Anda di halaman 1dari 16

KORELASI ANTARA SIKAP KERJA DUDUK DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA

KERJA TUKANG JAHIT DI KOTA PONTIANAK PROPOSAL PENELITIAN Diajukan Sebagai Syarat untuk Penelitian Oleh JUNIS NIM: 051510202 UNIVERSITAS MUHADIYAH PONTIANAK FAKULTAS ILMU KESEHATAN 2011

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya maka proposal mini skripsi ini dapat diseelesaikan oleh penulis. Proposal yang berjuudul: KORERLASI ANTARA SIKAP KERJA DUDUK DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA TUKANG JAHIT DI KOTA PONTIANAK. Dibuat dalam rangka persiapan penelitian yang akan dilakukan sebagai salah satu tugas mini skripsi,syarat untuk menyelesaikan mata kuliah METODOLOGI PENELITIAN di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Dalam menyusunan proposal penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kkesempatan ini juga, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak

Fahri

Rahman.

SE.

MM

selaku

rektor

Universitas

Muhammadiyah Pontianak. 2. Bapak Drs. H Mardjan selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak.
3. Ibu Linda Suwarni, SKM.M.Kes Selakku dosen pembimbing dan

pengampuh mata kuliah Metodologi Penelitian 4. Staff Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan proposal penelitian ini
5. Teman-teman seperjuangan yang telah menyumbang ide dan semangat

dalam menyelesaikan proposal penelitian

6. Teman-teman satu in the kost yang penulis cintai yang telah

memberikan dukungan moril dan materil 7. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penyusunan proposal ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan-kekurangan oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan dan semoga proposal penelitian ini kiranya dapat bermafaat bagi penulis dan bagi semua pihak yng memerlukannya.

Pontianak...............2011

pennulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah Penelitian 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Low Back Pain 2.2 Penyebab Low Back Pain 2.3 Faktor resiko low back pain 2.4 Pencegah terjadinya low back pain 2.5 Latihan untuk meencagah low back pain 2.6 Kerangka teori BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka konsep 3.2 Variabel penelitian 3.3 Devinisi operasional 3.4 Hipotesis

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain penelitian 4.2 Populasi dan Sampel 4.3 Waktu dan Tempat penelitian 4.4 Etika penelitian 4.5 Alat pengumpulan data 4.6 Alat pengolahan dan Penyajian data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini berarti tenaga kerja tidak hanya sekedar memperoleh upah dan jaminan sosial yang mencukupi kehidupan yang layak saja, melainkan juga pekerjaan yang layak serta lingkungan kerja yang manusiawi. Untuk mencapai hal ini pemerintah bersama masyarakat, khususnya pengusaha melakukan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia tersebut meliputi peningkatan pengetahuan, keterampilan, kesehatan dan produktifitas kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap upaya tersebut diantaranya adalah faktor lingkungan kerja. Adapun beberapa faktor lingkungan kerja dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, yaitu:
1. Faktor fisik seperti kebisingan, getaran, radiasi, iluminosi, thermal, dan stress 2. Faktor kimia dalam bentuk debu, gas/vapor

3. Faktor biologik, berupa bakteri, virus, jamur, amoeba, parasit. 4. Faktor ergonomik yakni menyagkut korelasi manusia dengan peralatan kerja. 5. Kondisi psikososial yang menyangkut misalnya korelasi sesama rekan kerja, atsan dan bawahan (Malaka Tan. 1994).

Faktor lingkungan tersebut dalam jumlah kurang atau lebih dapat mengganggu daya kerja seseorang tenaga kerja, sebaliknya apabila faktor-faktor tersebut sesuai dengan standar kesehatan maka dapat menciptakan suasana kerja yang sehat dan produktif pula. Faktor lingkungan tersebut misalnya, posisi meja kursi ditempat kerja. Posisi tinggi rendahnya meja kursi ditempat kerja yang didesain dengan baik sesuai dengan fostur tubuh pekerja akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan serta memelihara gairah kerja. Keadaan tempat kerja yang nyaman dan menyenangkan akan menciptakan suasana kerja yang lebih baik dan dapat mengurangi rasa kelelahan kerja bagi tenaga kerja.(harninto. 1994). Bekrja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan antara lain; pembebanan pada kaki; pemakaian energi dan keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi. Namun demikian bekerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang menjadi melengkung sehingga cepat lelah (Grandjean, 1993). Sedangkan desain stasiun kerja dengan posisi duduk mempunyai drajat stabilitas tubuh yang tinggi; mengurangi kelelahan dan subjektif bila bekerja lebih dari 2 jam. Disamping itu juga tenaga kerja juga dapat mengendalikan kaki untuk melakukan gerakan. Tukang jahit merupakan tenaga kerja yang bekerja kesehariannya bekerja sebagai tukang jahit (menjahit pakaian). Dengan demikian maka dalam setiap desain peralatan dan stasiun kerja, keterbatasan manusia harus diperhitungkan, disamping kemampuan dan kebolehannya. Mengingat bahwa manusia yang satu berbada dengan yang lainnya, maka aplikasi dan antropometri dalam desain produk dapat meliputi; desain untuk orang ekstrim (data terkecil dan terbesar); desain untuk orang per orang, desain untuk dapat diatur (adjustble range) dengan menggunakan persentil-5 dan persentil-

95 dari populasi dan desain untuk ukuran rerata dengan menggunakan data persentil50 (Sanders & McCormick, 1987). 1.2 pembatasan Masalah Didalam penulisan ini, penulis membatasi masalah yang diteliti yaitu; posisi meja kursi dan lama kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja tukang jahit di Kota pontianak. 1.3 Rumusan Masalah Penelitian posisi meja kursi pada tukang jahit dikota Pontiianak masih belum memenuhi syarat atau standar kesehatan dan sebagian besar tenaga kerja bekerja lebih dari 10 tahun. Bekerja pada kondisi meja kursi yang kurang memadai, beraktivitas terlalu lama dapat mengakibatkan kelelahan visual yang salah satu tandanya adalah nyeri puunggung bawah (Siswannto, A.1991) ............................................................. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujan Umum Mengetahui Korelasi antara Posisi Meja Kursi dan Lama Kerja Dengan Kejadian Nyeri punggung bawah pada Tukang Jahit di Kota Pontianak. 1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui posisi meja kursi di tempat kerja tukang jahit di Kota Pontianak 2. Mengetahui lama kerja tukang jahit di Kota Pontianak

3. Mengetahui keluhan tenaga kerja tukangg jahitdi Kota Pontianak

4. Menganalisa korelasi antara posisi meja kurrsi dengan kejadian nyeri punggung bawah pada tenaga kerja tukang jahit di Kota Pontianak 5. Menganalisa lama kerja dengan kejadian nyeri punggung bawah pada tenaga kerja tukang jahit di Kota Pontianak 1.4. Manfaat penelitian
1. Memberikan informasi kepada pengusaha tentang posisi meja kursi dan posisi

duduk sebagai upaya mencegah terjadinya nyeri punggung bawah pada tenaga kerja tukang jahit di Kota Pontianak
2.

Memberikan informasi kepada para pekerja posisi duduk sebagai upaya mencegah terjadinya nyeri punggung bawah pada tenaga kerja tukang jahit di Kota Pontianak

3. Menambah pengalaman,pengetahuan serta wawasan yang lebih luas bagi penulis tentang kejadian nyeri punggung bawah pada tenaga kerja tukang jahit di Kota Pontianak 4. Memberikan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota tentang kejadian penyakit nyeri punggung bawah
5. Memberikan informasi tentang korelasi antara posisi meja kursi dan lama

kerja dengan kejadian nyeri punggung bawsah pada pekerja tukang jahit di Kota Pontianak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah Nyeri punggung bawah sangat umum. Mempengaruhi 4 dari 5 orang pada beberapa waktu sepanjang hidup mereka. Hal ini adalah penyebab ketidakmampuan diusia mereka ke 19 sampai 45 tahun dan adalah penyebab umum kedua pada hari kerja yang hilang (setelah flu biasa) untuk orang dewasa yang lebih muda dari 45 tahun. nyeri punggung bagian bawah menjadi lebih umum sesuai usia orang. Yang mempengaruhi separuh orang yang lebih tua dari 60 tahun pada setiap waktu yang diberikan. Setiap tahun, pengobatan pada nyeri punggung bagian bawah mengeluarkan biaya lebih dari 80 milyar dolar amerika, dan klaim asuransi untuk ketidakmampuan disebabkan nyeri punggung bagian bawah melebihi 8 milyar dolar. Dengan demikian, meskipun nyeri punggung bagian bawah jarang dihasilkan dari gangguan yang mengancam nyawa, hal ini adalah masalah kesehatan yang berarti. Meskipun begitu, jumlah luka punggung di dunia kerja menurun, mungkin karena kesadaran pada masalah tersebut telah meningkat dan cara-cara menghadapinya telah meningkat. tulang punggung. Yang menempel di tulang belakang adalah tali tulang belakang. Sepanjang tulang belakang, syaraf tulang belakang timbul melalui ruang diantara tulang belakang untuk terhubung dengan syaraf sepanjang tubuh. bagian pada syaraf tulang belakang didekat tali tulang belakang disebut akar syaraf tulang belakang. Karena letak mereka, akar syaraf tulang belakang bisa tertekan ketika tulang belakang terluka, mengakibatkan nyeri.

Tulang belakang yang paling bawah (lumbar) terdiri dari lima tulang belakang. Yang menghubungkan dada ke panggul dan kaki, menghasilkan gerakan-untuk berbelok, memutar, dan menekuk. Yang juga menghasilkan kekuatan untuk berdiri, berjalan, dan berjinjit.

Dengan demikian, tulang punggung berhubungan dengan hampir semua kegiatan hidup sehari-hari. Nyeri punggung bisa membatasi berbagai kegiatan dan mengurangi kualitas hidup. http://medicastore.com/penyakit/3228/Nyeri_Punggung_Bawah.html 1. Nyeri local Terjadi di daerah khusus pada punggung bagian bawah. Hal ini biasanya disebabkan keseleo dan tegang. Nyeri tiba-tiba kemungkinan dirasakan ketika luka terjadi. Nyeri lokal bisa sering diringankan dengan merubah posisi atau dengan aktifitas ringan diikuti dengan peregangan. Aktifitas fisik yang intens atau kemalasan cenderung membuat hal itu menjadi buruk. Nyeri lokal kemungkinan tetap dan menyakitkan atau, suatu waktu, bisa jadi sebentar dan tajam. Punggung bagian bawah bisa terluka ketika disentuh. Kejang otot bisa terjadi karena tubuh bergerak pada cara yang tidak biasanya seperti menghindari gerakan yang memicu nyeri. Biasanya, nyeri lokal sembuh secara bertahap lebih dari harian atau mingguan. 2. Nyeri disebabkan tekanan pada pusat syaraf punggung Kemungkinan disebabkan beberapa gangguan seperti herniated disk, osteoarthritis, osteoporosis, spinal stenosis, atau penyakit paget. Nyeri tersebut seringkali terjadi dalam hitungan menit atau jam pada saat mengangkat benda yang berat, tetapi bisa terjadi secara spontan. Jenis nyeri ini cenderung menjadi sakit tumpul dengan tajam, nyeri intens yang menyebar kadangkala berlapis. Nyeri tersebut bisa menyebar ke bagian tubuh yang berbeda, tergantung pada pusat syaraf mana yang terkena. Umumnya, nyeri tersebut menyebar dari punggung bagian bawah menuju bokong dan turun ke kaki pada bagian yang terkena, menyebabkan sciatica. Batuk, bersin, bersusah payah, atau menekuk berlebihan ketika menjaga kaki lurus bisa

menimbulkan ketajaman tersebut, menyebarkan nyeri. Jika herniated disk adalah penyebab tersebut, nyeri tersebut memburuk dengan berjalan jauh. Jika stenosis punggung adalah penyebab, nyeri tersebut biasanya meningkan dengan meluruskan punggung (misal, ketika berjalan) dan diringankan dengan menekuk punggung ke depan (misal, ketika bersandar kedepan). Jika sebuah patahan yang menekan adalah penyebabnya, nyeri tersebut biasanya terjadi tiba-tiba, tetap pada derak tertentu pada punggung, dan memburuk ketika seseorang berdiri atau berjalan. Daerah dekat patahankemungkinanlembut. Biasanya, nyeri dan kelembutan hilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau bulan. Jika tekanan pada pusat syaraf adalah besar, nyeri kemungkinan disertai kelemahan otot pada kaki, rasa seperti ditusuk jarum. Atau bahkan kehilangan rasa pada kendali kantung kemih atau isi perut. 3.Nyeri yang dikenal Yang berasal pada organ lain cenderung dalam, menyakitkan, tetap, dan menyebar luas secara relatif (diffuse). Biasanya, tidak mempengaruhi gerakan, dan memburuk pada malam hari. Misal, infeksi ginjal bisa menyebabkan nyeri punggung bagian bawah yang dirasakan menuju sisinya cukup dibandingkan pusat punggung. http://medicastore.com/penyakit/3228/Nyeri_Punggung_Bawah.html 2.2 Sikap Duduk Nyeri punggung bawah adalah masalah yang banyak dikeluhkan dalam kehidupan seharihari, setelah masalah nyeri kepala. Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri punggung bawah antara lain pengapuran, osteoporosis, fraktur (patah atau retak tulang), infeksi pada tulang belakang. Penyebab nyeri punggung bawah yang lain termasuk juga

gangguan pada sekitar tulang di antaranya otot-otot, ligamen pembuluh darah, dan saraf sekitarnya. Nyeri punggung bawah juga bisa merupakan manifestasi dari penyebaran sel-sel tumor ke arah atau daerah tersebut. Namun duduk dengan posisi yang salah adalah salah satu faktor penyebab nyeri punggung bawah terbanyak. Bambang Sudarsono, Kepala Instalasi Fisioterapi RSUI Kustati Surakarta menjelaskan duduk lama dengan posisi yang salah dapat menyebabkan otot-otot pinggang menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya. Dan bila ini berlanjut terus akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus (saraf tulang belakang terjepit). Bila dianalogikan, misalnya tekanan pada bantalan saraf pada orang yang berdiri dianggap 100 persen, maka orang yang duduk tegak dapat menyebabkan tekanan pada bantalan saraf tersebut sebesar 140 persen. Tekanan ini menjadi lebih besar lagi hingga 190 persen bila duduk dengan badan membungkuk ke depan. Namun, duduk dengan posisi tegak lebih cepat letih karena otot-otot punggung lebih tegang. Sementara orang yang duduk membungkuk kerja otot lebih ringan, namun tekanan pada bantalan saraf lebih besar. Halhal yang harus dihindari selama duduk supaya tidak terjadi nyeri punggung bawah antara lain jangan duduk pada kursi yang terlalu tinggi, duduk dengan membengkokkan pinggang, atau duduk tanpa sandaran di pinggang bawah, paparnya. Bambang juga memberikan tips, sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada di belakang, serta bokong menyentuh belakang kursi (tidak terlalu maju). Posisi duduk seperti inilah yang terbaik. Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi atau meja serta jaga bahu tetap rileks, katanya. Ditambahkannya, penanganan nyeri punggung bawah sangat tergantung dari penyebab nyeri itu. Setiap kasus harus ditangani secara individual untuk mengetahui latar belakang dari keluhannya sehingga dapat dikelola dengan tepat. Prinsip utama penanganan nyeri pinggang adalah mengatasi nyerinya terlebih dahulu, setelah itu baru dicari penyebabnya. Penanganan

fisioterapi pada kasus nyeri punggung antara lain SWD (Short Wave Diathermy), MWD (Microwave Diathermy), infra red, ultra sound, traksi, dan terapi manipulasi, namun sangat tergantung juga dengan kondisi pasien. Untuk mencegah terjadinya nyeri punggung bawah, hal yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat otot perut dan otot panggul. Caranya dapat dengan melakukan olahraga rutin seperti sit up ataupun push up.

http://www.harianjoglosemar.com/berita/ketahui-posisi-duduk-yang-benar-27575.html 2.3 Faktor yang mempengaruhi Beban Kerja Menurut Rodahl(1989), Adiputra(1998) dna Manuaba(2000) bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor Internal maupun Eksternal. 1. Beban Kerja oleh Karena Faktor Eksternal. Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas(task) itu sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga aspek ini sering diebut sebagai stressor.
1) Tugas-tugas(tasks) yang dilakukan baik bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang

tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja, cara angkat-angkut, beban yang diangkat-angkut, alat bantu kerja, sarana imformasi termasuk displai dan control, alur kerja dll. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan atau tingkat kesulitan pekerjaan yang mempengaruhi tingkat emosi pekerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan dll.
2) Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti, lamanya waktu kerja,

waktu istirahat, kerja begilir, kerja malam, sistem pengupahan, sistem kerja, musik kerja, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang dll.

3) Lingkungan kerja yang dapat memberikan beban tambahan kepada pekerja adalah: Lingkungan kerja fisik seperti: mikroklimat (suhu udara ambien, kelembaban udara, kecepatan rambat udara, suhu radiasi), intensitas penerangan, intensitas kebisingan, vibrasi mekanis, dan tekanan udara.

Lingkungan kerja kimiawi seperti: debu, gas-gas pencemar udara, uap logam, fume dalam udara dll.

Lingkungan kerja biologis seperti: bakteri, virus dan parasit, jamur, serangga, dll.

Lingkungan kerja psikologis seperti: pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan atasan, pekerja dengan keluarga dan pekerja dengan lingkungan sosial yang berdampak kepada performansi kerja ditempat kerja.

2. Beban Kerja oleh Faktor Internal Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh pekerja itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tubuh tersebut dikenal sebagai strain. Berat ringan nya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun secara subjektif. Penilain objektif yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis. Sedangkan penilaian subjektif dapat dilakukan secara subjektif berkait erat dengan harapan, keinginan, kepuasan dan penilaian subjektif lainnya. Secara lebih ringkas faktor internal meliputi: 1) Faktor somatis ( jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi); serta

2) Faktor psikis ( motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan dll).

Anda mungkin juga menyukai