Anda di halaman 1dari 12

2025, Indonesia Harus Bebas Kawasan Kumuh

Nur Januarita Benu - Okezone


Senin, 27 Februari 2012 17:17 wib

JAKARTA - Menyikapi permasalahan meluasnya permukiman kumuh di Indonesia yang telah mencapai 57.800 hektare (ha), pemerintah melalui Kemenpera berupaya mencegahnya dengan membuat program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK). Menurut Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz, rumah tinggal yang layak merupakan hak dasar bagi masyarakat Indonesia. Hal ini tercantum dalam Istanbul Declaration on Settlements : Agenda Habitat, dalam paragraph 39 yang menyebutkan, pemerintah bertanggungjawab dalam membantu masyarakat untuk dapat bertempat tinggal serta melindungi dan meningkatkan kualitas permukiman dan lingkungannya. Belum lagi undang-undang No. 17 Tahun 2007 itu, pemerintah punya target, di tahun 2025 tidak ada lagi kawasan kumuh, kata Djan dalam keterangan resmi yang diterima okezone, di Jakarta, Senin (27/2/2012). Namun demikian, Djan menegaskan, sebelum program ini berjalan, perlu dipahami dulu karakteristik dari PLP2K-BK. Menurutnya, karakteristik tersebut melingkupi empat hal. Pertama, pendekatan Tridaya (manusia, lingkungan dan ekonomi). Kedua, menata kawasan permukiman yang terintegrasi dengan tata ruang. Ketiga, mendorong pengembangan ekonomi masyarakat melalui integrasi dengan sistem kegiatan kota. Keempat, melengkapi kebutuhan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) agar terpenuhi lingkungan permukiman yang layak. Kelima, mengintegrasikan pendekatan sektor lainnya. Ironisnya, dari tahun 2010 2014, pemerintah hanya menata dan menangani lingkungan dan permukiman kumuh sebanyak 655 hektare (ha). Padahal, UU nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana jangka panjang nasional, sudah mengisyaratkan bahwa di tahun 2025, semua kawasan perkotaan di Tanah Air sudah terbebas dari lingkungan kumuh. (rhs) http://property.okezone.com/read/2012/02/27/471/583410/2025-indonesia-harus-bebaskawasan-kumuh

Berantas Permukiman Kumuh, Kemenpera Anggarkan Rp220 M


Nur Januarita Benu - Okezone

JAKARTA - Sebagai upaya mengatasi berbagai kendala yang dapat muncul dalam memberantas permukiman kumuh di Indonesia, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) akan mengambil beberapa langkah konkret. Pertama, merumuskan program pencegahan kumuh sesuai UU No 1/2011. Kedua, memperluas target Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) pada midterm review RPJMN. Ketiga, meningkatkan kapasitas pemerintah daerah (pemda) dan keterlibatan pemangku kepentingan lainnya untuk penanganan kumuh melalui sosialisasi dan bantuan program. Keempat, menyusun konsep kebijakan dan program peremajaan kawasan kumuh untuk diusulkan dalam RPJMN. Djan menegaskan, sinerjitas program pemerintah perlu ditingkatkan sehingga program berkelanjutan dan tepat sasaran. Perlu dilaksanakan MoU antara Menpera dan gubernur dan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama antara deputi dengan para walikota dan bupati, kata Djan dalam keterangan resmi, Senin (27/2/2012). Di tahun 2012 ini, Djan mengungkapkan, terdapat 44 lokasi kawasan kumuh yang menjadi target pemerintah untuk ditanggulangi. Tahun 2010 terdapat 21 lokasi. 2011, ada 25 lokasi. Tiap tahun anggarannya bertambah. Tahun 2010 anggarannya Rp75 miliar. Tahun 2011 Rp160 miliar dan tahun 2012 ini mencapai Rp220 miliar," papar Djan. (rhs) http://property.okezone.com/read/2012/02/27/471/583432/berantas-permukimankumuh-kemenpera-anggarkan-rp220-m

Kendala Terwujudnya Hunian Layak Bagi Rakyat


Nur Januarita Benu - Okezone
Senin, 27 Februari 2012 18:32 wib

JAKARTA - Memberantas permukiman kumuh di berbagai daerah memang bukan perkara mudah, tapi pemerintah optimistis dapat mengatasi masalah utama kependudukan di Indonesia ini secara perlahan-lahan. Sebenarnya, apa sajakah masalah yang dihadapi pemerintah dalam hal ini Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dalam memberikan hunian yang layak serta mengatasi permukiman kumuh di Tanah Air? Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz dalan keterangan resminya, Senin (27/2/2012), menyebutkan salah satu persoalan yang dihadapi pemerintah, yakni menyangkut persoalan Dana Alokasi Khusus (DAK), yakni dana APBN yang ditempatkan di daerah, Pemda, Pemprov, yang bisa dimanfaatkan sebagai dana stimulan untuk dana perumahan yang pemanfaatnnya berkoordinasi dengan Kemenpera, ternyata tidak mencukupi. Target fisik DAK ini sebesar 320 ribu unit dan telah ditetapkan dalam Renstra Kemenpera 2010-2014, ternyata tidak didukung APBN yang cukup. Alokasi hanya sekitar 30 ribu unit per tahun dari target 80 ribu unit per tahun. Target DAK 320 ribu unit harus direvisi sesuai alokasi program, terang Djan. Menurutnya, selain itu, munculnya program baru di luar Rencana Strategis (Renstra) Kementerian, juga menjadi kendala tersendiri. Di antaranya, munculnya pengembangan 24 kota baru untuk mendukung Mendorong Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi di Indonesia (MP3EI), plot proyek penanganan demonstartion plot (demplot) di lima lokasi, kemudian munculnya direktif untuk penanganan rumah NTT.

Karena itu, Renstra Kemenpera perlu direvisi agar tersedia alokasi untuk melaksanakan program tersebut, tambahnya. Selain itu, siklus pembangunan PSU melalui APBN juga tidak sesuai dengan jadwal pembangunan oleh pengembang. Perlu mempercepat penyusunan program pembangunan PSU dan pelaksanaannya. Para pengembang juga perlu menyesuaikan jadwal pembangunan perumahan mengikuti siklus APBN. Kendala lain adalah lahan di perkotaan semakin langka dan mahal. "Perlu penyusunan kebijakan pencadangan lahan bagi pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Salah satu yang dilakukan adalah menyesuaikan program prasarana, sarana dan utilitas (PSU) untuk dapat mendukung pengembangan land banking, papar Djan. (rhs)

http://property.okezone.com/read/2012/02/27/471/583446/kendala-terwujudnya-hunianlayak-bagi-rakyat

Tugas Pengembang Ringan, Hanya Melaporkan....


M.Latief | Latief | Senin, 27 Februari 2012 | 15:37 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Tindak pidana pencucian uang di Indonesia harus diperketat agar negara tidak semakin mengalami kebangkrutan. Semakin banyak jumlah uang dipegang koruptor yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat.

Mestinya ini dipandang sebagai sebuah kesadaran, tanggap terhadap kewajiban, dan dilindungi secara pidana dan perdata. -- Salahuddin Akbar

"Indonesia itu negara kaya, tetapi kalau (pencucian uang oleh koruptor) dibiarkan, maka 10 tahun lagi negara akan mengalami kebangkrutan," kata Pengawas Aturan Senior Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Salahuddin Akbar dalam seminar tentang "Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Konsekuensinya pada Profesi Broker dan Pengembang Properti" di Jakarta, Senin (27/2/2012). Salahuddin mengatakan, untuk itu diperlukan pendekatan pengawasan lebih ketat terkait metode antipencucian uang, yaitu dengan prinsip follow the money atau ikuti aliran uang. Hal tersebut, masih menurut dia, karena dalam kasus paling sukar sekalipun akan mudah ditemukan bila diketahui pihak yang membiayai aliran dana dalam kasus pencucian uang tersebut. Terkait tugas pengembang properti yang harus melaporkan transaksi properti di atas Rp 500 juta, ia mengemukakan, tugas pengembang sebenarnya ringan karena hanya melaporkan. Setelah itu, kata Salahuddin, biar PPATK yang bekerja dengan mencari asal dari transaksi tersebut bersumber sah atau tidak. Ia memaparkan, bukan hanya pengembang akan menjadi pihak yang melaporkan, tetapi juga berbagai pihak lainnya seperti pedagang kendaraan bermotor, pedagang permata dan perhiasan/logam mulia, serta pedagang barang seni dan antik. Diberitakan sebelumnya, perusahaan dan agen properti atau broker yang melaporkan setiap transaksi properti setidaknya atau setara Rp 500 juta akan terlindungi secara pidana dan perdata. Bagi yang menyembunyikan atau menyamarkan akan dikenai hukuman penjara paling lama 20 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar. "Kewajiban lapor ini dikenakan pada semua, baik broker yang memiliki izin maupun yang tidak. Mestinya ini dipandang sebagai sebuah kesadaran, tanggap terhadap kewajiban, dan dilindungi secara pidana dan perdata," kata Salahuddin Akbar, Pengawas Aturan Senior Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada seminar UU No 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang di Jakarta, Senin (27/2/2012). http://properti.kompas.com/read/2012/02/27/15374228/Tugas.Pengembang.Ringan.Han ya.Melaporkan.

TRANSAKSI PROPERTI

Lapor PPATK, "Broker" dan Pengembang Dilindungi


Natalia Ririh | Latief | Senin, 27 Februari 2012 | 15:15 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan dan agen properti atau broker yang melaporkan setiap transaksi properti setidaknya atau setara Rp 500 juta akan terlindungi secara pidana dan perdata. Bagi yang menyembunyikan atau menyamarkan akan dikenai hukuman penjara paling lama 20 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar. "Kewajiban lapor ini dikenakan pada semua, baik broker yang memiliki izin maupun yang tidak. Mestinya ini dipandang sebagai sebuah kesadaran, tanggap terhadap kewajiban, dan dilindungi secara pidana dan perdata," kata Salahuddin Akbar, Pengawas Aturan Senior Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada seminar UU No 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang di Jakarta, Senin (27/2/2012). Salahuddin menyampaikan, pengusaha dan agen properti diminta melaporkan transaksi nasabah mulai Rp 500 juta. "Jadi, kami meminta, kalau ada nasabah bertransaksi sebesar itu laporkan kepada PPATK. Pengembang dan broker tidak perlu kebingungan mencari tahu asalnya, nanti PPATK yang akan mengusutnya," jelasnya. Menanggapi beragam keberatan para broker yang tergabung dalam Arebi (Asosiasi Real Estat Broker Indonesia), Salahuddin mengatakan, tindakan pencucian uang biasanya tidak ditaruh seluruhnya di satu sektor, seperti properti saja. "Pelaku pencucian uang itu pintar, tidak hanya di properti saja, tapi juga di sektor lain, seperti main saham, emas, kendaraan dan lain-lainnya," ujarnya. Namun, bila pelaku kemudian menanamkannya pada sektor properti, Salahuddin mencontohkan pembelian rumah, kemudian terlacak, maka pengembang atau broker properti bisa ikut tersangkut kasus. "Dia tahu ada transaksi itu terjadi, tapi enggak lapor, maka bisa terkena sanksi ikut tindak pencucian uang," jelasnya. Dia mengakui, aturan wajib lapor transaksi ini memang masih baru di sektor properti. Namun, hal ini telah diterapkan sebelumnya di sektor perbankan, asuransi, dan perusahaan efek. http://properti.kompas.com/read/2012/02/27/15154596/Lapor.PPATK.Broker.dan.Peng embang.Dilindungi

NASIONAL - HUMANIORA Senin, 27 Februari 2012 , 14:29:00

Menpera Rotasi Pimpinan BLU PPP


JAKARTA--Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz melakukan rotasi di lingkup Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLU PPP). Dari sekian kandidat, akhirnya terpilih Dyah Tjahjani Saraswati sebagai pimpinan baru menggantikan Margustienny Oemar Ali. "Pergantian pimpinan di lingkungan BLU PPP Kemenpera ini diharapkan lebih meningkatkan kinerja Kemenpera khususnya dalam program penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)," kata Djan Faridz dalam sambutannya saat melantik pejabat eselon II dan III di Kantor Kemenpera, Senin (27/2). Ditambahkannya, mutasi pegawai serta pimpinan merupakan hal biasa untuk meningkatkan kinerja kementerian. Di samping menjawab tantangan tugas serta merealisasikan program kegiatan yang telah ditetapkan. Politisi PPP ini juga meminta para pegawai Kemenpera memperhatikan beberapa hal. Di antaranya, sistem regulasi harus dapat menyusun peraturanperaturan sebagai turunan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. "Kita harus terus berusaha untuk lebih menekan biaya pembangunan perumahan termasuk didalamnya masalah perizinan, instalasi listrik, penyediaan PSU serta mengupayakan suku bunga KPR yang rendah dan terjangkau masyarakat," tuturnya. Sementara Dyah Tjahjani Saraswati mengatakan, tantangan yang dihadapi BLU PPP untuk mendukung program perumahan rakyat di Indonesia sangatlah besar. Apalagi harapan masyarakat untuk memiliki rumah impiannya juga sangat tinggi mengingat suku bunga FLPP kini telah turun dari 8,15 persen menjadi 7,25 persen. Untuk itu, langkah pertama yang akan dilakukannya adalah mempelajari dan mengevaluasi program kerja yang telah dan akan dilaksanakan BLU PPP selama ini. Saya akan berusaha mempelajari dan mengevaluasi program-program BLU PPP selama ini. Tentunya saya akan tetap berkoordinasi dengan bapak Menpera dan pimpinan Kemenpera lainnya, tandasnya. (Esy/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2012/02/27/118754/Menpera-Rotasi-Pimpinan-BLU-PPP-

Pimpinan BLU Pembiayaan Perumahan Diganti


Latief | Senin, 27 Februari 2012 | 15:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz melantik Dyah Tjahyani Saraswati menjadi Pemimpin Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLU PPP) menggantikan Margustienny Oemar Ali. Djan berharap, pergantian ini bisa meningkatkan program penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Djan mengatakan menjadi pemimpin BLU PPP bukanlah tugas yang mudah. Dia mengatakan perlu kerja keras dan pengabdian semua pihak untuk bekerja lebih profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat. Dyah Tjahjani Saraswati mengakui penempatannya merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi. "Saya berharap dapat bekerja lebih baik lagi serta menyelesaikan tugas-tugas dari pimpinan dengan baik," ujarnya, Senin (27/2/2012). Menurut Dyah, tantangan yang dihadapi BLU PPP untuk mendukung program perumahan rakyat di Indonesia sangatlah besar. Apalagi, lanjutnya, harapan masyarakat untuk memiliki rumah impiannya juga sangat tinggi mengingat suku bunga FLPP kini telah turun dari 8,15% menjadi 7,25%. Langkah pertama yang akan dilakukannya adalah mempelajari dan mengevaluasi program kerja yang telah dan akan dilaksanakan oleh BLU PPP selama ini. "Saya akan berusaha mempelajari dan mengevaluasi program-program BLU PPP selama ini," tandasnya. Dyah sebelumnya menjabat sebagai Asisten Deputi Kemitraan dan Keswadayaan Perumahan Deputi Bidang Perumahan Swadaya. (Rika Panda)
http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/02/27/1557229/Pimpinan.BLU.Pembiayaan.Peru mahan.Diganti

Diharapkan Program Penyaluran Dana FLPP Bertambah Baik

Dyah Tjahjani Saraswati Jabat Pemimpin BLU PPP Kemenpera


Senin, 27 Februari 2012 19:37 WIB

LENSAINDONESIA.COM: Dyah Tjahyani Saraswati dilantik oleh Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menjadi Pemimpin Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLU PPP) Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) menggantikan Margustienny Oemar Ali. Adanya pergantian pimpinan di lingkungan BLU PPP Kemenpera ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerja Kemenpera khususnya dalam program penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Menpera Djan Faridz mengungkapkan, mutasi pegawai serta pimpinan di lingkungan Kemenpera merupakan sebuah hal yang biasa guna meningkatkan kinerja kementerian. Selain itu juga menjawab tantangan tugas serta merealisasikan program kegiatan yang telah ditetapkan. Hal ini bukanlah tugas yang mudah. Oleh karena itu memerlukan kerja keras dan pengabdian kita semua untuk bekerja lebih profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat, ujar Menpera Djan Faridz saat memberikan sambutan pada acara Pelantikan Pejabat Eselon II dan III di lingkungan Kemenpera di Kantor Kemenpera, Jakarta, Senin (27/2). Beberapa kegiatan yang perlu mendapat perhatian khusus dari para pegawai Kemenpera diantaranya, pertama dalam bidang regulasi harus dapat menyusun peraturan-peraturan sebagai turunan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Kedua, dalam bidang operasional dan layanan masyarakat kita harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Ketiga, kita juga akan terus berusaha untuk lebih menekan biaya pembangunan perumahan termasuk didalamnya masalah perijinan, instalasi listrik, penyediaan PSU serta mengupayakan suku bunga KPR yang rendah dan terjangkau oleh masyarakat.

Supaya sasaran pembangunan perumahan dan permukinan dapat tercapai dengan baik saya berharap para pejabat di Kemenpera dapat terus meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah yang profesional, kompeten, akuntabel, disiplin, berdedikasi tinggi dan bebas dari praktek KKN dan saling bekerjasama sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terangnya. Dyah Tjahjani Saraswati menambahkan, sebelumnya dirinya sempat menjabat sebagai Asisten Deputi Kemitraan dan Keswadayaan Perumahan Deputi Bidang Perumahan Swadaya. Namun demikian, dirinya melihat penempatannya di jabatan yang baru merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi. Saya berharap dapat bekerja lebih baik lagi serta menyelesaikan tugas-tugas dari pimpinan dengan baik, ujarnya. Menurut wanita yang biasa disapa Ibu Saras itu, tantangan yang dihadapi BLU PPP untuk mendukung program perumahan rakyat di Indonesia sangatlah besar. Apalagi harapan masyarakat untuk memiliki rumah impiannya juga sangat tinggi mengingat suku bunga FLPP kini telah turun dari 8,15 persen menjadi 7,25 persen. Untuk itu, langkah pertama yang akan dilakukannya adalah mempelajari dan mengevaluasi program kerja yang telah dan akan dilaksanakan oleh BLU PPP selama ini. Saya akan berusaha mempelajari dan mengevaluasi program-program BLU PPP selama ini. Tentunya saya akan tetap berkoordinasi dengan Bapak Menpera dan pimpinan Kemenpera lainnya, tandasnya. Sementara itu, Margoestienny OA berharap penggantinya tersebut dapat melanjutkan program-program yang selama ini telah terlaksana dengan baik di lingkungan BLU PPP. Dirinya juga mengaku optimis program FLPP Kemenpera ke depan akan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk membeli rumah dengan suku bunga yang rendah serta angsuran murah selama masa tenor KPR. Selama ini, imbuh Margoestienny, dirinya belum melihat adanya kendala-kendala di lapangan yang dapat menghambat penyaluran FLPP kepada masyarakat luas. Saya rasa dengan turunnya bunga FLPP menjadi 7,25 persen serta pemangkasan biaya di sana sini seharusnya bisa menjadikan FLPP lebih meningkat lagi. Semoga pengganti saya bisa melanjutkan program kerja BLU PPP, harapnya. Pejabat Eselon II yang dilantik adalah:
y

Ir. Dyah Tjahjani Saraswati, M.Si, sebagai Kepala Pusat Pembiayaan Perumahan, Kementerian Perumahan Rakyat menggantikan Margoestienny Oemar Ali. Ir. Bambang Murwono Hariadi, CES sebagai Asisten Deputi Kemitraan dan Keswadayaan Perumahanm Deputi Bidang Perumahan Swadaya, menggantikan Dyah Tjahjani Saraswati, M.Si. Ir. Sri Nurhayati, MM, sebagai Asisten Deputi Sumber Daya Swadaya, Deputi Bidang Perumahan Swadaya, menggantikan Ir. Bambang Murwono Hariadi, CES.

Pejabat Eselon III yang dilantik:


y

Bisma Staniarto, ST., M. Eng, sebagai Kepala Bidang Kemitraan Usaha Perumahan Swadaya, Asisten Deputi Kemitraan dan Keswadayaan Perumahan, Deputi Bidang Perumahan Swadaya.ari

Editor: Noviyanto
http://www.lensaindonesia.com/2012/02/27/dyah-tjahjani-saraswati-jabat-pemimpin-blu-pppkemenpera.html

Anda mungkin juga menyukai