Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktik Biologi

PRINSIP BERPASANG PASANGAN SECARA BEBAS

Oleh : Kelompok II ( XII IPA 5 )

1.Adhitya Prayogo 2.Dini Haryanti 3.Mutia Kanza 4.Rieny Kharisma Putri

SMA NEGERI 1 KOTA METRO T.P 2011/2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Prinsip Berpasang Pasangan Secara Bebas . Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran biologi yang dibimbing oleh Bapak Hasbullah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materiil. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.

Metro, Februari 2012

Kelompok 2

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................................... ....... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii DAFTAR ISI ..... iii

................. BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakanng

1.2 Pembatasan Masalah 2 1.3 Rumusan Masalah 1.4 Tujuan Eksperiment 2 1.5 Manfaat Eksperiment 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................... 3 2

..

2.1 Tinjauan Pustaka 2.2 Hipotesis 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 10 3.2 Metode Penelitian 10 10 3

3.3 Alat dan Bahan .. 10 3.4 Cara Kerja 11

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 13 4.1 Data ... 13

4.2 Pembahasan 14 BAB V PENUTUP 16

..

......

5.1 Kesimpulan 16 5.2 Saran

..

16 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ................. 17

............................................................................................ 18

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya. Masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti yang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian-penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II. Persilangan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas (The Law Independent Assortment of Genes). Dengan mengikuti secara saksama hasil percobaan Mendel, baik pada persilangan monohibrid maupun dihibrid maka secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada keturunannya melalui gamet.

1.2 pembatasan masalah Eksperimen ini dibatasi hanya pada persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda. 1.3Rumusan Masalah 1) bagaimana perbandingan sifat pada perkawinan dihibrid

2) serta bagaimana perbandingan fenotip dan genotip F2 pada perkawinan dihibrid 1.4Tujuan Tujuan eksperiment ini adalah 1. Untuk mengetahui prinsip perbandingan sifat pada perkawinan dihibrid 2. Untuk mengetahui perbandingan fenotip dan genotip F2 pada perkawinan dihibrid 1.5Manfaat Eksperimen Manfaat penelitian ini adalah sebagai media pembelajaran dan penambahan informasi kepada pelajar akan persilangan dengan dua sifat beda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan pustaka Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi independent assortment of genes. Atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji. B untuk biji bulat, b untuk biji keriput, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau. Jika tanaman ercis biji bulat kuning homozigot (BBKK) disilangkan dengan biji keriput hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 keriput kuning dan 1/16 keriput hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru. 2.2 Hipotesis yang diperoleh tidak persis seperti rasio fenotip dan 1

1. prinsip perbandingan sifat pada perkawinan dihibrid, rasio

genotip F2 pada perkawinan dihibrid melainkan hanya mendekati.

BAB III METODE EKSPERIMEN


3.1 Waktu dan Tempat Eksperiment

Hari Pukul Tempat 1 Metro

: Rabu, 22 Februari 2012 : 10.30 12.00 : Ruang laboratorium Biologi SMA Negeri

3.2Metode Eksperiment Dalam eksperimenr ini metode yang dilakukan adalah menganalogikan model gen dengan kancing dan mengkombinasikan persilangannya secara bebas. 3.3Alat dan Bahan 1)Model gen 4 macam warna yang masing masing 24 pasang dengan catatan , misalnya : a. Warna merah melambangkan gen yang menyebabkan biji bulat B dominan
b. Warna putih melambangkan gen yang menyebabkan biji

keriput b resesif
c. Warna kuning melambangkan gen yang menyebabkan

biji kuning K dominan

d. Warna hijau melambangkan gen yang menyebabkan biji

hijau k resesif 2.2 buah gelas kimia kaca/plastik 500 cc

3.4 Cara Kerja 1) Buatlah 1 pasangan gen BBKK (genotip dari individu bulat kuning ) dan 1 pasang bbkk ( genotip dari individu keriput hijau ) 2) Pisahkan pasangan itu membentuk formasi BK dan yang lainya bk ( mengumpamakan proses pembentukan gamet oleh indovidu induk ) 3) Temukan model gen pada no 2 itu dan tuliskan kombinasi yang dihasilkan ( mengumpulkan proses fertilisasi untuk menghasilkan F1 ) bagaimana fenotipnya 4) Buatlah pasangan model gen yang dibentuk oleh individu F1 ( mengumpamakan pembentukan ganet oleh F1 ) ada beberapa macam kombinasi gen pada gamet yang dibentuk 5) Buatlah pasangan seperti no 4 dari seluruh model gen yang kamu siapkan 6) Bagilah menjadi 2 bagian masing-masing pasangan model gen seperti no 4 7) Masukan setengan bagian pada gelas kimia no 1 dan sisanya pada gelas kimia no 2, ( mengumpamakan testis dan ovarium dengan gamet yang dikangungnya) 8) Dengan mata tertutup ambil dan temukan satu persatu pasangan model gen pada no 7 sampai habis dan catat kombinasi yang dihasilkan untuk mengumpamakan proses fertilisasi untuk menghasilakn F2 dan kombinasi gen yang terbentuk mengumpamakan genotipnya.
9) Catat semua data no 7 pada tabel hasil percobaan

10)

Buatlah perbandingan akhir antara jumlah fenotip yang muncul !

BAB IV DATA dan PEMBAHASAN 4.1 Data BBKK BK bk BbKk >< bbkk

Tabel Hasil percobaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Genotip BBKK BBKk BbKK BbKk BBkk Bbkk bbKK bbKk Bbkk Ijiaran / tabulasi IIII IIII IIII III IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII III IIII II IIII IIII I IIII IIII IIII IIII IIII 1 Frekuen si 5 13 10 28 7 11 4 14 4 Fenotip Bulat-Kuning Bulat-Kuning Bulat-Kuning Bulat-Kuning Bulat-Hijau Bulat-Hijau Keriput-Kuning Keriput-Kuning Keriput-Hijau

4.2 Dari

Pembahasan Masalah percobaan yang dilakukan kali ini dilakukan

persilangan dihibrid (persilangan dengan dua sifat beda) yaitu antara bentuk dan warna biji. Dalam hal ini gen Bulat (B) pembawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dominan terhadap biji keriput (b) pembawa sifat untuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat untuk warna biji hijau. Persilangan antara biji bulat berwarna kuning (BBKK) dengan biji keriput berwarna hijau (bbkk) maka diperolehlah F1 yang 100% berwarna bulat berwarna Kuning (BbKk), karena biji bulat dan biji berwarna kuning bersifat dominan terhadap biji keriput dan biji berwarna hijau. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya (F1), maka diperoleh empat macam fenotipe yaitu Bulat-Kuning (B-K-), Bulat-Hijau (B-k-) , Keriput-Kuning (b-K-), dan 1

Keriput-Hijau (b-k-). Dengan genotipe untuk Bulat-Kuning (BBKK; BBKk; BbKK dan BbKk), Bulat-Hijau ( BBkk; Bbkk), Keriput-Kuning ( bbKK; bbKk) serta Keriput-Hijau (bbkk). Menurut hukum Mendel II, perbandingan fenotipe untuk persilangan dihibrid pada F2 adalah 9:3:3:1. Hasil dari percobaan yang dilakukan, untuk pengambilan 96x diperoleh data rasio fenotifnya, yaitu sifat Bulat-kuning sebanyak 56kali, sifat Bulat-Hijau sebanyak 18 kali, dan sifat Keriputkuning sebanyak 18 kali dan keriput-hijau sebanyak 4 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 9:3:3:1. yang mendekati angka

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Persilangan dihibrid adalah persilangan organisme yang memiliki dua sifat beda. Sesuai dengan Hukum Mendel II yaitu pengelompokan secara bebas yang mengahsilkan perbandingan genotif F2 = 9 : 3 : 3 : 1. Dari hasil dari percobaan yang dilakukan, untuk pengambilan 96x diperoleh data rasio fenotifnya, yaitu sifat Bulat-kuning sebanyak 56kali, sifat Bulat-Hijau sebanyak 18 kali, dan sifat Keriput-kuning sebanyak 18 kali dan keriput-hijau sebanyak

4 kali. Sehingga diperoleh perbandingan angka 9:3:3:1.

yang mendekati

DAFTAR PUSTAKA 1. Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai