arah lain yang dapat mengurangi efek pembayangan tersebut. (3) Cahaya Kejut (Flicker) Flicker adalah ketidakstabilan suplai cahaya yang dihasilkan sumber cahaya yang menyebabkan perubahan intensitas cahaya dengan cepat. Akibat dari perubahan yang cepat, mata harus beradaptasi dengan cepat pula sehingga terjadi ketidaknyamanan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk kenyamanan penglihatan pada bidang kerja adalah: (1) Kontras Warna (Color Contrast) tingkat terang dan ketajaman warna dalam membantu kejelasan penglihatan manusia. (2) Ukuran Detail (Detail Size) Menurut standar IESNA (2000, p.112) kemampuan penglihatan pada bidang kerja dipengaruhi oleh jarak objek, besar dan kerumitan bentuk dari suatu motif. (3) Kecepatan Kerja (Work Speed) Kecepatan pekerjaan menentukan tingkat iluminasi cahaya karena kemampuan mata dalam mengikuti kecepatan obyek mempunyai keterbatasan. IESNA (2000, p.143) menyatakan semakin cepat pergerakan obyek membutuhkan iluminasi yang lebih terang
(4) Renderasi & Temperatur warna (Color Rendering & Color Temperature) Renderasi warna (Color rendering) didefinisikan dalam IESNA (2000, p.112) sebagai kejelasan warna pada obyek hasil dari pancaran sumber cahaya yang dapat diperbandingkan antara beberapa sumber cahaya.
Sedangkan yang dimaksud temperatur warna (Color temperature) adalah tingkat warna cahaya tampak yang cenderung ke arah warna tertentu, yaitu kemerahan atau kebiruan.
Lumen: Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela. Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata pengamat standar. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm. Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi.
Tinggi mounting: Merupakan tinggi peralatan atau lampu diatas bidang kerja. Intensitas Cahaya dan Flux: Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada setiap meter persegi (m2 ) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber cahayanya isotropik 1-candela (yang bersinar sama ke seluruh arah) merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas lingkaran dengan jarijari r adalah 4 r2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4 m2, dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 4 1m. Jadi flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah: Flux cahaya (lm) = 4 intensitas cahaya (cd) Perbedaan antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada mana flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi, menerangi meter persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000 lumens, yang menyebar ke
sepuluh meter persegi, hanya menghasilkan cahaya suram 100 lux. ukum kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara pencahayaan dari sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intensitas cahaya per satuan luas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya (pada dasarnya jari-jari). E=I/d2 Dimana E = Emisi cahaya, I = Intensitas cahaya dan d = jarak Bentuk lain dari persamaan ini yang lebih mudah adalah: E1 d1 = E2 d2 Jarak diukur dari titik uji ke permukaan yang pertama-tama kena cahaya kawat lampu pijar jernih, atau kaca pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya seperti es. Contoh: Jika seseorang mengukur 10 lm/m dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak 1 meter, berapa kerapatan flux pada jarak setengahnya? Penyelesaian: E1m = (d2 / d1) * E2 = (1,0 / 0,5) * 10 = 40 lm/m Suhu Warna Suhu warna, dinyatakan dalam skala Kelvin (K), adalah penampakan warna dari lampu itu sendiri dan cahaya yang dihasilkannya. Suhu warna lampu membuat sumber cahaya akan nampak hangat, netral atau sejuk. Umumnya, makin rendah suhu, makin hangat sumber, dan sebaliknya
Tampak warna terhadap temperatur warna.
Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
1. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting) Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi.
2. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting) Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
3. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting) Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng.
4. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting) Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan.
Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni :
1. Sistem Pencahayaan Merata Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. 2. Sistem Pencahayaan Terarah Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu 3. Sistem Pencahayaan Setempat Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual.
- Suhu Warna Menengah - Umur Lampu 16.000 24.000 jam, perawatan lumen buruk
Jenis Sumber Cahaya Satwiko dalam Ilmu Fisika Bangunan (2004, p. 69) membagi jenis sumber cahaya dalam tiga golongan sebagai berikut: (1) Lampu Pijar Cahaya dihasilkan oleh filament dari bahan tungsten yang berpijar karena panas. Efikasi lampu rendah 8-10 % energi yang menjadi cahaya. Sisa energi terbuang dalam bentuk panas. Lampu Halogen termasuk dalam golongan ini. (2) Lampu Fluorescent Cahaya dihasilkan oleh pendaran bubuk fosfor yang melapisi bagian dalam tabung lampu. Ramuan bubuk menentukan warna cahaya yang dihasilkan. Lebih dari 25 % energi menjadi cahaya. (3) Lampu HID (High-Intensity Discharge) Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Termasuk dalam golongan ini adalah lampu Merkuri, Metal Halida dan Sodium Bertekanan
Selain itu, elemen-elemen dalam ruang juga mempengaruhi terang cahaya dari suatu sumber cahaya
a. Kondisi ruang (tertutup atau terbuka) b. Letak penempatan lampu c. Jenis dan daya lampu d. Jenis permukaan benda-benda dalam ruang(memantulkan atau menyerap)
e. Warna-warna dinding (gelap atau terang) f. Udara dalam ruang g. Pola photometri lampu.