Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Pestisida dan Alat Aplikasi

Uji Efek Kontak

Oleh : Cahyo Citro Handoko C01108042

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2012


BAB I

1.1 PENDAHULUAN
Landasan Teori
Racun kontak adalah insektisida yang masuk kedalam tubuh serangga lewat kulit (bersinggungan langsung). Serangga hama akan mati bila bersinggungan dengan insektisida tersebut. Kebanyakan racun kontak juga berperan sebagai racun perut. Beberapa insektisida yang kuat sifat racun kontaknya antara lain diklorfor dan pirimifor metal. Bahan aktif masuk kedalam tubuh serangga dapat melalui saluran pencernaan bersama makanan atau meresap melalui kulit tubuh (kutikula). Peracunan yang terjadikemungkinan perpaduan antara pengaruh racun kontak dan racun perut. Untuk mengetahui pengaruh racun kontaknya saja, pengujian dapat dilakukan dengan metode penetesan local, metode lapisan residu tipis, metode celup atau metode semprot langsung pada serangga uji. Insektisida kontak setelah diaplikasikan (misalnya disemprotkan) pada tanaman sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman, tetapi hanya menempel dibagian luar tanaman. Selain pada insektisida, cara kerja seperti ini dimiliki oleh fungisida herbisida. Herbisida racun kontak hanya mematikan sebagian gulma yang terkena semprot, sehingga penyemprotannya harus merata dan hanya cocok digunakan untuk gulma berdaun lebar. Pada pengujian efek kontak dapat diketahui apakah suatu jenis pestisida nabati bersifat racun kontak. Pengujian efek kontak dapat dilaksanakan dengan beberapa metode, namun metode sederhasna yang dapat dikerjakan oleh petani adalah metode pencelupan serangga dan penyemprotan. Serangga yang mempunyai bagian mulut untuk menggigit dan mengambil makanannya dari bawah permukaan daun atau bagian tanaman lainnya dan tidak terkena racun yang disemprotkan atau ditebarkan pada permukaannya, harus dihadapi dengan racun atau ditebarkan pada permukaannya, harus dihadapi dengan racun kontak. Insektisida jenis racun kontak membunuh sasaran dengan masuk kedalam tubuh melalui kulit, menembus saluran darah atau dengan melalui saluran pernapasan.

1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh efek kontak ekstrak etanol biji keben.

BAB II

2.1 ALAT DAN BAHAN


Alat : Tabung fial, pipet volume, cawan Petridis, sonde mikro, pelubang gabus, tisu, kertas lebel, pinset. Bahan : Larutan ekstrak biji keben, etanol, larva C. pavonana, daun brokoli

2.2 CARA KERJA


Pipet 2,5 ml larutan ekstrak dengan konsentrasi 0,25 %, 0,1 %, dan etanol, disebarkan secara merata pada permukaan dalam tabung, setelah pelarut menguap, masukkkan 15-20 ekor larva instar 1 kedalam tabung tersebut, tutup tabung tadi dan letakkan terbalik dan simpan di tempat yang ada penyinaran, untuk control dilakukan aseton saja, setelah 1,5 jam, pindahkan larva kedalam petri dan diberi daun brokoli bebas perlakuan.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 HASIL


Perlakuan Konsentrasi r H Kontrol 0% 1 2 3 Biji Keben 0,25% 1 2 3 Biji Keben 0,1% 1 2 3 0 5 4 0 5 6 0 4 0 Larva M 20 15 16 20 15 14 20 16 20

Mortalitas Kontrol (0%) : 51/60 x 100% = 85% Biji Keben (0,25%) = 49/60 x 100% = 81,66 %

Biji Keben (0,1 %) = 46/60 x 100% = 76,66 %

3.2 PEMBAHASAN
Racun kontak adalah insektisida yang masuk kedalam tubuh serangga lewat kulit (bersinggungan langsung). Serangga hama akan mati bila bersinggungan dengan insektisida tersebut. Pada percobaan ini yang menggunakan insektisida nabati untuk menguji efek kontak pada larva C. Pavonana dilakukan menggunakan bahan tanaman (biji keben) dengan perlakuan yang dilakukan yaitu control (0%), biji keben 0,25% dan 0,1% berdasarkan data pengamatan yang diperoleh yaitu tingksat kematian pada larva diketahui yang terbesar adalah perlakuan control (85%) diikuti biji keben 0,25% (81,66%) dan 0,1% (76,66%). Hal ini menunjukkan kematian atau pengaruh efek kontak kurang memberikan respon ketika konsentrasi insektisida semakin tinggi. Keadaan ini berbeda nyata dengan pendapat yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi mortalitas larva yang terkena. Banyak hal yang dapat dicari tau atau yang harus diketahui, mengapa hal ini dapat terjadi sehingga pada praktikum ini dapat diketahui bahwa data atau praktikum yang telah dilakukan banyak memiliki kekeliruan, apakah dikarenakan ketahanan larva C. pavonana terhadap efek kontak dengan insektisida yang memiliki konsentrasi tinggi atau kesalahan mengenai perlakuan atau pekerjaan yang telah dilakukan pada praktikum ini.

BAB III PENUTUP 4.1 KESIMPULAN


Dari praktikum yang telah dilakukan yaitu uji efek kontak yang menggunakan ekstrak bahan tanaman (biji keben) pada larva C.Pavonana dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh efek kontak ekstrak etanol biji keben dapat ditarik kesimpulan bahwa praktikum yang dilakukan adalah gagal, hal ini dapat dilihat dari data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasinya. PT. Penebar Swadaya. Jakarta Oke, I. N. 1982. Dampak Lingkunga Penggunaan Pestisida. J. Pen. Peng. Perta 1 (2). 49-56 Soehardjan. 1993. Konsepsi dan Strategi Penelitian dan Pengembangan Pestisida Nabati dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Botanis. Balitro 1-2. Desember 1993

Anda mungkin juga menyukai