Anda di halaman 1dari 8

A.

Aldehid dan Keton Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukkan gejala reaksi yang sama. Sesuai kesamaan gejala rekasi tersebut, maka dapa dikelompokkan pada pengelompokan senyawa (Fessenden, 1986). Aldehid adalah persenyawaan dimana gugus fungsi karboksil diikiat oleh gugus alkil. Aldehid merupakan senyawa yang tersusun dri unsur unsur karbon, hydrogen danoksigen yang bias didapatkan dari oksidasi alcohol primer, klorida, asam glikol/alkena, hidroformilass (Hart, 2003). Sifat fisika aldehid berbau merangsang, titik didih lebih rendah daripada alcohol padanannya, larut dalam air, sama seperti alcohol (Fessenden, 1986) Sifat kimia aldehid bersifat polar, oleh karena itu aldehid melakukan tarik menarik dipole dipole antar molekul (Fessenden, 1986). Keton mempunyai gugus yang sama dengan aldehid yaitu gugus karbonil, tetapi keton mempunyai 2 gugus alkil yang terikat pada gugus karbonilnya. Identifikasi keton, khususnya aseton dapat menggunakan uji Rothera (Fessenden, 1986). Aldehida dan Keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil. Aldehida mempunyai sedikitnya satu hydrogen yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan keton tidak mempunyai hydrogen yang terikat pada karbon karbonil, hanya karbon yang mengandung gugus R (R adalah alkil atau aromatik).
O R O H R

Aldehida

Keton (Fessenden,2006)

Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan struktur yang mempengaruhinya : a. Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton mengalami kesukaran dalam beroksidasi.

b. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suatu reagen yang sama. Hal ini disebabkan karena atom karbonil dari aldehid kurang dilindungi dibandingkan dengan keton, begitu pula aldehid lebih mudah dioksidasi dari keton. c. Aldehid jika teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom yang sama tetapi untuk keton tidak, dikarenakan pada keton sering mengalami pemutusan ikatan yang menghasilkan 2 ikatan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon dari keton mula mula (akibat putusnya ikatan karbon), ketpon siklik menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon yang sama banyak. Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton melalui oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawatersebut (Fessenden,1997). Gugus fungsi yang dimiliki aldehid dan keton adalah karbonil. Yang membedakan antara aldehid dan keton adalah letak gugus karbonilnya. Pada aldehid gugus karbonil terletak di ujung, sedangkan pada keton gugus karbonil ujung. Posisi gugus karbonil ini menyebabkan kereaktifan aldehid lebih tinggi dibandingkan keton. Gugus aldehid akan dengan mudah dioksidasi menjadi gugus karboksilat dengan oksidator seperto KMnO4, pereaksi Tolens atau Fehling (Fessenden, 1997).

B. Kondensasi Aldol

Kondensasi aldol adalah adisi nukleofilik dari ion enolat terhadap gugus karbonil dengan produk reaksi -hidroksi keton atau -hidroksi aldehida, dimana senyawa enolat dan gugus karbonil yang diserang adalah dua senyawa yang sama. Syarat aldehida untuk dapat berkondensasi aldol adalah harus memiliki H terhadap gugus karbonil sehingga aldehida dapat membentuk ion enolat dalam basa. Suatu senyawa karbonil -hidroksi seperti sebuah aldol mudah mengalami dehidrasi, karena ikatan rangkap dalam produk berkonjugasi dengan gugus karbonilnya. Bila dehidrasi menghasilkan suatu ikatan rangkap yang berkonjugasi dengan suatu cincin aromatik maka dehidrasi berlangsung spontan (Bruice, 2007). Suatu reaksi kondensasi ialah reaksi di mana dua molekul atau lebih bergabung menjadi suatu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil

(seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi di mana tidak dilepaskan suatu molekul kecil (Fessenden, 1999).

Aldehida awal dalam kondensasi aldol harus mengandung satu hidrogen yang berposisi terhadap gugus karbonil sehingga aldehida ini dapat membentuk ion enolat dalam

basa. Produk aldol itu masih memiliki suatu gugus karbonil dengan hidrogen . Produk ini dapat bereaksi lebih lanjut membentuk dimer,trimer, bahkan polimer. Keton juga menjalani kondensasi aldol juga, tetapi kesetimbangan tidak membantu terbentuknya produk kondensasi-keton. (Fessenden, 1999). C. Reaksi Cannizzaro R e a k s i C a n n i z a r o a d a l a h r e a k s i d i s p o r s i s i d e n g a n d u a mo l e k u l a lde h id dan dengan katalis basa, menghasilkan suatu alkohol dan asam. Bila

aldehid mempunyai hydrogen alfa, eradi kondensasi aldol sehingga aldehid aromatic atau alifatik tanpa hydrogen alfa amat penting dalam reaksi ini. Suatu aldehid tanpa hydrogen bila dipanasi dengan larutan hidroksida pekat, maka akan terjadi reaksi disproporsionasi dimana separuh aldehida teroksidasi menjadi asam karboksilat dan separuh akan tereduksi menjadi suatu alcohol. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi Cannizaro. Gaya dorong untuk reaksi Cannizaro adalah pembentukkan ion karboksilat yang terstabilkan resonansi. Reaksi Cannizaro ini diawali dengan penyerangan oleh ion hidroksida pada karbon karbonil, yang disusul dengan suatu terima hidrida (Fessenden and Fessenden, 1994).

Serangan oleh OH- :


O OH
C H H OH O

HC

Serah terima hidrida :

H H H

O H H

HC
OH

C
O

H3 C

C
O

H3C

OH

Reaksi Cannizaro suatu metanal (Fessenden and Fessenden, 1994)

D. Kondensasi Aldol Silang Kondensasi antara aldehida atau keton dengan karbonil dari aldehida atau keton yang lain disebut konensasi aldol silang (cross aldol condensation). Reaksi ini dapat terjadi karena suatu aldehida tanpa hidrogen tidak dapat membentuk ion enolat sehingga tidak dapat berdimerisasi dalam suatu kondensasi aldol. Tapi jika aldehida ini dicampur dengan aldehida atau keton lain yang memiliki H maka kondensasi keduanya dapat terjadi. Suatu kondensasi aldol silang sangat berguna bila hanya satu senyawa karbonil yang memiliki H . Jika tidak maka akan diperoleh suatu produk campuran (Bruice, 2007). Reaksi kondensasi aldol silang yang melibatkan penggunaan senyawa aldehida aromatik dan senyawa alkil keton atau aril keton sebagai reaktannya dikenal sebagai reaksi Claisen Schmidt. Reaksi ini melibatkan ion enolat dari senyawa keton yang bertindak sebagai nukleofil untuk menyerang karbon karbonil senyawa aldehida aromatik menghasilkan senyawa - hidroksi keton, yang selanjutnya mengalami dehidrasi menghasilkan senyawa , -keton tak jenuh.

Kondensasi aldol silang dapat dilakukan melalui dua macam cara yaitu mekanisme enol dan mekanisme enolat. Mekanisme enol dilakukan dengan menggunakan katalis asam, sedangkan mekanisme enolat dilakukan dengan menggunakan katalis basa. Sardjiman (2000) melakukan kondensasi aldol silang dengan bahan dasar yang memiliki substituen hidroksi menggunakan katalis asam klorida. Selain itu asam sulfat juga dapat digunakan untuk reaksi kondensasi aldol silang melalui mekanisme enol (Pudjono, et.al., 2008). Selain katalis asam, katalis basa juga pernah digunakan untuk melakukan kondensasi aldol silang (Affandi, 2008 dan Sri Handayani dkk, 2010).

E. Senyawa 1-3 Sikloheksandion Senyawa ini juga dikenal dengan sebutan : Dihydroresorcinol, Cyclohexane-1,3-dione, 1,3Cyclohexandione, Hydroresorcinol, 504-02-9, 1,3-Cyclohaxanone, Resorcinol. Rumus molekul : C6H8O2 Bobot Molekul : 112,12652
O

(Anonim, 2012) Berwarna kuning terang dan berbentuk bubuk, sangat larut dalam air, titik lebur 105o C, titik didih 235o C, tekanan uap 0,05 (25oC), Density 1,25 g/cm3 (20oC), pKa/pKb 5,26 , koefisien partisi -89 , Heat of Vaporization 47,2 kJ/mol , Heat of Combustion -3079kJ/mol. Penyimpanan diletakkan pada tempat tertutup, kulkas (kira kira suhu 4oC) (Anonim, 2012)

F. Senyawa 4-Dimetilaminobenzaldehid
CHO

N(CH3)2

Struktur senyawa 4-Dimetilaminobenzaldehid (Anonim, 1989)

Nama lain dari 4-dimetilaminobenzaldehid adalah 4-dimetil-aminobenzenakarbonal; pdimetilaminobenzaldehid; pereaksi Ehrlich. Senyawa ini dapat dibuat dari reaksi formilasi dari dimetilanilin dengan dimetilforamid. Senyawa ini berupa granul Kristal kecil, dengan rumus molekul C9H11NO dan berat molekul 149,19. Titik lebur senyawa 74oC dan titik didih adalah 176-177o C, larut dalam alcohol, eter. Kloroform, asam asetat, dan pelarut organic lainnya. Tidak larut dalam air (Anonim, 1989).

G. Katalis

Reaksi kondensasi aldol silang melibatkan suatu katalis basa. Katalis basa tersebut akan bereaksi dengan suatu keton yang kemudian membentuk suatu ion enolat. Ion enolat ini kemudian yang akan bereaksi dengan gugus karbonil dari aldehid (Bruice, 1998). Katalis merupakan suatu bahan yang dapat meningkatkan laju reaksi kimia tanpa diubah dalam keseluruhan kimia, namun tidak berarti terlibat dalam reaksi, katalis akan berada dalam bentuk yang sama sebelum dan sesudah reaksi berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012 , www.chemicalbook.com/ProductMSDSDetailCB8319650_EN.htm, diakses tanggal 26 Februari 2012 Anonim, 2012, pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary.cgi?cid=10434#x27, diakses tanggal 26 Februari 2012 Bruice, P. Y., 2007. Organic Chemistry, Fifth edition, New York.
Fessenden, Ralph J, 1986, Organic Chemistry (Edisi ke-2), Willard Grant Press Publisher, USA Fessenden & Fessenden,1997, Kimia Organik Jilid 2, Erlangga, Jakarta

Hart, Harold, 2003, Organic Chemistry a short course, Erlangga, Jakarta

Pudjono, Sismindari dan Widada, H., 2008, Synthesis of 2,5-bis-(4hydroxybenzylidene) cyclopentanone and 2,5-bis-(4- chlorobenzylidene)cyclopentanone compounds and Antipoliferative Test to Hela Cells, Majalah Farmasi Indonesia 19(1)

Heathcock, C. H. and J. Lampe, 1983, Acyclic Stereoselection. Simple Diastereoselection in the Addition of Medium- and Long-Chain n-Alkyl Ketone Lithium Enolates to Aldehydes, J. Org. Chem., 48, 4330-4337.

Roush, W. R., 1991, Concerning the Diastereofacial Selectivity of the Aldol Reactions of Methyl Chiral Aldehydes and Lithium and Boron Propionate Enolates, J. Org. Chem.,56, 4151-4157.

Sardjiman, 2000, Synthesis of some New series of Curcumin Analogues, Antioxidative, Antiinflamatory, Antibacterial Activities and Qualitative-Structure Activity Relationship, Disertasi, Fakultas Farmasi , Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai